Pagi harinya, dirumah Oliv..
Oliv melakukan keseharian nya seperti biasanya, bangun tidur kemudian membersihkan diri dan bersiap pergi menuju kampus nya.
Setelah mengenakan pakaian yang cukup rapi baginya, ia pun segera turun untuk menyiapkan sarapan. Tapi saat ia sudah sampai dibawah, ia dikejutkan dengan semua makanan sudah tersedia di meja.
" Wahh... Banyak sekali sarapan nya. "
Perhatian nya pun kemudian teralihkan kepada Henry yang berjalan keluar dari dapur, dengan beberapa piring ditangannya.
Henry pun juga menoleh kearahnya saat menyadari keberadaannya disana. " Oh, kau sudah bangun. Duduklah dan makan makanan nya. " ucapnya.
Oliv pun mengangguk dan duduk dikursi diikuti dengan Henry yang duduk di depannya.
" Kakak yang masak semuanya, kenapa tidak membangunkan ku?? " tanya Oliv sebelum mereka makan.
Sementara Henry yang sedang menyiuk makanan hanya tersenyum dan berkata, " Tidak apa-apa, hanya memasak hal mudah tidak perlu membangunkan mu. Kau terlihat sangat lelah jadi kakak tidak tega membangunkan mu. Ini, makanlah." ia memberikan piring berisi penuh makanan padanya.
Oliv hanya membalasnya dengan deheman kecil dan tersenyum, ia merasa sedang dilayani oleh kakaknya, mungkin ini hiburan untuk apa yang telah terjadi. Dan Oliv sangat senang dengan hal itu, lebih senang lagi karena sekarang ia bisa makan bersama dengan kakaknya yang biasanya super sibuk.
Oliv menceritakan banyak hal sembari menikmati makanan yang dibuat oleh kakaknya itu. Dan Henry pun mendengarkannya dengan seksama. Ini karena sudah lama mereka tidak sarapan bersama setenang itu, biasanya Henry selalu terburu-buru jadi Oliv hanya bisa membekali nya dengan masakan yang ia siapkan, karena itu dia merindukan waktu makan bersama dengan adiknya.
Tapi hari ini dia punya waktu luang, jadi ia pun tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan itu dan membuatkan makanan kesukaan adiknya. Meski begitu, waktu harus berlalu dengan cepat...
Setelah sarapan, Oliv pun mengambil tasnya dan segera pamit kepada Henry untuk pergi ke kampus.
" Kak, aku pergi dulu, ya. "
" Hati-hati dijalan, ya. "
Henry memberikan kecupan singkat di kening adik nya itu, Oliv juga tersenyum sangat bahagia diperlakukan seperti itu. Ia pun bergegas pergi sambil melambaikan tangannya kpd Henry yang masih ada diteras rumah, Henry juga membalas lambaian itu dengan senyum lembut diwajahnya. Sampai masing-masing dari mereka tidak terlihat lagi.
Dan seperti biasa, Oliv menunggu bus di halte untuk pergi ke kampus. Tidak lama bus itu pun datang, ia segara naik dan duduk di dalam bus itu. Di perjalanan menuju sekolah ia terus saja mendengar ocehan dari para ibu-ibu dibelakang nya, karena itu Oliv memutuskan mengabaikan pembicaraan itu dan memakai earphone untuk mendengar kan lagu favorite nya.
Ia sudah biasa mendengar para ibu-ibu itu menggosip kan orang lain, tapi ia juga tidak ingin terlihat dengan urusan seperti itu. Ia lebih baik menikmati perjalanan nya dijalanan kota menuju kampusnya.
Perhatian nya teralihkan saat seseorang menyentuh bahunya dan samar-samar memanggil namanya.
" Oliv. "
Oliv langsung menoleh untuk melihat orang yang memanggilnya, dan melepaskan salah satu earphone dari telinganya.
" Ah, senior Samuel. Ada apa?? " tanya Oliv kepada orang yang berdiri dihadapannya.
Sementara orang itu, yang dipanggil Oliv Samuel tersenyum dengan ramah padanya. " Boleh aku duduk denganmu?? " tanyanya.
Oliv sedikit terpana dengan itu, Samuel benar-benar orang yang sopan. " Tentu, silahkan duduk, senior. "
Setelah Oliv memberikan izin kepadanya, Samuel pun duduk disampingnya, dia adalah salah satu pria paling populer disekolah nya. Juga merupakan kapten tim basket dan salah satu dewan perwakilan mahasiswa di kampus. Terkenal dengan sifat nya yang lembut dan ramah, serta senyuman nya yang menawan.
Oliv dan Samuel tidak terlalu dekat, tapi karena sifat Samuel yang memang baik mereka jadi cukup akrab. Meski begitu, Oliv masih tetap gugup jika bersamanya, bahkan saat ini. Keduanya hanya diam tanpa sepatah katapun, tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Sampai Oliv yang pertama kali angkat suara, " Um... Aku tidak tahu senior selalu naik bus. "
" Iyah, biasanya teman-teman ku selalu menjemput ku. Tapi kali ini mereka pasti melupakan ku. " jawab Samuel kemudian.
" Haha.. Senior bisa saja, mereka tidak mungkin melupakan mu. "
" Kau sendiri, apa kau selalu naik bus?? "
Oliv berpikir sebentar mengingat seberapa sering dia naik bus untuk bepergian. " Iya, kadang aku selalu meminta Mia menjemput ku juga. Sisanya mungkin aku naik taksi saja. " ucapnya.
" Bukankah kau bisa bawa mobil sendiri, jika tidak pun kenapa tidak meminta kakak mu mengantarkan mu saja?? " tanya Samuel lagi.
" Mmm... Aku tidak mau merepotkan kakak, dia sudah sangat sibuk untuk menjagaku juga untuk menghidupi ku. Jadi untuk hal seperti ini aku naik bus saja. " ucap Oliv sambil tersenyum agak canggung dan menggaruk pipinya.
Sementara Samuel salut dengan keputusan Oliv yang tidak mementingkan diri sendiri, apalagi senyuman nya itu yang bisa membuat orang langsung jatuh cinta dengannya. Mereka mengobrol cukup lama, dan ada banyak hal yang dibahas. Terutama ketika masalah yang menyangkut sekolah...
Ditengah obrolan mereka itu, Oliv melihat seorang nenek tua yang berdiri di samping mereka. Dia pun inisiatif berdiri dan mendekati nenek itu.
" Nenek, mari duduk di sini. Biar aku yang menggantikan mu berdiri. " ucap Oliv dengan senyum ramahnya, ia memberikan kursi tempatnya duduk kepada nenek itu.
" Terima kasih, nak. Kau sangat baik, aku berdoa agar kau terus bahagia selalu. " ucap nenek itu yang begitu senang dengan kebaikan hati Oliv.
" Sama-sama, dan Terima kasih kembali, nek. "
Oliv pun membantu sang nenek untuk duduk ditempatnya sebelumnya, dan dia yang berdiri disamping Samuel dan nenek itu.
" Kau benar-benar sangat baik Oliv. " ucap Samuel yang terkesan dengan itu, tidak banyak yang mau mengalah kepada seorang lansia hanya karena tempat duduk.
" Senior terlalu memuji. "
Beberapa saat perjalanan mereka, akhirnya mereka pun sampai dikampus tempat mereka belajar, keduanya pun turun dari bus. Oliv dan Samuel juga masuk kedalam kampus bersamaan, karena sudah bersama selama perjalanan.
Tentu saja itu menjadi sorotan dari para penghuni kampus yang melihat mereka berjalan bersama dan mengobrol dengan sangat akrab. Meski sebenarnya sudah ada banyak rumor tentang mereka punya hubungan khusus tersebar dikampus, tapi mereka tidak pernah membenarkan hal itu. Tapi gosip tidak berhenti sampai disana. Tentu ada saja tatapan pria maupun wanita yang merasa tidak senang melihat keakraban mereka.
Saat melewati lorong kampus, tiba-tiba saja ada seseorang yang berlari dan memeluk Oliv dari belakang.
" Oliv. " panggil orang itu, dia adalah Amelia.
" Aah, Amel. Jangan berlari dan memeluk ku dari belakang seperti itu lagi, bagaimana jika kita berdua jatuh. " ucap Oliv agak kesal karena itu.
" Hehehe... Maaf. " sementara Amelia hanya cengengesan karena dimarahi Oliv. " Pagi senior. " ucapnya pula kepada Samuel.
" Pagi juga Amelia, kau selalu bersemangat seperti biasa, ya. " sahut Samuel dengan baik.
Mereka pun lanjut mengobrol sembari melewati lorong kampus bersama, ketiganya nampak akur bersama. Amelia dan Samuel juga tidak canggung satu sama lain, entah apa mungkin karena Samuel yang mudah bergaul atau Amelia yang terlalu blak-blakan.
Sampai didekat kelas Oliv, Samuel pun pamit untuk pergi ke kelasnya sendiri. Akhirnya tinggal Amelia dan Oliv yang berjalan bersama menuju kelas Oliv, karena kelas Amelia berada dua kelas setelah kelasnya Oliv.
" Hei-hei, apa hubungan mu dengan senior?? " tanya Amelia dengan ekspresi yang benar-benar sangat penasaran. Itu wajah dari orang pecinta gosip.
Oliv sedikit terbebani dengan hal itu, sekarang temannya adalah tukang gosip. " Aku tidak punya hubungan apapun dengan senior, dia hanya senior ku. "
" Aku tidak percaya. "
" Kalau tidak percaya ya sudah, pergi sana ke kelasmu. "
Amelia nampak kesal karena Oliv menyuruhnya pergi, nampak dari ia yang melipat tangannya didepan dada sambil mengerucut kan bibirnya. Kemudian ia benar-benar pergi dari sana, Amelia kesal karena Oliv tidak memberitahu nya tentang Samuel.
Sementara Oliv hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah Amelia yang seperti anak kecil, ia memutuskan untuk segera membuka pintu kelasnya. Dan saat pintu itu dibuka....
Oliv disuguhkan dengan suasana sangat mencekam, akibat dua orang yang selalu tidak bisa akur. Siapa lagi kalau bukan Shine dan Mia, keduanya benar-benar membuat orang sakit kepala.
Oliv pun masuk kedalam dan duduk tanpa mempedulikan mereka, meski sebenarnya dia sangat ingin memukul keduanya sekaligus, jika bisa. Tidak lama kemudian kelas pun dimulai dengan cukup tenang seperti biasanya.
* Bel istirahat pun berbunyi.
Saat istirahat, Oliv, Mia dan Amelia sudah ada dikantin. Mia yang memesankan makanan untuk mereka, seperti biasa mereka hanya duduk bertiga. Karena yang lainnya tidak berani duduk bersama mereka karena Mia selalu menatap mereka yang cari-cari kesempatan kepada Oliv dengan tajam. Tentu saja itu pasti mengganggu mereka.
" Baiklah, makanan kalian datang. " ucap Mia sambil membawa makanan yang mereka pesan, ia pun duduk di samping Amelia.
Suasana bagus, hingga saat Oliv mengungkit sesuatu yang mengganggunya. " Mia, bisakah kau berdamai saja dengan Shine. "
" Haah, kau ingin aku berdamai dengan dia?? Tidak akan pernah. " Mia membuang muka karena kesal teringat masalah tadi pagi padahal itu sepele.
Oliv menghela nafas karena itu, dia tahu tapi mau bagaimana lagi. Karena itu dia mencoba untuk membujuknya, " Tapi pikiran siswa yang lainnya juga, mereka selalu saja merasa tidak nyaman karena kalian selalu bertengkar setiap kali bertemu. Memang bukan hal baru bagimu, tapi mereka selalu merasa tertekan karena tatapan mu dan juga Shine. "
Mia nampak berpikir sebentar, memang benar juga apa yang diucapkan oleh Oliv. Tapi dia tidak bisa menghilangkan kekesalan nya kepada Shine begitu saja. Entah kenapa ada sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman didekatnya..
Amelia yang mulai merasa tidak suka dengan percakapan itu pun mulai menengahi mereka, " Sudahlah, Mia kan memang selalu seperti itu. " ucap nya sambil memakan makanan yang ada dihadapannya.
" Iya sih. " Oliv setuju, tapi dia tetap tidak suka.
" Ah, yang sudah. Ayo makan saja. " ucap Mia pula mengalihkan percakapan.
Oliv mengangguk saja tidak mau memperkeruh suasana. Dan mereka memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan agar Mia lebih nyaman, karena sejak saat Oliv mengungkit soal Shine dia selalu saja memperlihatkan ekspresi ingin menghajar seseorang.
Sedangkan disisi lain secara tidak kebetulan, Shine dan yang lain pun masuk ke kantin. Tentu saja itu mengundang teriakan para wanita yang tergila-gila kepada mereka, dan para pria yang tergila-gila kepada Achilla.
" Sepertinya tempat ini sudah penuh. " ucap Arcane sambil memperhatikan sekitaran mereka.
" Kita duduk disana saja. " ucap Kevin datar, yang lain pun mengikuti arah yang ditunjuk Kevin, itu tempat Oliv dan yang lainnya berada.
Dan kali ini, Aris memasang ekspresi tidak suka. " Haah?? Maksudmu dengan bocah rusuh (Mia) itu?? " tanyanya terdengar mengeluh.
Dia nampaknya lebih tidak menyukai Mia dari pada Shine yang selalu bertengkar dengannya, benar-benar mengherankan.
Tapi Kevin menyerangnya dengan serangan fakta, " Memangnya ada tempat lain?? " bahwa tidak ada tempat lain yang bisa mereka pakai disana.
Dan itu berhasil membuatnya tutup mulut. Yang lain juga setuju dengan itu..
Achilla pun bertanya kepada yang lebih memimpin saja, " Bagaimana menurutmu, Shine?? "
" Terserah. " tapi dia tidak terlalu peduli juga, meski begitu tatapan nya terus tertuju kearah sana.
Alvin yang tahu itu pun tersenyum nakal dan menggodanya, " Bagi Shine, dimana saja terserah saja, yang penting ada Oliv disana. "
Yang langsung dibalas dengan tatapan kurang menyenangkan dari Shine, itu berarti jelas apa yang dikatakannya benar, dan Alvin hanya tersenyum cerah seolah tidak ada apa-apa. Mereka pun akhirnya pergi menghampiri meja Oliv dan yang lain, dari pada terus berdiri disana dan kembali bertengkar.
" Hai, Girls. Boleh gabung?? " tanya Alvin kepada Oliv dan teman-teman disana.
Yang langsung dijawab...
" Boleh. " sahut Oliv.
" Tdk. " sahut Mia.
....Oleh mereka secara bersamaan, membuat mereka saling pandang satu sama lain dengan jawaban mereka masing-masing.
" Haha.. Jadi yang benar yang mana ini?? " tanya Arcane agak canggung dengan situasi sekarang.
" Aku. " tapi Oliv dan Mia kembali menjawab disaat yang sama.
Yang lainnya jadi bingung harus bagaimana, namun tidak bagi Shine yang langsung duduk di samping Oliv tanpa bekata apapun lagi.
" Sudah duduk saja. " sampai Amelia mangambil alih ini dan membuatkan Arcane dan yang lainnya duduk.
Kali ini Oliv memenangkan suara, sementara Mia harus kalah dan menahan kekesalahan disaat yang sama. Jadi Arcane dan yang lain pun duduk disana, sedangkan Alvin dan Achilla pergi memesan makanan untuk mereka dan segera ikut bergabung.
Sementara itu, seperti yang sudah diduga, Mia dan Shine mulai lagi.
" Kau jauh-jauh dari Oliv. " ucap Mia sambil menatap tajam kearah Shine.
" Siapa kau berani memerintah ku?? Lagi pula ini tempat umum, siapapun bisa duduk dengan nya. " ucap Shine sambil tersenyum sinis membalas Mia, dan pasti itu membuatnya kesal.
" Kau.... "
Keduanya kembali berseteru akan hal sepele seperti ini, memangnya apa yang harus mereka debat kan sih.
" Kalian sudah hentikan. " Oliv benar-benar sudah tidak tahan dan mulai kesal dengan sikap mereka.
Dia pusing dengan kelakuan kekanak-kanakan dari dua orang itu, benar-benar bikin orang lain sakit kepala. Saat dia sudah cukup pusing dengan mereka, tiba-tiba saja datang lagi seseorang yang menggebrak meja mereka dengan keras.
BRAKK....
*****
Nama : Samuel Ersya Delana
Umur : 20 tahun.
Sifat : Baik, ramah, lembut.
Ket : Ketua tim basket, anggota dewan perwakilan mahasiswa, salah satu orang yg menyukai Oliv.
------------------------------------------------------------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Violla
lanjut
2020-08-10
1
Violla
next
2020-08-10
1