Di markasnya, Shine tengah melamun memikirkan Oliv. Ada banyak rahasia yang disembunyikan oleh gadis itu, meski dia terlihat lemah dan juga lembut. Tapi dia bisa berubah 180° jadi seperti orang lain. Kejadian tadi siang saat ada seseorang yang ngotot ingin menikah dengannya pun dia menunjukkan sisi lainnya itu.
Hal itu membuatnya semakin penasaran dengan rahasia yang disembunyikan nya. Padahal yang dia lihat biasanya Oliv itu anak yang sederhana dan ramah, tapi saat terakhir kali dia berubah menjadi orang yang tegas dan dingin. Seseorang yang... terlihat seperti pernah berorieantasi dalam kekuasaan.
Oliv memiliki ketegasan dan kharisma yang cukup kuat dibandingkan dengan perempuan yang hidup biasa-biasa saja.
" Ughh..."
Lamunan nya tiba-tiba buyar ketika mendengar suara rintihan orang yang ada di bawah kakinya saat ini, orang yang sudah babak belur dibuatnya.
" Jadi bagaimana tadi?? Masih tidak mau mengatakan nya?? " tanya Shine kemudian.
" Uhh.. Tuan, saya.. sudah mengatakan semuanya. " tapi melihat dari jawabannya, sepertinya dia masih keras kepala kepada Shine.
" Dan kau pikiran aku akan percaya begitu saja? "
Suaranya semakin terdengar dingin di telinga orang-orang yang ada si sana, membuat mereka merinding karena nya. Apalagi mengingat siapa yang ada di depan mereka ini. Pemimpin muda yang telah diakui kekuatan dan kewenangannya hingga tidak perlu bersembunyi dibalik bayang-bayang lagi. Dan orang yang terus melambungkan sayapnya hingga mencapai puncak tertinggi kekuasaan.
Orang seperti itulah Shine..
Itu sudah pasti membuat mereka tidak berani melawannya. Sial sekali bagi orang yang ada di bawah kakinya itu, bisa-bisanya menyinggung orang seperti Shine.
" Iya, iya. Kau memang tidak pernah mempercayai siapapun kan, kak? " ucap seseorang lagi yang baru saja datang dan mengalihkan perhatian semua orang padanya.
Seorang gadis berambut putih dengan mata merahnya yang seperti ruby, berjalan mendekati Shine dengan senyuman sinis diwajahnya. Siapa lagi kalau bukan adiknya, Kalisa Tasiana Egnis Crawless.
" Bukankah aku benar, kakak?? " tanya Kalisa kemudian.
" Apa yg kau lakukan di sini, Lisa?? " ekspresi Shine langsung berubah jadi sedikit lebih lembut setelah kedatangannya. Dia menatap Kalisa dengan mata yang hangat.
" Aih, kakak ini bagaimana sih. Ini kan juga tempat milikku, untuk apa aku perlu izin dari kakak untuk datang kemari. " sahut Kalisa dengan santainya.
Dia berhenti tepat di sebelah Shine yang duduk di kursi yang ada di sana, kemudian ia melihat orang yang ada di bawah sana. Biasanya dia akan langsung memintanya dari kakaknya, tapi hari ini suasana hatinya sedang bagus.
" Kakak tahu kan kak Chilla mengajakku bermalam di rumah temannya. Oh...! Teman kakak juga. " ucap Kalisa sekaligus mengoreksi ucapannya sendiri disaat yang sama.
" Lalu?? " tanya balik Shine kepadanya.
" Aku jadi penasaran seperti apa dia. Hingga bisa membuat kakakku yang dingin dan datar ini terus melamun. "
Shine hanya tersenyum mendengar pernyataan adiknya itu, sudah pasti dia akan penasaran jika kakaknya berubah jadi aneh seketika kan. Dia tidak terkejut lagi dengan hal itu, karena dia sudah menebaknya.
" Kau tdk akan kecewa. " dan hanya itu yang diucapkan Shine.
" Kuharap begitu. " sahut Kalisa.
Dia selalu tidak terlalu yakin dengan pilihan kakaknya, bagaimana jika dia hanya wanita yang memanfaatkan nya saja. Bisa dibilang dia itu terlalu khawatiran tentang kakaknya sekarang, atau mungkin dia jadi sister complex.
" Kalau begitu, aku pergi dulu. " ucapnya pula sambil melambaikan tangannya kepada Shine dan berbalik hendak pergi, tapi sesaat kemudian dia berhenti dan kembali menoleh kepada kakaknya. " Oh, ngomong-ngomong. Aku juga punya satu sampah di ruang sebelah, bisa kakak tolong bersihkan. " ucapnya sambil menunjukkan wajah imut.
Padahal sampah yang dia maksud bukan sampah yang biasanya dia bayangkan oleh orang awam, tapi bagaimana bisa dia tersenyum seolah itu bukanlah hal besar.
Shine hanya menghela nafas mendengar itu, setiap kali Kalisa melakukan sesuatu selalu dia yang disuruh untuk membersihkannya. " Suruh saja orang lain untuk melakukan nya. " ucap terdengar malas.
" Kakak saja yang lakukan, aku sibuk, huh. " sahut Kalisa yang berpura-pura marah sambil berlalu pergi dari sana.
Tapi Shine tidak yakin kalau Kalisa marah, dia bahkan bisa mendengar suara tawanya setelah keluar dari pintu. Sementara Kalisa terburu-buru pergi dari tempat itu menuju tempat Achilla untuk pergi bersama dengannya kerumah Oliv.
***
Sedangkan dirumahnya, Oliv tangah menyiapkan makanan didapur. Karena sebentar lagi teman-teman nya datang, dia pun segera memasak makanan untuk mereka makan. Dia juga sempat bertanya kepada Henry apa dia akan ada di rumah atau tidak, tapi dia bilang dia mungkin tidak bisa pulang, jadi malam ini hanya akan diisi oleh obrolan para gadis dirumah nya.
Dia memasak sambil bersenandung, membuatnya semakin menikmati momen memasak itu.
" La.. la.. la.. Eh, ngomong-ngomong apa mereka akan suka dengan masakan ku tidak, ya?? " gumamnya pula sambil menimang-nimang pendapat itu.
Tok.. tok.. tok..
Saat itulah dia teralihkan karena mendengar suara seseorang mengetuk pintu, Oliv pun mengelap tangannya menggunakan serbet dan segera berjalan kedepan untuk membukakan pintu.
" Iya, sebentar. " ucapnya.
Ceklek... Dia pun membuka pintunya, dan melihat kalau Mia dan Amelia sudah ada di sana dengan masing-masing sebuah tas ditangan mereka.
" Hai, Hai. Kami datang. " ucap Amelia dengan girang dan langsung memeluk Oliv.
" Selamat datang, ayo masuk. " sahut Oliv pula.
Mereka pun segera masuk kedalam sana, dan di dalam sana rumah sudah tertata rapih, bersih dan juga wangi. Nampaknya Oliv membersihkan nya terlebih dahulu sebelum mereka datang.
" Wahh, rumahnya bersih sekali. " ucap Amelia terkagum-kagum.
" Iya, kebetulan sekali aku sudah selesai membersihkan nya. " sahut Oliv menimpali.
" Kau benar-benar membersihkan nya sendirian?? " tanya Mia.
" Tentu saja, lagipula dirumah hanya ada aku. Kakak sudah kembali lagi ke perusahaan dan mungkin tidak akan pulang. "
Oliv sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti itu sendirian, lagipula dia tidak suka tempat yang berantakan. Karena itu dia selalu membersihkan rumah setiap kali ia merasa kalau itu tidak rapih.
" Ehh, jadi Oliv melakukan nya sendiri. Kanapa tidak menunggu kami?? " tanya Amelia yang entah kenapa terdengar seperti keluhan. Dia mungkin ingin ikut membantu namun tidak diberi kesempatan, jadi dia sedih.
" Sudahlah, lagipula semuanya sudah beres. " Oliv hanya tersenyum manis kepadanya, " Ah, aku lupa sup nya. " ucapnya pula terkejut sendiri.
Dia pun langsung bergegas kembali kedapur untuk mengangkat sup yang ia masak, saat pintu rumah nya kembali diketuk dari luar.
" Biar aku yang buka. " ucap Mia ketika mendengar itu.
" Kalau begitu tolong, ya. " sahut Oliv dari dapur.
Mia pun membukakan pintu itu, dan di depannya sudah berdiri Achilla dan dua orang lagi yang tidak ia ketahui bersamanya.
" Hai, Mia. Kau cepat sekali sampai. " Achilla berjalan masuk bersama dua yang lainnya.
" Mana ada, aku juga baru sampai. Ayo masuk. " sangkal Mia kemudian.
Mereka pun masuk lebih dalam ke rumah, dan saat itu Oliv sedang menata makanan yang ia buat di atas meja makan dibantu oleh Amelia.
" Ah, kau sudah datang Chilla dan... " ucap Oliv menggantung ketika melihat yang lainnya.
" Oh, benar juga. Teman-teman perkenalkan ini sepupu-sepupu ku yang lucu tapi gila. Raisa dan ini Kalisa, adik dari Shine. " ucap Achilla sambil memperkenalkan mereka kepada teman-temannya.
" Halo. " sapa Raisa dengan sopan.
" Halo juga untuk mu, namaku Oliv. " sapa balik Oliv.
" Aku Mia. "
" Dan aku Amelia. "
Mereka saling berkenalan satu sama lain, tapi Kalisa masih terdiam sambil manatap Oliv dihadapannya, ekspresi nya terlihat seperti orang yang tercerahkan akan sesuatu. Dan itu membuat Oliv dan Achilla saling tatap bingung dengan reaksi yang diperlihatkan oleh Kalisa.
" Anu... Kalisa. " panggil Oliv yang langsung menyadarkan Kalisa dari lamunannya.
Ia pun segera menjawab, " Ah, apa?? Oh, maaf. Aku malah melamun. " ucap agak canggung.
Sementara Oliv terkekeh karena nya, " Tidak apa-apa. Nah, ayo makan dulu saja. " ucap nya kemudian.
" Yeyy.. Makan. " ucap Amelia yang langsung berbinar.
Dia selalu yang paling bersemangat jika mendengar kata makan, yang lainnya hanya tertawa melihat itu. Dalam sekejap suasana mereka seperti sudah bersama bertahun-tahun saja, tidak ada rasa canggung sama sekali. Tapi untuk Kalisa, Oliv memiliki kesan berbeda di matanya...
" Dia agak mirip dengan ibu, hanya saja ibu memiliki sifat yang kejam. Yah, kurasa aku akan menyukai nya juga. " batin Kalisa yang kemudian tersenyum senang sambil menatap Oliv.
" Kalisa, apa kau mau makan ini juga?? " tawar Oliv sambil memberikan sebuah piring kepada nya.
" Tentu, aku tidak pilih-pilih makanan kok. " dan Kalisa menyahuti nya dengan baik.
Mereka pun mulai makan bersama, tentu saja dengan damai dan tenang, hanya obrolan kecil saat makan.
" Wahh, makanan nya enak sekali. " ucap Raisa ketika ia mencicipi makanan Oliv.
" Benar, ini seperti makanan yang dimasak bibi Anastasia. " sahut Achilla yang juga kagum dengan itu.
" Syukurlah jika kalian menyukai nya, aku khawatir jika ini tidak sesuai dengan kalian. " ucap Oliv merasa lega.
Ternyata kekhawatiran itu tidak terjadi sama sekali, Oliv jadi senang karena mereka menyukai masakannya.
" Kau bercanda ya, ini makanan yang sangat enak. " ucap Amelia.
" Untukmu makanan apapun pasti akan terasa enak. " sahut Mia dengan ekspresi datar diwajahnya.
" Tapi makanan ini memang enak, kok. " ucap Kalisa pula menyahuti.
Oliv benar-benar sangat senang, apalagi karena bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. Setelah makan selesai, mereka pun memulai perbincangan kecil mereka di ruang TV. Malam itu Oliv merasa sangat tenang dan bahagia karena ditemani banyak orang, dia tidak merasa sendirian lagi, dan mereka adalah orang-orang yang sangat menyenangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Febby 🐝✨
lanjut thor
2020-08-28
0
Murniati Atma
jangan lama2 upnya ya thor
2020-08-28
2