Semua orang (-Arcane dan yang lain) dibuat bingung dengan apa yang dilakukan kedua orang itu, bahkan Oliv sendiri masih belum memproses perkataan Reihan, tapi sudah dikejutkan dengan apa yang dilakukan keduanya lakukan sekarang.
" Dia tidak akan menerimanya!. " Samuel terlihat tidak senang dengan itu.
" Kau tidak pantas dengannya. " dan Shine menatap pria itu dingin, dengan suasana hati yang begitu buruk sekarang.
Mereka bedua menatap pria didepan mereka dengan tatapan tajam yang sama, Cemburu. Sedangkan Reihan yang melihat langsung bangkit berdiri, dan sedikit tertawa..
" Haah... Sudah kuduga pasti akan ada yang menghalangi, tapi.... siapa kalian yang bicara seenaknya. Padahal Oliv sendiri belum memutuskan nya. " ucap Reihan.
" Aku temannya, dan aku tidak mau Oliv bersama laki-laki baj****n sepertimu. " ucap Samuel dengan lantang.
" Hemm... Iya, aku pernah bertamu dengan mu di Club waktu itu. "
Waktu itu, Samuel melihat Reihan bersama dengan perempuan lain dan bersenang-senang di Club. Itu cukup sering sebenarnya.
" Dan kau?? " tanya Reihan yang tidak mengenali siapa Shine.
" Apa aku perlu alasan untuk melarangnya menikah dengan sampah seperti mu??. " tanya balik Shine tanpa ekspresi.
" Ke.. Kejamnya, kata-katanya sangat menusuk. " batin semua orang yang ada di sana dalam pikiran yang sama.
Semua orang berpikir begitu, tapi tidak dengan Arcane dan yang lain yang sudah tahu sifatnya Shine, namun dia juga mengkhawatirkan apa yang akan terjadi jika pria itu tetap bersikeras dan tidak menyadari situasinya. Dia pun langsung memberikan kode tangan.
Dan disaat kejadian itu masih berlangsung, Kevin lah yang diam-diam menelpon seseorang, dan meminta beberapa orang datang jikalau nantinya terjadi sesuatu atas perintah Arcane.
" Bagaimana menurutmu, Oliv?? " tanya Reihan pula kepada Oliv selaku orang yang bersangkutan.
Oliv tidak segara menjawabnya, tapi berjalan maju mendekatinya. Melewati Shine dan Samuel yang terlihat tegang dengan apa yang akan dilakukan nya. Dan saat sudah didepan nya, Reihan terlihat tersenyum puas karena respon Oliv.
Namun... Oliv hanya mengulurkan tangannya dan menutup kotak cincin yang ada di tangan Reihan saat ini.
Tentu saja itu... membuat semua orang makin bingung dengan apa yang ia lakukan.
" Maaf, aku tidak bisa menikah dgn mu. " ucap Oliv sambil menunduk merasa tidak enak, lalu... " Lagi pula kau.... Bukan tipe ku. " lanjutnya dengan senyum tanpa dosa.
Kata-kata itu terdengar sangat menusuk bagi semua orang lagi, setelah perkataan yang diucapkan Shine sebelumnya.
" Ja.. jahat, mereka berdua sama-sama jahat. " batin semua orang.
Disisi lain, Shine dan Samuel pun menghela nafas laga mendengar itu, tapi tidak dengan Reihan yang terlihat tidak senang, atau justru sangat marah.
" Apa alasan nya?? Apa cincin ini kurang mahal bagimu?? " tanyanya dengan kening berkerut.
Oliv langsung menggelengkan kepalanya mendengar itu.
" Aku tidak butuh barang yang mahal, tapi seseorang yang sanggup melindungiku. Dan juga tulus mencintai ku. " ucap Oliv dengan tegas.
" Aku bisa melakukan nya, tapi kenapa kau.... "
" Kau memang sanggup melakukan apapun. "
Oliv memotong perkataan Reihan sebelum ia menyelesaikannya, ia pun menarik nafasnya sejenak kemudian menghembuskan nya dengan lelah. Rasanya seperti ada beban berat yang ia tanggungnya sendirian.
" Kau mampu memberiku apapun, kau mampu untuk mencintai ku. Tapi kau tidak mampu melindungi ku, apalagi aku yang sama sekali tidak mencintaimu. Kau belum memperlihatkan kesungguhan dan belum mendapatkan kepercayaan dariku. Hanya itu saja.. " ucapnya pula.
" Tidak bisa melindungi mu?? " ucap Reihan, dia tiba-tiba mencengkram bahu Oliv dengan kuat. Oliv yang terkejut tidak sempat menghindari nya.
" Memangnya apa yang kurang sampai aku tidak bisa melindungi mu?!!. " tanya Reihan yang marah. " Katakan padaku apa yanh kurang?! " Reihan mengguncang tubuh Oliv.
" Oi, hentikan!. " teriak Aristide dari belakang sana.
Raihan tidak mendengarkan Aristide dan mencengkram Oliv semakin kuat, membuat Oliv meringis.
" Katakanlah, Oliv?! Aku sangat mencintai mu, tapi kanapa kau menolakku?!." tanyanya entah kenapa terlihat cukup putus asa, mungkin dia pernah mengalami hal buruk dalam dunia percintaannya juga.
Tapi ada satu hal yang tidak diketahui olehnya tentang Oliv...
Dan karena sudah tidak tahan lagi, Oliv langsung mendorong Reihan dan mundur beberapa langkah dari hadapan nya. Masih dengan wajah tenang, tapi menatapnya datar.
" Cinta?? Perasaan menjijikkan mu itu kau sebut cinta?? " ucap Oliv terdengar dingin, sangat beda dengan dirinya yang biasanya, matanya menatap kosong tanpa perasaan.
Shine yang melihat itu tersentak kaget, apalagi atmosphere yang dingin ini. Dia pernah merasakannya dari Kalisa, adiknya. Ketika dia ditekan ke ujung tanduk dan mulai kehilangan empatinya.
Dia menatap Oliv tidak percaya, bagaimana bisa orang sepertinya punya hal seperti ini. Teman-temannya yang lain juga menyadari ada yang salah dengan ekspresi Shine, namun masih belum menemukan apa alasannya.
Namun Reihan tidak menyadarinya, " Banar, aku mencintaimu Oliv karena itu lah aku datang sekarang, Oliv. " ia justru berkata seperti itu.
" Sudah kuduga aku tidak bisa. " ucap Oliv tiba-tiba, membuat semua orang bingung. " Aku tidak bisa melanjutkan nya, aku tidak bisa melakukan ini. " lanjutnya.
Oliv pun mengangkat kepalanya yang tertunduk didepan Reihan, " Kau tidak seharusnya menggunakan kata itu untuk obsesi gila mu itu. " ucap Oliv yang berubah dingin dan tatapan matanya yang berubah sinis.
Semua orang dibuat terkejut dengan perubahan Oliv yang sangat tiba-tiba, ini pertama kalinya Oliv menampakkan sifat dinginnya dihadapan semua orang. Bahkan Reihan pun juga terkejut dengan perubahan itu, tapi dia masih mempertahankan keyakinan nya.
" Apa maksudmu?? " tanyanya kemudian.
" Reihan, yang kau rasakan mungkin bukan cinta. Karena cinta adalah sesuatu yang hatimu rasakan. Manis, berkilau dan membuatmu sadar mengenai hal yang membuatmu bahagia tanpa ada yang memberitahumu. " Oliv menempatkan kedua tangannya didepan dada dan kembali berubah lembut saat mengatakan itu.
Tapi kemudian dia kembali dingin dan tanpa ekspresi saat mengatakan kalimat selanjutnya. " Tapi... Jika kau memang mencintaiku... Jika kau meminta pamrih... Hal buruk seperti itu, itu bukanlah cinta.." lanjutnya.
Hening..... Semua orang diam membisu mendengar itu, seakan mereka juga mengalami hal yang sama tapi tidak bisa mengatakan nya.
" Lalu... Nyatanya aku mencintaimu. " Reihan masih tidak mau kalah untuk mendapatkan Oliv. " Aku akan mendapatkan mu, hingga akhirnya kau manjadi milikku. " lanjutnya, ia mencoba mendekati Oliv.
Sementara Oliv malah terkejut sendiri mendengar itu, kata-kata yang diucapkan Reihan menginginkan nya kepada mimpi terburuknya.
Untuk beberapa saat yang singkat Oliv merasa mimpi itu dan kenyataan tumpang tindih didepan matanya. Situasi, sifat dan orang yang ada dihadapannya ini seolah sama.
" Tidak..." gumam Oliv dengan suara bergetar.
Oliv memegangi kepalanya yang terasa sakit ketika mengingat mimpi itu, pandangan nya jadi kosong. Perasaan takut dan marah bercampur menjadi satu disaat yang sama.
" Apa yang terjadi pada Oliv?? " ucap Mia yang pertama kali bicara karena khawatir melihat itu.
" Shine, lakukan sesuatu agar keadaan tidak semakin buruk. " teriak Arcane langsung menyadarkan Shine dari keterkejutannya sejak tadi.
Namun saat Shine akan melangkah, dan saat Reihan benar-benar sudah ada di depan Oliv. Mereka berdua tiba-tiba terhenti, ketika Oliv tiba-tiba mencengkram kerah baju Reihan dengan sepontan.
" Obsesi yang berlebihan..... Itu memuakkan. " ucapnya.
Saat itu waktu tiba-tiba saja terasa terhenti, dan yang terjadi selanjutnya adalah...
Brukkk.....
" Ukhhh... "
Oliv membanting Reihan ketanah dengan sekuat mungkin, semua orang terperangah melihat itu.
Antara tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan kenyataan nya. Reihan hanya meringis karena sakit yang ia rasakan, karena Oliv membanting nya dengan sangat kuat, bahkan beberapa saat kemudian dia malah pingsan.
" Orang lemah seperti mu, bisa-bisa nya kau membuatku mengingat hal yang kubenci itu!! Asal kau tahu saja, orang yang ada dibelakangku jauh lebih kuat darimu. Kau yang seperti ikan teri ini mana mungkin bisa melawan otoritas kekuasaannya hanya dengan keinginan semata. " ucap Oliv kepada orang yang sudah pingsan dihadapannya itu.
Semua orang masih diam. Sementara Mia dan Amelia yang sangat khawatir langsung berlari kearah Oliv dan memeluknya erat, mereka sangat khawatir dengan kondisi emosional Oliv saat ini.
" Oliv tidak apa-apa, kan?? " tanya Mia kemudian.
" Kau terluka tidak? Katakan bagaimana tanganmu??" dan dilanjutkan oleh Amelia.
" Aku tidak apa-apa. " tapi Oliv menjawab mereka sambil tersenyum, meski begitu matanya menatap kosong.
Mereka masih khawatir dengan apa yang terjadi, yang lainnya juga ikut berkumpul dan menanyakan keadaan Oliv. Hingga tidak lama kemudian datang beberapa mobil, dan dari salah satu mobilnya keluar lah Henry yang terlihat panik.
Dia segera berlari kearah Oliv, dan Oliv juga langsung memeluknya dengan erat.
" Oliv, kau baik-baik saja?? " tanya Henry memastikan, meski sebenarnya tahu itu tidak berguna.
" Aku baik, kak. " tapi Oliv menjawabnya seperti biasa, dia sudah merasa sangat tenang jika bersama dengan kakaknya.
" Nah, sekarang apa yang terjadi di sini?? " tanya seseorang pula yang datang bersamanya, yang ternyata adalah Damian.
" Apa yang ayah lakukan disini?? " tanya Shine sepontan karena kedatangannya yang tiba-tiba.
" Kevin yang menelpon, ayah. " jawab Damian singkat.
Shine pun langsung menatap Kevin dengan tajam, tapi Kevin mengalihkan tatapan nya kearah Arcane. Dan saat Shine juga ikut beralih kepada Arcane, dia hanya mengangkat bahunya sambil tersenyum dengan santai.-
Ia pun kembali menoleh kepada sang ayah dan berkata, " Hanya masalah kecil. " ucap Shine, sambil melirik pria yang sedang dibereskan (lebih tepatnya diseret) oleh Alvin dengan ekspresi kesal.
Bohong jika Damian bilang dia tidak menyadari itu, putranya saat ini jelas sedang kesal karena orang itu.
Sampai kemudian perhatian mereka teralihkan kepada suara Amelia yang mulai ingin menjelaskan apa yang terjadi, " Bohong. Kak Henry, pria itu dia... mm?!. " tapi itu langsung dipotong sebelum diselesaikan olahnya.
Mia tertawa canggung sambil menutup mulut Amelia disampingnya, " A.. Ahahaha... Labih baik kita bicara dirumah saja, kak. " ucapnya kemudian.
" Pria itu... Kenapa?? " tanya Damian yang penasaran.
Amelia juga terus saja memberontak agar dia bisa bicara, tapi Mia benar-benar tidak membiarkan nya untuk mengatakan nya, malahan dia mengancam Amelia untuk tidak bicara apapun. Tapi bukan Amelia namanya jika diiyain saja, hingga dia hanya bisa bicara kepada Oliv.
" Oliv, katakan sesuatu... mm.. " ucapnya yang kembali dibungkam Mia.
Semua orang pun beralih pandang kepada Oliv yang sedari tadi memperhatikan Damian dengan seksama. Damian pun juga ikut memperhatikan nya, dia merasa pernah bertamu dgn Oliv. Lebih tepatnya dia ingat pernah bertemu...
Oliv juga merasakan hal yang sama, ada sesuatu yang familiar tentang Damian yang sekarang berdiri dihadapannya.
" Apa Kau Oliv?? Apa kita pernah bertamu, kau terasa tidak asing. " ucap Damian yang kemudian tersenyum kepada Oliv, jelas dia memastikan sesuatu.
" Anda ayahnya Shine?? " tanya Oliv pula kepada Damian.
" Iya, benar. " Damian manganggukan kepalanya, meski dia sedikit kecewa karena Oliv tidak mengingatnya.
Sampai sesuatu yang tak terduga keluar dari mulut Oliv, " Sifat kalian benar-benar berbeda. " ucap nya sambil tersenyum miring.
Semua lagi-lagi terdiam...
Sementara itu, Damian tertawa mendengar itu, tidak banyak orang yang bisa mengatakan itu blak-blakan di depannya. Iyah, mengingat semua orang berlaku sok baik di depannya agar mereka mendapatkan kesempatan untuk dekat dengan putra dan putrinya.
Dibandingkan dengan orang-orang seperti itu, Damian bisa merasakan ketulusan dari ucapannya. Bukan sesuatu seperti niat tersembunyi.
" Kau benar-benar jujur. " ucap Damian kemudian.
" Terima kasih, ngomong-ngomong saya juga merasa tidak asing dengan anda. Apa aku pernah bertemu dengan beliau, kak?? " tanya Oliv pula sambil menoleh kearah Henry.
" Siapa yang tahu??. " namun Henry hanya berkata seperti itu sambil tersenyum misterius.
" Ya sudah, kita pulang saja. Lagian masalah nya juga sudah selesai. " ucap Aristide pula menyela.
" Dasar, kau benar-benar sangat mirip dengan ayammu. " ucap Damian pula terlihat terganggu meskipun itu sudah biasa.
Termasuk mengomentari sifat Aristide dengan Justic yang sangat mirip, terlebih soal merusak suasana, mereka adalah ahlinya.
Dan Aristide pun langsung menjawab dengan penuh percaya diri, " Karena aku anaknya, paman. "
Damian hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban itu, benar-benar sangat mirip tanpa celah. Dan kemudian semuanya pun benar-benar pergi dari sana.
Mia dan Amelia juga pamit pulang dulu untuk mengambil beberapa barang untuk acara menginap di rumah Oliv nantinya. Achilla juga pulang untuk mengajak dua orang lainnya berkenalan dengan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Riedha Amaca Msi Sidoarjo
lanjuut kak
2020-08-26
0
Sysho Annissa
semangat ngetik dan mikurnya
2020-08-25
0
leona
mantap cerita thor, aku sukaaa
2020-08-24
0