Masih di pantai, setelah Kalisa membuat Shine dan Oliv berenang bersamanya, lebih tepatnya Kalisa yang jahil mendorong Oliv hampir ke tengah laut menggunakan pelampung karet dan Shine yang harus membawanya kembali.
Yang lainnya juga akhirnya mengikuti mereka masuk kedalam air. Cukup lama mereka bermain air di pantai, mereka akhirnya mengakhiri nya dan bermain permainan lainnya. Sedangkan beberapa yang lainnya hanya duduk dan memperhatikan dari tempat mereka.
Salah satunya adalah Oliv dan Achilla, mereka hanya duduk memperhatikan teman-teman mereka yang lain yang sedang bermain Voli pantai saat ini.
Disaat itu, Achilla pun merasa sedikit lapar." Mm... Oliv, mau beli sesuatu tidak?? " tanya Achilla sambil mengusap perutnya yang berteriak minta diisi.
" Bagaimana kalau cumi bakar di sana??. " tanya balik Oliv sambil menunjuk sebuah kios cumi bakar yang dimaksud.
" Boleh, ayo pergi. " ajak Achilla yang langsung bangun dan disusul Oliv juga.
Mereka pun pergi menghampiri penjual cumi bakar itu, tapi karena terlalu fokus dengan cumi dihadapan meraka, keduanya hingga tidak menyadari seseorang yang berniat kurang baik dibelakang sana. Hingga orang itu berada tepat di belakang Oliv dan Achilla, dia mengulurkan tengannya kearah mereka berdua.
Dan saat itulah Arcane datang tepat waktu, dan mencekal tangan orang itu sebelum bisa menyentuh mereka.
" Hai, jangan macam-macam dengan adik dan temanku. " ucap Arcane sambil tersenyum dan mentap orang itu dengan sinis.
Tentu saja, mendengar suara Arcane dari dibelakang, membuat Oliv dan Achilla langsung berbalik melihat apa yang terjadi.
" Arcane?? " Oliv terheran-heran kenapa mereka berkumpul disana sekarang.
" Apa yg terjadi di sini?? " tanya Achilla pula untuk memastikan.
" Tanyakan kepada orang mesum ini. " sahut Arcane sambil menghempaskan tangan orang itu.
Oliv dan Achilla langsung menatap orang itu dengan waspada dan sedikit mendekat kearah punggung Arcane untuk bersembunyi, orang mana yang suka dengan orang mesum, tentu saja tidak ada. Tapi orang itu malah terlihat angkuh dan tidak mempedulikan nya.
" Hah, memangnya kenapa?? Aku hanya ingin bicara dengan dua gadis cantik ini. " ucap orang itu. Dengan gayanya yang membuat orang bisa jijik.
" Tidak, terima kasih. Kami masih punya banyak teman di sini. " sahut Oliv dengan ekspresi datar dan mengibaskan tangannya.
Orang itu sama sekali tidak pergi, malah merangkul pundak Oliv dan kembali bicara.
" Astaga, bolehkah kubilang cara mu menolak itu membuat ku semakin menyukaimu. Bagaimana jika kita pergi bersama menikmati hari ini berdua, hanya kita..... "
" Dasar mesum!. " potong Oliv sebelum dia menyelesaikan perkataannya.
Dia menendang bagian.. Ekhm, 'itu'-nya dengan cukup keras, sehingga membuat orang itu jatuh kesakitan. Sedangkan Achilla dan Arcane sedikit terperanjat, karena terkejut dengan respon tidak terduga dari Oliv itu.
Arcane bahkan merasa ngilu melihat itu jelas didepan matanya.
Sementara itu, Oliv langsung memegang tangan Achilla dan menariknya setelah mendapatkan cumi bakar yang mereka inginkan. " Ayo pergi. " ajak nya sambil melangkah pergi dari sana.
" Hihihi... Makanya jangan sembarangan menggoda seseorang. Rasakan akibatnya. " ucap Achilla sambil tertawa geli kepada orang itu sambil mengikuti Oliv.
Kamudian disusul dengan Arcane yang terus tertawa dari tadi. Orang itu hanya menatap mereka bertiga yang pergi dengan tidak suka, dan mencoba untuk berdiri.
" Awas kalian, aku akan membalasnya. " gumamnya, saat dia pun mengambil sebuah ponsel dari saku celananya dan menelpon seseorang, entah siapa yang dia telpon itu.
***
Beberapa saat setelah kejadian itu, Oliv menganggap tidak ada kejadian apapun sebelumnya. Dia menganggap hal itu bukanlah hal yang terlalu penting. Hingga ada segerombolan laki-laki yang mendatanginya, saat sedang beristirahat dengan teman-temannya.
" Kakak, itu dia wanita yang menendangku. " tunjuk orang yang sebelumnya berusaha menggoda Oliv dan Achilla kepada mereka.
" Hooh, jadi dia ya orangnya. Hmm.. Jika dilihat dia memang cukup cantik juga. " ucap orang yang disebut kakak oleh orang itu.
" Haha... bos, kita bawa saja semua wanita nya. " ucap salah satu anak buahnya pula.
" Ide bagus itu, bos. " sahut yang lain.
Orang-orang yang terlihat seperti preman pasar itu berdiri mengelilingi mereka, jelas sekali apa yang mereka inginkan. Tapi malah dianggap remeh dan ditatap datar oleh Oliv dan yang lainnya.
Aristide pun angkat bicara lebih dulu, " Wow, wow. Ada apa ini bro?? " tanyanya sambil mengangkat kedua tangan dengan santai.
" Hei, sebaiknya kalian serahkan saja wanita-wanita itu, apalagi dia yang sudah mengganggu adikku. " ucap bos preman itu sambil menunjuk Oliv.
" Aku?? " tanya balik Oliv sambil menunjuk dirinya sendiri dengan wajah bingung.
" Iya, kau. Kau sudah menendang ku tadi. " ucap orang yang sebelumnya dengan sedikit berteriak.
Yang lain yang tidak tahu apa-apa hanya diam tanpa ekspresi, mencoba untuk membaca situasi dulu.
Disisi lain, Oliv, Achilla dan Arcane menatap orang itu dengan jengkel, memang siapa yang memulai hingga dia bisa mendapatkan tendangan itu. Apalagi melihat gaya nya yang sok tampan itu, sepertinya dia tidak melihat kalau di dekat mereka ada para malaikat tampan yang menemani.
" Hei, jangan sembarangan! Jika kau tidak mencari masalah sendiri, kau juga tidak akan di tendang!! " Achilla pun berteriak dengan sangat kesal karena itu.
" Yang benar saja! Aku hanya mengajak nya jalan-jalan, kenapa dia malah menendang ku?!. " sahut orang itu tidak mau kalah.
" Memangnya ada seseorang yang mengajak perempuan jalan-jalan dengan tatapan mesum seperti mu? " tanya Arcane pula masuk ke dalam perdebatan itu sambil menahan rasa kesal.
Mendengar perkataan dari Arcane, orang itu pun langsung mendapat tatapan tajam dari tiga macan di sana. Sudah pasti itu Shine dan Kalisa, dan yang satunya.. Teman yang mempunyai jiwa sister complex, Mia. Dan orang itu jadi terkejut dengan tatapan mereka.
" Oh, aku mengenalimu. " ucap Morgan tiba-tiba membuat perhatian langsung tertuju padanya.
" Siapa??. " sahut Kevin dan Alvin bersamaan.
Moran pun mengambil sebuah macaron didepannya dan menggigit itu, sebelum kemudian ia mulai bicara lagi. " Dia berandal yang suka menggoda gadis-gadis di kota, dia terkenal dengan reputasi buruknya yang suka mempermainkan perempuan. " jelasnya pula dengan sebelah mata tertutup dan senyuman aneh diwajahnya.
" Wah, Wah. Berandal kecil minta di hajar rupanya. " ucap Aristide yang mengerti sekarang.
Dia pun berdiri sambil menunjukkan kepalan tangannya, tapi bos orang-orang itu juga maju untuk menghadangnya.
" Mau apa kau dengan adikku?? " tanyanya sok berani.
" Huh, sudah jelaskan. Aku akan menghajarnya. " sahut Aristide tersenyum menantang.
" Sepertinya kau yang minta di hajar. "
" Hai, kalian tidak tahu kami sama sekali, ya. Kalian benar-benar cari mati! " sela Achilla.
" Sebaiknya kau diam saja, nona manis. Jangan banyak melawan dan labih baik patuh. " ucap salah satu anak buah orang itu.
Anak buah itu menggenggam tangan Achilla dan menariknya.
" Hei, lepaskan tanganmu darinya!! " teriak Raisa.
" Hehe... Kau juga sebaiknya diam saja, jika tidak ingin terluka. " salah satu anak buah itu juga memegangi Raisa.
" Lepaskan bre*gsek!! "
Melihat itu Oliv langsung menyambar sebuah botol minuman di tempat mereka, dan bangkit memukul kepala kedua orang itu dengan botol tersebut. Otomatis dua orang itu melepaskan Achilla dan juga Raisa, kedua orang itu sampai jatuh dan kepalanya berdarah.
Semua yang disana dibuat terkejut dengan pergerakan tiba-tiba dari Oliv, tentu pasti para preman itu yang paling terkejut. Apalagi sampai dipukul oleh gadis yang ada di hadapan mereka. Oliv pun juga memandangi dua orang yang ambruk itu dengan tatapan jijik.
" Jauhkan tangan kalian dari teman-temanku." ucapnya kemudian.
" Cih, dasar jal*ng! Tangkap mereka!. " ucap si bos orang-orang itu.
Mereka pun bergerak bersama untuk menangkap para gadis, tapi tentu saja dihalangi oleh para pria yang langsung berdiri menghadang mereka.
" Wah, sudah lama tidak memukul seseorang. Aku jadi bersemangat. " ucap Alvin sambil menekuk jari-jarinya tangan kanannya ditangannya yang lain sampai memunculkan beberapa bunyi.
Alvin sudah selesai bersiap untuk memulai perkelahian...
" Mereka mau di apakan?? " tanya Kevin memastikan lebih dulu.
" Tangkap saja semuanya, biar aku yang kasih hukuman. " sahut Kalisa dengan santainya.
Mereka langsung bisa membayangkan hukuman apa yang dimaksud oleh Kalisa, hal itu membuat mereka merinding sesaat. Setidaknya dia pasti tidak akan membunuh mereka... tidak secara harfiah.
" Aku juga mau memukul orang yang disebut adik oleh preman pasar itu. Berani sekali dia bersikap tidak sopan. " ucap Mia mengepalkan tangannya dengan erat.
" Bukan hanya kau yang mau memukulnya. " ucap Shine pula menimpali.
Setelah sekian lama, ternyata ada saat dimana mereka memiliki pendapat yang sama.
Disisi lain, Amelia hanya duduk dengan santai dan terus makan sejak tadi. " Aku sih nonton aja. " ucapnya.
Sementara itu Raisa...." Halo, iya. Bawa beberapa orang datang ke pantai, ada mainan baru untuk Kalisa. "
Dia langsung menelpon seseorang ketika mendengar akan menangkap semua preman itu. Sedangkan Oliv hanya diam sambil menatap orang-orang itu.
Beberapa saat kemudian...
Setelah perkelahian mereka selesai, para preman itu sudah dibuat terkapar di pasir. Bahkan Shine dan yang lain tidak mempedulikan tatapan para pengunjung pantai yang dari awal melihat perkelahian mereka.
Lagipula tidak ada yy datang membantu mereka, jadi buat apa peduli. Tidak lama dari itu datang beberapa orang berbaju hitam kearah mereka dan langsung membungkuk hormat kepada Shine.
" Tuan, apa mereka para preman yang akan di bawa itu??. " tanya salah satu dari mereka dengan sopan.
" Iya, bawa saja mereka semua. " jawab Shine singkat.
" Baik, tuan. " sahutnya kemudian dan langsung melakukan perintah itu.
Mereka langsung membawa preman yang sudah tidak sadarkan diri itu, dan juga biang kerok masalahnya yang hanya menangis saat di bawa oleh orang-orang berbaju hitam itu.
" Sebaiknya kita juga pulang, kita sudah lama di sini. " ucap Mia kemudian.
Kalisa pun langsung menyahutinya, " Iya sudah, ayo. Kita pergi main video game di rumah kak Oliv saja. Kakak mau ikut??" tanyanya pula kepada Shine.
" Tidak, kakak harus mengunjungi ayah di perusahaan. " namun Shine menolaknya.
" Ya sudah, ayo bereskan ini dan segera pulang. " ucap Oliv sambil membereskan barang-barang mereka.
Yang lainnya mengangguk mengerti dan mereka pun membereskan semuanya bersama. Para gadis juga pergi mengganti pakaian mereka kembali dan setelah selesai mereka langsung pergi dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Atha Bimolo
kalisa sadisx sama kaya Anastasia ya
2020-12-07
0
꧁₣IŘΔ꧂
kalisa kau sungguh sadis.....
tapi aku sangat menyukai itu🙂🙂
2020-11-13
0