Di Club itu, Oliv dan Shine masuk saling berdampingan, orang-orang akan berpikir mereka sangat serasi jika mereka berdua adalah pasangan. Dan beberapa juga pasti ada saja yang cemburu melihat nya, yah meski begitu entah Oliv ataupun Shine tidak menanggapi semua bisik-bisik orang-orang yang ada disana, mereka hanya menganggapnya sebagai angin yang lewat.
Ditengah itu, Shine pun melirik kearah Oliv. Kali ini pun, dia tidak menunjukkan wajah yang selalu tersenyum cerah disekolah, tapi wajah yang penuh ketegasan dan berwibawa. Shine sedikit bingung dengan perubahan Oliv yang seperti itu, pasalnya dia belum pernah melihat nya menunjukkan ekspresi lain selain ramah.
Mereka berjalan menuju sebuah ruang VIP di club itu, dan saat pintu ruangan itu dibuka. Nampak lah semua teman Shine begitu juga dengan Mia dan Amelia yang sudah sampai lebih dulu, tentu seperti yang diduga Mia tengah menyemburkan ceramah yang sangat panjang. Sampai suara pintu yang tertutup membuat nya melihat kearah Shine dan Oliv.
" Oliv.. " panggilnya dan langsung menghampiri Oliv dan memeluknya dengan ekspresi sangat cemas, " Kau baik-baik saja kan, kudengar ada yang mencoba mencelakai mu. " lanjutnya.
" Aku baik-baik saja, kok. "
" Syukurlah, dan lagi.. Kenapa kau bersama Oliv kami, hah?!!" Mia pun kembali jadi garang dan beralih kepada Shine yang berdiri tepat disamping Oliv.
Shine yang mendapatkan pertanyaan itu masih memasang wajah datarnya, dan sama sekali tidak mempedulikan Mia. Ia hanya mengalihkan perhatian nya kearah lain. Mia menggeram seperti kucing agresif kepada Shine, dia sama sekali tidak terlihat bersahabat dan waspada.
Sampai kemudian Amelia menengahi mereka disana." Yah.. Kenapa kau marah-marah, sih. Lagipula bagus dia datang membawa Oliv, itu membuktikan kalau dia baik-baik saja. " ucapnya sambil mengambil sebuah gelas berisi minuman disana dan meminumnya.
Sedangkan Mia yang mendengar nya langsung menoleh kearah nya dengan sepontan, " Kau sama sekali tidak mengerti dengan situasinya, ya??" dia bertanya dengan kening berkerut kesal.
Amelia hanya menggelengkan kepalanya dengan santai sebagai jawaban untuk Mia, dan Mia hanya bisa menepuk jidatnya melihat kelakuan dari temannya itu. Dia benar-benar tidak paham atau pura-pura tidak paham??
Sementara itu, Shine pun merangkul pundak Oliv, membuatnya menoleh kearahnya dan Shine pun berkata. " Ayo duduk. "
Oliv menatapnya sejenak kemudian mengangguki ajakan Shine dan mengikutinya pergi, disaat yang sama dengan itu Mia dan Amelia hanya menatap mereka, hingga kemudian ikut duduk bersama yang lainnya. Disisi lain, teman-teman Shine menatap apa yang dilakukan nya dengan ekspresi tidak percaya.
Shine yang seperti tembok es itu, baru saja bersikap lembut kepada seseorang yang bahkan belum lama mereka kenal. Yang pertama sadar adalah Aris, dan hal pertama yang ia katakan adalah sebuah keluhan.
" Kalian lama sekali, tahukah berapa lama kami mendengar ocehannya?? " ucap nya sambil menunjuk Mia dengan dagunya, Mia yang tahu dia yang dimaksud menatapnya dengan tajam.
Sementara Shine hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli. " Salahmu datang lebih awal. " ucapnya singkat.
" Ya, yah sudahlah. Kau mau brandy, Oliv?? " Chilla (Achilla) bosan dengan pertengkaran mereka, jadi ia lebih memilih bicara kepada Oliv yang lebih pengertian.
Oliv yang mendapatkan tawarannya pun tersenyum dan mengangguk, " Tentu. "
Achilla sangat senang karena ada orang normal yang bisa ia ajak bicara dengan nyambung, ia pun menuangkan brandy kedalam gelas dan memberikan nya kepada Oliv, Oliv juga menerima dengan senang hati.
Oliv merasa ini menyenangkan, dia tidak pernah datang ke club sebelumnya karena Henry terlalu protective. Tapi dia merasa itu baik-baik saja karena dia bersama dengan orang yang mungkin bisa ia percaya. Meski... terkadang suasana jadi berisik juga karena pertengkaran Shine dan para laki-laki yang lain.
Sampai kemudian ia teringat, " Oh ya, Shine. Kau bilang kau ada perkerjaan disini, apa tidak masalah kami disini?? " tanya nya kepada Shine.
Alvin yang mendengar itu pun segera menyahutinya, " Shine yang membawa kalian kemari, jadi kurasa tidak masalah. "
Dia sangat santai, bagaimana jika apa yang akan dibicarakan disini adalah hal yang penting. Tapi karena Achilla meminta Oliv untuk sedikit lebih lama disana, Oliv hanya bisa menganggukkan kepalanya sebagai respon, kemudian meminum minuman nya.
Tapi tanggapan Oliv berbeda dengan Mia, " Aku malah ingin segera keluar dari sini. " dia mengerutu dengan wajah cemberut.
" Kalau mau keluar, keluar saja sana. " dan Aris orang yang menanggapinya..
" Haah? Ngajak ribut, ya?! "
" Boleh juga, siapa takut!. "
Atau lebih tepatnya mengomporinya...
Dan mereka pun saling melemparkan tatapan tidak suka satu sama lain, membuat Amelia yang berada ditengah-tengah mereka merasa sangat tidak nyaman dengan sikap mereka.
" Kevin, aku pindah kesamping mu tidak masalah, kan?? " akhirnya dia mengambil langkah lebih dulu.
Dan Kevin hanya menanggapinya sebiasa mungkin, " Terserah. "
Amelia pun segera pindah dari tengah-tengah macan yang sedang perang dingin itu. Disisi lain, Oliv hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua temannya itu, ia malah asik mengobrol dengan Achilla dari pada mengurusi Mia yang sangat keras kepala. Itu tidak akan selesai hanya dengan dia menghentikan keduanya,... dia tahu itu.
Hingga tidak lama kemudian, pintu ruangan itu kembali terbuka dari luar dan masuk lah seseorang kedalam sana.
" Maaf membuat kalian semua menunggu lama. " ucap orang itu kepada mereka yang ada didalam.
Oliv yang merasa tidak asing dengan suara orang itu pun akhirnya langsung menoleh, dan ternyata sesuai dugaannya. Mia dan Amelia juga ikut menoleh tatkala mereka mendengar suara yang tidak asing ditelinga mereka itu.
Ternyata orang itu adalah Henry, kakaknya sendiri. Saat pandangan mereka bertemu, mereka diam untuk sesaat seolah sedang memastikan apa yang mereka lihat itu nyata atau tidak, dan kemudian....
" Kakak?!!. "
" Oliv?!!."
Ucap mereka bersamaan, menyisakan pertanyaan dari Achilla dan yang lain, kecuali Shine yang sudah tahu. Mia dan Amelia juga sama bingung nya dengan hal itu, karena Henry adalah orang yang datang kesana.
" Apa yang kakak lakukan disini?? " Oliv pun segera bangkit berdiri dan menghampiri kakaknya.
" Harusnya kakak yang bertanya seperti itu. "
" Errr.. Itu.. "
Oliv tidak tahu harus memberi alasan apa kepada kakaknya sekarang, yang jelas pasti dia tidak akan mudah untuk percaya. Bahkan sekarang dia menatapnya dengan sangat serius, salah bicara sedikit saja dia pasti akan langsung marah.
" Tunggu dulu. " ucap Alvin tiba-tiba, membuat semua orang langsung mangalihkan perhatian kepadanya dan menatapnya dengan penuh tanya. " Kalian bersaudara?? " lanjutnya pula.
Nah, sekarang... Oliv merasa punya alasan untuk kakaknya, meski ia tidak yakin. Ia pun menjawab pertanyaan Alvin, " Ah, iya. Dia kakak ku, dan kakak mereka ini teman sekampus ku. "
Henry yang mendengarnya pun menganggukan kepalanya mengerti, dengan begini dia tidak akan salah paham bagaimana mereka bisa saling kenal atau alasan kenapa dia disana.
" Heeh, aku tidak tahu kau punya adik, Henry. " ucap Arcane pula sambil menopeng dagunya menggunakan tangan yang bertumpu pada lututnya.
Dan karena itu, Henry pun kembali menganggukan kepalanya. " Iyah, itu karena aku ingin merahasiakan nya sebisa mungkin. Kalian tahu sendiri siapa yang kuminta kalian menyelidiki nya. "
" Iyah, kau benar juga. " Arcane setuju dengan itu.
Ia pun ikut duduk dengan mereka, begitu pun dengan Oliv yang kini duduk disamping kakaknya.
Henry dan Arcane itu teman, mereka bertamu sekitar 3 tahun yang lalu dan menjalin hubungan yang baik selama itu. Dia juga yang mengenalkan Henry kepada Shine dan yang lainnya, hingga akhirnya mereka bisa seperti sekarang. Tapi...
" Kakak, kau sudah kenal dengan mereka sejak kapan??." Tapi Oliv tidak mengetahui itu, karena itu dia bingung bagaimana kakaknya bisa mengenal Shine dan yang lainnya.
" Iyah, sekitar 3 tahu yang lalu. " jawab Henry singkat.
" Dan kau tidak memberitahu ku. "
Oliv jadi kesal karena kakaknya terlalu banyak menyembunyikan sesuatu darinya. Sedangkan Henry yang melihat adiknya kesal malah tertawa kecil, karena Oliv yang mengembungkan pipinya terlihat mirip seperti ikan buntal, kemudian ia pun mengusap kepalanya.
" Aku tidak mau kau terlibat dalam hal ini. " ucapnya.
Tapi Oliv semakin kesal karena kakaknya tidak memberitahu nya, atau bisa dibilang dia memang tidak berniat melakukan nya. Ia pun memalingkan wajahnya menghindari Henry, sementara teman-temannya yang lain merasa terlupakan saat ini.
" Hei, jangan lupakan kami disini. " ucap Mia dengan ekspresi datar.
" Tau, jika sudah bersama pasti serasa dunia milik berdua. " sahut Amelia setuju dengan hal itu.
Tapi karena itu, Oliv pun langsung tersenyum seolah menyombongkan diri karena kedekatan nya dengan kakaknya membuat teman-teman nya iri. " Memangnya kenapa?? Dia kakak ku, jika kalian iri sebaiknya cari kakak untuk kalian sendiri. " ucapnya.
Dan Mia dan Amelia pun memasang ekspresi aneh karena itu, " Tidak perlu, aku sudah cukup punya kakak yang cerewet. " ucap Mia pula menimpali dan menggelangkan kepalanya.
Seperti biasa Mia selalu memasang ekspresi seperti itu jika membicarakan kakak perempuan nya, Oliv hanya terkekeh melihatnya padahal dia sangat ingin punya kakak perempuan disamping kakak laki-lakinya.
" Ngomong-ngomong, Henry. Aku penasaran kenapa kau ingin tahu soal ini. " ucap Shine tiba-tiba menyela, sambil menyerahkan beberapa kertas kepada Henry.
Henry pun menerima kertas-kertas itu darinya dan membacanya sedikit, kemudian beralih menatap Shine. " Bagaimana jika kubilang, aku ingin menjatuhkan nya. " ucapnya.
Shine diam tidak menjawab lagi, dia penasaran kenapa Henry sangat ingin menghancurkan orang dalam info yang diminta Henry itu. Tapi dia tidak menemukan petunjuk, identitas nya sendiri sangat dirahasiakan bahkan oleh pemerintah sama halnya dengan Henry dan Oliv.
Ia sempat berpikir mereka mungkin terlibat semacam konspirasi, tapi jika dipikirkan lagi tidak mungkin tidak ada informasi yang masuk padanya jika menang benar.
" Memangnya apa yang kakak cari?? " tanya Oliv yang penasaran disana.
" Bukan apa-apa, bukankah sudah kakak bilang kau tidak boleh ikut terlibat dalam hal ini. " sahut Henry pula sambil menatap Oliv.
Oliv yang ditatap pun menatapnya balik, dia tidak mengerti kenapa, tapi dia merasa dia tahu meski tidak diberitahu. Sampai dia mengingat sesuatu dan ekspresi nya pun langsung berubah seketika..
" Jangan-jangan kakak mencari info soal orang itu. " Oliv menanyakan itu dengan wajah yang berubah menjadi pucat dan takut, sedangkan Henry hanya menganggukkan kepalanya.
Karena itu, Oliv pun langsung menarik baju Henry hingga membuat Henry sendiri terkejut, " Jangan, jika dia tahu siapa kakak dia akan menyakitimu. " ucapnya.
Kali ini dia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak mengalir, Oliv bicara sambil memelas. Henry tahu dia akan seperti ini karena itu dia tidak memberitahu adiknya soal masalah ini.
Henry menghela nafas sejenak kemudian meraih tangan Oliv, " Tidak perlu khawatir, kakak akan baik-baik saja. " ucapnya mencoba meyakinkan adiknya.
" Tapi, dia... Kakak.. Aku... Aku tidak mau kehilangan satu-satunya keluarga ku lagi. "
Tubuh Oliv gemetar, jelas sekali dia diserang rasa takut yang sangat besar ketika mengingat orang itu. Orang yang menjadi mimpi terburuk nya, orang yang merebut kebahagiaan nya.
Sementara itu yang lain terkejut dengan respon Oliv sekarang.
" Aku belum pernah melihat Oliv seperti itu. "
Bahkan Mia dan Amelia saling pandang dalam kebingungan dengan situasi ini, mereka jelas sangat terkejut melihat respon Oliv tetang orang yang dibicarakan oleh Shine dan Henry. Tapi mereka sendiri tidak tahu siapa dan karena alasan apa, Shine dan yang lainnya pun juga ikut penasaran akan hal itu.
Sementara Henry yang melihat adiknya masih tidak bisa lepas trauma dengan kejadian itu, ia dapat mengerti. Pasti sulit baginya menghadapi semua kejadian yang sangat tiba-tiba itu, ia menarik kepala Oliv dan menyenderkan nya di bahunya.
" Kakak tidak akan bisa memaafkan nya, setelah apa yang ia lakukan padamu dan orang tua kita. Karena itu kakak akan membuatnya membayar semua kejahatannya. " ucap Henry, ia mengusap kepala Oliv dengan lembut.
Oliv tetap khawatir, itu beresiko. Meski mereka adalah yang paling tahu seperti apa orang itu, belum tentu juga mereka bisa mengatasinya.
" Tapi dia orang yang berbahaya. "
" Karena itu kakak meminta bantuan Shine dan yang lainnya, kakak pasti tidak akan apa-apa. "
Oliv tahu dia tidak akan bisa mengubah pikiran kakaknya, jadi akhirnya Oliv hanya bisa menganggukkan kepalanya, dia tidak akan bisa melawan kehendak Henry. Bahkan dia pasti akan melakukan nya dengan atau tanpa persetujuan nya, kakaknya itu sama keras kepalanya dengan Mia.
Achilla yang melihat itu bisa mengerti perasaan Oliv yang mengkhawatirkan kakaknya, ia pun mengalihkan perhatian nya kepada Arcan, ....tentu saja, karena dia juga seorang adik.
Setelah Oliv tenang, mereka pun kembali melanjutkan pembicaraan mereka. Sedangkan Oliv bicara dengan Mia, Amelia dan juga Achilla. Mereka memilih membicarakan hal yang berbeda dari pada membuat Oliv tambah sedih karena kenangan pahitnya.
Hingga malam semakin larut, setelah itu mereka pun pulang kerumah masing-masing. Mia dan Amelia juga diantar oleh Achilla dan Arcane, sedangkan Oliv tentu saja ikut dengan kakaknya.
Nama : Arcane Levon Alger Chornelin & Achilla Delana Castilla Chornelia
Umur : 19 tahun.
Sifat : Baik, Dewasa, ramah, perhatian.
Ket : Merupakan anak dari Cassandra dan juga Prensais, saudara kembar, kakak sepupu Shine dan Kalisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Violla
next
2020-08-10
0
oktabebee
Hola akak. MAHMUD, PENGHUNI KOSAN mampir nih 😍😍
Semangat Up yaa 💪🌻
2020-08-07
1
Sysho Annissa
semangat ngetik dan mikirnya Thor 🤗
ditunggu next kilatnya 😊
2020-08-07
1