ARC 1.9 KIDUNG TILAR

"Hentikaaan! Cukup! Aku tidak mau lagi! Lepas! Lepaskan aku!"

"Jangan membuatku lebih marah lagi, Kamandaka!" Suara perempuan tanpa rupa terdengar di udara. "Kamu tidak ingin aku menghanguskan seluruh desa, bukan?!"

"Kenapa?! Kenapa harus aku?!" Kamandaka terus mencekal pergelangan tangan kanan untuk mencegah tangan itu mengikuti pergerakan cambuk api.

"Karena hanya kamu yang bisa membawaku kembali pada Prabu Danur!"

"Tapi aku tidak mau berurusan dengan raja laknat itu!"

"Lancang! Berani-beraninya kamu!"

Cambuk itu tiba-tiba mengayun liar tanpa bisa dicegah, Kamandaka pun pontang-panting dibuatnya. Meskipun genggaman pada gagang cambuk sudah dilepas, tetapi cambuk itu tetap menempel di tangannya.

"Aaarrrggghhh! Hentikaaan! Ampun, Nyai! Ampun!"

Bugh

"Ughf!"

Tubuh Kamandaka dihempas ke tanah dan terkapar dalam posisi tengkurap. Menahan sakit dan sesak, dia meringis serta memejamkan mata rapat-rapat.

Gagang cambuk masih menempel di telapak tangan kanan Kamandaka, tetapi ujungnya tiba-tiba melesat ke atas, badannya meliuk-liuk seperti keris berlekuk, kemudian tegak lurus seperti hendak menusuk langit. Segera setelahnya, menukik cepat tepat ke tubuh Kamandaka yang masih tengkurap tidak berdaya.

Akan tetapi, sebelum hal buruk terjadi tiba-tiba saja cahaya sangat terang muncul dari kehampaan dan langsung menangkap ujung cambuk tersebut, lalu menariknya menjauh sambil berjumpalitan di udara.

"Kurang ajar! Berani-beraninya menyentuhku seenaknya!" Cambuk itu meraung, suaranya menggetarkan bumi sampai-sampai rumah para warga pun turut berguncang.

"Kamu harus berhenti, Nyai." Suara Bumirang sangat tenang dan stabil meskipun berbicara sambil berjumpalitan. Mendarat ringan dalam posisi memasang kuda-kuda kukuh, tangan kanannya menggenggam ujung cambuk erat-erat.

Sosok Bumirang terhalang oleh cahaya yang dibiaskan oleh rambut panjangnya yang tergerai. Rambut itu bersinar seterang matahari, tetapi tidak terasa panas sama sekali.

Kamandaka mengangkat wajah, niatnya untuk memberontak pun seketika sirna. Seperti bodoh terpaku menatap sosok bercahaya itu dengan mata membeliak maksimal dan mulut pun terbuka lebar. Makhluk apa itu?

"Lepaskan aku?" Ketika meraung, cambuk itu bergetar hebat.

Ketika merasakan resonansi, Kamandaka refleks menggenggam gagang cambuk dan tubuhnya pun turut bergetar. Dia spontan kembali melepaskan genggaman, tetapi gagal karena cambuk itu seperti lintah, menempel untuk menyedot energi dan inti sari hidupnya. Seperti terkena serangan penyakit ayan, tubuh Kamandaka menggelepar dan kejang-kejang.

Resonansi tidak berdampak pada Bumirang. Pemuda itu dengan gesit berdiri tegak masih sambil menggenggam ujung cambuk yang sengaja digulung beberapa kali untuk memperkuat lilitan. Berbanding terbalik dengan Kamandaka, Bumirang justru berdiri santai, bahkan di balik cahaya yang menyilaukan itu wajahnya tampak tenang.

"Lepaskan pemuda itu," ujar Bumirang datar. "Kenapa kamu memperalatnya? Kenapa membunuh orang tuanya? Apa salah mereka?"

"Dia berutang padaku. Jadi jangan mimpi aku akan melepaskannya. Aku membunuh orang tuanya karena mereka ingin mengkhianatiku ...."

"Siapa kamu? Apa kuasamu di jagat raya ini sampai merasa punya hak untuk mencabut nyawa orang lain?"

"Bedebah! Apa urusan---" Suara cambuk itu seketika berhenti saat tiba-tiba kain putih pengikat rambut Bumirang mengayun ke arah Kamandaka, lebar dan panjangnya otomatis bertambah menjadi beberapa depa hingga akhirnya menyentuh lembut tubuh pemuda tersebut.

Sentuhan itu secara ajaib bisa menenangkan tubuh Kamandaka, lalu ujung kain menggulung tubuhnya hingga terbungkus mirip kepompong. Hanya tangan kanan pemegang cambuk saja yang tidak ikut terbungkus. Perlahan tubuh itu terangkat, kemudian mengambang kisaran setinggi tiga hasta.

"Ka-kamu .... Si-siapa kamu sebenarnya?" Suara cambuk itu tidak pongah seperti sebelumnya, terdengar goyah dan terbata-bata. "Ba-bagaimana bisa kamu menghentikanku?"

"Lepaskan dia, sekarang!" Bumirang memberi penekanan pada kata terakhir.

"Tidak!" Meski sebenarnya gentar, cambuk itu tetap berkeras.

Kamandaka adalah sumber energinya. Sumber energi luar biasa yang sangat sulit ditemukan karena manusia beraroma wangi sangatlah sedikit. Ada pun, biasanya mereka memiliki bekal ilmu karungan dan sudah tentu tidak akan membiarkan makhluk asing merasuki.

Lagi pula, cambuk itu masuk ke dalam tubuh Kamandaka atas seizin orang tuanya yang menginginkan kesembuhan sang buah hati. Jadi, cambuk itu sama sekali tidak merasa bersalah jika ingin tetap bertahan di tubuh pemuda tersebut dan memanfaatkannya. Namun sayangnya, ada saat-saat tertentu di mana Kamandaka yang mengalami gangguan mental, secara mengejutkan mampu menolak perintahnya.

"Jangan memaksa aku bertindak kasar, Nyai." Sembari memperingatkan, Bumirang memutar kepalan tangan kanan beberapa kali untuk menggulung cambuk lebih banyak terlilit ke tangannya.

Bumirang melakukan itu dengan santai bahkan tidak tampak mengeluarkan tenaga, tetapi badan cambuk itu kembali bergetar hebat, seperti tengah mati-matian berusaha mempertahankan diri.

"Kamu sendiri bisa merasakan perbedaannya, bukan?" Ujaran ini mengandung arogansi, tetapi ketika Bumirang yang mengucapkan hanya terdengar seperti ungkapan fakta yang harus diakui. Sama sekali tidak ada maksud menyombongkan diri. "Menyerahlah, jangan bandel," tambahnya dengan lembut, tetapi terdengar tegas.

"Aaarrrggghhh! Tidak! Dia milikku! Milikku!" Sementara tubuhnya bergetar hebat, cambuk itu menjerit dan melolong panjang kesakitan seperti tengah disiksa. Akan tetapi, tidak ada tanda-tanda dia akan mematuhi perintah Bumirang.

Lolongan panjang itu terdengar hingga ke Buana Ilam-ilam. Seluruh penghuni negeri yang diselimuti kabut itu seperti dikomando, serempak mendongak, menatap angkasa sambil bergumam Ampu Laras Kidung Tilar (Tuan Putri Kidung Tilar).

Ki Ageng Galunggung dan Nyai Ageng Lereng saling bertukar pandang, segera setelahnya sosok mereka menghilang dari koridor istana.

"Kidung Tilar, kebodohan apa yang sudah kamu lakukan, Cah Ayu?" Suara Nyai Ageng Lereng mengambang di udara. Selagi Bumirang dan cambuk itu masih belum benar-benar mengerti apa yang terjadi, dua harimau putih muncul begitu saja di hadapan mereka dan langsung menunduk sopan kepada Bumirang.

"Astu satya, Bumirang kekasih jagat," ucap keduanya bersamaan.

"Ampunkan jika Kidung Tilar tidak sopan." Ki Ageng Galunggung berbicara dengan nada memohon dan intensi malu tersirat jelas dalam suaranya.

Bumirang tidak terlalu ambil peduli dengan sikap mereka yang berlebihan, sampai menyembah seperti itu. Dia lebih tertarik pada fakta bahwa cambuk itu adalah Kidung Tilar yang seharusnya seorang gadis. Di saat perhatiannya terpecah inilah Bumirang menyadari kalau cambuk itu telah berhenti bergetar. Bahkan membisu.

Jiwa Bumirang tiba-tiba bisa merasakan resonansi dari kegelisahan juga ketakutan yang dialami cambuk itu.

"Tolong aku. Aku akan melepaskan Kamandaka kalau kamu mau menolongku." Suara itu seperti merintih, menjalar di lengan Bumirang, getarannya terasa memilukan, dan hanya dia sendiri yang bisa mendengarnya.

"Menolongmu atau tidak itu tergantung .... Tapi yang pasti kamu harus melepaskan pemuda itu."

"Aku mohon. Aku tidak ingin kembali ke Buana Ilam-ilam dalam keadaan seperti ini."

Bumirang tersenyum sinis. "Kamu pikir aku tidak tau apa yang sedang kamu pikirkan, huh?"

Cambuk yang sejatinya adalah putri Kerajaan Buana Ilam-ilam itu pun terdiam.

"Pulang bersama kami, Cah Ayu," pinta Nyai Ageng Lereng. "Kita bicarakan baik-baik---"

"Jangan membodohi aku!"

"Kidung Tilar!" Ki Ageng Galunggung meraung murka. Suaranya menggetarkan bumi, menggundang petir datang menyambar-nyambar di langit malam yang bersih tanpa awan. Seperti terbelah, langit itu pun tiba-tiba menumpahkan air sangat deras.

Terpopuler

Comments

BLABLABLA

BLABLABLA

karungan atau Kanuragan?

2024-09-04

0

rajes salam lubis

rajes salam lubis

gaassspooolll

2024-08-08

0

Riyan Ngalam

Riyan Ngalam

semakin kesini semakin enak ceritanya.. mantap thor

2024-07-11

2

lihat semua
Episodes
1 ARC 1.1 PERTEMUAN: AWAL
2 ARC 1.2 PERTEMUAN: BUMIRANG TURUN GUNUNG
3 ARC 1.3 PERTEMUAN: SEPASANG HARIMAU PUTIH
4 ARC 1.4 PERTEMUAN: MIMPI BURUK RAJA
5 ARC 1.5 PERTEMUAN: RAJA DURJANA
6 ARC 1.6 PERTEMUAN: KAMANDAKA
7 ARC 1.7 PERTEMUAN: GETAH POHON AJAIB
8 ARC 1.8 PERTEMUAN KAMANDAKA DALAM BAHAYA
9 ARC 1.9 KIDUNG TILAR
10 ARC 1.10 PERTEMUAN: PUTRI BUANA ILAM-ILAM
11 ARC 1.11 PERTEMUAN: KE MASA LALU
12 ARC 1.12 PERTEMUAN: SINGGAH DI HUTAN JATI
13 ARC 1.13 PERTEMUAN: PENGLIHATAN
14 ARC 1.14 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 1
15 ARC 1.15 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 2
16 ARC 1.16 PERTEMUAN: MELAWAN DIRI SENDIRI
17 ARC 1.17 PERTEMUAN: DESA NGALUN DALU
18 ARC 1.18 PERTEMUAN: BERBENTURAN
19 ARC 1.19 PERTEMUAN: SILUMAN ULAR
20 ARC 1.20 PERTEMUAN: BUMIRANG DITAWAN
21 ARC 1.21 PERTEMUAN: SAHEN PANGERTOS TERBUKA
22 ARC 1.22 PERTEMUAN: KAHURIPAN 1
23 ARC 1.23 PERTEMUAN: KIDUNG KAHURIPAN 2
24 ARC 1.24 PERTEMUAN: DUEL
25 ARC 1.25 PERTEMUAN: TERLIHAT MUDAH TETAPI SEBENARNYA TIDAK
26 ARC 1.26 PERTEMUAN SRIKANTI
27 ARC 1.27 PERTEMUAN: JIWA KAMANDAKA TERBANGUN
28 ARC 1.28 PERTEMUAN: PURNAMA DI TENGAH DALU
29 ARC 1.29 PERTEMUAN: PERJALANAN YANG MENYENANGKAN
30 ARC 1.30 PORTEMUAN: SRIKANTI JADI PERMAISURI
31 ARC 1.31 PERTEMUAN: SELIR-SELIR BUANGAN
32 ARC 1.32 PERTEMUAN: RITUAL SIRAMAN
33 ARC 1.33 PERTEMUAN: TALI ROGO
34 ARC 1.34 PERTEMUAN: RESTU BENGGALA
35 ARC 1.35 PERTEMUAN: BUMIRANG VS RAJAH PATI
36 ARC 1.36 PERTEMUAN: PENJAGA SEMENTARA SAHEN PANGERTOS
37 ARC 1.37 PERTEMUAN: KAMANDAKA VS BASKARA PATINYA BUMIRANG
38 ARC 1.38 PERTEMUAN: INGATAN BUMIRANG
39 ARC 1.39 PERTEMUAN: SAHABAT LAMA
40 ARC 2.1 BURONAN: HATI YANG SULIT DITAKLUKKAN
41 MELANJUTKAN PERJALANAN
42 KELABANG RAKSASA
43 PETUNJUK
44 MASUK SARANG KELABANG
45 BUMIRANG MENGAMUK
46 AKHIR RIWAYAT SILUMAN KELABANG
47 TANTANGAN UNTUK BUMIRANG
48 DIPERDAYA
49 TERPERANGKAP
50 JIWANYA TERGUNCANG
51 KEMBALI
52 KAMANDAKA BERTEMU NYAI SEKAR
53 FRIKSI
54 PAMAN PANJI
55 KISAH MEREKA
56 KI SIMBANG
57 DARPANA ELOK
58 MAYAT-MAYAT GANAS
59 RADEN WIRA
60 RUANG BAWAH TANAH
61 CEMETI KIDUNG SWARGI
62 AKHIR PETUALANGANNYA
63 AKHIR DARI PARA DURJANA
64 MELATIH KAMANDAKA
65 KISAH SI PENGETUK PINTU
66 GADIS MIRIP KIDUNG KAHURIPAN
67 LIONTIN KAMANDAKA DAN MANDINI
68 PERSAHABATAN MEREKA
69 KISAH PILU NYAI RATIH
70 RAHASIA SINGGIH
71 PENUH KEPURA-PURAAN
72 KI JATI
73 BERTUKAR
74 TERNYATA
75 KAMANDAKA HILANG
76 NYARIS DIUSIR
77 NYAI TIRTA
78 KERAS HATI
79 ORANG-ORANG BRAHMA NETRA BUANA
80 DIA DATANG
81 DIA?
82 TERBEBAS
83 SORA BUANA
84 JURUS YANG SAMA
85 ANGIN VS HARIMAU
86 DUA KAKEK BERULAH
87 TAKDIR GANDA TELAH TERURAI
88 KAMANDAKA YANG SEHARUSNYA
89 DEWA PENYEMBUH
90 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG I
91 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG II
92 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG III
93 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IV
94 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG V
95 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VI
96 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VII
97 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VIII
98 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IX
99 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG X
100 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG XI
101 ARC III. DAMAR ALIT YANG SESUNGGUHNYA
102 BERKISAH, KOMPAK, KURA-KURA
103 UTUSAN KAHYANGAN AMBAYANG
104 OYOT NGULO VS OYOT NGULO
105 NAGA SELENDANG
106 DUA SEGEL BERHASIL TERBUKA
107 AKHIRNYA BERSAMA
108 KABUT HITAM DESA NGASEM
109 HAL-HAL YANG TIDAK TERPIKIRKAN
110 KAMANDAKA LEPAS KENDALI LAGI
111 KONDISI KAMANDAKA MEMBURUK
112 KERANG AJAIB DAN JURUS TAPAK DEWA
113 RESTU BENGGALA TERPERANGKAP
114 KAMANDAKA BERULAH
115 SUASANA TENANG SEBELUM BADAI
116 MALAM YANG GELISAH
117 MENYEBERANG
118 AMBISI BALAS DENDAM
119 KATA KUNCI
120 MELAWAN RASA TAKUT
121 ALAM BAWAH SADAR BUMIRANG
122 COBAAN DI PADANG KERING KERONTANG
123 KALAJENGKING RAKSASA
124 KAKEK
125 TULUS DAN PERCAYA
126 KEPERCAYAAN
127 TIPU DAYA
128 ILUSI RESTU BENGGALA
129 KEBANGKITAN
130 PILIHAN
131 KAWAH API
Episodes

Updated 131 Episodes

1
ARC 1.1 PERTEMUAN: AWAL
2
ARC 1.2 PERTEMUAN: BUMIRANG TURUN GUNUNG
3
ARC 1.3 PERTEMUAN: SEPASANG HARIMAU PUTIH
4
ARC 1.4 PERTEMUAN: MIMPI BURUK RAJA
5
ARC 1.5 PERTEMUAN: RAJA DURJANA
6
ARC 1.6 PERTEMUAN: KAMANDAKA
7
ARC 1.7 PERTEMUAN: GETAH POHON AJAIB
8
ARC 1.8 PERTEMUAN KAMANDAKA DALAM BAHAYA
9
ARC 1.9 KIDUNG TILAR
10
ARC 1.10 PERTEMUAN: PUTRI BUANA ILAM-ILAM
11
ARC 1.11 PERTEMUAN: KE MASA LALU
12
ARC 1.12 PERTEMUAN: SINGGAH DI HUTAN JATI
13
ARC 1.13 PERTEMUAN: PENGLIHATAN
14
ARC 1.14 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 1
15
ARC 1.15 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 2
16
ARC 1.16 PERTEMUAN: MELAWAN DIRI SENDIRI
17
ARC 1.17 PERTEMUAN: DESA NGALUN DALU
18
ARC 1.18 PERTEMUAN: BERBENTURAN
19
ARC 1.19 PERTEMUAN: SILUMAN ULAR
20
ARC 1.20 PERTEMUAN: BUMIRANG DITAWAN
21
ARC 1.21 PERTEMUAN: SAHEN PANGERTOS TERBUKA
22
ARC 1.22 PERTEMUAN: KAHURIPAN 1
23
ARC 1.23 PERTEMUAN: KIDUNG KAHURIPAN 2
24
ARC 1.24 PERTEMUAN: DUEL
25
ARC 1.25 PERTEMUAN: TERLIHAT MUDAH TETAPI SEBENARNYA TIDAK
26
ARC 1.26 PERTEMUAN SRIKANTI
27
ARC 1.27 PERTEMUAN: JIWA KAMANDAKA TERBANGUN
28
ARC 1.28 PERTEMUAN: PURNAMA DI TENGAH DALU
29
ARC 1.29 PERTEMUAN: PERJALANAN YANG MENYENANGKAN
30
ARC 1.30 PORTEMUAN: SRIKANTI JADI PERMAISURI
31
ARC 1.31 PERTEMUAN: SELIR-SELIR BUANGAN
32
ARC 1.32 PERTEMUAN: RITUAL SIRAMAN
33
ARC 1.33 PERTEMUAN: TALI ROGO
34
ARC 1.34 PERTEMUAN: RESTU BENGGALA
35
ARC 1.35 PERTEMUAN: BUMIRANG VS RAJAH PATI
36
ARC 1.36 PERTEMUAN: PENJAGA SEMENTARA SAHEN PANGERTOS
37
ARC 1.37 PERTEMUAN: KAMANDAKA VS BASKARA PATINYA BUMIRANG
38
ARC 1.38 PERTEMUAN: INGATAN BUMIRANG
39
ARC 1.39 PERTEMUAN: SAHABAT LAMA
40
ARC 2.1 BURONAN: HATI YANG SULIT DITAKLUKKAN
41
MELANJUTKAN PERJALANAN
42
KELABANG RAKSASA
43
PETUNJUK
44
MASUK SARANG KELABANG
45
BUMIRANG MENGAMUK
46
AKHIR RIWAYAT SILUMAN KELABANG
47
TANTANGAN UNTUK BUMIRANG
48
DIPERDAYA
49
TERPERANGKAP
50
JIWANYA TERGUNCANG
51
KEMBALI
52
KAMANDAKA BERTEMU NYAI SEKAR
53
FRIKSI
54
PAMAN PANJI
55
KISAH MEREKA
56
KI SIMBANG
57
DARPANA ELOK
58
MAYAT-MAYAT GANAS
59
RADEN WIRA
60
RUANG BAWAH TANAH
61
CEMETI KIDUNG SWARGI
62
AKHIR PETUALANGANNYA
63
AKHIR DARI PARA DURJANA
64
MELATIH KAMANDAKA
65
KISAH SI PENGETUK PINTU
66
GADIS MIRIP KIDUNG KAHURIPAN
67
LIONTIN KAMANDAKA DAN MANDINI
68
PERSAHABATAN MEREKA
69
KISAH PILU NYAI RATIH
70
RAHASIA SINGGIH
71
PENUH KEPURA-PURAAN
72
KI JATI
73
BERTUKAR
74
TERNYATA
75
KAMANDAKA HILANG
76
NYARIS DIUSIR
77
NYAI TIRTA
78
KERAS HATI
79
ORANG-ORANG BRAHMA NETRA BUANA
80
DIA DATANG
81
DIA?
82
TERBEBAS
83
SORA BUANA
84
JURUS YANG SAMA
85
ANGIN VS HARIMAU
86
DUA KAKEK BERULAH
87
TAKDIR GANDA TELAH TERURAI
88
KAMANDAKA YANG SEHARUSNYA
89
DEWA PENYEMBUH
90
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG I
91
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG II
92
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG III
93
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IV
94
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG V
95
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VI
96
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VII
97
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VIII
98
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IX
99
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG X
100
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG XI
101
ARC III. DAMAR ALIT YANG SESUNGGUHNYA
102
BERKISAH, KOMPAK, KURA-KURA
103
UTUSAN KAHYANGAN AMBAYANG
104
OYOT NGULO VS OYOT NGULO
105
NAGA SELENDANG
106
DUA SEGEL BERHASIL TERBUKA
107
AKHIRNYA BERSAMA
108
KABUT HITAM DESA NGASEM
109
HAL-HAL YANG TIDAK TERPIKIRKAN
110
KAMANDAKA LEPAS KENDALI LAGI
111
KONDISI KAMANDAKA MEMBURUK
112
KERANG AJAIB DAN JURUS TAPAK DEWA
113
RESTU BENGGALA TERPERANGKAP
114
KAMANDAKA BERULAH
115
SUASANA TENANG SEBELUM BADAI
116
MALAM YANG GELISAH
117
MENYEBERANG
118
AMBISI BALAS DENDAM
119
KATA KUNCI
120
MELAWAN RASA TAKUT
121
ALAM BAWAH SADAR BUMIRANG
122
COBAAN DI PADANG KERING KERONTANG
123
KALAJENGKING RAKSASA
124
KAKEK
125
TULUS DAN PERCAYA
126
KEPERCAYAAN
127
TIPU DAYA
128
ILUSI RESTU BENGGALA
129
KEBANGKITAN
130
PILIHAN
131
KAWAH API

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!