ARC 1.13 PERTEMUAN: PENGLIHATAN

Kunci semua misteri adalah Eyang Pamekas. Walaupun tidak berniat selamanya menyimpan rahasia, tetapi pria tua itu juga tidak ingin dengan gamblang menjabarkannya. Dia hanya membekali Bumirang dengan kaweruh yang kelak bisa dijadikan petunjuk.

"Bumirang, aku lapar!" Teriakan Kamandaka mengalihkan perhatian Bumirang.

Tanpa mengatakan apa-apa, dia meletakkan buntalan kain di atas batu, kemudian memasukkan tangan ke dalamnya dan begitu ditarik ke luar, sebuah benda mirip cangkir minum berwarna perak ada di tangannya. Benda itu ada tutup berbentuk kerucut menyerupai menara istana.

Asap putih mengepul ke luar ketika tutupnya dibuka. Awalnya hanya tipis, tetapi lama-kelamaan menjadi sangat tebal dan secara alami membentuk sosok manusia. Tidak lama kemudian Kamandaka sudah berdiri sambil meregangkan otot-otot.

"Akhirnya aku bisa bergerak bebas lagi ...."

Bumirang tersenyum geli melihat tingkahnya. "Duduklah dan makan ini." Dia memberikan sesuatu yang dibungkus daun pisang dan satu bubu kepada Kamandaka.

Setelah menerima makanan wajahnya berseri-seri, Kamandaka pun duduk di atas rerumputan dan langsung melahapnya dengan rakus. Entah sudah lupa bagaimana rasanya menjadi anak orang kaya yang terbiasa memakan hidangan lezat, atau memang seperti itulah aslinya dia---tidak pernah pilih-pilih makanan. Apa pun yang diberikan selalu dilahap sampai habis tanpa komplain sedikit pun. Bahkan jika itu hanya beberapa buah pisang kukus yang sengaja Bumirang simpan untuknya.

Ketika sudah duduk bersila di atas batu, Bumirang berkata, "Kamandaka, aku harus bersemedi. Kamu jangan berkeliaran ...."

Dengan mulut penuh, Kamandaka menyambung ucapan Bumirang, "... tetap di dekatmu kalau tidak ingin tersesat dalam gelap dan dimakan binatang buas. Aku tau. Sana tidur saja, aku akan menjagamu. Apa enaknya tidur sambil duduk? Dasar aneh."

Setelah mengoceh, Kamandaka bersikap acuh tak acuh dan kembali makan. Lagaknya seperti orang waras yang benar-benar bisa diandalkan. Bumirang tidak bisa menahan senyum, bahkan sempat terkekeh ringan sebelum akhirnya memejamkan mata dan memusatkan pikiran.

Semadi untuk tirakat berbeda dengan semadi‐semadi lain yang kerap Bumirang lakukan, juga tidak sama dengan semadi khusus ketika bulan mencapai paripurna. Bila biasanya dalam semadi-semadi itu dia membuka hati dan pikiran serta seluruh panca indra supaya bisa melihat, merasakan, dan mendengar aktivitas semesta, dan khusus di malam purnama untuk menyerap cahaya dan energi rembulan, beda halnya dengan semadi tirakat di bulan mati. Dalam semadi tirakat, Bumirang justru harus menutup rapat-rapat hati, pikiran, serta seluruh panca indra. Dia diharuskan hanya boleh merasa, melihat serta mendengar apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri.

Dalam hening, Bumirang bisa merasakan sesuatu yang selama ini tersembunyi di lubuk hati yang paling dalam perlahan merayap ke cahaya. Sosoknya hanya berupa asap hitam, meliuk-liuk seperti ular membelit tubuh Bumirang dan berbicara dengan suara Bumirang juga.

Sisi gelap itu berkata, "Akhirnya ada sedikit titik terang tentang kedua orang tua yang selama ini sangat kamu rindukan, Bumirang. Kamu bahagia? Ya, tentu saja kamu harus bahagia. Tapi bagaimana dengan mereka? Bagaimana perasaan mereka jika tau kamu malah menolong anak orang-orang yang telah berkhianat?"

"Tentu saja mereka akan bangga." Bersamaan dengan hadirnya suara Bumirang yang ini asap putih muncul menyerupai sosok manusia dan meliuk-liuk di hadapan pemuda itu.

"Membohongi diri sendiri itu tidak enak, Bumirang. Capek. Sampai kapan akan terus berpura-pura baik-baik saja, huh? Kamu sudah melihatnya, bukan? Api .... Api itu---"

Asap putih menyela, "Orang-orang durjana itu sudah mendapatkan balasan---"

"Anak macam apa kamu, huh?!" Asap hitam murka dan semakin kuat membelit Bumirang, sampai-sampai wajah Bumirang mengernyit dan berkeringat. "Mana baktimu?! Seharusnya kamu tidak usah pedulikan bocah tidak waras itu!"

"Dia tidak tau apa-apa---"

"Dia juga bukan tanggung jawabmu! Untuk apa kamu membawanya?!"

"Di dunia ini tidak ada yang kebetulan terjadi. Eyang Pamekas selalu mengatakan---"

"Untuk apa kamu mempercayai pria tua pembohong itu?! Dia pembohong besar, Bumirang! Apa pun yang dia katakan hanyalah tipu daya!"

"Jangan dengarkan dia, Bumirang!"

Dua sisi dalam diri Bumirang terus berdebat, membuat jiwanya terombang-ambing di antara kobaran amarah dan lautan ketulusan. Meskipun di dalam dirinya terdapat banyak keistimewaan, tetapi Bumirang tetaplah manusia biasa yang bisa merasa sakit juga marah. Tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua, kerinduan Bumirang terhadap mereka merupakan momok paling menakutkan jika sisi gelap dalam hatinya sudah mulai bersuara.

"Lihatlah itu, Bumirang ...."

Lidah-lidah api tiba-tiba muncul di bidang pandang Bumirang, berkobar liar melalap apa saja yang ada di dekatnya. Suara jerit pilu menyayat hati terdengar, meratap memanggil namanya.

Tubuh Bumirang menegang, telapak tangan yang semula terbuka tengadah di atas paha perlahan mengepal. Wajahnya sekarang tidak hanya basah oleh peluh, tetapi juga air mata. Siksaan semacam inilah yang kerap dialaminya ketika tengah menjalani tirakat bulan mati. Dia harus bertarung melawan diri sendiri untuk mengalahkan sisi gelapnya. Hasil akhir pergumulan menentukan akan menjadi seperti apa Bumirang setelahnya.

Dalam mode seperti itu, Bumirang benar-benar terisolasi dari dunia luar. Apapun yang berlaku di sekitar, dia tidak bisa mendengar ataupun merasakan. Kamandaka memperhatikan raut wajah Bumirang yang tampak tidak baik-baik saja. Dia perlahan mendekat, lalu berlutut di hadapan Bumirang dan memperhatikan wajahnya dengan saksama.

"Huh? Ada cahaya di dahinya."

Setelah cukup lama memandang, rasa ingin tahu pun tidak mampu Kamandaka bendung. Perlahan dia mengulurkan tangan hendak menyentuh titik cahaya yang samar-samar menembus ikat kepala Bumirang. Namun, sebelum ujung jarinya berhasil menyasar target tiba-tiba sebuah benda menyerupai sabit, menyala-nyala, melayang ke arah Bumirang. Saat itu juga, sebuah bola cahaya kebiruan melesat secepat kilat merasuki tubuh Kamandaka.

Wajah dan sikap bodohnya seketika sirna. Matanya tiba-tiba menatap tajam, gestur pun tegak waspada, dan secepat bayangan berkelebat tangan kanannya menangkap sabit menyala-nyala yang hendak menghantam Bumirang.

"Kurang ajar!" Bersamaan dengan raungan murka suara perempuan, cahaya merah berkelebat dan langsung menghantam tangan Kamandaka yang sedang memegang sabit api. Benda itu terpelanting ke udara, sedangkan tubuh Kamandaka terdorong mundur dan berhenti saat menghantam pohon.

"Ugh ... uhuk uhuk ...." Kamandaka melenguh kesakitan dan terbatuk-batuk sambil memegangi dada yang rasanya seperti ditusu-tusuk. Sedikit darah segar mengalir di ujung bibir kanan dan dia pun perlahan mengelapnya menggunakan punggung tangan.

Perempuan tua jelamaan sabit api dan perempuan muda jelmaan cahaya merah, berdiri angkuh menatapnya. Ketika Kamandaka menaikan pandangan dan bertemu tatap, senyum culas dan tatapan penuh angkara tampak jelas di wajah mereka. Secara naluriah Kamandaka mengalihkan perhatian kepada Bumirang yang posisinya berada dalam jangkauan kedua perempuan itu.

Celaka. Apa yang harus aku lakukan? Aku cepat, tapi kedua wewe (perempuan dalam bahasa nyilu; bahasa siluman) ini juga cepat.

Terpopuler

Comments

rajes salam lubis

rajes salam lubis

tetap semangat

2024-08-10

0

Rinchanhime

Rinchanhime

perdebatan antara sisi baik dan buruk

2024-05-14

1

Adian

Adian

Jadi kayak momong

2024-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 ARC 1.1 PERTEMUAN: AWAL
2 ARC 1.2 PERTEMUAN: BUMIRANG TURUN GUNUNG
3 ARC 1.3 PERTEMUAN: SEPASANG HARIMAU PUTIH
4 ARC 1.4 PERTEMUAN: MIMPI BURUK RAJA
5 ARC 1.5 PERTEMUAN: RAJA DURJANA
6 ARC 1.6 PERTEMUAN: KAMANDAKA
7 ARC 1.7 PERTEMUAN: GETAH POHON AJAIB
8 ARC 1.8 PERTEMUAN KAMANDAKA DALAM BAHAYA
9 ARC 1.9 KIDUNG TILAR
10 ARC 1.10 PERTEMUAN: PUTRI BUANA ILAM-ILAM
11 ARC 1.11 PERTEMUAN: KE MASA LALU
12 ARC 1.12 PERTEMUAN: SINGGAH DI HUTAN JATI
13 ARC 1.13 PERTEMUAN: PENGLIHATAN
14 ARC 1.14 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 1
15 ARC 1.15 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 2
16 ARC 1.16 PERTEMUAN: MELAWAN DIRI SENDIRI
17 ARC 1.17 PERTEMUAN: DESA NGALUN DALU
18 ARC 1.18 PERTEMUAN: BERBENTURAN
19 ARC 1.19 PERTEMUAN: SILUMAN ULAR
20 ARC 1.20 PERTEMUAN: BUMIRANG DITAWAN
21 ARC 1.21 PERTEMUAN: SAHEN PANGERTOS TERBUKA
22 ARC 1.22 PERTEMUAN: KAHURIPAN 1
23 ARC 1.23 PERTEMUAN: KIDUNG KAHURIPAN 2
24 ARC 1.24 PERTEMUAN: DUEL
25 ARC 1.25 PERTEMUAN: TERLIHAT MUDAH TETAPI SEBENARNYA TIDAK
26 ARC 1.26 PERTEMUAN SRIKANTI
27 ARC 1.27 PERTEMUAN: JIWA KAMANDAKA TERBANGUN
28 ARC 1.28 PERTEMUAN: PURNAMA DI TENGAH DALU
29 ARC 1.29 PERTEMUAN: PERJALANAN YANG MENYENANGKAN
30 ARC 1.30 PORTEMUAN: SRIKANTI JADI PERMAISURI
31 ARC 1.31 PERTEMUAN: SELIR-SELIR BUANGAN
32 ARC 1.32 PERTEMUAN: RITUAL SIRAMAN
33 ARC 1.33 PERTEMUAN: TALI ROGO
34 ARC 1.34 PERTEMUAN: RESTU BENGGALA
35 ARC 1.35 PERTEMUAN: BUMIRANG VS RAJAH PATI
36 ARC 1.36 PERTEMUAN: PENJAGA SEMENTARA SAHEN PANGERTOS
37 ARC 1.37 PERTEMUAN: KAMANDAKA VS BASKARA PATINYA BUMIRANG
38 ARC 1.38 PERTEMUAN: INGATAN BUMIRANG
39 ARC 1.39 PERTEMUAN: SAHABAT LAMA
40 ARC 2.1 BURONAN: HATI YANG SULIT DITAKLUKKAN
41 MELANJUTKAN PERJALANAN
42 KELABANG RAKSASA
43 PETUNJUK
44 MASUK SARANG KELABANG
45 BUMIRANG MENGAMUK
46 AKHIR RIWAYAT SILUMAN KELABANG
47 TANTANGAN UNTUK BUMIRANG
48 DIPERDAYA
49 TERPERANGKAP
50 JIWANYA TERGUNCANG
51 KEMBALI
52 KAMANDAKA BERTEMU NYAI SEKAR
53 FRIKSI
54 PAMAN PANJI
55 KISAH MEREKA
56 KI SIMBANG
57 DARPANA ELOK
58 MAYAT-MAYAT GANAS
59 RADEN WIRA
60 RUANG BAWAH TANAH
61 CEMETI KIDUNG SWARGI
62 AKHIR PETUALANGANNYA
63 AKHIR DARI PARA DURJANA
64 MELATIH KAMANDAKA
65 KISAH SI PENGETUK PINTU
66 GADIS MIRIP KIDUNG KAHURIPAN
67 LIONTIN KAMANDAKA DAN MANDINI
68 PERSAHABATAN MEREKA
69 KISAH PILU NYAI RATIH
70 RAHASIA SINGGIH
71 PENUH KEPURA-PURAAN
72 KI JATI
73 BERTUKAR
74 TERNYATA
75 KAMANDAKA HILANG
76 NYARIS DIUSIR
77 NYAI TIRTA
78 KERAS HATI
79 ORANG-ORANG BRAHMA NETRA BUANA
80 DIA DATANG
81 DIA?
82 TERBEBAS
83 SORA BUANA
84 JURUS YANG SAMA
85 ANGIN VS HARIMAU
86 DUA KAKEK BERULAH
87 TAKDIR GANDA TELAH TERURAI
88 KAMANDAKA YANG SEHARUSNYA
89 DEWA PENYEMBUH
90 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG I
91 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG II
92 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG III
93 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IV
94 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG V
95 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VI
96 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VII
97 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VIII
98 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IX
99 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG X
100 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG XI
101 ARC III. DAMAR ALIT YANG SESUNGGUHNYA
102 BERKISAH, KOMPAK, KURA-KURA
103 UTUSAN KAHYANGAN AMBAYANG
104 OYOT NGULO VS OYOT NGULO
105 NAGA SELENDANG
106 DUA SEGEL BERHASIL TERBUKA
107 AKHIRNYA BERSAMA
108 KABUT HITAM DESA NGASEM
109 HAL-HAL YANG TIDAK TERPIKIRKAN
110 KAMANDAKA LEPAS KENDALI LAGI
111 KONDISI KAMANDAKA MEMBURUK
112 KERANG AJAIB DAN JURUS TAPAK DEWA
113 RESTU BENGGALA TERPERANGKAP
114 KAMANDAKA BERULAH
115 SUASANA TENANG SEBELUM BADAI
116 MALAM YANG GELISAH
117 MENYEBERANG
118 AMBISI BALAS DENDAM
119 KATA KUNCI
120 MELAWAN RASA TAKUT
121 ALAM BAWAH SADAR BUMIRANG
122 COBAAN DI PADANG KERING KERONTANG
123 KALAJENGKING RAKSASA
124 KAKEK
125 TULUS DAN PERCAYA
126 KEPERCAYAAN
127 TIPU DAYA
128 ILUSI RESTU BENGGALA
129 KEBANGKITAN
130 PILIHAN
131 KAWAH API
Episodes

Updated 131 Episodes

1
ARC 1.1 PERTEMUAN: AWAL
2
ARC 1.2 PERTEMUAN: BUMIRANG TURUN GUNUNG
3
ARC 1.3 PERTEMUAN: SEPASANG HARIMAU PUTIH
4
ARC 1.4 PERTEMUAN: MIMPI BURUK RAJA
5
ARC 1.5 PERTEMUAN: RAJA DURJANA
6
ARC 1.6 PERTEMUAN: KAMANDAKA
7
ARC 1.7 PERTEMUAN: GETAH POHON AJAIB
8
ARC 1.8 PERTEMUAN KAMANDAKA DALAM BAHAYA
9
ARC 1.9 KIDUNG TILAR
10
ARC 1.10 PERTEMUAN: PUTRI BUANA ILAM-ILAM
11
ARC 1.11 PERTEMUAN: KE MASA LALU
12
ARC 1.12 PERTEMUAN: SINGGAH DI HUTAN JATI
13
ARC 1.13 PERTEMUAN: PENGLIHATAN
14
ARC 1.14 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 1
15
ARC 1.15 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 2
16
ARC 1.16 PERTEMUAN: MELAWAN DIRI SENDIRI
17
ARC 1.17 PERTEMUAN: DESA NGALUN DALU
18
ARC 1.18 PERTEMUAN: BERBENTURAN
19
ARC 1.19 PERTEMUAN: SILUMAN ULAR
20
ARC 1.20 PERTEMUAN: BUMIRANG DITAWAN
21
ARC 1.21 PERTEMUAN: SAHEN PANGERTOS TERBUKA
22
ARC 1.22 PERTEMUAN: KAHURIPAN 1
23
ARC 1.23 PERTEMUAN: KIDUNG KAHURIPAN 2
24
ARC 1.24 PERTEMUAN: DUEL
25
ARC 1.25 PERTEMUAN: TERLIHAT MUDAH TETAPI SEBENARNYA TIDAK
26
ARC 1.26 PERTEMUAN SRIKANTI
27
ARC 1.27 PERTEMUAN: JIWA KAMANDAKA TERBANGUN
28
ARC 1.28 PERTEMUAN: PURNAMA DI TENGAH DALU
29
ARC 1.29 PERTEMUAN: PERJALANAN YANG MENYENANGKAN
30
ARC 1.30 PORTEMUAN: SRIKANTI JADI PERMAISURI
31
ARC 1.31 PERTEMUAN: SELIR-SELIR BUANGAN
32
ARC 1.32 PERTEMUAN: RITUAL SIRAMAN
33
ARC 1.33 PERTEMUAN: TALI ROGO
34
ARC 1.34 PERTEMUAN: RESTU BENGGALA
35
ARC 1.35 PERTEMUAN: BUMIRANG VS RAJAH PATI
36
ARC 1.36 PERTEMUAN: PENJAGA SEMENTARA SAHEN PANGERTOS
37
ARC 1.37 PERTEMUAN: KAMANDAKA VS BASKARA PATINYA BUMIRANG
38
ARC 1.38 PERTEMUAN: INGATAN BUMIRANG
39
ARC 1.39 PERTEMUAN: SAHABAT LAMA
40
ARC 2.1 BURONAN: HATI YANG SULIT DITAKLUKKAN
41
MELANJUTKAN PERJALANAN
42
KELABANG RAKSASA
43
PETUNJUK
44
MASUK SARANG KELABANG
45
BUMIRANG MENGAMUK
46
AKHIR RIWAYAT SILUMAN KELABANG
47
TANTANGAN UNTUK BUMIRANG
48
DIPERDAYA
49
TERPERANGKAP
50
JIWANYA TERGUNCANG
51
KEMBALI
52
KAMANDAKA BERTEMU NYAI SEKAR
53
FRIKSI
54
PAMAN PANJI
55
KISAH MEREKA
56
KI SIMBANG
57
DARPANA ELOK
58
MAYAT-MAYAT GANAS
59
RADEN WIRA
60
RUANG BAWAH TANAH
61
CEMETI KIDUNG SWARGI
62
AKHIR PETUALANGANNYA
63
AKHIR DARI PARA DURJANA
64
MELATIH KAMANDAKA
65
KISAH SI PENGETUK PINTU
66
GADIS MIRIP KIDUNG KAHURIPAN
67
LIONTIN KAMANDAKA DAN MANDINI
68
PERSAHABATAN MEREKA
69
KISAH PILU NYAI RATIH
70
RAHASIA SINGGIH
71
PENUH KEPURA-PURAAN
72
KI JATI
73
BERTUKAR
74
TERNYATA
75
KAMANDAKA HILANG
76
NYARIS DIUSIR
77
NYAI TIRTA
78
KERAS HATI
79
ORANG-ORANG BRAHMA NETRA BUANA
80
DIA DATANG
81
DIA?
82
TERBEBAS
83
SORA BUANA
84
JURUS YANG SAMA
85
ANGIN VS HARIMAU
86
DUA KAKEK BERULAH
87
TAKDIR GANDA TELAH TERURAI
88
KAMANDAKA YANG SEHARUSNYA
89
DEWA PENYEMBUH
90
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG I
91
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG II
92
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG III
93
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IV
94
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG V
95
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VI
96
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VII
97
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VIII
98
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IX
99
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG X
100
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG XI
101
ARC III. DAMAR ALIT YANG SESUNGGUHNYA
102
BERKISAH, KOMPAK, KURA-KURA
103
UTUSAN KAHYANGAN AMBAYANG
104
OYOT NGULO VS OYOT NGULO
105
NAGA SELENDANG
106
DUA SEGEL BERHASIL TERBUKA
107
AKHIRNYA BERSAMA
108
KABUT HITAM DESA NGASEM
109
HAL-HAL YANG TIDAK TERPIKIRKAN
110
KAMANDAKA LEPAS KENDALI LAGI
111
KONDISI KAMANDAKA MEMBURUK
112
KERANG AJAIB DAN JURUS TAPAK DEWA
113
RESTU BENGGALA TERPERANGKAP
114
KAMANDAKA BERULAH
115
SUASANA TENANG SEBELUM BADAI
116
MALAM YANG GELISAH
117
MENYEBERANG
118
AMBISI BALAS DENDAM
119
KATA KUNCI
120
MELAWAN RASA TAKUT
121
ALAM BAWAH SADAR BUMIRANG
122
COBAAN DI PADANG KERING KERONTANG
123
KALAJENGKING RAKSASA
124
KAKEK
125
TULUS DAN PERCAYA
126
KEPERCAYAAN
127
TIPU DAYA
128
ILUSI RESTU BENGGALA
129
KEBANGKITAN
130
PILIHAN
131
KAWAH API

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!