Mereka yang saat ini ada di hadapan raja adalah orang-orang terpilih, yang tabiatnya tidak lebih baik maupun lebih buruk dari sang baginda junjungan sendiri. Karena orang-orang yang tidak sejalan dengan Prabu Danur Kawiwitan pastinya sudah disingkirkan sejak lama.
Jadi, apa pun titah yang diberikan, terlepas masuk akal atau tidak, mudah ataupun sulit, tidak akan berdampak pada emosi mereka. Karena mereka ibarat bidak catur, tidak punya otak, kendali penuh ada pada orang yang memainkan.
Istana Kerajaan Jagat Kawiwitan dulu tidak dibatasi sungai dan penjagaan pintu gerbang pun tidak ketat. Siapa saja boleh masuk bahkan bisa bercengkrama langsung dengan sang raja. Namun itu dulu, kala Prabu Jagad Kawiwitan, raja pertama kerajaan ini yang berkuasa. Masa jaya dan kedamaian kala itu tidak pernah terulang lagi hingga sekarang.
"Dan satu lagi, temukan dan tangkap semua pemuda yang memiliki mata rajawali ...."
Kali ini, para penggawa yang semula hanya diam menyimak, tiba-tiba serentak mata melebar menatap Prabu Danur Kawiwitan. Satu pertanyaan yang sama terlintas di benak mereka ....
Di mana dan bagaimana cara menemukannya?
Mata rajawali sebenarnya hanyalah mitos. Mitos yang mengabarkan serta membesar-besarkan bahwa di jagat raya ini pernah ada seekor burung raksasa yang merajai angkasa, dengan penglihatan tajam yang mampu menembus penghalang apa pun serta jarak pandang yang tidak terbatas, mengawasi mayapada.
Dari semua perintah tidak masuk akal yang pernah diturunkan oleh Prabu Danur Kawiwitan, perintah yang satu ini adalah yang paling mustahil dilakukan dan bisa dipastikan tidak akan berhasil.
"Ampun, Gusti---"
Salah seorang angkat suara, tetapi seketika bungkam saat Prabu Danur Kawiwitan tidak menghiraukan, malah menurunkan perintah pembubaran.
"Lakukan seperti yang aku perintahkan! Sekarang juga, undur!"
Tidak ada pilihan, perintahnya adalah mutlak. Begitulah Prabu Danur Kawiwitan memerintah negerinya. Mereka yang telah bersedia mengucap sumpah setia tidak punya hak untuk berpendapat.
Sebelum mereka sempat beranjak, seorang perempuan renta datang menghadap. "Tunggu dulu, Gusti Prabu!" Dia berseru sambil melangkah tertatih bertumpu pada tongkatnya.
Prabu Danur Kawiwitan menatap tajam tidak senang. "Suaramu tidak dibutuhkan lagi, Nyi Rumpang. Kedudukan Sekutu Rumpang telah diambil oleh Brahma Netra Buana."
"Hamba salah karena gagal, tapi hamba tidak berdusta, Gusti Prabu. Sekarang ijinkan hamba untuk menebus kesalahan, bukan sebagai pemimpin Sektu Rumpang, melainkan hanya sebagai abdi dalem kerajaan." Perempuan renta itu perlahan berlutut, lalu menyembah.
"Apa yang akan kamu tawarkan?" Meski Prabu Danur Kawiwitan tampak acuh tak acuh, tetapi di dalam hati yakin bahwa Nyi Rumpang pasti memiliki solusi.
Perempuan itu adalah cenayang istana yang setia, tetapi gara-gara dia juga Dewi Nilam berhasil melarikan diri dengan janin dalam perutnya. Padahal seharusnya janin itu digugurkan atau mati terbakar bersama ibu dan ayahnya. Namun pada kenyataannya, ketika api telah padam mayat mereka tidak ditemukan.
"Mata rajawali," ujar Nyi Rumpang sembari perlahan meluruskan sikap, "tidak bisa dilihat oleh mata biasa. Jadi, ijinkan hamba dan Lembu Manikan yang mencarinya. Hamba tidak meragukan kemampuan orang-orang Brahma Netra Buana, tapi percayalah bahwa hamba masih sangat berguna."
Masuk akal, pikir Prabu Danur Kawiwitan dan tanpa pikir panjang langsung menyetujuinya.
Hari itu juga, istana disibukkan dengan pembangunan pintu gerbang dan prajurit-prajurit yang ditugaskan untuk mengumumkan uar-uar sayembara pun bertolak dari ibukota.
Biru cemerlang hanya ditemani awan seputih kapas menghiasi cakrawala ketika Bumirang keluar dari hutan dan melangkah di persawahan, tetapi sekarang ketika pijakan alam liar berganti pemukiman penduduk, semburat jingga pun telah ikut meramaikan.
Ini adalah desa pertama yang dijumpainya sejak turun gunung lima hari yang lalu. Melangkah santai di jalanan yang cukup ramai orang berlalu-lalang, banyak desas-desus tertangkap pendengaran.
Bulan sudah memasuki fase pudar, pemuda itu pun singgah di sebuah kedai pinggir jalan, memesan satu kendi air putih dan sepiring singkong kukus. Menikmatinya perlahan sambil mendengar obrolan sekelompok bapak-bapak.
"Gusti putri sudah menghilang lebih dari dua windu, kenapa baru dicari sekarang? Pake sayembara pula. Apa tidak Aneh itu? Siapa tau saja sebenarnya Dewi Nilam dan Raden Panji tidak pernah melarikan diri, tapi sudah jadi korban pembantaian juga."
"Ya, mungkin saja gusti prabu masih belum bisa menerima kenyataan. Bukankah setelah peristiwa itu beliau selalu merasa cemas, sampai-sampai membentengi istana dengan sungai dan tembok tinggi."
"Dan kabarnya sekarang sedang membangun benteng lagi. Banyak pemuda desa diboyong ke ibukota."
"Mudah-mudahan tidak terulang seperti yang waktu membuat sungai. Banyak dari mereka yang tidak kembali ke rumah. Kabarnya dijadikan tumbal."
"Hah! Tarikan upeti lagi pasti. Yang upeti satu lingkaran bulan saja sudah mencekik. Gusti prabu dan orang-orang kerajaan hanya peduli pada diri mereka sendiri. Rakyat jelata seperti kita ini dianggap sapi perah."
"Banyak orang-orang ningrat kelakuannya bejat, suka maksiat."
"Dengar-dengar di Desa Ngalun Dalu, desanya kakangku ada aturan, dara-dara yang hendak menikah harus melayani Raden Sono Baur dulu."
Bumirang yang sedari tadi mendengar tanpa terpengaruh, tiba-tiba mengernyitkan dahi saat mendengar penuturan laki-laki tersebut. Kalau itu benar-benar terjadi, kegilaan macam apa?
"Edan!"
"Di sana banyak dara mati bunuh diri---"
Brak
Meja digebrak dan seketika itu juga obrolan berhenti. Perhatian mereka pun langsung tertuju pada pemuda yang sekarang tengah menatap tajam.
"Beraninya kalian menggunjing orang-orang kerajaan dan para ningrat!" Pemuda itu membentak, mengangkat satu kaki ke bangku, lalu mencondongkan tubuh ke orang yang berada tepat di hadapannya. "Sudah bosan hidup, huh?"
Sementara bapak-bapak itu pucat pasi karena ketakutan, Bumirang tetap tenang. Acuh tak acuh menikmati singkong kukus yang di lidahnya terasa sangat lezat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
4wied
jadi kepengen
2024-09-06
1
Dragon🐉 gate🐉
gw kira Bumirang yg baper dngr gosipnya si bapak, eh ternyata msh santuy dng singkong rebusnya/Chuckle//Chuckle/
2024-08-28
0
Dragon🐉 gate🐉
laaah...
2024-08-28
0