ARC 1.15 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 2

Bagaimana bisa dia tau? Batin Nyai Rumpang dan Lembu Manikan menyuarakan pertanyaan yang sama.

"Jangan sok! Tau apa kamu tentang dia?!" Lembu Manikan, tidak hanya postur tubuhnya saja yang mirip laki-laki, tetapi suaranya saat marah juga jadi mirip suara laki-laki. Besar, serak, dan dalam.

Kamandaka menanggapi santai, bahkan terkesan acuh tak acuh. "Tentu saja aku tau segalanya. Tapi jangan harap aku akan memberitahu kalian."

"Pemuda itu." Nyai Rumpang menggumam, teringat sosok pemuda yang tadi tengah semadi dan menguarkan aura panas.

"Maksud Guru---" Lembu Manikan menoleh ke arah Bumirang dan langsung kehilangan kata-kata karena di sana tidak ada siapa-siapa.

"Ke mana dia?" Nyai Rumpang melontarkan apa yang dipikirkan Lembu Manikan.

Raga Bumirang yang masih duduk di tempatnya tidak bisa dilihat oleh mereka. Sementara Nyai Rumpang dan Lembu Manikan celangak-celinguk kebingungan, Kamandaka justru merasa lega karena dengan begitu dia bisa fokus menghadapi kedua begundal Prabu Danur tanpa perlu merasa khawatir pada Bumirang.

"Dengan suka rela menyerahkan diri atau perlu dipaksa?" Kamandaka tersenyum sinis, tatapannya pun tajam mengisyaratkan bahwa tiada ampun jika mereka tetap keras kepala. Perlahan dia menarik tangan kanan ke belakang, mengepal jemari sejenak, lalu membukanya kembali. Telapaknya bersinar kebiruan dan dari pusat cahaya secara perlahan muncul pucuk tumbuhan berwarna ungu kebiruan.

"Cuih!" Lembu Manikan meludah kasar. "Kamu pikir kamu siapa, huh?! Jagoan?!" Padahal dadanya masih terasa sesak, tetapi tanpa ragu berteriak hingga menyebabkannya terbatuk beberapa kali.

"Kenapa tidak mencobanya?" Usai bicara, Kamandaka langsung melompat ke samping untuk menghindari serangan sabit api yang tiba-tiba dilempar oleh Nyai Rumpang.

"Robek mulut sombongnya itu, Nanggal Sepisan!" Perempuan tua itu berteriak gusar.

Seketika itu juga sabit api melayang-layang mengejar ke mana pun Kamandaka pergi. Meski sambil berjumpalitan---kadang di darat, kadang di udara, bahkan terkadang juga melompat dari dahan pohon satu ke dahan pohon lain---pemuda itu tidak terlihat lelah ataupun panik. Telapak tangan kanannya terkepal erat-erat karena merasa masih belum waktunya untuk melepaskan senjata.

"Beraman! Agiugi ngula tilahang dedegh iki!" Masih sambil terus bergerak, Kamandaka memberi peringatan sekaligus mengintruksikan kepada penghuni hutan yang ada di sekitar lokasi untuk menjauh. Saat itu juga alam di sekitar seperti bergolak, tumbuhan perdu dan semak belukar bergoyang, suara daun terinjak dan ranting patah terdengar sangat intens, embusan udara karena pergerakan para makhluk gaib serasa bergelombang.

[Berbahaya! Cepat pergi tinggalkan tempat ini!]

Mendengar Kamandaka berbicara menggunakan bahasa yang tidak mereka pahami, baik Nyai Rumpang maupun Lembu Manikan terkejut luar biasa.

"Guru, apakah dia bicara bahasa Nyilu?"

"Itu tidak mungkin. Satu-satunya orang yang bisa bahasa Nyilu hanya Prabu Jagad Kawiwitan. Lagi pula, Kamandaka juga bukan salah satu keturunan kerajaan."

"Tapi Guru, dia tau tentang mata rajawali. Bagaimana kalau ternyata dia sendiri orangnya?"

"Bagaimana mungkin? Dia itu anaknya Patmi---"

"Tapi dia bilang dia bukan Kamandaka yang dulu. Jadi aku pikir---"

"Pungguk dungu." Nyai Rumpang mengutuk dirinya sendiri karena merasa bodoh. "Aku tidak berpikir sampai ke situ."

"Apa yang kalian lakukan, huh?" Suara Kamandaka mengalihkan perhatian mereka dan saat itu juga keduanya harus berpencar, berjumpalitan menghindari sabetan tanaman merambat yang dikendalikan oleh tangan kanan pemuda itu.

"Salwe sikak (Terima kasih), Raden ...." Suara ini menggema di udara.

"Agiugi ngula ...." (Cepat pergi)

"Kamu benar, Lembu Manikan! Dia bicara bahasa Nyilu!" Berdiri di atas sebuah dahan setelah berhasil lolos dari amukan Oyot Ngulo [akar mengular], Nyai Rumpang berteriak berbicara pada muridnya yang sedang berdiri di pucuk batang pohon jati muda.

Kamandaka yang sedang jongkok di atas gulungan Oyot Ngulo, mengambang di udara, terbahak-bahak sejenak kemudian berkata, "Dosa-dosa kalian terhadap keturunan paling berharga Prabu Jagad tidak bisa dimaafkan. Kamu yang membimbing mereka keluar dari istana, juga mengarahkan Dewi Nilam untuk melakukan tirakat, tapi kamu juga mengkhianati mereka, Nyai Rumpang!"

Diumbar aibnya, sekelebat rasa bersalah menyelinap dalam benak Nyai Rumpang. Dirinya dulu hanyalah dayang istana, mbok mban [pengasuh] khusus Dewi Nilam. Menjadi satu-satunya keturunan perempuan, Dewi Nilam pun mendapat anugerah bisa menghapus karmaphala buruk yang mengikat para keturunan kerajaan seperti jerat setan.

Nyai Rumpang yang diam-diam memiliki kemampuan seorang cenayang adalah orang yang mendapatkan petunjuk tentang hal itu lewat mimpi. Dia menceritakan kisah karmaphala Kerajaan Jagat Kawiwitan. Dewi Nilam yang tidak ingin anak dalam kandungannya turut mememikul karmaphala, melakukan tirakat yang sangat berat.

Dewi Nilam pantang menikmati segala fasilitas kerajaan. Bahkan dia mengharamkan makanan yang berasal dari dapur istana, yang mana bahan-bahannya diperoleh dari hasil memeras keringat rakyat jelata. Raden Panji Buana kerap keluar istana dengan menyamar sebagai rakyat jelata untuk menghasilkan makanan halal yang diperoleh dari hasil barter ataupun bekerja.

Melihat penderitaan kedua junjungannya, terlebih Dewi Nilam yang sering kelaparan padahal sedang mengandung, Nyai Rumpang pun akhirnya tidak tega. Dia diam-diam membawa mereka keluar dari istana untuk tinggal di rumahnya. Namun, begitu Prabu Danur, yang saat itu masih berstatus pangeran, mengetahui pelarian Dewi Nilam dan Raden Panji Buana, segera saja memanfaatkan situasi untuk melakukan pembantaian dan menjadikan Raden Panji sebagai kambing hitam.

Nyai Rumpang ingin melindungi kedua junjungannya, tetapi orang yang dia hadapi adalah manusia berhati iblis yang tidak pernah segan menumpahkan darah lawan. Lagi pula, saat itu dia masih bukan apa-apa.

Pada akhirnya dia tidak punya pilihan selain bersumpah setia pada sang Prabu Danur yang berhasil naik takhta lewat jalur pembantaian, dan terpaksa turut menjadi bagian dari orang-orang yang diperintahkan untuk menghabisi Dewi Nilam dan Raden Panji Buana.

Melihat raut wajah Nyai Rumpang berubah muram dan tatapan pun sendu penuh lara, Kamandaka berujar mencemooh, "Menyesal pun sudah terlambat, Nyai Rumpang. Karmaphala tetap akan mendatangimu."

Tiba-tiba perempuan tua itu menitikan air mata dan dengan suara bergetar berkata, "Aku tau mereka tidak mati dalam kebaran itu. Kalau mereka sudah mati tidak mungkin Prabu Danur dihantui mimpi buruk tentang pemuda bermata rajawali yang akan datang mengambil alih kedudukannya. Pemuda bermata rajawali itu putra Dewi Nilam, kan?"

Lagi-lagi Kamandaka terbahak-bahak. "Semakin tinggi kedudukanmu di kerajaan, kamu pun semakin tidak tau diri, Nyai Rumpang. Jangan pikir air mata palsu itu bisa menipuku. Bukankah sekarang kamu sedang berpikir untuk menangkapku, memaksa si mata rajawali itu muncul? Setelah menjadi tua, orang sepertimu pun bisa menjadi naif dan bodo."

"Kurang ajar!" Lembu Manikan meraung sambil melempar Luwuk, pedang pendek bercahaya merah darah, ke arah Kamandaka.

Pemuda itu tidak perlu susah-susah menghindar karena Oyot Ngulo bergerak dengan sendirinya untuk menghindari serangan si Luwuk. Tumbuhan merambat yang bentuknya mirip akar itu meliuk-liuk seperti ular dengan Kamandaka yang berdiri santai sambil melipat tangan di depan dada.

"Jangan sampai membunuhnya, Lembu Manikan! Cukup lumpuhkan saja!"

"Aku mengerti, Guru!" Lembu Manikan mengulurkan tangan kanan dan Luwuk pun tiba-tiba kembali ke genggamannya, seperti tersedot. Setelah itu, bentuknya secara ajaib memanjang, pipih, dan sangat luntur---meliuk-liuk mengejar Oyot Ngulo.

Di dalam hutan yang gelap gulita bagi pandangan mata manusia awam itu mereka bertarung di udara, di antara pohon-pohon jati. Meski tajam mematikan, Luwuk yang telah berubah menjadi cambuk tetap tidak mampu melukai Oyot Ngulo, karena kulit tumbuhan itu ternyata kebal terhadap senjata tajam. Berkali-kali Luwuk berhasil menggoresnya, suara benturan yang membuat ngilu terdengar, tetapi tidak ada sedikit pun luka.

Melihat Lembu Manikan yang biasanya memepecundangi lawan, tetapi sekarang justru dipecundangi, Nyai Rumpang geram bukan kepalang. Tidak peduli bahwa yang dilakukannya adalah kecurangan, perempuan tua itu melempar Nanggal Sepisan.

"Curang pun belum tentu berhasil, Nyai Rumpang!" Kamandaka terbahak-bahak sambil berjumpalitan di badan Oyot Ngulo, menghindari senjata sabit yang mengejarnya.

Terpopuler

Comments

Dragon🐉 gate🐉

Dragon🐉 gate🐉

sprtinya Bumirang ngrogo Sukmo pd Kamandaka,..

2024-08-29

0

Dragon🐉 gate🐉

Dragon🐉 gate🐉

rumput indigo kah ? /Smirk/

2024-08-29

0

Rinchanhime

Rinchanhime

Lah, baru nyadar dia

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 ARC 1.1 PERTEMUAN: AWAL
2 ARC 1.2 PERTEMUAN: BUMIRANG TURUN GUNUNG
3 ARC 1.3 PERTEMUAN: SEPASANG HARIMAU PUTIH
4 ARC 1.4 PERTEMUAN: MIMPI BURUK RAJA
5 ARC 1.5 PERTEMUAN: RAJA DURJANA
6 ARC 1.6 PERTEMUAN: KAMANDAKA
7 ARC 1.7 PERTEMUAN: GETAH POHON AJAIB
8 ARC 1.8 PERTEMUAN KAMANDAKA DALAM BAHAYA
9 ARC 1.9 KIDUNG TILAR
10 ARC 1.10 PERTEMUAN: PUTRI BUANA ILAM-ILAM
11 ARC 1.11 PERTEMUAN: KE MASA LALU
12 ARC 1.12 PERTEMUAN: SINGGAH DI HUTAN JATI
13 ARC 1.13 PERTEMUAN: PENGLIHATAN
14 ARC 1.14 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 1
15 ARC 1.15 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 2
16 ARC 1.16 PERTEMUAN: MELAWAN DIRI SENDIRI
17 ARC 1.17 PERTEMUAN: DESA NGALUN DALU
18 ARC 1.18 PERTEMUAN: BERBENTURAN
19 ARC 1.19 PERTEMUAN: SILUMAN ULAR
20 ARC 1.20 PERTEMUAN: BUMIRANG DITAWAN
21 ARC 1.21 PERTEMUAN: SAHEN PANGERTOS TERBUKA
22 ARC 1.22 PERTEMUAN: KAHURIPAN 1
23 ARC 1.23 PERTEMUAN: KIDUNG KAHURIPAN 2
24 ARC 1.24 PERTEMUAN: DUEL
25 ARC 1.25 PERTEMUAN: TERLIHAT MUDAH TETAPI SEBENARNYA TIDAK
26 ARC 1.26 PERTEMUAN SRIKANTI
27 ARC 1.27 PERTEMUAN: JIWA KAMANDAKA TERBANGUN
28 ARC 1.28 PERTEMUAN: PURNAMA DI TENGAH DALU
29 ARC 1.29 PERTEMUAN: PERJALANAN YANG MENYENANGKAN
30 ARC 1.30 PORTEMUAN: SRIKANTI JADI PERMAISURI
31 ARC 1.31 PERTEMUAN: SELIR-SELIR BUANGAN
32 ARC 1.32 PERTEMUAN: RITUAL SIRAMAN
33 ARC 1.33 PERTEMUAN: TALI ROGO
34 ARC 1.34 PERTEMUAN: RESTU BENGGALA
35 ARC 1.35 PERTEMUAN: BUMIRANG VS RAJAH PATI
36 ARC 1.36 PERTEMUAN: PENJAGA SEMENTARA SAHEN PANGERTOS
37 ARC 1.37 PERTEMUAN: KAMANDAKA VS BASKARA PATINYA BUMIRANG
38 ARC 1.38 PERTEMUAN: INGATAN BUMIRANG
39 ARC 1.39 PERTEMUAN: SAHABAT LAMA
40 ARC 2.1 BURONAN: HATI YANG SULIT DITAKLUKKAN
41 MELANJUTKAN PERJALANAN
42 KELABANG RAKSASA
43 PETUNJUK
44 MASUK SARANG KELABANG
45 BUMIRANG MENGAMUK
46 AKHIR RIWAYAT SILUMAN KELABANG
47 TANTANGAN UNTUK BUMIRANG
48 DIPERDAYA
49 TERPERANGKAP
50 JIWANYA TERGUNCANG
51 KEMBALI
52 KAMANDAKA BERTEMU NYAI SEKAR
53 FRIKSI
54 PAMAN PANJI
55 KISAH MEREKA
56 KI SIMBANG
57 DARPANA ELOK
58 MAYAT-MAYAT GANAS
59 RADEN WIRA
60 RUANG BAWAH TANAH
61 CEMETI KIDUNG SWARGI
62 AKHIR PETUALANGANNYA
63 AKHIR DARI PARA DURJANA
64 MELATIH KAMANDAKA
65 KISAH SI PENGETUK PINTU
66 GADIS MIRIP KIDUNG KAHURIPAN
67 LIONTIN KAMANDAKA DAN MANDINI
68 PERSAHABATAN MEREKA
69 KISAH PILU NYAI RATIH
70 RAHASIA SINGGIH
71 PENUH KEPURA-PURAAN
72 KI JATI
73 BERTUKAR
74 TERNYATA
75 KAMANDAKA HILANG
76 NYARIS DIUSIR
77 NYAI TIRTA
78 KERAS HATI
79 ORANG-ORANG BRAHMA NETRA BUANA
80 DIA DATANG
81 DIA?
82 TERBEBAS
83 SORA BUANA
84 JURUS YANG SAMA
85 ANGIN VS HARIMAU
86 DUA KAKEK BERULAH
87 TAKDIR GANDA TELAH TERURAI
88 KAMANDAKA YANG SEHARUSNYA
89 DEWA PENYEMBUH
90 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG I
91 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG II
92 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG III
93 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IV
94 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG V
95 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VI
96 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VII
97 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VIII
98 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IX
99 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG X
100 EDISI KHUSUS SINDU RENCANG XI
101 ARC III. DAMAR ALIT YANG SESUNGGUHNYA
102 BERKISAH, KOMPAK, KURA-KURA
103 UTUSAN KAHYANGAN AMBAYANG
104 OYOT NGULO VS OYOT NGULO
105 NAGA SELENDANG
106 DUA SEGEL BERHASIL TERBUKA
107 AKHIRNYA BERSAMA
108 KABUT HITAM DESA NGASEM
109 HAL-HAL YANG TIDAK TERPIKIRKAN
110 KAMANDAKA LEPAS KENDALI LAGI
111 KONDISI KAMANDAKA MEMBURUK
112 KERANG AJAIB DAN JURUS TAPAK DEWA
113 RESTU BENGGALA TERPERANGKAP
114 KAMANDAKA BERULAH
115 SUASANA TENANG SEBELUM BADAI
116 MALAM YANG GELISAH
117 MENYEBERANG
118 AMBISI BALAS DENDAM
119 KATA KUNCI
120 MELAWAN RASA TAKUT
121 ALAM BAWAH SADAR BUMIRANG
122 COBAAN DI PADANG KERING KERONTANG
123 KALAJENGKING RAKSASA
124 KAKEK
125 TULUS DAN PERCAYA
126 KEPERCAYAAN
127 TIPU DAYA
128 ILUSI RESTU BENGGALA
129 KEBANGKITAN
130 PILIHAN
131 KAWAH API
Episodes

Updated 131 Episodes

1
ARC 1.1 PERTEMUAN: AWAL
2
ARC 1.2 PERTEMUAN: BUMIRANG TURUN GUNUNG
3
ARC 1.3 PERTEMUAN: SEPASANG HARIMAU PUTIH
4
ARC 1.4 PERTEMUAN: MIMPI BURUK RAJA
5
ARC 1.5 PERTEMUAN: RAJA DURJANA
6
ARC 1.6 PERTEMUAN: KAMANDAKA
7
ARC 1.7 PERTEMUAN: GETAH POHON AJAIB
8
ARC 1.8 PERTEMUAN KAMANDAKA DALAM BAHAYA
9
ARC 1.9 KIDUNG TILAR
10
ARC 1.10 PERTEMUAN: PUTRI BUANA ILAM-ILAM
11
ARC 1.11 PERTEMUAN: KE MASA LALU
12
ARC 1.12 PERTEMUAN: SINGGAH DI HUTAN JATI
13
ARC 1.13 PERTEMUAN: PENGLIHATAN
14
ARC 1.14 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 1
15
ARC 1.15 PERTEMUAN: KAMANDAKA BERAKSI 2
16
ARC 1.16 PERTEMUAN: MELAWAN DIRI SENDIRI
17
ARC 1.17 PERTEMUAN: DESA NGALUN DALU
18
ARC 1.18 PERTEMUAN: BERBENTURAN
19
ARC 1.19 PERTEMUAN: SILUMAN ULAR
20
ARC 1.20 PERTEMUAN: BUMIRANG DITAWAN
21
ARC 1.21 PERTEMUAN: SAHEN PANGERTOS TERBUKA
22
ARC 1.22 PERTEMUAN: KAHURIPAN 1
23
ARC 1.23 PERTEMUAN: KIDUNG KAHURIPAN 2
24
ARC 1.24 PERTEMUAN: DUEL
25
ARC 1.25 PERTEMUAN: TERLIHAT MUDAH TETAPI SEBENARNYA TIDAK
26
ARC 1.26 PERTEMUAN SRIKANTI
27
ARC 1.27 PERTEMUAN: JIWA KAMANDAKA TERBANGUN
28
ARC 1.28 PERTEMUAN: PURNAMA DI TENGAH DALU
29
ARC 1.29 PERTEMUAN: PERJALANAN YANG MENYENANGKAN
30
ARC 1.30 PORTEMUAN: SRIKANTI JADI PERMAISURI
31
ARC 1.31 PERTEMUAN: SELIR-SELIR BUANGAN
32
ARC 1.32 PERTEMUAN: RITUAL SIRAMAN
33
ARC 1.33 PERTEMUAN: TALI ROGO
34
ARC 1.34 PERTEMUAN: RESTU BENGGALA
35
ARC 1.35 PERTEMUAN: BUMIRANG VS RAJAH PATI
36
ARC 1.36 PERTEMUAN: PENJAGA SEMENTARA SAHEN PANGERTOS
37
ARC 1.37 PERTEMUAN: KAMANDAKA VS BASKARA PATINYA BUMIRANG
38
ARC 1.38 PERTEMUAN: INGATAN BUMIRANG
39
ARC 1.39 PERTEMUAN: SAHABAT LAMA
40
ARC 2.1 BURONAN: HATI YANG SULIT DITAKLUKKAN
41
MELANJUTKAN PERJALANAN
42
KELABANG RAKSASA
43
PETUNJUK
44
MASUK SARANG KELABANG
45
BUMIRANG MENGAMUK
46
AKHIR RIWAYAT SILUMAN KELABANG
47
TANTANGAN UNTUK BUMIRANG
48
DIPERDAYA
49
TERPERANGKAP
50
JIWANYA TERGUNCANG
51
KEMBALI
52
KAMANDAKA BERTEMU NYAI SEKAR
53
FRIKSI
54
PAMAN PANJI
55
KISAH MEREKA
56
KI SIMBANG
57
DARPANA ELOK
58
MAYAT-MAYAT GANAS
59
RADEN WIRA
60
RUANG BAWAH TANAH
61
CEMETI KIDUNG SWARGI
62
AKHIR PETUALANGANNYA
63
AKHIR DARI PARA DURJANA
64
MELATIH KAMANDAKA
65
KISAH SI PENGETUK PINTU
66
GADIS MIRIP KIDUNG KAHURIPAN
67
LIONTIN KAMANDAKA DAN MANDINI
68
PERSAHABATAN MEREKA
69
KISAH PILU NYAI RATIH
70
RAHASIA SINGGIH
71
PENUH KEPURA-PURAAN
72
KI JATI
73
BERTUKAR
74
TERNYATA
75
KAMANDAKA HILANG
76
NYARIS DIUSIR
77
NYAI TIRTA
78
KERAS HATI
79
ORANG-ORANG BRAHMA NETRA BUANA
80
DIA DATANG
81
DIA?
82
TERBEBAS
83
SORA BUANA
84
JURUS YANG SAMA
85
ANGIN VS HARIMAU
86
DUA KAKEK BERULAH
87
TAKDIR GANDA TELAH TERURAI
88
KAMANDAKA YANG SEHARUSNYA
89
DEWA PENYEMBUH
90
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG I
91
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG II
92
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG III
93
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IV
94
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG V
95
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VI
96
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VII
97
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG VIII
98
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG IX
99
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG X
100
EDISI KHUSUS SINDU RENCANG XI
101
ARC III. DAMAR ALIT YANG SESUNGGUHNYA
102
BERKISAH, KOMPAK, KURA-KURA
103
UTUSAN KAHYANGAN AMBAYANG
104
OYOT NGULO VS OYOT NGULO
105
NAGA SELENDANG
106
DUA SEGEL BERHASIL TERBUKA
107
AKHIRNYA BERSAMA
108
KABUT HITAM DESA NGASEM
109
HAL-HAL YANG TIDAK TERPIKIRKAN
110
KAMANDAKA LEPAS KENDALI LAGI
111
KONDISI KAMANDAKA MEMBURUK
112
KERANG AJAIB DAN JURUS TAPAK DEWA
113
RESTU BENGGALA TERPERANGKAP
114
KAMANDAKA BERULAH
115
SUASANA TENANG SEBELUM BADAI
116
MALAM YANG GELISAH
117
MENYEBERANG
118
AMBISI BALAS DENDAM
119
KATA KUNCI
120
MELAWAN RASA TAKUT
121
ALAM BAWAH SADAR BUMIRANG
122
COBAAN DI PADANG KERING KERONTANG
123
KALAJENGKING RAKSASA
124
KAKEK
125
TULUS DAN PERCAYA
126
KEPERCAYAAN
127
TIPU DAYA
128
ILUSI RESTU BENGGALA
129
KEBANGKITAN
130
PILIHAN
131
KAWAH API

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!