“Aku sudah menyadari keberadaan kalian sejak awal, jadi tunjukkan wajah kalian!” Zerim dengan lantang memperingati para penguntit itu untuk segera keluar, sedangkan Yelen dengan pandangan waspada bahwa sebentar lagi akan terjadi pertumpahan darah.
“Wah-wah sepertinya kamu membawa pria manis ini kak Yelen, menarik” seorang wanita keluar di tempat persembunyiannya bersama dengan dua pria kekar yang selalu mendampingi wanita tersebut.
“Yelen siapa dia?”
“Adikku”
Zerim sejenak tertegun, jadi bawahan Eva adalah adiknya Yelen. Cukup masuk akal jika rupa keduanya memang hampir mirip, ia juga berpura-pura bersiap untuk bertarung sambil menarik pedang perak di punggungnya.
“Jadi apa maumu Fiora? ”
“Setidaknya kau menganggapku sebagai adikmu kak Yelen. Itu membuatku sakit hati tau” Fiora sembari memerintah kedua pria kekar tersebut untuk mengepung Zerim, sedangkan ia sendiri yang akan berhadapan langsung dengan kakaknya.
“Sejak kapan aku menganggapmu sebagai adikku, cih aku tak sudi memiliki adik seperti dirimu!”
“Aku tak menyangka kak Yelen berkata sekejam itu, tapi mengingat ini adalah pertemuan untuk sekian kali. Bagaimana kita ngobrol sebentar, mengenang masa lalu kita” Fiora menjilati bibinya sembari menyentuh area intimnya yang sudah tak tertahan lagi.
Bermain dengan kedua bodyguard tersebut membuat Fiora perlu menemukan standar hasratnya. Karena pria kekar tersebut tidak bisa mengimbangi permainan ranjangnya, Fiora berusaha mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan seksualnya dan ia menemukan pemuda yang sedang bersama kakaknya, waktu yang tepat sekali.
Yelen langsung menyerang Fiora dengan pedang yang ia ayunkan, sedangkan Fiora seperti biasa menangkis tebasan tersebut dengan cambuk yang bergerigi. Benturan keduanya cukup membuat sedikit percikan api dan gelombang kejut di area sekitar, Yelen langsung mundur untuk menganalisa situasi pertarungan dengan Fiora.
Fiora menarik nafasnya dengan gairah yang menggebu-gebu, sepertinya ia sudah tidak bisa menahan rasa yang ingin ia lampiaskan. Nampaknya ia harus mengakhiri pertarungan tersebut dengan kakaknya dan bermain dengan pemuda manis itu setelahnya.
Dengan lekuk tubuh yang tercetak cukup jelas, Fiora melakukan serangan mematikan kepada Yelen. Yelen pun membuat tebasan beberapa kali dari jarak jauh, menciptakan sabetan angin meluncur cepat kearah serangan cambuk itu. Lagi-lagi kedua serangan tersebut berbenturan dan sekali lagi menciptakan percikan api.
Yelen memfokuskan energi mana pada pedangnya lalu dengan hentakan kaki di tanah, ia meluncur dengan cepat. Terjadilah pertarungan yang cukup sengit antara Yelen dan Fiora. Kedua senjata saling berbenturan menciptakan percikan-percikan api yang mana membuat udara memanas, bahkan udara sekitar menjadi tak beraturan, hal itu yang di rasakan Zerim saat melihat keduanya bertarung dengan nafsu membunuh masing-masing.
Kini melihat pria kekar berotot yang sedang menuju ke arahnya membuat Zerim waspada. Meskipun sebenarnya ia bisa mengalahkan pria itu dengan jentikan jari, namun demi menghormati paman Jonggo yang telah memberikan sebuah pedang. Zerim untuk saat ini bertaruh bahwa pedang pemberian paman jonggo apakah mampu melawan pria berotot tersebut.
Tanpa banyak kata salah satu pria tersebut melesat menuju ke arah Zerim dengan serangan pukulan. Zerim hanya menghindar mengukur seberapa kuat pukulan dari pria berotot tersebut. Hantaman cukup keras di tanah mampu membuat gempa skala kecil dan permukaan tanah itu menjadi retak dan berlubang.
Setelah mengukur kekuatan kedua pria tersebut secara kasar, Zerim yakin ia bisa mengalahkan keduanya dengan bermodal pedang pemberian paman Jonggo. Ia melesat melakukan gerakan sederhana seperti menebas untuk menyerang, sesekali menghindar dari pukulan berat yang di layangkan pria kekar tersebut.
"Bocah ini boleh juga” ucap pria kekar yang sedang mengamati pertarungan dari jauh.
“Jack, apa yang di perintah nona Fiora kepada bocah ini?”
“Seperti biasa usahakan jangan membuat bocah ini mati, dan tangkap hidup-hidup”
Pria kekar tersebut kembali menyerang Zerim yang sedang dalam posisi bertahan. Urat-urat tangannya mulai keluar dan lama-lama membesar dan semakin besar. Zerim yang menyadari serangan tersebut, berniat menangkis pukulan itu dengan pedang peraknya, seberapa kuat pedang peraknya mampu menahan pukulan berat dari pria kekar itu.
Trang!
Tabrakan keduanya mampu membuat sebuah gelombang kejut yang lebih dahsyat dari sebelumnya. Begitu merasakan serangannya masih tertahan, membuat pria kekar itu sedikit kaget. Ia pun memperkuat tubuhnya dengan mana dan sekuat tenaga memperkuat pukulannya untuk menembus tangkisan pedang dari Zerim.
Pedang perak yang sudah ia pertaruhkan sedikit demi sedikit retak dan tampaknya tak mampu menahan serangan dari pria kekar tersebut. Pedangnya pun pecah dan hancur berkeping-keping, sementara serangan pukulan itu masih berlanjut, mau tak mau sepertinya Zerim sudah tak ingin menahan diri lagi.
Pria kekar itu kegirangan yang sepertinya yakin pukulan itu akan mengenai bocah ini dan pastinya membuat tubuh kecil itu hancur namun tidak sampai membuatnya tewas. Setidaknya itu yang di pikirkan pria kekar tentang pukulannya. Pada kenyataannya Zerim bisa menahan serangan itu hanya dengan satu tangan saja, seketika itu juga pria kekar tersebut menyadari bocah yang ia lawan ternyata begitu kuat.
Namun terlambat sudah bagi pria kekar yang sudah mengetahui fakta itu. Tangan besarnya tidak bisa terlepas dari genggaman bocah ini, memaksa tangan satunya melakukan sebuah pukulan. Ia memfokuskan mananya untuk memperkuat pukulannya kemudian memperkuat pompaan jantungnya membuat aliran darahnya di tubuhnya menjadi semakin cepat dan mendidih.
Pria kekar tersebut mengeluarkan asap di mulut, tangan yang sudah kian membesar dan berurat, siap untuk mengambil ancang-ancang untuk memukul. Sebuah hempasan angin yang cukup kuat setelah pria kekar ini melakukan serangan, Zerim hanya tersenyum lantas tangan satunya menahan pukulan tadi.
“Heavy Punch!” Terciptalah gelombang kejut yang cukup dasyat, membuat para penduduk di ibukota menjadi takut, apakah itu ulah dari Vampir yang sekarang berada di ibukota? Pihak gereja Adonis yang mengetahui ada sebuah suara ledakan tak jauh dari lokasi mereka, kini waspada. Sepertinya ibukota masih belum dalam kondisi aman.
Zerim dengan mudahnya menangkis pukulan tadi, kini ia menggenggam erat kepalan pria kekar tersebut, merasakan ada sebuah remasan kuat, pria kekar itu tak bisa melepaskan dari genggaman bocah ini. Zerim lalu memperkuat remasan itu membuat kedua tangan pria kekar itu hancur, dengan darah yang terus berceceran.
“Arggg tanganku! Jack tolong aku!” teriakkan histeris mampu membuat Jack begitu ketakutan.
Jack langsung maju mengerahkan semua kemampuan untuk melawan bocah sialan ini, tubuhnya yang kian membesar akibat lonjakan energi mana yang cukup drastis. Sebuah pukulan cukup keras yang di arahkan kepada Zerim, namun lagi-lagi ia dengan santai menangkis dengan satu tangannya saja. Pria kekar itu mundur beberapa kali merasa tenaga yang dimiliki pemuda ini ternyata sangatlah kuat.
“Si-siapa kau sebenarnya? ” ucap Jack begitu ketakutan, karena secara insting pemuda di depannya bukan lawan yang bisa ia menangkan.
“Entahlah tapi-” secara tiba-tiba Zerim menyerang teman pria kekar ini membuat seketika tubuh tersebut hancur berkeping-keping, menyisakan kepala pria kekar terpotong yang telah Zerim jinjing dengan ekspresi seringai.
Jack hanya bisa pasrah menyaksikan temannya sudah menjadi daging cincang, melihat kembali ke arah Zerim, ia berniat ingin kabur namun teringat perintah nona Fiora untuk menangkap pemuda ini hidup. Tentu Jack di buat bimbang dengan pilihan yang sangat sulit.
Jika ia meninggalkan perintah, nona Fiora pasti akan marah dan tentunya ia akan di siksa seperti saat pertama kali mereka bertemu dahulu. Sementara jika berurusan dengan pemuda ini, hidupnya akan berakhir menjadi daging cincang seperti temannya.
“Arg persetan! ” Jack yang putus asa mulai menyuntikkan sesuatu pada tubuhnya. Kemudian tubuhnya semakin membesar dan berurat, kulitnya semakin gelap lalu tiba-tiba muncul sebuah tentakel darah di area punggung. Mata merah serta gigi yang ikut berubah. Menampakkan seekor monster yang paling di takuti oleh penduduk ibukota yang selama ini meneror mereka.
“Beast va-vampire!” teriak seorang pria yang sempat melihat sosok mengerikan itu muncul di sini. Namun tiba-tiba tentakel tersebut melesat menusuk tepat di perut pria tersebut lalu darahnya di hisap sampai kering dan tewas seketika.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments