Chapter 14 : Vampir

Selama menyusuri ibukota ini, ia menyimpulkan bahwa tempat ini memang lebih mewah dari kota Andelus. Mungkin karena ini adalah wilayah ibukota sehingga segala sesuatu pun tampak lebih baik, namun yang pasti biaya hidup disini pun lebih mahal, tapi Zerim bisa mengakali dengan mengikuti berbagai misi yang telah disediakan.

Guild petualang memang tempat bagi Zerim untuk sumber untuk mencari cuan, meski tingkat kesulitan dan bayaran bervariasi, bagi Zerim yang memiliki jiwa petualang apa salahnya mengambil misi tersebut untuk mengisi waktu luang.

Tapi akhir-akhir ini misi yang ia ambil kebanyakan adalah misi pembasmi vampir, terus terang hampir semua poster dipapan guild dipenuhi oleh hal-hal itu. Jika tidak salah, paman Jonggo yang telah memberi pedang itu pernah mengatakan masalah yang serupa, Zerim pun akhirnya paham kenapa hal itu bisa terjadi.

Dimalam hari kini Zerim mengikuti empat petualang yang sama-sama mengambil misi pembasmian vampir, atau lebih tepatnya sedang berpatroli agar para penduduk setempat tak diserang oleh vampir yang akhir-akhir banyak bermunculan.

Claire, adalah kapten yang memimpin perjalanan misi tersebut. Seorang gadis mage yang digadang-gadang akan menjadi great mage karena bakat yang luar biasa.

Dari yang Zerim ketahui Claire adalah seorang penyihir api yang begitu berbakat, selain itu hal yang membuat Claire begitu spesial adalah fisik gadis ini begitu kuat sampai bisa mengimbangi fisik seorang petarung warior.

Claire yang sedang memimpin misi tersebut memerintahkan keempat petualang yang mengikuti agar berhenti. Merasa ada sesuatu yang datang, Claire mengambil gerakan kepalan tangan yang kemudian memunculkan api membara berwarna merah. Lantas ia menghentakkan kaki melesat menuju sesuatu yang dirasa itu adalah sumbernya.

Seorang vampir wanita yang terkejut dengan kedatangan Claire pun panik, tapi naas tubuhnya sudah terkena hantaman pukulan kuat itu. Vampir itu pun menjadi gumpalan daging yang sudah berserakan, sementara Claire yang sekujur tubuhnya dipenuhi dengan darah hanya menatap tajam kemudian berbalik memandangi keempat teman petualang

“Sepertinya kalian sudah tak aku butuhkan”

Dengan seringai Claire maju dengan niat yang mencurigakan, ketiga petualang itu merasakan gelagat Claire yang begitu aneh. Mereka lantas bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Naas seorang pria bertubuh besar membawa sebuah perisai harus meregang nyawa dengan kepala yang sudah hancur akibat pukulan Claire. Sisa keduanya, lantas Claire menyerang dengan sihir apinya yang membuat keduanya terbakar sampai menjadi abu.

Kini tersisa pemuda yang memegang sebuah pedang perak, Claire dipandang dengan cukup tenang membuat Claire begitu kesal. Ia pun menyerang pemuda itu dengan niat membunuh.

Zerim yang merasa bahwa gadis ini akan menyerangnya seperti sudah menebak niat gadis ini dari awal. Claire sebenarnya adalah seorang vampir yang menyamar,sekaligis dia merupakan biang keladi kenapa hampir semua petualang merengang nyawa ketika mengambil misi pembasmian vampir selama ini.

Zerim yang sekarang ini memakai tubuh kecilnya agak kesulitan, tapi mengingat ini adalah hadiah dari sistem tentu kemampuan tubuh kecilnya jangan dianggap remeh. Menarik sebuah pedang perak , Zerim bersiap menghadapi serangan yang siap dilayangkan oleh Claire.

Pedang perak kemudian berbenturan dengan kepalan tangan Claire, menciptakan gelombang kejut yang mampu menerbangkan sesuatu disekitar. Zerim dengan tenangnya mulai menendang perut Claire membuat tubuh itu terpental mundur mengenai beberapa bangunan yang sontak hancur lebur.

Warga setempat yang terkena imbas rumah mereka hancur menjadi panik,mereka ingin melarikan diri menghindari pertarungan yang sedang berlangsung, namun naasnya tubuh salah satu warga itu terbelah menjadi dua karena Zerim tak sengaja menebasnya saat sedang bertarung melawan gadis ini. Karena kesal Zerim menendang salah satu bagian tubuh penduduk yang sudah terbelah itu.

Bagian yang sudah terbelah itu menuju kerarah Claire, lantas Claire menyerang dengan pukulan api sehingga bagian jasad warga itu berakhir hancur berkeping-keping. Claire langsung melesat sambil melakukan jurus berikutnya yang lebih kuat.

Zerim dengan tenang menangkis beberapa jurus yang dilayangkan oleh Claire, bahkan ia malah mendominasi pertarungan sekarang tanpa kesulitan berarti. Zerim langsung melakukan gerakan menebas membuat bagian perut Claire terbelah, memuncratkan sesuatu seperti darah serta organ dalam.

Lantas dengan sekejap tubuh Claire langsung beregenerasi dengan cepat kemudian mundur, merasa bahwa pemuda yang awalnya ia anggap remeh ternyata menyembunyikan kekuatan yang luar biasa. Apalagi selama pertarungan tersebut, semua serangan sihirnya selalu dinetralkan.

Karena menggunakan sihir tak mempan ia pun memutuskan bertarung dengan mengandalkan kekuatan fisik, tapi sepertinya fisik pemuda ini juga sama luar biasanya. Sehingga Claire mengambil kesimpulan bahwa ia tak akan bisa menang melawan pemuda didepanya. Lantas ia pun berencana kabur.

Zerim yang sudah tau akal bulus dari gadis ini langsung mengejar pelarian itu. Dengan mudah Zerim langsung menendang kaki sehingga gadis ini jatuh tersungkur menabrak tanah.

“S-siapa kau sebenarnya!”

Claire yang ketakutan setengah mati melihat pemuda yang baru saja menjelma menjadi dewa kematian menatapnya. Sontak ia berusaha bangkit namun Zerim yang tak membiarkan hal itu, ia lalu menebas kedua kaki Claire agar gadis ini tak bisa bergerak.

Seluruh rasa sakit pun menjalar keseluruhan tubuh Claire, apalagi pemuda ini melakukan dengan cukup sadis ada kemungkinan bahwa dia adalah seorang vampir seperti dirinya yang sedang menyamar. Lantas ia meminta permohonan agar dia bisa selamat.

Mengabaikan Claire yang mati-matian memohon ampun, Zerim lalu menebas kedua tangan gadis ini membuat muncratan darah langsung membasahi tubuhnya. Claire yang matanya sudah dipenuhi air mata kesedihan, tubuhnya bergelayut seperti ulat merasakan kesakitan tiada tanding.

Zerim yang sudah tahap ini ia pun tersenyum sambil menginjak tubuh gadis ini yang tak bisa berdiri maupun duduk. Claire yang pasrah mulai menutup mata, berharap bahwa yang dialami dirinya akan segera berakhir.

Naas kesadaran gadis itu sudah didahului kenyataan bahwa tubuhnya sudah tak berbentuk lagi dan berceceran dimana. Zerim langsung meludahi bagian kepala gadis ini yang telah terpisah dan langsung pergi kesuatu tempat dimana ia bisa menunaikan hasrat.

Zerim pun berpindah ke tubuh besarnya di tempat Lendis berada, melihat Lendis tampil tak mengenakan sehelai kain membuat Zerim langsung memegang benda kenyal milik Lendis. Lalu Zerim melahap bibir indah Lendis dan memasukkan bendanya ke dalam lubang kenikmatan.

Suara kenikmatan Lendis mampu membuat hasrat Zerim menjadi mengebu-gebu. Aroma keringat Lendis yang begitu harum nampaknya membuat Zerim melakukan permainan ini dengan ganas. Ia pun melakukan pengeluaran hasrat kelubang milik Lendis yang sudah siap menerima cairan milik tuannya kapanpun.

Setelah selesai ia mengeluarkan sebuah cairan tersebut, Zerim lalu melakukan adegan itu lagi hingga membuat Lendis pingsan ditempat dimana adegan itu masih berjalan. Begitu menyadari wanitanya sedang tergeletak tak berdaya membuat ia menyudahi adegan itu. Dan pergi meninggalkan kamar pribadinya menuju ke suatu tempat.

Teringat bahwa Zerim pernah janjian dengan Angelin untuk datang kesana, melakukan ritual penyerapan jiwa agar energi bola hitam bisa terisi, karena terlalu asik berpetualang didunia baru ini sampai lupa ada hal penting yang harus ia lakukan.

Dengan mata merahnya yang semakin bercahaya, Zerim lalu pergi berteleportasi menuju ke tempat Angelin berada. Namun setelah berada disana ia dikejutkan dengan keadaan Angelin yang entah ceritanya terlihat begitu menyedihkan.

Disamping itu Zerim melihat seorang gadis yang wajahnya mirip dengan Angelin melakukan hal yang membuat wanitanya begitu tersiksa dalam kenikmatan. Meskipun dia adalah seorang gadis, nyatanya dia memiliki benda besar yang biasanya dimiliki laki-laki.

Dengan kebrutalannya itu, gadis itu membuat Angelin dalam keadaan perut membesar penuh dengan cairan-cairan putih. Ketika keduanya menyadari kedatangan Zerim, Angelin yang merasakan ada secercah harapan tiba bahwa tuanya pasti datang menolongnya.

Sedangkan Eva, gadis yang dimaksud bereaksi cukup senang. Dia lalu mencabut benda besarnya yang telah berlumuran lendir, menghampiri Zerim seperti layaknya seorang putri yang rindu dengan seorang ayah.

“Kerja bagus Eva”

Ternyata Zerim yang menyuruh Eva untuk berbuat sekeji ini, Eva senang dan langsung merangkul tubuh papanya itu, lalu Zerim mengelus-elus kepala putrinya sambil berkata.

“Jadi apa ada kemajuan yang kau kerjakan?”

Eva lalu memasang muka cemberut kemudian memandangi wajah papanya itu, dengan perasaan takut ia pun mencoba mengadu masalah yang sedang ia hadapi.

“Jadi gini pa, Yelen-”

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!