Chapter 5 : Kemampuan Angelin

Zerim kini menghampiri Angelin, melihat Angelin yang tetap berdiri kokoh sementara puluhan Incubus kekar lain sudah tergeletak tak berdaya membuat Zerim terkagum dengan daya tahan tubuh Angelin.

“Kerja bagus Angelin, sepertinya aku menemukan bakat terpendam pada dirimu”

“Tuan tak perlu memuji, hamba ini hanya melaksanakan apa perintah tuan” Tubuh Angelin bergetar, ia merasa senang karena di puji oleh tuannya. Di satu sisi ia juga merasa ketakutan, Angelin takut ia mengulangi kesalahan lagi.

Zerim mengelus pucuk rambut Angelin dengan penuh kasih sayang, ini adalah sebagai bentuk hadiah dari nya. Angelin hanya menunjukkan ekspresi anak kecil yang ingin di beri mainan oleh orang tuanya.

“Kau begitu berbakat Angelin, terlebih lagi aku sudah menganalisis kekuatan mu”

Dalam sekejap Zerim mengetahui bahwa makhluk ciptaan nya memiliki kemampuan menghisap inti sari lawannya. Bukan cuma itu saja daya tahan tubuh Angelin juga begitu luar biasanya, perkiraan nya Angelin bisa menahan gempuran itu selama berbulan-bulan bahkan mungkin bertahun-tahun.

“Tuan seperti nya penilaian anda sedikit meleset, karena makhluk yang Anda ciptakan mengandung darah dari tubuh Anda, mungkin Angelin memiliki daya tahan hampir tak terbatas”

“Apa bagaimana bisa sistem? ”

“Ternyata tuan masih belum mengetahui kemampuan diri Anda sendiri, anggaplah tuan masih menggunakan sebagian kecil kekuatan tuan yang Anda ketahui, tuan perlu mengeksplor lagi”

Zerim hanya mengiyakan saja perkataan sistem. Ia kemudian menatap Angelin, begitu mempesona rupanya. Proporsi tubuh yang ideal serta dada kencang dan berisi membuat ia tak sabar menjejejali tubuh Angelin sekali lagi. Meski ia menganggap Angelin hanya sebatas bahan eksperimen.

“Sepertinya aku harus menguji dulu daya tahan tubuhnya” pikir Zerim sambil menjilati bibir nya, ia pun mendekati Angelin dan menarik rambut Angelin dengan kasar.

“Angelin apakah kau mau cairan nutrisi dari ku!”

“Tuan aku mau jika tuan mau”

“Baiklah” Dengan kasar Zerim menarik rambut Angelin sekali lagi.

Benda besarnya memasuki rongga mulut Angelin, ia merasakan kehangatan yang begitu nikmat. Memasuki rongga Angelin membuat benda nya basah karena air liur Angelin. Dengan lincinnya Zerim melakukan gerakan maju mundur nya, sampai ia merasa ada sesuatu yang keluar.

Zerim menekan kepala Angelin agar membuat wanitanya ini menelan semua cairannya. Tak membiarkan mulut Angelin terlepas dan akhirnya cairan itu keluar.

Cairan itu memenuhi mulut Angelin sehingga mulutnya mengembang begitu besar. Angelin berusaha menampung cairan milik tuannya namun sayangnya ia tak bisa, cairan itu pun keluar paksa melalui rongga hidung membuat Zerim kesal.

Zerim menampar pipi Angelin sehingga dia jatuh tersungkur di tanah, ia mengulangi sekali lagi adegan itu membuat Angelin begitu tersiksa dalam kenikmatan. Genangan cairan putih pun sudah membajiri tanah itu, kelihatannya Zerim tak terlihat kelelahan sedikit pun.

Lalu Zerim memasukkan benda nya ke lubang utama milik Angelin sambil mencekik dan sesekali menampar beberapa tubuh Angelin. Dua minggu pun berlalu, Angelin yang sudah pasrah harus tergeletak menyedihkan di samping tuannya yang sibuk menginjak-injak tubuhnya karena kesal.

“Sial bangun! ” Begitulah Zerim yang masih belum puas bermain dengan Angelin, namun ia sadar bahwa memang ketahanan tubuh Angelin cukup sebatas ini. Seenggaknya Zerim bisa melihat perkembangan Angelin akhir-akhir ini.

“Tuan seperti nya dia akan tidak sadarkan diri selama beberapa hari” Ucap sistem.

“Aku mungkin terlalu berlebihan, mungkin kedepannya aku memberikan dia hadiah saat aku pulang mencari keberadaan The Void”

Zerim pun pergi meninggalkan Angelin yang masih tergeletak, sementara Estella yang dari tadi menyaksikan adegan itu muncul di hadapan Zerim dan membungkuk memberi tuannya penghormatan.

“Hamba minta maaf karena dari tadi mengintip ritual suci tuan”

“Tak apa-apa, aku bahkan berencana mencari mu. Estella urus adik mu itu! aku mau pergi mencari keberadaan The Void”

Estella seketika terkejut ketika mendengar pengakuan bahwa Angelin adalah adik nya. Namun ia tetap mengiyakan saja perkataan tuannya.

“Kalian berdua ini terlahir dari darah esensiku, kau dan Angelin adalah bersaudara. Meski aku dulu membangkitkan mu dari kematian namun kenyataan nya dirimu bukan Estella yang sebenarnya”

Karena memang benar jiwa Estella sudah lenyap selama tiga ribu tahun yang lalu. Zerim hanya membangkitkan saja lalu menanamkan ingatan Estella pada tubuh yang sudah tak bernyawa itu. Mau bagaimanapun juga membangkitkan sesuatu adalah kuasa ilahi.

Kini Estella memandangi adiknya yang tergeletak tak berdaya itu. Ia segera menghampiri dan membopong tubuhnya ke tempat rumah kayu yang ia buat. Melihat Angelin begitu, Estella teringat di mana dulu ia juga memiliki seorang adik perempuan.

Namun sayang sekali adiknya mati muda karena suatu penyakit. Lebih tepatnya dari lahir adik nya itu memiliki kondisi tubuh yang sangat lemah, bahkan untuk sekedar berjalan saja adiknya tak bisa.

Meski mereka di lahir secara bersamaan, genetik mereka berdua sangat jomplang sekali. Membuat mau tak mau Estella selalu menjaga adiknya setiap saat.

Estella membaringkan Angelin di ranjang yang berasal dari dedaunan, ia melihat netra adiknya begitu mirip dengan nya yaitu berwarna merah pekat. Mengelus-elus dahi dengan sangat lembut, berharap hubungan batin ini akan bertahan lama.

Sementara Zerim sudah berada di daerah terluar di hutan. Perjalanan ia tempuh sebenarnya sangat singkat, hanya saja Zerim memilih untuk berjalan-jalan santai sambil menikmati keindahan alam dunia lain.

Ia juga penasaran tentang kemampuan pedang hitam yang ia bawa, semenjak ia mengambil pedang itu dari jasad Estella, Zerim tak pernah menggunakan sekalipun karena ia sibuk sekali melakukan ritual suci bersama kedua wanitanya.

Zerim melihat di luar hutan ternyata adalah sebuah padang pasir yang sungguh luas. dari cakrawala terlihat hanya terdiri dari pasir dan beberapa pohon yang mirip seperti kaktus.

Ia melangkah maju, merasakan sensasi panas pasang pasir. Angin sepoi-sepoi menerpa raganya membuat ia benar-benar seperti berada di ketenangan. Ketika ia sedang asyik berjalan-jalan ada sesuatu yang terjadi.

Gundukan pasir pun timbul dan muncul lah makhluk berbulu seperti kucing yang berukuran raksasa. Agaknya dia begitu marah saat wilayahnya di lewati sesuatu.

Kucing gurun itu mulai melakukan serangan dengan memuntahkan nafas nya kepada Zerim. Sebuah nafas api berkecepatan tinggi menghasilkan efek kejut yang membuat di area sekitar berterbangan.

Dengan tenang Zerim menangkis serangan itu dengan sebuah pedang hitam yang ia bawa. Pedang hitam tersebut menghisap semua serangan nafas api dan kemudian Zarim menyerang balik mengunakan ayunan pedang yang begitu pelan.

Kini serangan nafas api pun berbalik mengarah ke kucing gurun itu, serangan yang di balaskan dua kali lipat membuat kucing tersebut akhirnya terbakar menemui ajalnya.

“Sepertinya tuan terlalu berlebihan dengan makhluk lemah seperti ini”

Zerim pun merasa ia terlalu berlebihan, hampir saja ia memporak-porandakan padang pasir. Selanjutnya ia harus belajar untuk mengendalikan kekuatannya.

Tentu perjalanan yang ia lakukan tak ada gangguan yang berarti, karena Zerim selalu saja mengalahkan monster-monster yang ia hadapi. Tujuan sebenarnya adalah berkeliling menjelajahi pulau kematian dan mencari keberadaan sisa-sisa The Void.

Waktu pun berlalu ia pun sudah sampai di tempat tujuannya, pedang hitam nya terus saja bereaksi pertanda bahwa keberadaan The Void seperti semakin dekat. Menurut nya Zerim tinggal memasuki gua ini dan menemukan apa yang dia cari.

“Baiklah ayo kita masuki” Ucap Zerim dengan nada penasaran.

Bersambung..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!