Suasana ibukota menjadi cukup ricuh apalagi mengetahui bencana yang seharusnya terjadi di malam kini tampak di depan mata, bagaimana bisa? Sedangkan di tempat lain, Yelen dan Fiora masih sibuk dengan pertarungan mereka. Beberapa tubuh Yelen terhempas dan menabrak beberapa bangunan penduduk, sebagai akibat serangan Fiora yang semakin menggila, memaksa Yelen dalam posisi bertahan.
“Kakak menyerahlah, kau tak akan bisa mengalahkanku! jadi biarlah adikmu yang tercinta ini datang membunuhmu!”
Dengan wajah beringas di sertai gairah yang menggebu-gebu, Fiora melancarkan serangan terakhir dengan cambuk bergiginya, setidaknya ini bisa membuat kakaknya terbunuh dalam sekejap. Namun di satu sisi Yelen yang menyadari gerakan berbahaya dari Fiora mulai melakukan tindakan untuk menyelamatkan diri, terpaksa ia melakukan sesuatu yang seharusnya ia gunakan di bagian terakhir.
Gejolak mana mulai nampak di seluruh tubuh Yelen, pedang yang ia genggam kemudian di aliri dengan sihir api biru sebagai serangan pamungkas. Fiora sedikit terkejut, ia segera membatalkan serangan kali ini dan fokus memandangi sihir api biru yang di keluarkan oleh kakaknya.
“Holy Fire, api yang bisa melahap segala sesuatu yang mengandungi kejahatan, keburukan, dan sebagainya. Fiora apa kau terkejut?”
Fiora menggerakkan giginya kesal, ia tak menyangka jika kakaknya memiliki sihir elemen yang di percayai telah punah di benua ini. Mengetahui hal tersebut justru membuat Fiora semakin bergairah dan ingin mengeluarkan semuanya demi pertarungan kali ini.
Pertarungan dahsyat pun tercipta, Yelen dengan sihir elemen Holy Fire, yang di percaya telah punah semenjak berakhirnya perang besar tiga ribu yang lalu. Namun entah kenapa kakaknya menguasai kemampuan tersebut. Fiora memancarkan energi mana yang cukup dashyat ke seluruh tubuh untuk memperkuat fisiknya, lalu ia melancarkan serangan terkuat kali ini.
Karena Fiora merupakan entitas jahat, membuat efek dari elemen milik Yelen menjadi lebih kuat. Tak menyangka jika Holy Fire merupakan elemen sekuat yang ada di legenda. Fiora melancarkan serangan cambuk untuk sekian kali dan membuat Yelen terpaksa menangkis serangan tersebut dan mundur untuk beberapa langkah.
“Baiklah kakak, cukup main-mainnya, akan ku tunjukkan jika sebenarnya kemampuan mu itu tak lebih dari serangga!”
Gejolak mana jahat menjadi lebih pekat, dan Yelen merasakan jika tubuhnya terasa amat berat. Mananya juga hampir habis karena sering memakai sihir Holy Fire. Kondisi yang membuat Fiora sangat di untungkan.
Mana yang semakin pekat membuat tubuh Yelen tak bisa untuk bergerak. Meski ia berusaha untuk bergerak dengan memperkuat tubuh dengan mana, namun itu sia-sia. Mata merah Fiora menyala-nyala di sertai senyum yang selalu merekah. Cambuk yang ia pegang berubah menjadi merah darah, Yelen menyadari bahwa Fiora sedang mengeluarkan jurus bloody manipulation.
Tak sempat menghindar, cambuk bergigi itu telah menusuk dadanya. Yelen muntah darah sambil merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Pandangannya semakin buram dan tubuhnya mulai lemas, apakah sebentar lagi dirinya akan mati menunggu bloody manipulation akan menggrogoti dirinya dari dalam.
“Ah sial, padahal aku baru saja bertemu”
Yelen tergeletak di tempat, sementara Fiora tertawa terbahak-bahak senang bahwa akhirnya kakaknya bisa tumbang dengan kondisi mengenaskan. Ia tak akan membiarkan kakaknya mati, tapi ingin mengendalikan sepenuhnya kakaknya dengan jurus bloody manipulation untuk di jadikan boneka selanjutnya.
Sekarang ia harus mengamati situasi saat ini. Sepertinya Fiora harus mundur, melihat situasi di ibukota sedang kacau. Tapi kenapa kedua budak prianya belum juga kembali? Seharusnya keduanya telah membawa pemuda itu di hadapannya. Lebih baik memeriksa langsung dan secepatnya kembali untuk melaporkan keadaan kepada nona Eva.
Melihat pemuda yang tampaknya berdiri dengan santai memandangi kedua mayat pria besar yang telah berceceran seperti segumpal daging. Membuat Fiora agak kaget dan semakin penasaran siapa pemuda yang tadi bersama dengan kakaknya. Apakah mungkin itu pacar kakaknya, tapi hal yang lebih penting ia sekarang mendapatkan mangsa baru.
“Haha menarik, meskipun kau bukan tipe ku tapi aku rasa ini tak terlalu buruk” Jari jemari lentiknya menekan area intim sendiri lalu kemudian ia jilati jari tersebut, sambil membayangkan adegan selanjutnya, sial ia tak bisa menahan hasratnya sekarang.
“Sebagai pengganti, bagaimana jika kamu menjadi pengikutku, tenang saja aku akan memperlakukanmu dengan baik” Fiora berusaha menyembunyikan senyumnya yang tak tertahankan.
“Jika aku menolak? ”
“Tentu saja aku akan membawamu dengan paksa”
Fiora meleset dengan sangat cepat sambil mengambil ancang-ancang untuk mengikat pemuda manis ini dengan cambuknya. Zerim mau bagaimanapun sangat tersinggung dengan cara pandang gadis ini terhadapnya, tapi itu bukan masalah. Ia agak tertarik dengan skill yang sepertinya turunan dengan Angelin, jadi apakah ini saatnya menguji tubuh kedua ini sekarang?
Zerim menghindar dari serangan tersebut, lalu ia mengaliri mananya menuju kepalan tangannya dan tercipta sihir api putih yang sangat bersinar terang. Melihat pertarungan tadi membuat Zerim berpikir apakah ia bisa melakukan seperti yang di lakukan oleh Yelen, ternyata ia bisa melakukan hal tersebut.
“Tubuh ini memiliki kemampuan manifestasi sihir elemen tak terbatas, jadi aku bisa menggunakan sihir elemen apapun tergantung dengan imajinasiku sendiri”
“Benar tuan, inilah kemampuan tubuh kedua Anda”
Zerim mulai paham meski ia juga masih tak siap mempercayai. Namun sekarang fokus kepada pertarungan yang di hadapi, sepertinya gadis bercambuk itu sedang melakukan serangan kepadanya kembali. Kepalan tangannya sudah mengandung energi yang sangat kuat, begitu ia melancarkan serangan mungkin gadis itu akan menghindar, jadi sebisa mungkin ia menyerangnya di waktu yang tepat.
Zerim melesat menyerang Fiora dengan hentakan kaki, memanfaatkan manifestasi sihir di bagian kaki untuk mendorongnya ke atas. Begitu sampai di udara, benturan pun tercipta di antara keduanya. Fiora begitu sangat bersemangat menyadari jika ada seseorang yang sanggup menahan serangannya. Setidaknya begitu yang Fiora percayai.
Keduanya kemudian sama-sama mundur menjaga jarak sembari mengamati lawannya masing-masing dan memikirkan strategi selanjutnya. Fiora lalu melakukan bloody manipulation kepada penduduk yang sedang sibuk untuk menyelamatkan diri, begitu cambuk darah itu mengenai kepala mereka satu persatu, seketika tubuh mereka layu.
Fiora seolah merasakan energinya seperti terisi kembali di sertai senyuman bergairah yang terus merekah sambil menjilati bibirnya sendiri. Melihat pemuda yang terus memandangnya, membuat Fiora semakin ingin mencicipi setiap jengkal tubuh pemuda tersebut dan melahapnya sampai puas.
Setelah pedang pemberian paman Jonggo retak dan hancur, membuat Zerim merasa sedikit bersalah. Mengingat situasi di ibukota sedang kacau, ia penasaran bagaimana keadaan paman Jonggo sekarang. Jadi untuk itu ia harus secepatnya mengakhiri pertarungan ini dan mencari keberadaannya.
“Sihir Manifestasi! Holy Fire Sword!”
Tiba-tiba saja pedang dengan energi mana tercipta di kedua tangan Zerim, api putih yang membentuk siluet pedang di kedua tangannya memancarkan energi yang sangat luar biasa. Fiora terkejut , bagaimana bisa pemuda ini mampu melakukan sihir dengan mana sebanyak ini. Namun Fiora percaya jurus tersebut menguras begitu banyak mana sehingga ia berusaha mengulur waktu.
“Sihir Manifestasi! Flash!”
“A-apa, bagaimana mungkin?”
Fiora tak menyadari bagian perutnya tertebas oleh kilatan cahaya yang begitu cepat. Meski tubuhnya dengan cepat meregenerasi, tapi itu tidak menghentikan keterkejutannya. Zerim lalu melancarkan serangan itu bertubi-tubi membuat kilatan cahaya yang pada awalnya hanya sekali tebas menjadi tebasan bertubi-tubi. Menghujani tubuh Fiora tanpa ampun.
“Argggghh! keparat!”
Kilatan cahaya yang terus menghujani Fiora membuat dia tak bisa bergerak sama sekali. Tubuh yang tertebas terus-menerus, merasakan kesakitan yang luar biasa, di tambah dia terus beregenerasi setiap kali tertebas kilatan cahaya itu. Membuat Fiora merasa bahwa lebih baik mati saja.
“To-long hentikan! argggghh! ”
Teriakan histeris Fiora tak akan mampu membuat Zerim berhenti melakukan serangan tersebut, setidaknya ia ingin menyelesaikan dengan cepat. Fiora yang tidak berdaya hanya memohon agar dirinya di bunuh saja. Zerim lalu berhenti melakukan serangan tersebut, memandangi Fiora yang berdiri mematung seperti manusia linglung.
“Kenapa tubuh dia belum hancur sistem?”
“Karena kecepatan tebasan Anda melebihi kecepatan cahaya, mungkin dampaknya akan timbul selang beberapa waktu kemudian”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments