Chapter 12 : Tubuh kedua

Setelah terbangun seperti biasa Zerim membersihkan diri kemudian pergi ke meja makan. Disana terdapat beberapa hidangan yang sudah ada di meja Ia duduk dan melihat Lendis sibuk mengantarkan hidangan itu ke meja makan.

Setelah selesai Zerim meminta Lendis untuk duduk di meja untuk makan bersama. Akhirnya keduanya memakan hidangan masing-masing dengan penuh ketenangan.

Setelah selesai dengan kegiatan mereka, Lendis pun berterus terang tentang rencananya kedepan untuk mengelola kota ini.

“Pertama-tama kita akan meningkatkan sumber daya pangan di kota ini, membentuk sebuah hierarki pemerintah sekaligus mendirikan usaha bisnis yang nantinya di pakai untuk mengakomodasi rencana besar tuan”

Zerim pun paham dan mulai mempercayai semua rencana itu kepada bawahannya. Lagipula ia tak ingin merasa direpotkan Tapi demi bisa meraih cuan, berbagai cara pasti ia lakukan.

Setelah itu Zerim pun menuju ke tempat tidur untuk kembali bermalas-malasan. Teringat akhir-akhir ini ia tak menggunakan sistem yang ada di tubuhnya. Terakhir kali ia gunakan saat Zerim masih berada di pulau kematian.

Begitu pun ia masih penasaran dengan hadiah hari login yang tak ia ambil dalam waktu yang cukup lama. Apakah hadiah tersebut masih berlaku? Tentu ia akan memastikan kebenarannya.

Layar monitor biru muncul di depan muka, ada puluhan notifikasi yang belum ia buka. Penasaran Zerim menekan ikon kotak pesan dan deretan hadiah yang belum ia ambil, dikonversikan ke dalam bentuk token.

“Selamat Anda mendapatkan 100 token poin tuan”

Zerim memastikan lagi apa kegunaan dari token poin, setelah mencari tau akhirnya ia paham bahwa token poin adalah mata uang dari sistem tersebut.

Melihat menu shop yang bisa dibeli dengan token poin, terlihat tiga penawaran yang cukup menggiurkan. Pertama adalah karakter manusia yang bisa Zerim gunakan, karakter tersebut bisa dimodifikasi sesuka hati. Hal yang membuat karakter tersebut sangat spesial adalah terdapat sub-sistem di dalam karakter ini.

Zerim memutuskan untuk membeli penawaran tersebut seharga 50 token poin, untuk dua penawaran tersisa ia akan menunda dahulu. Begitu Zerim melihat kembaran versi kecilnya ada di depan, ia merasa bersemangat.

“Tuan apakah Anda ingin menghubungkan dengan karakter yang Anda beli? ”

“Ya sistem”

Proses menghubungkan berlangsung cukup cepat, kini dirinya memiliki dua tubuh yang bisa ia kendalikan. Mengingat hasrat terpendam nya adalah petualang, ia berniat menggunakan tubuh kecilnya untuk menjelajah.

Zerim pun memerintah tubuh besarnya untuk mengirimkan tubuh barunya ketempat antah berantah, setelah proses perpindahan selesai, ia membuka mata dan di suguhkan boleh pemandangan suatu kota yang sibuk.

Berbeda dengan kota Andelus, di kota ini bangunan-bangunan terlihat lebih bagus dan begitu banyak ramai manusia yang nampak. Melihat dari kejauhan tampak sebuah bangunan istana di pusat kota, ia yakin Zerim sekarang berada di ibu kota.

“Sistem aku dimana?” Zerim masih belum yakin dengan asumsinya.

“Tuan sekarang berada di ibu kota kerajaan Andelia, yang masih berada dibawah kekuasaan kekaisaran Rum yang agung”

Zerim kemudian pergi sembari melihat-lihat pemandangan kota ini yang begitu sibuk. Ia berhenti, melihat ada sebuah toko senjata. Lantas Zerim memasuki toko tersebut dan melihat-lihat senjata apa akan ia pergunakan.

“Anak muda nampaknya kamu masih bingung memilih senjata”

Pria tua itu yang sedari tadi mengawasi Zerim,kini menampakkan diri. Karena fisik pria ini begitu pendek membuat Zerim tak menyadari kehadiran pria itu.

Melihat pria tua tersebut membawa palu besar Zerim menebak dia adalah sang pemilik toko.

“Paman, bisakah paman merekomendasikan pedang kepadaku?”

Paman itu menimang-nimang permintaan dari pelanggan muda ini, dari segi fisik serta tingkat kekuatan. Bisa di bilang pemuda ini berkemampuan rata-rata. Walau sebenernya ia yakin pemuda ini masih belum mengetahui potensi kekuatan yang dia miliki.

“Mungkin pedang panjang perak cocok denganmu, akhir-akhir juga banyak kasus vampir meresahkan yang muncul di ibukota. Mungkin senjata ini bisa membuat mu setidaknya bisa menjaga diri”

Zerim menerima uluran pedang dari paman ini. Kilauan perak yang ia lihat tanpak begitu menakjubkan, namun menebak pedang ini sangat mahal. Zerim pun menanyakan berapa harganya.

“Aku memberimu secara percuma anak muda, jadi tak usah membayar”

Zerim pun berterimakasih kepada paman ini yang memberi senjata ini secara gratis. Namun baru saja paman ini berbicara perihal Vampir, membuat ia penasaran. Memandang paman ini dengan sebuah tanda tanya, apa yang sebenarnya terjadi di ibukota saat ini?

“Lebih baik kita masuk dahulu untuk membicarakan masalah ini, anak muda siapa namamu?”

“Zerim”

“Zerim?” Paman ini sedikit terkejut dengan nama pemuda ini, namun selebihnya ia menyuruhnya agar menuju ke ruangan pribadinya.

Begitu masuk Zerim mendapati dirinya berada di ruangan yang penuh dengan koleksi-koleksi hewan buruan serta senjata-senjata yang di pajang di sepanjang dinding. Melihat ada kursi di situ ia lantas duduk, paman itupun juga duduk dengannya saling berhadapan.

Paman ini memberi kode kepada asisten pribadinya untuk membuatnya sesuatu yang bisa dinikmati di meja. Gadis bertelinga kelinci itu menyanggupi perintah tuannya dan langsung menuju kedapur membuat sesuatu.

“Baiklah, kita akan dimulai dari sini”

Paman ini bernama Jonggo, ia berasal dari ras kurcaci yang tinggal di pegunungan salju wilayah utara. Karena suatu insiden memaksanya untuk tinggal di ibu kota kerajaan Andelia. Berkat pengalamannya sebagai pandai besi, ia pun memutuskan mendirikan sebuah toko senjata demi keberlangsungan hidup.

Sudah tiga puluh tahun ia menetap disini, begitupun kisah cintanya bertemu dengan wanita saat ia menolong dari kejaran bandit. Mereka pun melangsungkan pernikahan dan di karunia seorang anak perempuan. Namun naas istrinya meninggal sesaat setelah melahirkan.

Satu-satunya keluarga paman yang tersisa adalah putri kecilnya, namun insiden yang membuat ia begitu sedih. Putrinya di culik oleh sekelompok vampir yang akhir-akhir ini sedang ramai di ibukota.

Suatu ras makhluk nan jahat yang membuat penduduk ibukota ketakutan, mereka selalu melakukan aksi penculikan pada kawula muda atau tak jarang mengambil nyawa mereka. Pihak kerajaan pun sangat kewalahan dengan masalah yang baru-baru ini terjadi di wilayahnya. Sehingga ia pun meminta bantuan pihak kekaisaran.

“Begitulah cerita singkat dari masalah di ibukota”

Melihat paman Jonggo merasa begitu sedih membuat Zerim begitu terharu. Namun karena ia tak bisa membantu masalah yang sedang dihadapi paman ini, ia lebih memilih diam.

“Terimakasih paman dengan informasi yang paman sampaikan, Anda jangan repot-repot menyuguhkan saya hidangan”

“Tidak apa nak Zerim, jangan sungkan-sungkan, anggaplah seperti rumah sendiri”

Setelah itu mereka pun menyantap hidangan berupa sup daging yang begitu nikmat, lantas setelah selesai paman jonggo berpesan padanya untuk datang kesini lain kali.

Begitu keluar dari toko sang paman, ia menyarungkan pedangnya di punggung. Zerim pun siap melanjutkan perjalanannya di dunia ini.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!