Ch 8 : Trio petualang

Begitu di pintu di buka, tampaklah seorang gadis berzirah perak membawa pedang besar di punggung nya, di ikuti pemuda tinggi kurus membawa sebuah tongkat kayu, di susul gadis berambut pirang dengan mata emas memakai pakaian birawati.

Mereka adalah trio petualang yang terkenal di kota Andelus, sebuah kota yang terkenal akan persinggahan berbagai petualangan atau sebagai sarana mengisi perbekalan penjelajah dan menjual berbagai barang yang di dapatkan dari hasil berpetualang. Dan masih banyak lagi.

Namun yang pasti daya tarik utama dari kota Andelus adalah biaya hidup yang cukup murah, keamanan kota tersebut juga cukup terjamin karena di jaga oleh kesatria tangguh yang di utus langsung oleh Kekaisaran.

Kehidupan damai dan tak ada konflik sama sekali menjadikan kota Andelus sebagai sarana rekreasi yang cukup di minati. Berbagai tempat hiburan cukup lengkap meski tak selengkap dan semewah di ibu kota. Namun balik lagi biaya yang begitu murah membuat orang-orang ingin merasakan sensasi hiburan yang layak untuk di pertimbangakan.

Di sebuah tempat bar yang begitu ramai akan pelanggan, ketiganya pun menuju ke tempat meja yang kosong. Mereka duduk saling berhadapan menunggu pelayan bar tiba yang akan menawari mereka beberapa menu minuman dan hidangan.

Seorang gadis pelayan bertelinga kelinci mendatangi meja tersebut untuk melayani tamu. Begitu gadis pelayan itu tiba, gadis berzirah perak itu langsung memesan hidangan besar dan minuman.

“Seporsi daging jumbo, tambah bir porsi besar satu”

Setelah selesai acara memesan, gadis berzirah itu memangku tangannya dengan bosan, melihat kedua teman petualangannya seperti tidak ada semangat sama sekali, membuat ia harus buka suara.

“Hei, apa kalian berdua tidak memakan sesuatu? ” Ucap gadis itu dengan heran.

“Daging adalah makanan yang harus di hindari” Gadis berambut pirang bersuara.

“Ayolah, bukannya kau sudah keluar dari pengabdianmu di gereja? ” Gadis berzirah perak yang bernama Yelen merasa heran.

“Tuhan berkata, jangan sekali memakan sesuatu yang kotor seperti daging dan-”

“Cukup-cukup aku tak butuh ceramahanmu lagi Lizy! ” Mata Yelen pun bergantian menatap seorang pemuda tinggi kurus yang dari tadi diam saja.

“Leon, apa kau gak pesan sesuatu?”

“Ga-gak a-aku tak suka daging” Pemuda kurus yang bernama Leon menjawab terbata-bata sekaligus ketakutan.

“Ayolah Leon kau itu laki-laki, jika kamu tak makan daging, tubuh mu lama-lama jadi tulang berjalan tau”

Pada akhirnya Yelen memesan hidangan temannya secara sepihak, membuat Leon menunduk dengan wajah begitu ketakutan, sementara Lizy sibuk melantunkan doa-doa pengampunan.

“Silakan dinikmati”

Hidangan pun datang, melihat piring yang berisi gunungan daging membuat air liur Yelen menetes. Lantas ia memakan daging tersebut dengan sangat rakus.

“Hmm, setelah menyelesaikan misi, makan daging dan minum bir adalah yang terbaik”

Lizy pun meraih daging porsi kecil yang di pesankan Yelen, mulut nya mulai mengigit daging itu secara perlahan-lahan, kemudian mengunyah nya sampai masuk ke tenggorokan. Lizy kembali melantunkan doa pengampunan dosa itu.

Leon yang memaksa mulutnya agar di masukan daging tiba-tiba muntah. Namun karena tatapan tajam Yelen yang begitu menakutkan membuat Leon terpaksa memakan hal yang paling ia benci.

Ketiga petualangan itu menghabiskan sisa malam mereka di tempat bar ini. Canda gurau pun tercipta meski Leon adalah pihak yang selalu di tertawakan. Setelah hidangan mereka habis, nampaknya Yelen begitu puas sementara kedua temannya menunjukkan wajah begitu buruk.

“Apa kalian baik-baik saja? ” Ucap Yelen dengan rasa tak bersalah.

“Apa kau tidak lihat kami ini sialan!” Leon menunjuk dirinya dengan nada frustasi.

“Maaf-maaf aku tidak bermaksud seperti itu, tapi terima kasih atas semua petualangan bersama kalian, jika tidak ada kalian mungkin aku-” Kata Yelen tertahan, membayangkan bagaimana dahulu ia adalah sosok yang begitu lemah, namun berkat kedua temannya ini Yelen menjadi seorang warior yang begitu terkenal meski hanya sebatas di kota ini.

Lizy dan Leon pun saling pandang, mengapa teman di depannya begitu aneh hari ini. Biasanya Yelen selalu energik dan tak pernah memperlihatkan muka sedih. Ya mungkin Yelen begitu kelelahan karena seharian mereka telah berpetualang.

“Sama-sama Yelen, kita akan bertemu lusa. Besok itu libur apakah kamu mau gabung sama kami? ” Lizy berniat mengajak Yelen untuk berlibur.

“Besok aku ada urusan, mungkin kalian berdua saja yang pergi. Tak sepantasnya aku mengganggu hubungan asmara kalian”

Leon pun tersipu malu saat hubungan nya bersama Lizy di ketahui oleh gadis otot itu. Sementara Lizy masih kawatir dengan Yelen, ia pun mengajaknya untuk tinggal bersama. Dan sekali lagi Yelen menolak.

“Kalo begitu aku pergi dulu” Yelen pun kemudian pergi begitu saja tak memberi kesempatan mereka untuk bicara lagi.

Kini hanya tersisa Leon dan Lizy. Gadis itu melirik bagian bawah milik Leon yang seketika itu juga Leon reflek menutupi.

“Leon besok adalah hari libur maukah kamu? ” Seringai Lizy sontak membuat Leon bergedik ngeri, ia teringat bagaimana Lizy menguras habis miliknya sampai tak bersisa. Apalagi sihir penyembuhan Lizy yang memaksa Leon mengeluarkan cairan hasrat itu tiada henti.

“Ti-tidak” Leon terlambat sudah nasibnya, Lizy menculik Leon dan membawa ketempat yang biasa mereka lakukan untuk memuaskan hasrat mereka. Sementara besok mereka juga melakukan hal yang sama. Itulah kenapa Leon dahulu kekar sekarang berubah menjadi pemuda yang sangat kurus.

Di tempat lain Yelen pun pergi ketempat biasa ia pulang. Tidak ada mengetahui bahwa Yelen adalah seorang pembunuh di suatu organisasi yang baru-baru ini didirikan. Begitu Yelen masuk di gang yang sempit, ada sebuah ruangan rahasia.

Setelah memasuki ruangan tersebut, Yelen menuruni tangga agaknya menuju ke bawah tanah. Sambil membawa obor sebagai penerangan ia pun sampai di ruangan rahasia, tempat perkumpulan pembunuh yang rutianan di adakan berada.

Penampilan Yelen yang sudah berubah menjadi seorang asassin serba hitam, memakai baju yang ketat memperlihatkan lekuk tubuh yang begitu menggoda. begitu pula topeng yang selalu ia gunakan untuk menutupi identitasnya. Membuat Yelen mencuri perhatian banyak pembunuh yang berkumpul.

Sekitar tiga puluh pembunuh di sini, mereka memakai pakaian serta topeng sama pula yang di pakai oleh Yelen. Rata-rata mereka bertubuh tegap serta kekar, akan tetapi melihat Yelen muncul nyali mereka menjadi ciut tak berani mendekat.

Mereka masih membayangkan bagaimana kemampuan gadis ini melumpuhkan puluhan anggota pembunuh dalam satu waktu. Meski itu hanyalah latih tanding akan tetapi mereka tak mempercayai bahwa penyebab semua itu hanyalah seorang gadis. Harga diri mereka sebagai laki-laki terinjak-injak.

Di sisi lain seorang pria berbadan paling besar maju di kala semua orang sedang menjauh. Pria botak besar tersebut menghampiri gadis kecil ini. Merasa heran kenapa gadis ini begitu di takuti?

Dengan senyum penuh nafsu melihat lekuk tubuh Yelen yang begitu mengoda, tanpa permisi pria itu memegang dada padat Yelen. Air liur nya menetes, ia pun mulai meremas-remas dan sesekali memegang wajah mulus Yelen.

“Nona manis ini bukan tempat seharusnya engkau berada, tapi jika kau mau tidur bersamaku, pria perkasa ini akan selalu menjagamu” Ucap pria pria botak sambil meraba-raba bagian sensitif Yelen.

“Jauhkan tangan kotormu atau-”

“Atau apa, nona manis sejujurnya ekpresimu yang marah ini membuat diriku panas. Jika kau bisa mengalahkan ku dalam duel nanti, kau bisa meminta apapun yang kau mau” Ucap pria botak itu merasa yakin.

“Baik” Seringai dari bibir Yelen membuat semua pembunuh merasa ketakutan, sementara pria botak menjilati bibirnya menandakan ia begitu suka dengan kepribadian gadis angkuh ini.

“Sepertinya kalian sudah berkumpul” Muncul suara wanita yang begitu elegan dan terdengar berwibawa, pandangan mereka pun mengarah kepada seorang wanita berjubah, terlihat ada sebuah tanduk di kepala.

Mata merah serta wajah begitu cantik membuat semua orang tak percaya jika wanita ini adalah pemimpin organisasi pembunuh. Di susul dengan asisten wanita yang selalu mengikuti kemanapun pergi. Memakai pakaian begitu tipis membuat mereka pun memandangi asisten itu layaknya gadis tanpa busana.

“Nona Angelin, kami datang menyambut Anda” Yelen mulai membungkuk memberi tanpa penghormatan.

Para pembunuh lain melakukan hal sama terhadap pemimpin yang bernama nona Angelin, tak terkecuali pria botak tadi.

Angelin pun memandangi semua para bibit-bibit yang sudah ia pilih. Untuk selebihnya ia melaporkan semua kemajuan kepada tuannya.

“Tuan pasti senang dengan hasil kerasku” Angelin membayangkan bagaimana hasil kerasnya akan di puji oleh tuannya, kemudian ia bisa melakukan adegan itu lagi.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!