Chapter 7 : Rencana

Lendis adalah dewi kegelapan, merupakan sosok yang begitu di segani oleh para dewa-dewa. Tak cuma punya rupa yang begitu memikat tapi juga kharisma yang membuat dewa-dewa lain terintimidasi. Namun di depan Zerim, dia hanyalah wanita hiburan bagi Zerim dan sebagai rasa pelampiasan atas hilangnya istrinya.

Zerim memutuskan untuk kembali ke tempat kedua wanita nya berada sekaligus membawa oleh-oleh berharga, siapa lagi kalau bukan Lendis, oleh-oleh yang di maksud.

Lendis mengikuti dari belakang sambil sesekali menunduk jika tuannya menoleh kepadanya, ia takut sekali menatap mata Zerim yang begitu mengintimidasi.

“Dari yang aku dengar kau di kalahkan oleh dewi dari dunia para angle, Rafel bukan? ”

“Ya tuan, saya di kalahkan oleh wanita j*lang Rafel, dia pun menyegelku dan membuangku ke dunia antah berantah”

Zerim melanjutkan perjalanannya, yang ia tangkap dari cerita Lendis bahwa dewa tak boleh membunuh dewa. Aturan ini telah di tetapkan oleh Dewan Dewa sebagai langkah agar dunia tak mengalami kehancuran.

“Dewan Dewa, apa ada informasi tentang keberadaan mereka? ”

“Dewan Dewa adalah sosok yang begitu misterius, bahkan hamba yang sudah hidup berjuta-juta tahun masih tak tahu menahu dengan keberadaan mereka”

Lendis merasa bersalah kepadanya tuannya, mau bagaimanapun kebanyakan para dewa lainnya juga berpikir hal sama. Ia sudah menyelidiki selama berjuta-juta tahun namun yang ia dapatkan adalah penghinaan dari si j*lang Rafel.

Zerim pun sudah berada di tempat awal ia berada. Melihat kedua wanitanya yang sedang asyik mengobrol membuat Zerim begitu gembira.

Menyadari keberadaan tuannya, Estella dan Angelin pergi menghampiri dan seperti biasa mengucapkan salam.

“Selamat datang tuan, Anda mungkin kelelahan selama di perjalanan. Kami sudah menyiapkan hidangan nikmat yang kami buat” Keduanya menunduk dan memberi hormat.

“Terimakasih aku akan pergi ke sana, oh ini perkenalkan saudari baru kalian” Lendis maju untuk memperkenalkan diri membuat Estella serta Angelin merasa senang memiliki saudari baru, lalu Zerim pun pergi melahap hidangan yang sudah di siapkan oleh mereka.

Malam hari pun tiba, Zerim yang berbaring bersama ketiga wanita nya sibuk memikirkan rencana kedepan. Teringat tentang bola hitam menjadi salah satu jawaban ia cari-cari. Zerim pun bertanya perihal ini kepada sistem.

“Apa kau sudah menganalisa bola hitam ini sistem? ”

“Kurasa ini adalah inti dari The Void, makhluk misterius yang muncul dari dimensi yang jauh”

“Dimensi yang jauh, apa itu dunia kita yang akan taklukkan nantinya sistem? ”

“Ini berbeda, saya pikir ini berasal dari luar dunia itu”

Zerim pun bingung sehingga ia bertanya kepada Lendis perihal ini karena dia adalah sosok mantan dewa.

“Hamba juga tak mengenal nya, bahkan hamba yang telah menemui berbagai dewa pun merasa asing dengan benda bulat ini”

“Jadi itu berarti benda ini bukan berasal dari dunia para dewa?”

“Ya tuan, ada kemungkinan lain bahwa benda itu berasal dari dimensi yang lebih tinggi dari pada dewa” Lendis memikirkan kemungkinan bahwa mungkin benda ini sebagai jawaban atas keberadaan Dewan Dewa yang misterius.

Kini Zerim memandangi benda bulat yang seukuran kepalan tangan. Setelah mengetahui kemampuan benda bulat ini dari sistem, bola ini memiliki kemampuan berpindah dunia, namun yang sangat di sayangkan harus mengorbankan sesuatu agar bisa berfungsi.

“Sistem apa tidak ada cara lain? ”

“Bola ini sudah kehabisan energi selepas pertarungan The Void dengan bawahan Anda, Estella. Jika Anda benar mengisi kembali energi benda ini, tuan harus mengorbankan Estella”

Memandangi Estella, ia sayang sekali mengorbankan wanitanya yang sudah menjadi penghangatnya sehari-hari. Mendengar untuk mengisi benda ini di butuhkan jiwa-jiwa jahat, Zerim pada awalnya merasa ini sesuatu yang gampang, menjadi lebih sulit.

“Jadi aku harus mencari jiwa-jiwa jahat di dunia ini, tapi bukan nya kapasitas untuk mengaktifkan benda ini di luar nalar? ”

“Jika di hitung secara kasar mungkin anda harus membunuh semua penduduk di dunia ini, tetapi tak semua jiwa-jiwa yang Anda bunuh mengandung kejahatan”

Zerim pusing sembilan keliling, jika pun prasyaratannya di suruh membunuh semua makhluk hidup ia pasti akan melakukan, tetapi untuk ini ia terlihat kesulitan.

“Saran saya Anda harus memanen jiwa-jiwa yang mengundang keburukan, semakin jahat jiwa itu maka energi kejahatan semakin besar dan itu cara efektif mengisi bola hitam ini”

Meski sedikit tak mengerti akan tetapi ia akan mengesampingkan hal itu dulu. Zerim menatap ketiga wanita yang masing-masing dari mereka menunjukkan ekspresi birahi yang mengebu-gebu. Terutama Angelin, wanita bertanduk itu selalu menjilati bibirnya.

Zerim menangkap leher putih Angelin karena ia begitu kesal dengan sikapnya. Ia menarik dengan paksa, tanpa persetujuan melumat bibir indah Angelin. Tak lupa kedua lidah bergelayut saling menghisap satu sama lain.

Nafas Angelin tersenggal-senggal, Zerim melepaskan bibirnya agar Angelin bisa bernafas sebentar, lalu tangannya mulai meraba gundukan besar nan padat di balik baju tipis yang hampir seperti tak memakai kain.

Zerim mulai melahap benda kenyal itu sesekali menampar Angelin begitu keras membuat permainan di atas ranjang begitu menantang. Estella dan Lendis tak tinggal diam begitu saja, mereka sudah tak kuat lagi menahan hasrat yang sudah tak tertahan lagi.

Estella mulai membuka penghalang kain milik Zerim, benda itu muncul dengan tegak,ia lalu meludahi benda itu kemudian tangannya membantu meratakan air ludahnya membuat benda milik Zerim menjadi lengket. Mulut Estella melumat habis benda Zerim dengan hisapan kenikmatan.

Lendis pun tak mau kalah, tangan lentiknya memasuki lubang pencernaan Zerim, sesekali lidah Lendis bergoyang menikmati lubang milik Zerim.

Zerim pun kaget dengan kedua wanita ini yang menikmati tubuhnya tanpa permisi. Ia pun membiarkan dan melanjutkan adegan yang sempat tertunda tersebut. Zerim dan ketiganya pun bertarung dengan sengit, mereka tak mau mengalah sampai ada salah satu dari mereka yang akan tumbang.

Kini hanya tersisa Angelin yang sedang menggoyangkan pinggulnya dengan ganas, tiba-tiba saja cairan milik Zerim meletus mengisi rahim Angelin sampai penuh. Cairan itu pun menembus mulut Angelin, dia pun tumbung seketika.

Zerim pun menghembuskan nafas panjangnya, menyadari hari ini sudah pagi padahal ia belum sempat tertidur semalam. Namun apalah daya Zerim pun memutuskan tidur bersama ketiga wanita nya yang sudah di penuhi oleh cairan-cairan lengket.

Di hari santai ini Zerim sudah mengenal tempat ini cukup baik, lagi pula pulau ini tak terlalu besar. Ia kemudian menyandarkan tubuhnya di pohon sesekali memikirkan rencana kedepan. Akhir-akhir ini Zerim begitu malas, rutinitasnya yang begitu monoton membuat ia harus memutar otak tentang apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

Satu-satunya yang membuat Zerim begitu sibuk adalah bola hitam di genggamannya. Setelah beberapa waktu yang lalu Zerim memikirkan rencana mengisi energi dari bola ini untuk di pergunakan berpindah dunia. Sekarang Zerim sudah memutuskan cara yang begitu efektif.

“Sistem, apa pendapat mu tentang rencanaku? ”

“Sepertinya ini menarik tuan, Anda mencoba mencari pengikut sebanyak-banyaknya dan mengajak mereka ke dalam jalan kesesatan. Dengan cara ini pengisian energi bola menjadi lebih cepat”

Zerim kemudian memutuskan bahwa hari esok adalah hari dimana ia melakukan aksinya. Sudah saatnya Zerim meninggalkan pulau kecil ini, mungkin ia akan membawa beberapa wanitanya untuk di ajak berpetualang.

“Sial aku tak sabar menantikannya” Seringai yang jelas di bibir Zerim.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!