Bab 20

...⚠️⚠️⚠️21+⚠️⚠️⚠️...

Seperti yang telah di rencanakan sebelumnya, dengan penampilan yang memukau, Arga mulai berjalan di lorong kastil Atlan. Sepertinya saat itu Anna sangatlah peka dan meminta kepada seluruh pekerja agar mengosongkan lantai dua kastil.

Tok

Tok

Tok

Arga mengetuk pintu kamar Serena, semerbak harum merasuki indra penciuman Arga. Matanya berkeliling mencari sosok sang pujaan hati.

"Ah, maafkan aku apakah kau terganggu?" Serena ternyata berada di dekat jendela, pakaian tipisnya nampak tertiup angin hingga terbang mendekati Arga.

Punggung indahnya nampak terlihat semua dan wajah cantiknya sungguh membuat hati Arga meleleh tak tertahankan. Perlahan Serena berjalan mendekati Arga, langkah kaki wanita itu membuat tubuh Arga terpaku tak bergerak.

"Kamu terpesona bocah?" Serena tertawa, namun merasa di sepelekan dan di panggil Bocah, membuat Arga langsung tertantang dan meraih lengan Serena.

"Bocah?" Arga meraih jemari lentik itu dengan tangannya, sangat halus dan mendebarkan.

"Ingatlah bila beberapa tahun lalu, akulah yang memandikan mu bocah." Serena terkekeh dan mengangkat dagu Arga hingga nyali Arga langsung tertantang.

"Meski demikian, apakah anda melihat bagian milik saya?" Arga tersenyum nakal, Serena berjalan menjauhi Arga.

"Sayang sekali, ingatlah bila kamu tidak akan bisa kabur lagi dari ku." Serena tersenyum menggerakan jari lentiknya, meminta Arga untuk mendekati dirinya.

"Beri tahu aku segalanya saat aku telah memiliki mu seutuhnya, jangan katakan apapun saat kita bermain." Serena mendorong tubuh Arga ke atas ranjang dan menindih tubuhnya dengan cepat.

Sebuah kecupan di layangkan Serena saat tubuh mereka kian memanas, Arga mencengkeram sprai di lengannya kuat-kuat tak kala hisapan bibir Serena yang manis membuatnya ketagihan.

Jemari lentik Serena mulai membuka helaian kain di tubuh Arga, tak sanggup menahan diri lagi. Arga mendekap tubuh Serena dan menindihnya dari atas.

Arga membuka bajunya dengan cepat hingga lekukan otot di perutnya terpampang begitu indah, Serena tersenyum dan menarik tengkuk Arga untuk kembali bergelut dalam buaian.

Sentuhan-sentuhan yang kian memabukkan. Belaian dan hisapan menjadi melodi dalam permainan mereka, tak tahan dengan suara yang keluar hanya dari bibir Arga melepaskan sehelai kain yang menutupi tubuh Serena.

Arga mengecup bergantian dua gundukan besar di hadapannya dengan rakus, er*engan dan kenikmatain menjerit dari bibir Serena.

Arga belum puas bermain di atas tubuh Serena, dia membuka bagian bawah kain di tubuh Serena hingga penampilan yang menggiurkan membuat dada Arga kian berdetak tak beraturan.

Terlihat berwarna merah jambu dengan warna putih yang mendominasi. Tidak ada warna hitam yang terlihat di antara kedua lipatan itu. Bahkan rambut-rambut keriting yang seharusnya tumbuh nampak telah tercabut.

Arga mulai menjilat bagian paling menggoda itu dengan perlahan, aroma nikmat memasuki indra pengecapnya, bagian kelelakiannya mungkin telah berdiri tegak ingin merangsak namun lidahnya belum cukup bermain.

"A-argaah!" Desa*ahan itu membuat Arga kian bersemangat, lidahnya yang bermain tak cukup di luar saja. Perlahan Arga memasukan lidahnya pada lawang kenikmatan dunia itu.

Beberapa kali rasa gurih dan aroma khas terasa di lidahnya, namun Arga tak ingin menyudahi aksinya itu begitu saja. Arga mengangkat tubuh Serena dan mulai bermain dengan sedikit brutal.

Entahlah dia belajar dari mana, namun Arga hanya pernah mendengarnya saat para prajurit bertempur dulu mengenai kehangatan mereka di atas ranjang yang menggairahkan. Bahkan akibat kekacauan perang, mereka juga tanpa sungkan bernyanyi lagi cab*ul saat menebas leher musuh.

Arga mendudukan Serena dan memasukan burung miliknya ke dalam mulut Serena, ukurannya yang cukup besar memang sangat menyulitkan bagi Serena. Namun dia mengerti bila jiwa muda Arga memang harus di puaskan.

Serena menjilat dan menghisap bagian tubuh yang terbuat dari otot itu, Arga beberapa kali menge*rang kenikmatan dan menikmati sentuhan bibir dan lidah Serena.

"Sa-yang Rrgh!" Rancau Arga saat bagain bawah tubuhnya sudah tak sanggup bertahan, bukan di keluarkan dari mulutnya. Serena justru memasukkannya semakin dalam hingga cairan memenuhi kerongkongannya dan tertelan begitu saja.

Arga tersenyum dan mengecup bibir Serena seraya membersihkan cairan di sekitar bibir manis itu. Arga tentu saja belum puas, dia menidurkan Serena dan aksinya akhirnya akan di mulai.

Dengan cairan yang menempeli bagian sensitif keduanya seolah membantu mereka menyatukan kegundahan yang belum terselesaikan, wajah Arga dan Serena telah memerah dengan birahi yang kian bergelora.

Cairan itu membantu Arga untuk menusuk bagian tubuh paling sensitif Serena, Arga menatap Serena seolah memberikan keyakinan bila dia tak akan pernah lari dari tanggung jawab.

Sentuhan pertama bagian sensitif mereka telah membuat seluruh naluri dan tubuh mereka ikut berdebar, ada perasaan aneh yang menggeliat memenuhi hati mereka saat sentuhan pertama itu.

Arga perlahan memasukan senjata miliknya, ada perasaan perih dan nikmat yang menjalar di seluruh bagian tubuh mereka seolah berpusat di sana.

Sempit dan sesak, itulah yang di rasakan Serena dan Arga. Senjata Arga seolah mampu membuat Serena kian menggila, hati dan jiwanya seolah ikut terbakar saat perih itu kian dia rasakan.

Arga yang melihat mata Serena terpejam dan perlahan kepemilikannya kian tertancap sempurna, Arga mel*umat bibir Serena dengan rakus. Hingga satu hentakan kuat memasukan seluruh bagian senjata miliknya.

Serena mengigit bibir bawah Arga saat rasa perih akibat kepemilikannya telah di cap dan di miliki orang lain kian semakin menggila, rasa nikmat Arga juga kian bergelora.

Adanya setitik air mata yang keluar dari sudut mata Serena menghentikan Arga sejenak, dia tak tega melihat pujaan hatinya meringis sendirian sedangkan dirinya malah menahan nikmat meski sedikit rasa perih karena harus merobek pertahanan terdalam Serena.

"K-kenapa berhenti?" Bisik Serena, dia tahu bila Arga nampak tidak tega. Namun akhienya Serena yang bergerak turun naik, senyum terukir di bibir Arga dan menghentikan pergerakan Serena dengan gerakannya yang lebih gila.

Arga seolah menikmati syurga dunianya dari dua kehidupan, rasa nikmat itu tak pernah dapat terlukiskan. Hentakan demi hentakan kian kacau, Serena bahkan menge*rang beberapa kali saat kepemilikannya sudah tahan ingin merasakan kenikmatan dunia.

Begitupun dengan Arga, seolah tak puas sekali atau dua kali permainan mereka bergulir. Arga terus bermain hingga wajah lelah Serena akhirnya menghentikan aksi brutalnya.

Serena mengapa rahang sang kekasih yang begitu tegas, begitu tampan dan sangat berkarisma. Rambut hitam gondrongnya seolah telah memikatnya untuk diam memperhatikan.

"Aku anda mencintai saya, Serena?" Arga mengusap pipi Serena yang memerah. Serena tersenyum lembut dan mengangguk.

"Aku mencintai mu Arga, sangat mencintai mu." Bisik Serena, Arga tersenyum dan mereka kembali melakukan penyatuan.

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

panas panas panas

2024-05-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!