Bab 10

"Saya sudah menjalankan perintah anda, kini para Barbarian mungkin akan datang ke tanah Atlan." Bisik Arga, memang benar bila menarik pasukan Barbarian adalah ide dari Serena. Serena tahu adanya keunikan dan naluri yang kuat dari suku tersebut.

"Syukurlah, apa kamu terluka?" Tanya Serena melihat sekeliling dari tubuh Arga, Arga tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Meski bertanya demikian, namun Arga dapat melihat bila tak adanya ketulusan di balik mata Serena.

"Tidak, tapi saya bersyukur bisa menjadi salah satu Pion anda. Gunakan saya seberguna mungkin, pasti anda ingin balas dendam bukan?" Arga menebak dengan sangat benar, Serena agak terkejut mendengarnya. Mungkin Arga mengira bila dia marah saat mendengar Pangeran Mahkota kembali menikah dan mengangkatnya menjadi Putri Mahkota beberapa waktu lalu.

"Kamu sudah besar, dan sudah pandai melihat situasi." Serena tak membantah ucapan Arga sedikitpun, dia justru memuji kecerdasan Arga.

"Jadi, jangan terjun langsung. Biarkan saya yang menjadi kaki tangan anda dan melakukan semua perintah anda yang mulai." Arga menunduk memberikan penghormatan, Serena tertegun sejenak tapi dia bukanlah wanita lemah yang hanya bisa duduk berpangku tangan.

Serena mengangkat wajah Arga dan memperhatikan setiap inci dari sela wajah pria itu, tatapan yang biasanya terlihat dingin itu memperlihatkan kobaran api yang menyala.

"Pasti tidak murah bayarannya, aku juga tidak keberatan. Aku tunggu malam ini," Serena berbalik meninggalkan Arga yang masih mematung.

Berbeda dengan Arga yang saat ini tengah berdebar, Serena justru langsung masuk ke kamarnya. Dia menatap pantulan dirinya sendiri di atas cermin.

Memang wajahnya sangatlah cantik dan menawan, siapapun pria yang melihatnya pasti akan tergila-gila. Tak pernah di sangka oleh Serena bila anjing gila itu juga menginginkan tubuhnya sebagai bayaran.

"Hanya tubuh, terlalu mudah menghancurkan mu Filip!" Serena tersenyum lebar, dia tertawa saking bahagianya.

Hanya tubuh yang di inginkan oleh Arga, hanya cinta dan perhatian darinya saja. Tapi Serena juga akan mengembalikan identitas Arga dan menggulingkan takhta kerajaan. Serena juga akan memberikan singgasana pada Arga, menjadi Ratu kembali agaknya tidaklah buruk.

Serena memanglah seorang wanita gila yang sudah melakukan banyak hal demi balas dendamnya di kehidupan lalu. Bila 'hanya' dengan tubuhnya Serena dapat mengikat si anjing gila. Maka hal itu akan terlalu mudah baginya bukan?

Serena mandi selayaknya akan menemani suaminya, dia membersihkan tubuhnya dan memaki aroma musk yang sangat harum. Serena berdandan memberikan tampilan terbaiknya malam itu.

Di sebut sebagai wanita penggoda? Terserahlah, sudah tertutup hatinya untuk merasakan cinta. Bila itu bisa membalaskan dendamnya maka itu lebih dari kurang untuk memuaskan Arga.

Langkah gemulai dengan rambut pirang yang menawan, kain sutra dan tubuh moleknya seolah mampu menjungkir balikan kota. Serena dengan senyum menawannya memperhatikan Arga dari jendela kamarnya.

Kain sutra berwarna biru langit itu memancarkan keindahan pada setiap lekuk tubuh Serena, senyumannya dia tujukan Pada Arga.

Seolah telah mengetahui apa tujuan dari sang Nyonya, Arga naik menuju Kastil dan mengetuk kamar Serena.

"Masuklah," Serena mempersilahkan pria itu untuk masuk hingga, susah payah Arga menelan salivanya saat keindahan dunia yang terpancar dari Serena mampu membuat jiwanya sebagai laki-laki kian bergejolak liar.

"Kenapa diam? Kemarilah!" Serena akhirnya bangkit dari tempat dia duduk dan menyentuh leher Arga yang turun naik.

"Kamu menginginkan ini bukan?" Serena membuka kancing baju Arga dengan perlahan, udara seketika menjadi mencekam hingga membuat Arga sulit bernafas.

"Lakukanlah!" Serena tidur di atas pembaringannya menarik pria itu untuk menindih tubuhnya. Arga tak sanggup lagi menahan dirinya untuk tidak menyantap Serena.

Kecupan lembut dia berikan di leher Serena, wajahnya yang memerah dengan nafas yang berat kian membuat adrenalin meningkat. Serena menatap pria di hadapannya an mengecup bibirnya secara perlahan.

"Kenapa anda melakukan ini?" Tanya Arga yang tak ingin melakukan kesalahan, karena bukan hanya tubuh yang diinginkan oleh Arga.

"Aku melakukan segalanya hanya demi balas dendam. Aku tidak perduli pada apapun kecuali dendam ku Arga!" Serena menatap Arga tanpa perasaan, Arga dapat merasakannya dengan baik.

"Tapi, saya tidak hanya menginginkan ini Nyonya. Saya juga menginginkan ini." Arga menunjuk dada Serena, Serena memalingkan wajahnya.

"Itu mustahil!" Ucap Serena tegas, segenap hati dan jiwanya sudah dia curahkan untuk balas dendam. Tak tersisa lagi cinta ataupun jiwa untuk hal lainnya.

"Saya juga tak ingin memaksa," Arga kembali duduk di samping Serena, dia tak melanjutkan aktifitasnya.

"Benarkah?" Lengan Serena menelusup masuk ke sela sela pakaian Arga hingga pria itu kembali berbalik.

"Saya hanya ingin anda percaya, saya ingin anda mempercayai saya Nyonya." Arga menghentikan langkah Serena.

"Percaya?" Serena sedikit tercengang dengan ucapan Arga, agaknya terlalu berlebihan bila mengatakannya, tapi selama ini Serena memang tak pernah percaya pada siapapun.

Serena selalu melakukan segalanya sendirian tanpa adanya penopang, dia seolah berjalan di atas bara api itu sendirian.

"Ijinkan saya menemani anda dalam dendam anda. Gunakan saya, dan percayalah pada saya Nyonya!" Arga menatap Serena dengan tajam, dia ingin memberikan seluruh hidupnya pada Serena.

"Atas dasar apa kamu mengatakan ini?" Serena tak percaya begitu saja, dia juga seorang wanita yang tak mudah untuk tunduk pada orang lain.

"Atas dasar saya percaya pada diri saya, saya percaya bila saya mampu melakukan semua perintah anda. Saya juga percaya bila segala hal yang saya lakukan pasti akan membuat anda bangga dan bahagia." Arga berucap dengan segenap jiwanya.

" Bahagia?" Gumam Serena, salam masa balas dendamnya dulu. Dia tak pernah mendengar kata itu sedikitpun, dia tak pernah merasa bangga ataupun bahagia.

"Kau bisa apa?" Serena meremehkan Arga dengan kemampuannya. Namun Arga tersenyum sekilas dan menarik dagu Serena.

"Saya menginginkan ini sebagai hadiah dari anda," Arga mengecup bibir Serena dan menyudahinya saat jiwanya kembali berontak.

"10.000 pasukan akan segera masuk ke dalam kota Atlan, Anda sendiri yang akan menyambutnya." Arga bangkit dan meninggalkan kamar Serena.

Serena terdiam, mungkinkah itu terjadi? Dari mana Arga mendapatkan pasukan sebanyak itu? Semua pertanyaan itu terus berputar dalam kepala Serena.

Serena melemparkan pakaiannya dan berganti dengan yang lebih pantas untuk seorang pemimpin. Dia berjalan memasuki lorong Kastil hingga sampai di gerbang kota di mana Arga tengah berdiri.

"Saya tempati janji saya, bukankah kita akan memulainya sekarang Nyonya?" Arga memperlihatkan rombongan pasukan yang jumlahnya sangat besar.

Gunung Atlan yang tertutup salju nampak bersinar oleh ribuan pasukan berbaju zirah. Serena menatap Arga dalam, sepertinya pria ini menyimpan banyak rahasia sarinya.

"Sejak kapan kamu mengetahui semuanya Arga?" Serena menghunuskan tatapannya saat Arga hanya tersenyum kecil sebelum berbicara.

Terpopuler

Comments

Lhady Uriyama

Lhady Uriyama

Arga ini benar-benar kesatria sejati, tidak mau memanfaatkan situasi walaupun sdh di izinkan. dia hanya mau ketika dia hati berbicara, Goodluck thor

2024-04-26

2

Ani

Ani

sejak kapan ya . ah aku lupa 😁😁😁😁😁
selamat atas kemenangan Arga dan pasukannya..

2024-04-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!