Bab 12

Arga memakai pakaian yang pantas dengan statusnya, di balik jubah itu Arga menyimpan banyak rahasia yang hanya akan dia katakan saat perang telah usai.

Matahari belum keluar dari perpaduan, namun Serena dan Arga sudah tiba di depan sebuah tempat perpindahan. Daerah teleportasi yang hanya di sediakan untuk kalangan bangsawan, hal itu akan menghemat waktu dan tenaga tapi juga menyimpan banyak rahasia.

Konon katanya, setiap orang yang merupakan keturunan K kaisar tidak akan pernah menghancurkan sebuah kristal khusus yang di gunakan para penyihir. Dan sekarang, Serena dan Arga sudah bersiap di depan pintu teleportasi yang akan membawa mereka ke wilayah Istana kerajaan.

Politik dan hubungan sosial yang kental dengan banyaknya korban mulai tercium dari kejauhan, Serena menatap Arga yang kini berdiri di sampingnya.

Di sisi lain, Kastil nampak berdiri megah dengan ketangguhannya dalam memonopoli pemerintahan. Arga menganggukan kepalanya, dia memperlihatkan kristal di tangannya yang masih utuh.

"Mungkin pertempuran sesungguhnya akan di mulai di sini." Ucap Serena seolah memberikan peringatan pada Arga untuk tetap waspada.

Langkah Serena dan Arga akhinya tertuju ke arah istana. Pakaian serba hitam yang di gunakan oleh Serena tak memperlihatkan statusnya yang tinggi.

Berbeda dengan Serena, Arga yang berpenampilan menonjol justru membuat keduanya seolah terlihat kontras satu sama lain.

Akhirnya Serena dan Arga sampai di hadapan sang Kaisar, mata tua itu seolah memperlihatkan tanda tanya besar saat memperhatikan keduanya.

"Salam kepada yang mulia Kaisar," Arga dan Serena tersenyum, tak lupa dia juga tersenyum ke arah sang Pangeran yang sontak saja terlihat ketakutan.

"Selamat datang Serena, tak ku sangka kau menjadi Penguasa besar saat ini." Puji sang Kaisar, dia memang tidak salah memilih Serena sebagai Putri Mahkota sebelumnya.

Namun, kebodohan Filip mengubah segalanya. Wanita yang seharusnya menjadi bagian dari kejayaannya itu kini harus berdiri menentangnya dengan berani.

"Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan dengan anda yang mulia Kaisar." Serena dengan berani langsung pada poin kedatangannya.

"Baiklah, bagaimana bila kita minum teh terlebih dahulu?" Ajak sang Kaisar, Serena menganggukkan kepalanya setuju. Sebuah tatapan yang saling terpaut terpancar dari mata Arga dengan Putri Mahkota yang baru.

Senyuman manis terukir di bibir Arga hingga semburat kemerahan nampak tergambar di kedua pipi Celsie. Serena tak begitu memperhatikan tindakan aneh tersebut, namun sang Pangeran langsung mengetahui hal aneh yang terjadi di antara keduanya.

Tatapannya jatuh menghujam ke arah Arga, namun Arga malah tersenyum sinis seolah meremehkan sang Pangeran. Tangan pangeran terkepal menyaksikan penghinaan itu dengan mata kepalanya sendiri.

Setelah sampai di sebuah taman istana, Serana baru ingat akan suatu hal. Dia lupa mengajari tatakrama dan sopan santun Kekaisaran kepada Arga. Bisakah Arga melewati hal ini sekarang?

"Apakah ini kesatria Anda? Mengapa dia tidak ikut duduk bersama kita?" Sang Kaisar nampak memperhatikan kekhawatiran Serena.

"Hormat saya Baginda, sebagai seorang Kesatria tak pantas baginya untuk duduk setara dengan Tuannya." Jawab Arga, Serena membelalakan matanya.

Dia tak pernah mengajari Arga soal sopan santun Kekaisaran, namun pria itu menjawab seolah telah terbiasa berada dalam situasi tersebut.

"Hahaha, bagus sekali. Katakan pada ku, apa yang hendak anda sampaikan?" Kaisar mempersilahkan Serena, dengan kecerdasannya menilik sesuatu Serena membeikan sebuah kertas pada sang Kaisar.

Tentu bukan kertas tersbut yang akan dia berikan pada sang Kaisar, melainkan benda yang terdapat di bawah kertas tersebut. Menyadari bila hal yang di sampaikan Serena sangatlah Rahasia, sehingga membuat sang Raja akhirnya mengikuti permainan yang di lakukan Serena.

Sang Kaisar menatap kertas di hadapannya mengenai penemuan dari sebuah keluarga bernama Erisen, sang Kaisar langsung membelalakan matanya saat mulai membaca hingga bagian bawah kertas tersebut.

"Ini memang tidak bisa di biarkan begitu saja, aku jua merasa tertarik dengan kerja samanya. Bagaimana bila kalian menginap dulu di istana?" Tawar sang Kaisar yang mengetahui maksud terselubung Serena.

"Terlalu lancang bila saya menolak tawaran baik anda yang mulia." Serena tersenyum dan akhirnya sang Kaisar meminta Serena memaparkan daerah apa saja yang telah dia kuasai saat ini.

Serena menjelaskan daerah apa saja yang telah di kuasai oleh Serena, tanpa sungkan sia juga mengatakan bila dia sudah menguasai hampir sebagain wilayah dari kekaisaran.

Tentu saja hal itu membuat sang Kaisar ketar ketir, namun dalam hati terdalamnya dia juga senang atas perubahan besar yang telah di lakukan oleh Serena.

Pada akhir perjumpaannya sang Kaisar dengan sengaja memberikan jalan pada Serena untuk melakukan tindakannya secara tidak langsung dia mendukung sepak terjang Serena selama ini. Arga yang mengetahui maksud dari seluruh hal yang baru saja terjadi hanya dapat tersenyum kecut.

Meski tindakan Serena ini terkesan berani, namun juga sangat berhati-hati dia seolah dapat melihat masa depan yang akan terjadi dan mengetahui siapa saja yang harus dia waspadai.

Tanpa terkecuali Celsie, dia adalah seorang budak dan memiliki sebuah keahlian yang tak bisa Serena remehkan. Celsie adalah seorang pembuat racun yang mengerikan, dia dapat membunuh seseorang tanpa jejak dalam satu jam saja.

Sebagai seorang budak, dia memilki kemampuan yang cukup baik dalam hal memikat. Selain memiliki paras yang cantik, dia juga memiliki siasat yang licik yang harus selalu di waspadai oleh Serena.

Saat ini dia tengah berada dalam sarang binatang buas yang bisa saja memangsanya kapan saja, selain Celsie yang pandai membuat Racun. Ada juga sang Ratu yang sangat pandai bermain politik, bukan hanya harus di waspadai. Sang Ratu juga adalah salah satu dari orang yang akan di hancurkan oleh Serena.

Serena melangkah di hadapan Arga dan menerima undangan untuk tinggal sementara di istana. Sang Ratu denan diam-diam melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai maksud kedatangan dan tinggalnya Serena.

Dengan sangat berhati-hati Ratu bertanya mengenai maksud dari sang Raja, namun Raja tak mengutarakan maksud sesungguhnya. Dia hanya mengatakan bila Serena memang harus melakukan hal itu.

Terbilang cukup cerdik, karena kurang dari satu minggu lagi, Sang Kaisar juga akan berulang tahun.

Di malam hari yang cerah, Filip murka terhadap perbuatan Celsie yang seolah menggoda Arga. Di taman Istana Putra mahkota, saat ini Celsie tengah di marahi besar-besaran.

"Dasar tidak tahu diri! Apa kau tidak tahu siapa dirimu saat ini?" Teriak Filip dengan nada yang sangat tinggi.

"Maafkan saya Pangeran, saya tidak bermaksud demikian." Celsie berusaha membela dirinya sendiri dari amukan sang Pangeran.

Pangeran yang telah murka akhirnya mengambil sebuah rotan dengan ukuran yang sangat meruncing, sehingga siapapun yang terkena pukulannya akan langsung terluka.

Clas!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!