Bab 18

Serena mengenakan pakaian yang terbuka, memperlihatkan lembah eksotisnya dan berjalan dengan anggun. Arga yang baru keluar dari kamar mandi menelan salivanya susah payah.

"Kemari," Serena menarik Arga ke atas ranjang hingga keduanya terjatuh di sana, Serena merengkuh dan memeluk tubuh Arga yang masih basah.

"Anda sungguh menggoda." Bisik Arga, Serena tersenyum dan mengecup bibir Arga dengan lihai. Perpaduan salivanya keduanya tak terelakan, permainan lidah keduanya memanglah teramat lihai.

"Kau perlu tahu satu hal Arga, aku masih perawan." Ucap Serena, sontak saja mata Arga terbuka lebar tak kala mendengar ungkapan itu.

"B-benarkah?" Gugup Arga, dia sama sekali tidak menyangka bila Serena masihkah sosok suci dan belum tersentuh. Keberaniannya selama ini terlalu mencolok dan membuat Arga tak pernah berfikir sampai ke sana.

Fantasi liarnya memang selalu di penuhi dengan gambaran erotis Serena, namun dia tak pernah tahu bila wanita di hadapannya tak pernah mende*sah di bawah kungkungan pria lain.

Rasa penyesalan begitu saja keluar dari hati Arga, dia tanpa sepengetahuan Serena telah mengumbar cinta di luar batasan. Arga mengigit bibir bawahnya dan mengangkat tubuh Serena menjadi di atas pangkuannya.

"Anda sangat manis sayang," Bisik Arga yang mulai menelusup masuk menghirup leher Serena yang menawan.

"Saya ingin melanjutkan ini, namun ada satu hal yang ingin saya beri tahu pada anda." Serena menatap Arga dengan sayu.

"Maafkan aku, tanpa sepengetahuan dari mu aku melakukan hal yang melenceng setiap malam. Aku mengumbar cinta dengan kebencian yang tertanam dalam diri saya." Ucap Arga menundukkan kepalanya pasrah.

"Setiap malam saya selalu bertemu dengan wanita dari mantan suami mu, tapi aku tak pernah memiliki perasaan apapun kecuali benci. Aku melakukan itu untuk melakukan balas dendam ini, apa anda marah?" Arga melihat adanya ketidak beresan dari wajah Serena.

"Jadi, itulah kenapa kau selalu bertemu dengannya di taman setiap malam?" Tanya Serena, dia memang sudah menebak bila Arga memiliki banyak siasat.

Serena memang merasa ragu saat melihat kemesraan yang terjalin antara Arga dan Celsie, di sana pula Serena dapat merasakan adanya kecemburuan yang luar biasa dan mengakui perasaannya sendiri pada Arga.

Tapi semua yang di lakukan Arga ternyata untuk dirinya, dia seolah menjadi pria simpanan yang mengumbar perasan dengan mudah. Tapi nyatanya, Arga melakukan itu dengan banyak perhitungan.

"Bagaimana bila wanita itu justru membantu suaminya?" Tanya Serena merasa khawatir, Arga terkekeh mendengar ucapan Serena.

"Sepertinya anda juga perlu tahu sebuah rahasia dari saya, apa anda siap mendengarkannya? Namun sebelum itu, bukankah anda juga ingin membalas dendam?" Arga mengenakan pakaiannya dan mengulurkan tangannya pada Serena.

Arga mengenakan Zirah dan semua keperluannya dalam bertempur, Serena tertegun melihat persiapan lengkap Arga. Namun dia tetap melangkah di samping Arga menggunkan jubah tebal Arga.

Jubah itu dulu melindungi Arga dari segala rahasianya, tapi sekarang dia ingin membagi semua rahasia yang dia miliki pada Serena dan ingin melakukan segala hal bersama wanita di sampingnya.

Salju turun dengan derasnya, langkah Arga dan Serena memasuki sebuah ruangan lembab dan dingin. Seorang penjaga yang nampak menunduk di hadapan Arga.

"Kau sudah mendapatkan apa yang aku inginkan?" Tanya Arga dengan tatapan tajamnya.

"Sudah yang mulia, anda dapat melihatnya sendiri di dalam." Arga meraih tangan Serena dan membawanya masuk pada sebuah lorong gelap, hingga akhirnya sampai di depan sebuah jeruji besi.

"Arga? Aku tahu bila kau pasti akan menyelamatkan ku. Sayang ku kemarilah!" Celsie nampak mengulurkan tangannya, namun matanya seketika membulat saat menyadari bila di tempat itu juga ada Serena.

"Aku hanya ingin membeikan mu pada kekasih ku yang sesungguhnya, aku akan menjaga mu." Bisik Arga pada Serena setelah mengatakan kebenarannya pada Celsie.

"Apa maksud mu hei! Kau mencampakkan aku setelah apa yang aku lakukan pada mu Arga?" Teriak Celsie, Arga nampak acuh tak acuh.

"Aku mengorbankan segalanya demi kamu, tidak! Kamu pasti yang menjebak Arga dan memintanya untuk mengkhianati aku bukan?" Celsie mengeluarkan tangannya hendak meriah lengan Serena.

"Kau jadi seperti ini Celsie," Serena menatap Celsie yang di penuhi luka lebam, bahkan begitu banyak cakaran di wajahnya yang mungkin berasal dari sang Ratu.

"Tidak! Arga, akulah cinta sejati mu. Kamu pasti di salah menilai orang Arga!" Pekik Celsie masih tidak terima dengan kenyataan yang ada.

"Sejak awal aku hanya mencintai satu wanita, baik dari kehidupan sebelumnya ataupun saat ini. Aku hanya mencintai satu wanita, dia adalah cahaya pada gelapnya hidup ku selama ini." Arga mengutarakan hatinya yang kukuh.

"A-apa? Tidak mungkin, t-tidaaaak!!" Teriak Celsie, tidak dapat menerima kenyataan bila Arga hanya menggunakannya sebagai alat balas dendam. Celsie meriah sebuah obor dari tangan seorang penjaga yang bersama dengan Arga dan Serena.

Clep!

Celsie menusukkan ujung obor itu tepat pada pautnya, Serena menutup mulutnya melihat hal tersebut. Hal yang tak pernah dia sangka sebelumnya, dan Arga hanya nampak berdecak kesal.

"Hati-hati, gaun mu bisa terkena darah sayang." Arga menarik Serena mendekat dan memeluknya erat.

"Yang mulai, bagaimana ini? D-dia bunuh diri." Ucap penjaga itu kembali menyalakan obor yang lain.

Darah yang begitu banyak memenuhi seluruh isi penjara tersebut, tak berapa lama kemudian tikus-tikus datang dan meminum darah Celsie. Serena kembali menutup mulutnya, para tikus itu juga langsung menggerogoti seluruh daging pada tubuh Celsie.

"Bakar dia setelah menjadi tulang, biar tikus yang kelaparan ini menikmati daging dan merayakan kemenangan ku." Ucap Arga pada penjaga tersebut, Serena yang mual akibat darah yang begitu banyak bersembunyi dalam dekapan Arga.

Arga mengangkat tubuh Serena dan membawanya keluar dari ruangan lembab itu, Serena muntah tak kala sampai di luar, dia sama sekali tak menyangka bila balas dendamnya pada Celsie akan terwujud.

"Hanya tinggal satu orang, bukankah anda ingin memenggal kepalanya sayang?" Arga meraih tangan Serena dan membawanya pada sebuah ruangan gelap.

Arga menyalakan obor hingga sebuah peti mati nampak berada diatas sana. Hanya di perbolehkan pihak kerajaan yang masuk dan tak ada orang lain.

Arga memberikan pedang yang di berikan oleh Serena kepadanya, Serena tertegun melihat jenazah Filip di sana. Kejam dan sadis, apakah meski sudah mati sekalipun Filip harus di penggal?

"Tidak Arga," Serena mengembalikan pedang itu, Arga menghela nafas panjang. Dia sudah berjanji akan memberitakan kepuasan atas balas dendam terindah yang di lakukan oleh Serena.

"Serena, apa anda tahu bila saya juga mengulang kehidupan saya?" Arga tersenyum meraih pedang di tangan Serena. Mata Serena seketika membulat mendengar pengakuan Arga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!