Bab 3

Bocah itu nampak ragu, namun pada akhirnya dia mengangguk. Serena tersenyum, dia mengambil peta dari mayat prajurit itu. Di antara tumpukan salju itu, setidaknya di perlukan waktu satu minggu lagi untuk Serena sampai di kastil Atlan.

"Sepertinya kita harus lewat sini," Serena mulai menebak-nebak namun bocah di hadapannya langsung menghalangi langkah Serena.

"Kenapa?" Serena bingung, di tambah bocah yang sepertinya laki-laki itu kini tidak dapat bicara.

"Apa kita melewati jalan yang salah?" Tanya Serena, namun tangannya langsung di tarik oleh bocah itu. Serena tentu saja terkejut, namun saat hampir malam, Serena akhirnya sampai di depan gerbang Kastil.

"I-ini?" Serena benar-benar terkejut. Bukan hanya tujuh kali lebih cepat melainkan mereka juga sampai dengan jalur yang jauh lebih mudah.

Bocah yang di bawa Serena nampak ketakutan tak kala berhadapan dengan seorang penjaga, Serena susah payah meyakinkan bocah itu agar tidak merasa takut.

Hingga para penjaga menyadari siapa yang datang dan memberikan jalan pada Serena untuk masuk, Serena di sambut oleh seorang wanita berusia 40 tahunan, dia menunduk dan memberikan hormat pada Serena.

"Nona penguasa, maafkan saya tidak dapat menyambut anda dengan benar." Ucap kepala pelayan itu menunduk, Serena mengangguk dan menatap sekeliling.

Penjaga di sana tak lebih dari 50 orang, dan pelayannya hanya sekitar 5 orang. Serena menatap bocah yang dia bawa yang nampak begitu ketakutan.

"Nona, siapa yang anda bawa ini?" Tanya Kepala pelayan itu. Sebut saja namanya Anna, dia adalah kepala pelayan yang sangat waspada.

"Hem, sebelum bertanya sebaiknya siapkan makanan hangat untuk-nya. Siapkan tempat mandi juga dan bersihkan dia dan berikan pakaian yang layak." Ucap Serena, kepala pelayan mengangguk. Dia memerintahkan seorang pelayan untuk membantu bocah itu.

Bukannya menurut, bocah itu justru berontak dan berlarian. Alhasil beberapa penjaga juga ikut berlari mengejarnya, kejar-kejaran akhirnya tak terelakan lagi. Serena tertawa melihat kejadian itu, dia menatap kepala pelayan yang sedari tadi nampak penasaran terhadapnya.

"Siapa nama mu?" Tanya Serena, siapa yang tidak risih di tatap dengan penuh kecurigaan oleh Anna seperti itu.

"Nama saya Anna yang mulia, saya merasa bila tempat ini jauh tidak layak untuk ukuran mantan putri mahkota. Mohon maafkan kelancangan saya, namun setidaknya anda sudah terbiasa hidup dengan layak." Uap Anna dengan binar kejujuran di matanya.

'Memang benar, aku terbiasa dengan kenyamanan selama ini. Tapi bukan berarti aku tidak bisa bertahan di sini bukan?' Gumam Serena dalam hati.

"Tidak apa, jangan pernah menilai buku dari sampulnya. Selain itu, alangkah lebih baiknya bila kepala pelayan membantu saya saja, tolong selidiki asal usul anak yang aku bawa." Ucap Serena, kepala pelayan itu akhirnya menunduk dan undur diri.

Serena menatap ke luar jendela, bocah gondrong itu nampak di kejar oleh 5 orang penjaga dan berhasil menghindar dengan baik. Bahkan nampaknya dua orang pelayan di buat kelelahan oleh dirinya.

Serena kembali teringat dengan dendamnya yang belum usai, masih banyak hal yang harus di lakukan Serena selama ini. Namun, sekarang banyak pula kendala yang harus di hadapi Serena.

Pertama, masalah kemiskinan yang melanda Atlan. Selain karena di Atlan tak dapat menanam gandum, di sini juga tak ada sumber daya yang layak untuk di gunakan sebagai mata pencaharian.

Kedua, dia harus melakukan perekrutan prajurit dan memberikan pelatihan khusus. Selain itu, Serena juga harus mencari cara untuk meningkatkan sumber daya manusia di Atlan.

Ketiga, Serena harus mengambil jenazah sang ayah yang berada di kerajaan. Keempat, dia harus menemukan cara agar dapat mengalahkan anjing gila kekaisaran yang akan keluar sekitar 5 tahun mendatang.

Sebuah rahasia menarik memang di miliki Serena dari kehidupan sebelumnya, pria yang di beri gelar anjing gila kekaisaran itu nyatanya adalah sosok Pangeran yang hilang.

Fakta itu hanya di ketahui oleh Serena dan Filip saja, memang terkesan begitu mengerikan bila di perhitungkan ulang. Filip mendapatkan kepercayaan dari rakyat karena perjuangan anjing gila itu.

Namun si anjing gila bahkan tak pernah mengetahui fakta seperti itu. Anjing gila itu terus menggonggong pada siapapun musuh tuannya.

"Nona, saya sudah mendapatkan informasi mengenai bocah itu." Ucap Anna yang datang kembali, Serena tertegun. Begitu cepat Anna mendapatkan informasi yang dirinya inginkan, bahkan ini terlalu cepat.

"Katakanlah," Serena sudah siap mendengarkan, namun tatapan tidak enak dari Anna membuatnya sedikit memicingkan mata.

"Begini Nona, dia adalah seorang gelandangan yang sering berkeliaran di dekat kota Kilal, dia sering tidur di mana saja dan pergi ke manapun dia mau."

"Bagaimana dengan orang tuanya?" Tanya Serena, kini Anna nampak menunduk.

"Apa anda pernah mendengar keluarga Erisen?" Serena mengangguk, bagaimana tidak tahu. Keluarga Erisen adalah keluarga dari ibu si anjing gila itu.

"Sang ibu adalah keturunan dari keluarga Erisen, keluarga yang telah melayani Raja dan-" Anna menggantung ucapannya, "Dan dia adalah anak haram Raja." Lanjut kembali Anna.

Mata Serena seketika membulat mengetahui fakta itu, Serena mundur sebanyak dua langkah dan seringai terpampang di sudut bibirnya.

'B-berarti, dia adalah si anjing gila itu. B-bagaimana bisa?' Serena merasa tertekan sekaligus merasa bahagia.

"Berapa usianya saat ini?" Tanya Serena lagi, karena di 10 tahun mendatang Serena ingat betul bagaimana rupa dari anjing gila itu.

"15 tahun Nona, namun karena kurangnya asupan gizi yang dia terima membuat pertumbuhannya melambat." Ucap Anna lagi menjelaskan, Serena tersenyum penuh kemenangan.

Mau bagaimana-pun, saat ini Serena mendapatkan harta karun yang sungguh luar biasa. Serena menatap ke luar jendela di mana kejar mengejar masih saja terjadi.

"Panggil dia ke mari, dan rahasiakan identitasnya terlebih dahulu." Perintah Serena, Anna mengangguk.

Bocah itu akhirnya di panggil dan langsung menerjang tubuh Serena, Serena sadar. Pasti selama ini tidak mudah menjalani hidup sebatang kara, namun dia juga harus mendaptkan pion mematikan saat ini.

"Kenapa tidak mau mandi?" Tanya Serena, bocah itu menggeleng.

"Tidak," Ucap bocah itu lagi, memang terlalu aneh bila bocah berusia 15 tahun sekecil itu. Bahkan untuk ukuran 15 tahun, seharusnya sudah menjadi seorang pemuda bukan?

"Baiklah, sekarang aku ingin memberi kamu nama terlebih dahulu. Nama mu mulai sekarang adalah Arga, ingat itu!" Ucap Serena, sedangkan nama anjing gila di kehidupan sebelumnya adalah William.

"Arga?" Ucap bocah itu, Serena mengangguk mengiyakan. Dia tersenyum nampak sekali binar kebahagiaan di mata itu.

"Bagaimana bila mandi dulu, kamu pasti lapar bukan?" Tanya Serena lagi, melihat wajah tirus Arga sudah pasti anak itu sering kelaparan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!