Bab 6

Serena tertegun melihat keseriusan Arga, entah benar atau salah dengan apa yang dirinya lakukan sekarang. Namun Serena merasa bila harapan yang dia miliki kian besar peluangnya.

"Ambil ini, dan lakukan tugas mu Arga!" Arga mengangguk dan balik kanan, dia menuju ke arah para kesatria dan prajurit berada saat ini. Mereka akan berangkat berburu di malam hari.

Memang berburu di malam hari bukanlah sesuatu yang mudah, namun hasil yang mereka dapatkan juga akan setimpal dengan pengorbanan mereka.

Sedangkan Serena sendiri kini melihat data di hadapannya, di sekitar tanah Atlan akan di temukan tambang batu sihir yang melegendaris, namun itu bukan masuk pada wilayah Atlan melainkan wilayah lain.

Serena tersenyum kecut, dia harus melakukan apapun demi memulihkan tempat tersebut. Mau di akui atau tidak, alam sebuah peperangan yang maha dasyat. Keberadaan harta juga dapat menentukan kemenangan seseorang.

Sedangkan Arga yanga telah berangkat menuju ke arah pemburuan mendapatkan banyak hasil yang memuaskan, bahkan mereka kembali ke Kastil saat belum tengah malam.

Keesokan paginya semua orang bersuka cita menikmati hasil yang mereka dapatkan, Serena memperhatikan dengan seksama bagaimana Arga yang hanya diam tanpa ekspresi dan nampak tengah merenungkan sesuatu.

"Bagaimana dulu dia begitu patuh pada Filip?" Gumam Serena, dia sama sekali tidak tahu seperti apa kehidupan Arga sebelumnya.

Arga sendiri nyatanya memang sudah di incar oleh Permaisuri sejak dia dalam kandungan, melenyapkan seluruh anggota keluarga dan membuat seluruh hal yang di milikinya luluh lantah.

Arga mungkin tidak tahu kenyataan yang sesungguhnya, namun seharusnya Arga kini berterima kasih pada Serena. Karena dia akan membantu Arga untuk membalaskan dendamnya pada orang yang sudah membuat hidup Arga hancur.

"Kalian tunggu saja pembalasan ku!" Serena berbalik menuju kamarnya, hingga satu bulan kembali berlalu dan hal yang di nantikan Serena akhirnya tiba.

Perang yang di kibarkan oleh Filip dengan para manusia Barbar akhirnya terjadi, setiap wilayah di minta untuk mengirimkan 40 puluh prajurit.

Bukan hanya Atlan yang sedang dalam masalah saat ini, namun tetangga mereka juga sama. Sehingga dapat membuat Serena menemukan peluang untuk mendapatkan wilayah yang dia inginkan.

Serena akhirnya membuat sebuah tipu muslihat, para prajuritnya tidak lebih dari 20 orang dan tiga kesatria serta Arga. Di kehidupan sebelumnya, Arga akan hadir dalam pertempuran itu dan meluluh lantahkan para Barbarian dan memberikan kemuliaan pada Filip.

Tapi sekarang tidak, selain kemuliaan yang akan di terima oleh Serena. Dia juga akan mendapatkan persediaan perang yang sesuai, dia akan mendapatkan dua burung dalam satu lemparan.

Serena dengan kecerdikannya menawarkan seorang kesatrianya untuk di masukan pada daftar wilayah tetangganya, dengan syarat.

Mereka akan meminjamkan sebuah wilayah di dekat perbatasan yang tandus itu selama satu tahun. Tentu saja pihak mereka menyetujuinya dan akhirnya untuk menutupi kekurangannya Serena meminta Arga untuk ikut berperang membawa nama Atlan.

10 prajurit sama dengan 1 orang kesatria, jadi saat seorang Kesatria di turunkan maka mereka akan memenuhi kursi 10 Prajurit.

Serena dengan taktiknya menjadikan Arga sebagai salah satu kesatria Atlan dan memimpin pasukan mereka, sedangkan 10 Prajurit yang tersisa akan dia gunakan untuk menambang batu sihir.

"Permisi?" Arga memasuki ruangan Serena dengan hati-hati. Namun Serena nampak terlelap di kursinya dengan pekerjaan yang begitu banyak di atas mejanya.

Arga mengangkat tubuh Serena dan memindahkan tubuh Serena ke dalam kamarnya, dia tahu bagaimana Serena yang lelah. Arga juga sadar bila dirinya hanya di gunakan sebagai pion saja oleh Serena.

Tapi Arga sama sekali tidak keberatan dengan hal itu, justru Arga merasa sangat bangga memiliki Tuan yang begitu cerdik seperti Serena.

Keesokan paginya, Serena mendapati dirinya berada di kamar dan Arga nampak tengah tertidur di kursi tak jauh dari tempatnya berbaring.

Serena menatap Arga lekat-lekat, dia tahu tatapan macam apa yang sering terlihat dari mata Arga selama ini. Toh, Serena juga bukan orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.

Serena bangkit dari pembaringannya dan berjalan ke arah di Mana Arga tertidur, dia tertidur dengan memeluk pedang pemberian darinya.

"Arga?" Serena membangunkan Arga, Arga terkesiap dan menatap Serena sejenak.

"Nyonya?" Arga turun dari tempat duduk dan menunduk di hadapan Serena, Serena tersenyum sekilas.

"Kemarilah!" Serena menepuk-nepuk pahanya sendiri, Arga yang sudah terbiasa langsung mendekat dan menidurkan kepalanya dalam paha sang majikan.

"Cepatlah kembali, lakukan semuanya dengan benar dan kamu harus kembali pada ku Arga!" Tegas Serena mengusap rambut Arga secara perlahan.

"Saya pasti akan kembali Nyonya, namun saya ingin mendapatkan hadiah bila saya kembali dengan selamat. Apa anda bersedia memberikannya?" Arga memang terkesan lancang, namun Serena tak memperdulikannya sama sekali.

"Apa yang kamu inginkan?" Tanya Serena serius, Arga tersenyum lembut dan memainkan rambut Serena dengan jari telunjuknya.

"Entahlah, mungkin sesuatu yang indah." Jawab Arga lagi, entah sejak kapan kedekatan mereka terjalin.

Namun kesalahan Serena yang dulu menganggap Arga sebgai anak kecil malah melilitnya dalam masalah, saat ini kondisi tubuh Arga mulai membaik dan tumbuh kian besar.

Namun, kebiasaan yang dulu sering di lakukan oleh Serena justru membuat keduanya merasa mereka tak asing dengan perlakuan semacam itu, mereka seolah biasa beradu dan saling menatap seperti itu.

Meski Serena tahu seperti apa tatapan Arga yang menginginkan dirinya, namun Serena sendiri tak begitu memperdulikannya. Karena bagi Serena sendiri, balas dendam adalah hal yang paling penting baginya.

.

.

.

Hari yang di tentukan akhirnya tiba, Serena sudah berada di antara pada kesatria dan para prajurit yang akan ikut bertempur. Para kesatria dan prajurit nampak di bekali sapu tangan oleh oleh sanak keluarganya.

Serena menatap Arga yang hanya diam, dia tak meminta namun matanya menyiratkan kesedihan. Serena mendekati Arga dengan senyum di bibirnya.

"Saya akan berangkat Nyonya, baik-baiklah di Kastil." Arga menggenggam tangan Serena, sangat berat meninggalkan wanita itu aganya.

"Kamu akan kembali, dan kamu harus kembali Arga!" Serena mengusap kepala Arga dengan lembut, meski Serena tak memiliki perasaan cinta pada Arga. Namun dia memiliki harapan besar agar pria itu dapat melakukan tugasnya dengan baik.

"Tunggu saya kembali, Nyonya." Arga mengangguk dan hendak pergi begitu saja.

"Tunggu!" Serena menghentikan langkah Arga, Arga akhirnya kembali berbalik dan menatap Serena dengan lekat.

Serena melepaskan selendang yang dia pakai, memang tidak mirip dengan sapu tangan. Namun benda panjang itu langsung di ikatankan oleh Serena pada pedang milik sang Ayah.

"Kamu harus kembali Arga, dan mengembalikan pedang ini pada ku." Serena tersenyum, dia seolah tengah mengantarkan sang Ayah yang akan pergi berperang.

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

seperti nya permintaan Arga ke Serena itu pasti "maukah nyonya jadi pasanganku "?? 😉😉😉😉😉😉 ngarep yo kan 😅😅😅😅😅

2024-04-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!