Bab 13

Clas!

Suara cambuk mengenai tubuh Celsie hingga wanita itu hampir oleng ke samping, namun dia masih kukuh berdiri menahan sakit di lengannya.

"Seharusnya kau sadar kau itu milik siapa Celsie!" Teriak sang Pangeran tanpa ampun kembali mencambuk tubuh Celsie hingga beberapa kali.

Hingga akhirnya Celsie tumbang dan sang Pangeran-pun puas dengan tindakannya, dia akhirnya pergi meninggalkan Celsie seorang diri di taman itu.

"Lady, anda tidak apa-apa?" Sebuah tangan terulur dan sapu tangan nampak di berikan tangan itu.

"Hiks, hiks, saya tidak apa-apa." Ucap Celsie mengangkat wajahnya, alangkah terkejutnya dia saat melihat Arga dengan senyumannya yang menawan.

"Mari, saya bantu anda untuk bangkit yang mulia." Arga membantu Celsie untuk bangkit dari duduknya, dengan sedikit meringis Celsie akhirnya berhasil bangkit.

"Maaf bila saya lancang, mengapa anda menangis di tempat sepi seperti ini yang mulia?" Arga membawa Celsie duduk di bangku taman.

"Apa ada sesuatu yang menyakiti anda?" Arga melepaskan jubahnya dan menutupkannya pada tubuh Celsie.

Sontak saja perlakuan manis yang di tunjukan Arga membuat hati Celsie yang tengah terisak menemukan pelabuhan, dia merasa tenang berada di samping Arga.

"Terima kasih banyak telah mengkhawatirkan saya, bukankah anda adalah orang yang tadi bersama Penguasa besar Serena?" Celsie berpura-pura lupa dan berusaha mengalihkan perhatian.

"Ya, anda benar yang mulia. Dia adalah Nyonya saya, saya tidak menyangka bila anda akan mengingat saya dengan mudah, saya cukup tersanjung dengan hal itu yang mulia." Arga tersenyum lembut, Celsie yang membutuhkan sandaran akhirnya menempatkan kepalanya di pundak Arga.

"Ijinkan saya bersandar sebentar pada anda, saya merasa lelah." Ucap Celsie, Arga masih diam dan mereka akhirnya berbincang cukup panjang hingga hari semakin larut.

Malam itu Arga akhirnya pamit dan meninggalkan Celsie di taman, sedangkan Celsie yang memilki sapu tangan Arga seolah punya jalan untuk menemui kembali pria itu.

Di tempat lain, Serena saat ini tengah bertemu denan Kaisar secara diam-diam. Kaisar memperlihatkan sebuah cincin khusus keluarga kekaisaran, hanya keturunan kaisar sajalah yang berhak mendapatkannya.

"Batu sihir ini memanglah bukti yang sangat masuk akal, selain itu anda juga memperkuat dengan tes dari menara sihir." Ungkap sang Kaisar yang merasa kagum dengan kemampuan Serena.

"Saya melakukan itu atas dasar sesuatu yang mungkin anda juga ketahui, saya tak mungkin tinggal diam bila sesuatu yang mengancam menanti saya." Serena mengatakan tujuannya dengan gamblang.

"Aku memang menyayangi Filip karena tak ada lagi pewaris selain dirinya, tapi sekarang tidak. Langkah apa yang akan kau ambil Serena?" Sang Kaisar merasa penasaran dengan langkah yang akan di ambil oleh Serena.

"Apa anda dapat menjamin keamanan hidup saya?" Serena terkekeh sumbang, tentu saja jawabannya tidak. Karena Kaisar juga salah satu orang yang paling di waspadai oleh Serena.

"Sebagai anak muda, kamu cukup waspada dalam melakukan sesuatu. Asal kau tahu, saya akan membiarkan anda berbuat onar semau anda, tapi bila anda mengganggu kenyamanan saya, makan anda juga yang akan terlempar ke neraka!" Sang Kaisar mengancam, namun Serena hanya menjawabnya dengan tatapan dingin.

Setelah menyerahkan benda tersebut, pada akhirnya Kaisar pergi meninggalkan Serena yang tersenyum licik.

"Anda terlalu percaya diri yang mulia, kesalahan anda juga terhitung dalam hidup saya." Serena menyeringai sebelum akhirnya dia kembali ke kamarnya.

"Nyonya? Kenapa anda lama sekali?" Arga menatap Serena dengan banyaknya harapan.

"Ini milik mu, itu adalah identitas mu mulai sekarang." Serena melemparkan cincin tersebut pada Arga, dia juga akhirnya tersenyum licik.

"Nyonya, apa yang akan anda lakukan ke depannya?" Arga mulai menerka apa yang akan di lakukan oleh Serena, Serena telah mengembalikan identitas Arga namun keinginan dirinya belum terpenuhi.

"Aku menginginkan jasad ayah ku, saat ini mereka memiliki jasadnya." Ucap Serena dengan berani, tangannya terkepal sempurna.

"Baiklah, saya akan membantu anda mendapatkannya." Ucap Arga tersenyum lembut, Serena menghela nafas dan duduk di atas ranjang.

"Kemarilah, aku ingin sedikit penghiburan." Serena menepuk-nepuk pahanya meminta Arga untuk tidur di atas pangkuannya. Arga menuruti Serena dan tidur di atas pangkuan Serena, dengan lembut Serena mengusap kepala Arga hingga pria itu kian merasa nyaman.

Tangan Arga terkepal sempurna saat kembali mengingat kejadian yang telah dia alami, namun dia juga memilki tujuan yang sangat jelas saat ini.

Keesokan harinya, Serena yang sudah tahu di perhatian oleh Ratu tak pernah membuat hal yang mencurigakan. Dia justru membuat orang lengah dengan kebiasaannya yang terlalu menikmati. Semua itu di lakukan Serena, karena dia sudah memenuhi keinginannya satu hal untuk tujuannya kali ini.

Serena tak bisa bertindak gegabah dan harus melangkah, selangkah demi selangkah untuk mendapatkan apa yang dirinya inginkan. Asalkan posisi Arga saat ini aman, maka parlemen dan para mentri pasti akan berpihak kepadanya, itu sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan pemerintahan yang ada saat ini.

Setiap malam, Celsie dengan sengaja selalu mengunjungi Arga di taman istana, atau mereka akan bertemu seara sembunyi-sembunyi di taman istana Pameran mahkota.

Hingga di malam ketiga sebelum acara ulang tahun sang Kaisar, Celsie akhirnya melihat adanya sebuah cincin yang dia ketahui terukir di jari Arga.

"Arga, apakah ini?" Celsie menutup mulutnya saat mengingat benda tersebut.

"Ah, anda sudah mengetahuinya ya? Malam ini mungkin akan di umumkan tentang keberadaan saya pada dunia." Bisik Arga, sontak saja hal itu kian membuat Celsie merasa sangat senang.

"Benarkah? Itu berarti anda akan tinggal di tempat ini?" Tanya Celsie bersemangat, Arga tersenyum dan mengangguk.

"Itu berarti kita akan akan dapat bertemu setiap Malam?" Bisik Celsie lembut, Arga kembali mengangguk seraya tersenyum.

"Pesta akan segera di adakan, Nyonya merasa tidak enak badan dan mungkin saya akan hadir sendirian malam ini." Ucap Arga melangkah menjauhi Celsie. Celsie berlari dan memeluk Arga dari belakang.

"Besok kita akan bertemu lagi bukan?" Tanya Celsie dengan senyum nakalnya, Arga melepaskan pelukan Celsie dan menggenggam kedua lengan mungil itu.

"Kita akan bertemu lagi, tunggu aku ya?" Bisik Arga, Celsie tersenyum dan membiarkan Arga pergi malam itu.

Seluruh perhatian akhirnya tertuju pada Arga malam itu, sesuai dengan rencana yang i buat oleh Serena. Arga akhirnya muncul dan dengan bangga di akui oleh sang Kaisar sebagai putranya yang telah hilang.

Mendengar kabar mengejutkan itu membuat sang Ratu jatuh pingsan, seluruh hadirin yang ada juga ikut terkejut tanpa terkecuali Filip. Mereka sama sekali tidak menyangka bila sosok yang akan menjadi pemeran utama malam itu bukanlah Serena melainkan Arga.

Terpopuler

Comments

Ani

Ani

sebenarnya hati Arga itu mengarah kesiapa sih... kok malah main api sama celsi 🤔🤔🤔🤔🤔 apakah cuman siasatnya saja

2024-04-28

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!