Eps. 20 — Pria Tampan Berjas

"Pekerjaan istri itu sebenarnya jauh lebih capek, Neng, dibandingkan laki-laki..." Sambung Bang Bagus, "Kalau suami, anggaplah pekerjaannya kantoran seperti Eneng, setelah delapan jam kerja, ia langsung pulang dan santai-santai, di sambut istri, di layani. Kalau istri enggak begitu..."

"Oh, ya? Emang apalagi?"

"Pekerjaan istri itu hampir 24 jam, itu yang saya lihat dari istri saya, ketika saya pergi narik angkot, dia langsung bersih-bersih rumah dan ngurus anak, kalau saya sudah pulang, dia langsung menyambut melayani saya, gak ada istirahatnya."

"Jadi itu alasan Bang Bagus gak ngelawan omelan istri?" Tanya Keyla.

"Iya, dia adalah wanita paling tangguh dibandingkan saya, sudah seharusnya saya menghargai pekerjaannya, setidaknya kalau gak bisa membuat istri saya bahagia, jangan menyakiti hatinya."

"Wah, ternyata Bang Bagus bisa sedewasa itu." Keyla bertepuk tangan sambil berdecak kagum.

"Yaa harus lebih dewasa, Neng, itu keharusan ketika sudah berumah tangga." Ucap Bang Bagus terkekeh, "Nanti kalau Neng Keyla udah nikah, harus seperti itu."

Keyla tersenyum tipis, dirinya sudah menikah tapi ia tidak yakin bisa sedewasa seperti Bang Bagus atau sesabar istrinya.

Angkot yang Keyla tumpangi akhirnya berhenti di sisi jalan, sudah sampai. Keyla memberikan ongkos lebih pada Bang Bagus sebelum keluar.

"Terimakasih, Bang, nanti-nanti Bang Bagus cerita lagi, lumayan buat Keyla ngambil pelajaran."

"Oke-oke, tapi satu cerita nambah lima ribu." Bang Bagus tertawa.

Keyla ikut tertawa, angkot itu kemudian melesat pergi meninggalkannya. Keyla terus menatap angkot itu sampai hilang dibelokkan.

"Naik angkot kesini?"

Keyla menjengit kaget saat tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya di belakang.

"Zahra, kupikir siapa?" Keyla mengelus dadanya, tidak biasanya Zahra datang dengan cara seperti ini.

Zahra tertawa kecil melihat kekagetan sahabatnya. "Sepertinya angkot itu yang sering bawa kamu ke kantor ya?"

"Iya, biasa, udah pelanggan tetap, udah VIP."

Zahra tertawa kecil. "Yuk masuk, Sekar udah nunggu di dalam."

Keyla mengangguk, keduanya kemudian memasuki restoran dan mendatangi Sekar yang sudah duduk di salah satu meja, gadis itu tengah mengemil kentang goreng kesukaannya.

"Pagi-pagi udah ngemil?" Keyla mengerutkan dahinya pada Sekar.

"Belum makan, lapar." Sekar menjawab sambil mengelus perutnya.

"Kenapa gak pesen makanan?"

"Nunggu kamu, kan kamu kerja hari ini, jadi sekalian pelanggan pertama yang dilayani adalah aku." Sekar menyeringai.

Keyla memutar matanya malas sementara Zahra tertawa kecil mendengar percakapan dua sahabatnya. Di restoran itu memang lagi sepi, hanya beberapa pelanggan yang mengisi meja, mungkin karena masih pagi.

"Aku akan pergi ke locker dulu..." Keyla memberitahu, sebagai pekerja baru ia sudah diintruksikan oleh manajernya kemarin untuk langsung ke sana.

Zahra dan Sekar mengangguk, beberapa menit kemudian Keyla kembali ke meja keduanya dengan penampilan yang berbeda, Keyla memakai seragam kerja yang biasanya digunakan pelayan restoran.

Seragam itu berupa kemeja putih lengan pendek dengan tambahan celemek hitam menghiasi depannya, rambut Keyla diikat menjadi ponytail agar tidak ada rambut yang jatuh ketika membawa makanan.

"Bagaimana, cantik bukan?" Keyla memutar tubuhnya dengan seragam pelayannya.

"Cantik Key, sangat cocok." Zahra mengangguk dan tersenyum.

"Loh, langsung diberi seragam?" Tanya Sekar heran. "Kan masih training."

"Ini seragam karyawan yang magang sebelumnya, udah keluar sekarang. Semua pekerja disini memang langsung diberi seragam seperti ini." Keyla memperhatikan pakaiannya. "Masalah training, aku gak perlu latihan dulu katanya karena pernah jadi pelayan saat masih kuliah."

"Oh, gitu..." Sekar mengangguk-angguk.

Keyla kemudian memberikan dua buku menu pada sahabatnya, "Mau pesen apa?" Keyla sudah memegang notebook dan pulpen, siap mencatat pesanan mereka.

Sekar dan Zahra saling pandang, terasa aneh saat menyaksikan Keyla melayani mereka padahal beberapa menit lalu, gadis itu masih bisa berbicara sebagai teman.

***

Keyla mengganti pakaiannya semula sesudah jam bekerjanya telah selesai, besok hari ia akan mulai bekerja jam 4 sore, bertepatan dengan ia pulang dari kantor.

Keyla dapat mudah beradaptasi sebagai pelayan restoran karena pengalamannya dulu, sesudah beres-beres di locker ia kemudian pergi menemui dua sahabatnya, Sekar dan Zahra yang benar-benar menunggui dirinya kerja selama empat jam penuh.

"Mau jalan-jalan dulu atau langsung pulang?" Keyla duduk di meja Sekar dan Zahra.

"Pulang ah, kesel nunggu kamu kerja dari tadi." Sekar bersungut-sungut.

Zahra menyeringai, ia memang meminta dua sahabatnya itu untuk menemaninya selama bekerja di hari pertama, supaya tidak canggung, kata Keyla ketika memelas pada keduanya.

"Zahra, itu kamu?"

Keyla dan Sekar spontan langsung menoleh ketika ada yang memanggil sahabatnya, sebenarnya bukan hal aneh jika Zahra sering dipanggil di restoran ini namun suara yang memanggil gadis berkerudung itu terdengar berat seperti seorang pria.

Ekspresi Zahra seketika langsung menegang saat melihat orang yang memanggil namanya, ia refleks bangkit dari kursinya.

Orang yang memanggil Zahra adalah seorang pria, ia memakai setelan jas kerja, wajahnya cukup tampan, pria itu melangkah cepat mendekati Zahra. "Aku udah lama nyari kamu, bertahun-tahun, ternyata kamu disini."

Zahra mundur beberapa langkah, ada rasa takut dari sorot mata gadis berkerudung itu.

"Ada yang ingin aku bicarakan padamu selama ini, bisakah kita-..."

"Enggak!" Potong Zahra cepat, matanya mulai berkaca-kaca.

"Zahra..." Pria itu terkesiap melihat Zahra yang hendak menangis. "Ini soal bapakku, kamu harus mendengarkan dulu-..."

"Tidak, tidak ada yang perlu kita bicarakan, Mas." Zahra segera mengambil tas dan meletakkannya di bahu. "Sekar, Keyla, aku pulang lebih dulu..."

Zahra berjalan melewati pria itu dengan langkah yang terburu-buru namun nyatanya pria itu langsung menyusulnya.

"Zah, kumohon, dengarkan penjelasanku dulu..." Pria itu meraih tangan Zahra yang hendak keluar restoran. "Ini tentang bapak, kamu harus mendengar-..."

"Jika Mas Devan masih menghargai perasaanku, kumohon lepaskan aku sekarang..." Zahra berusaha melepaskan tangan pria itu, suaranya sedikit bergetar.

Pria itu terdiam, melihat lelehan air mata mulai turun di pipi Zahra akhirnya ia tidak berani menahannya lebih lama. "Maaf, Zah..."

Zahra berbalik dan langsung pergi, gadis itu segera menaiki mobilnya dan pergi dari parkiran restoran.

Pria itu memandang mobil Zahra cukup lama dengan perasaan yang campur aduk, disisi lain ia merasa bahagia bisa bertemu perempuan itu lagi namun reaksi Zahra sebelumnya membuat hatinya sedih.

Pria itu akhirnya memilih meninggalkan restoran, semua pengunjung disini sedang menatap ke arahnya karena pertengkaran mereka berdua sebelumnya cukup keras.

"Aku tidak menyangka Zahra bisa bereaksi seperti itu..." Gumam Sekar yang sejak tadi diam menonton, ia lalu menoleh pada Keyla. "Sejak kapan Zahra dekat dengan seorang pria?"

Keyla mengangkat bahu, sebenarnya ia juga sama terkejutnya dengan kejadian tadi. Zahra yang selalu tenang dalam segala situasi, bersikap dewasa, dan tegar, tadi terlihat begitu lemah.

Terpopuler

Comments

SLina

SLina

izin share, u memyadarkan seseorang

2024-07-10

2

Gunawan Wibisono

Gunawan Wibisono

kalau bikin ccerita rata2 pada di gantung jadi nggak seru ujung2 males

2024-05-07

1

lihat semua
Episodes
1 Eps. 1 — Bertemu Kembali
2 Eps. 2 — Agam dan Keyla
3 Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4 Eps. 4 — Masa Lalu
5 Eps. 5 — Tempat Tinggal
6 Eps. 6 — Kekayaan
7 Eps. 7 — Semalam Berdua
8 Eps. 8 — Sarapan Pagi
9 Eps. 9 — Pilihan Keyla
10 Eps. 10 — Salah Tingkah
11 Eps. 11 — Rasa Kesal
12 Eps. 12 — Penthouse Mewah
13 Eps. 13 — Keheningan Malam
14 Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15 Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16 Eps. 16 — Roti Sobek
17 Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18 Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19 Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20 Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21 Eps. 21 — Lipstik Bibir
22 Eps. 22 — Devan
23 Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24 Eps. 24 — Untaian Takdir
25 Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26 Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27 Eps. 27 — Pakaian Keyla
28 Eps. 28 — Vila Pantai
29 Eps. 29 — Masak Bersama
30 Eps. 30 — Pak Harris
31 Eps. 31 — Menikmati Sunset
32 Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33 Eps. 33 — Bibir Merah
34 Eps. 34 — Pantai Malam
35 Eps. 35 — Jaga Hati
36 Eps. 36 — Bayangan Cinta
37 Eps. 37 — Gelap Malam
38 Eps. 38 — Kota Tua
39 Eps. 39 — Gadis Kecil
40 Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41 Eps. 41 — Permintaan Kecil
42 Eps. 42 — Perubahan
43 Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44 Eps. 44 — Pakai Jilbab
45 Eps. 45 — Anting Biru
46 Eps. 46 — Kebenaran
47 Eps. 47 — Kejujuran
48 Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49 Eps. 49 — Jamuan Sore
50 Eps. 50 — Tanda Merah
51 Eps. 51 — Obrolan Malam
52 Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53 Eps. 53 — Kondisi Mertua
54 Eps. 54 — Rumah Mertua
55 Eps. 55 — Kamar Keyla
56 Eps. 56 — Cara Lain
57 Eps. 57 — Tanpa Celah
58 Eps. 58 — Niat Belajar
59 Eps. 59 — Reaksi Mual
60 Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61 Eps. 61 — Suami Posesif
62 Eps. 62 — Rasa Donat
63 Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64 Eps. 64 — Debaran Perasaan
65 Eps. 65 — Pemeriksaan
66 Eps. 66 — Permintaan Kerja
67 Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68 Eps. 68 — Kabar Zahra
69 Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70 Eps. 70 — Acara Pernikahan
71 Eps. 71 — Ucapan Lembut
72 Eps. 72 — Traktiran
73 Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74 Eps. 74 — Ritme Waktu
75 Eps. 75 — Keseharian Keyla
76 Eps. 76 — Semuanya Datang
77 Eps. 77 — Berakhir Indah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Eps. 1 — Bertemu Kembali
2
Eps. 2 — Agam dan Keyla
3
Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4
Eps. 4 — Masa Lalu
5
Eps. 5 — Tempat Tinggal
6
Eps. 6 — Kekayaan
7
Eps. 7 — Semalam Berdua
8
Eps. 8 — Sarapan Pagi
9
Eps. 9 — Pilihan Keyla
10
Eps. 10 — Salah Tingkah
11
Eps. 11 — Rasa Kesal
12
Eps. 12 — Penthouse Mewah
13
Eps. 13 — Keheningan Malam
14
Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15
Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16
Eps. 16 — Roti Sobek
17
Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18
Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19
Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20
Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21
Eps. 21 — Lipstik Bibir
22
Eps. 22 — Devan
23
Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24
Eps. 24 — Untaian Takdir
25
Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26
Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27
Eps. 27 — Pakaian Keyla
28
Eps. 28 — Vila Pantai
29
Eps. 29 — Masak Bersama
30
Eps. 30 — Pak Harris
31
Eps. 31 — Menikmati Sunset
32
Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33
Eps. 33 — Bibir Merah
34
Eps. 34 — Pantai Malam
35
Eps. 35 — Jaga Hati
36
Eps. 36 — Bayangan Cinta
37
Eps. 37 — Gelap Malam
38
Eps. 38 — Kota Tua
39
Eps. 39 — Gadis Kecil
40
Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41
Eps. 41 — Permintaan Kecil
42
Eps. 42 — Perubahan
43
Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44
Eps. 44 — Pakai Jilbab
45
Eps. 45 — Anting Biru
46
Eps. 46 — Kebenaran
47
Eps. 47 — Kejujuran
48
Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49
Eps. 49 — Jamuan Sore
50
Eps. 50 — Tanda Merah
51
Eps. 51 — Obrolan Malam
52
Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53
Eps. 53 — Kondisi Mertua
54
Eps. 54 — Rumah Mertua
55
Eps. 55 — Kamar Keyla
56
Eps. 56 — Cara Lain
57
Eps. 57 — Tanpa Celah
58
Eps. 58 — Niat Belajar
59
Eps. 59 — Reaksi Mual
60
Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61
Eps. 61 — Suami Posesif
62
Eps. 62 — Rasa Donat
63
Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64
Eps. 64 — Debaran Perasaan
65
Eps. 65 — Pemeriksaan
66
Eps. 66 — Permintaan Kerja
67
Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68
Eps. 68 — Kabar Zahra
69
Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70
Eps. 70 — Acara Pernikahan
71
Eps. 71 — Ucapan Lembut
72
Eps. 72 — Traktiran
73
Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74
Eps. 74 — Ritme Waktu
75
Eps. 75 — Keseharian Keyla
76
Eps. 76 — Semuanya Datang
77
Eps. 77 — Berakhir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!