Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot

Keyla spontan menutup wajahnya dengan kedua tangan sementara Agam tertawa kecil melihat tingkah istrinya itu.

Butuh beberapa detik hingga Keyla menenangkan gejolak perasaannya, gadis itu langsung bangun karena Agam sudah melepaskan pelukannya.

Keyla duduk di sisi ranjang, ia terlebih dulu mengikat rambutnya dengan gaya ponytail, Keyla menoleh pada Agam, sedikit bingung pria itu tidak ikut bangun.

"Aku selesai bekerja jam empat pagi tadi, mau tidur dulu." Agam menjelaskan seolah mengerti kebingungan Keyla.

"Bergadang lagi?"

"Ya, di pertengahan bulan seperti ini kerja di kantor memang selalu sibuk, nanti pas akhir-akhir bulan juga biasa lagi, bisa bersantai malah."

Keyla mengangguk pelan. "Jangan keseringan bergadang, minimal tidur sebelum jam sepuluh malam."

"Kau mengkhawatirkanku?" Agam tersenyum lalu mengubah posisi tidurnya menjadi miring, salah satu tangannya memangku kepalanya.

"Sedikit, aku khawatir kau sakit dan perusahaan yang kau pimpin jadi berantakan, ujung-ujungnya nanti aku bisa di PHK." Keyla menahan senyumannya.

Agam mendengus lalu membalikan badannya, pria itu menguap beberapa kali karena masih mengantuk.

Keyla mengerti Agam butuh istirahat jadi ia tidak berbicara lebih jauh, Keyla keluar kamarnya untuk mandi terlebih dahulu sebelum kemudian memasak.

Sesudah sarapan, Keyla keluar dari penthouse, ia melihat Pak Wirya langsung menghampirinya ketika berada di luar.

"Mau kemana Non? Mau aku antar?" Tanya Pak Wirya.

Diantara para pekerja Agam, Pak Wirya merupakan salah satu orang yang mengetahui kalau dirinya adalah istri dari Agam.

"Tidak perlu, Pak, Keyla mau naik angkot." Keyla menolak halus sementara tangannya merogoh ponsel di saku lalu mengetik sesuatu.

"Naik angkot? Mobil pribadi lebih cepat, Non." Pak Wirya kebingungan.

"Tidak apa, Pak, saya memang ingin naik angkot, lagi pula siapa tahu nanti Agam menelepon membutuhkan bapak." Tatapan Keyla ke ponsel sejenak beralih ke Pak Wirya sebelum tersenyum. "Aku juga pulangnya tengah hari, gak lama."

Keyla lalu menepuk pundak Pak Wirya. "Saya pergi dulu, Pak, itu angkotnya sudah datang." Keyla menunjuk ke seberang jalan, sudah ada angkot yang berhenti.

Pak Wirya merasa kebingungan, meski banyak angkot yang terkadang melewati kawasan hotel ini namun tidak ada dari mereka yang pernah berhenti disini seperti angkot itu. Alasannya sederhana karena hotel ini dihuni oleh orang-orang kaya yang biasanya sudah memiliki kendaraan sendiri.

Kebingungan Pak Wirya cukup wajar karena angkot itu berhenti atas permintaan Keyla, angkot yang menjadi langganannya selama beberapa tahun terakhir.

"Bah, jadi ini tempat tinggalmu yang sekarang, Neng?" Sopir angkot itu berdecak kagum saat melihat hotel itu dibalik kaca mobil, gedungnya cukup tinggi membuat ia kesulitan melihat puncaknya.

Keyla yang baru masuk hanya menjawabnya dengan senyuman tipis, "Terimakasih Bang Bagus, karena mau menjemput Keyla disini."

"Santai aja, Neng, saat narik angkot juga aku memang sering lewat sini..."

Sopir angkot itu masih memandang hotel yang ditinggali Keyla, kemarin malam ia diberi pesan lewat WA oleh gadis itu bahwa dirinya sudah pindah rumah.

Sebagai pelanggan tetap yang cukup lama, sopir angkot yang sering disebut Bang Bagus itu tidak keberatan menjemput Keyla asal masih berada dalam jalur tarikan angkotnya.

"Bah, bagaimana kau bisa tinggal disini, sudah jadi wanita sukses sekarang?" Bang Bagus masih mengomentari gedung hotel yang ditinggali Keyla.

"Penjelasannya panjang, Bang, dan mungkin... tidak bisa dipahami, sebaiknya kita berangkat sekarang." Keyla melihat jam tangannya.

"Oh oke, saya lupa karena terlalu terkejut." Bang Bagus menggaruk kepalanya sebelum menginjak pedal gas mobilnya.

"Ngomong-ngomong, itu kenapa pipi Bang Bagus agak kemerahan, kayak di tampar aja." Keyla memposisikan duduknya agar lebih nyaman, tidak ada penumpang selain dirinya di angkot itu.

"Memang aku di tampar." Ucap Bang Bagus bersungut-sungut.

"Eh? Beneran di tampar!?" Keyla terkejut, walau sedetik kemudian berubah menjadi tawa. "Siapa yang berani menampar, Bang Bagus gak ngelawan?"

"Bagaimana bisa melawan jika yang nampar adalah istri saya." Bang Bagus mendengus kesal.

Tawa Keyla semakin pecah, selama menjadi langganan angkot ini, ia sudah mengetahui garis pernikahan sopirnya yang mempunyai istri galak dan suka mengomel. Bang Bagus sendiri sering menceritakannya pada Keyla, sekedar hiburan karena gadis itu selalu tertawa ketika mendengar ceritanya.

Keyla mengusap air mata yang keluar karena terlalu lama tertawa, "Jadi, gimana ceritanya Bang Bagus bisa di tampar seperti itu?" Tanya Keyla di sisa-sisa tawanya.

"Apalagi? Kasusnya masih sama, Neng, karena aku kebluk kayak kebo, istriku udah bangunan pake air masih aja gak bangun, jadi dia nampar aku." Sopir angkot itu mengelus pipinya, menceritakan kejadian saat ia bangun tadi tiba-tiba membuat tamparan istrinya jadi terasa kembali.

Keyla kembali tertawa, "Itu sih salah Bang Bagus sendiri, siapa suruh susah di bangunin."

"Yaa namanya juga kebiasaan, Neng..."

Keyla akhirnya berhenti tertawa, ia menarik nafas yang dalam sebelum mengeluarkannya secara perlahan, hal itu membuatnya jadi tenang kembali.

"Ngomong-ngomong, Bang Bagus masih cinta gak sih sama istri sendiri?" Keyla meraih ponsel yang tiba-tiba bergetar, ada pesan dari Zahra.

"Yaa masih cinta lah, Neng, cinta banget malah." Bang Bagus menatap Keyla dari spion atas.

"Hm, kenapa? Bukannya selama ini Bang Bagus suka diomeli sama istri sendiri, di galakin, bahkan sampai di tampar seperti itu?" Keyla bertanya dengan tatapan masih ke arah ponsel, ia sibuk membalas chatan Sekar yang tiba-tiba masuk ke dalam WA-nya juga.

"Istri saya itu orang baik, Neng, cara dia yang galak dan sering ngomel adalah bentuknya cintanya pada saya."

Ketikan Keyla tiba-tiba terhenti setelah mendengar jawaban tersebut, ia menoleh pada sopir angkot itu dengan pandangan tidak mengerti.

"Aku tidak paham, Bang, dari mana arah cintanya?"

Sopir angkot itu tersenyum, "Begini Neng, kalau istri saya gak cinta, dia gak mungkin mau nyuci pakaian saya, mengasuh tiga anak saya yang mulai rewel, merawat saya ketika sakit. Pada kenyataannya, istri saya tetap berbakti pada saya sebagi suaminya dengan caranya sendiri."

"Bang Bagus takut sama istri, kenapa gak ngelawan saat diomeli?" Keyla bertanya murni karena penasaran, selama ini ia belum pernah mendengar sopir angkotnya itu bertengkar dengan istrinya.

Bang Bagus tidak langsung menjawab, ia memutar setir mobilnya terlebih dahulu ketika tiba di sebuah belokan.

"Kenapa gak ngelawan? Mungkin karena ini cara terbaik untuk menenangkan istri saya..." Bang Bagus melirik Keyla di balik spion atas, memastikan gadis itu masih mendengar perkataannya. "Pekerjaan dia jauh lebih capek dibandingkan saya, bersihin rumah dan ngurusin anak itu bukan pekerjaan mudah, membutuhkan kesabaran panjang dalam melakukannya."

"Coba Neng Keyla bayangin..." Bang Bagus melanjutkan ceritanya. "Pagi-pagi dia harus bangun lebih awal dibandingkan yang lain, siapin makanan, bersih-bersih, terus pas sarapan, istri saya yang paling terakhir makan, memastikan tiga anak dan suaminya kenyang terlebih dahulu. Keluargaku ini bukan orang kaya, Neng, hidup berkecukupan, terkadang, istri saya selalu memakan makanan sisa anak, kepala ikan, kuah kangkung, apa aja, tanpa ngeluh."

Keyla terdiam, cerita Bang Bagus membuat hatinya tersentuh sekaligus menyadari apa yang selama ini tidak ia perhatikan.

"Istri saya memang suka ngomel, tapi mungkin itu karena rasa jenuh atau lelahnya mengurusi kami sekeluarga. Saya gak masalah diomeli, jika itu membuatnya bisa lega. Lagian, setelah beberapa menit ngoceh, istri saya itu baik lagi, meski galak, dia tidak pernah menolak ajakan jika saya pingin olahraga malam."

"Olahraga malam, maksudnya?"

"Masa Neng Keyla gak tau, itu lohh, aktivitas ehem-ehem."

"Oh, yang itu..." Keyla batuk pelan, menggaruk pipinya yang tidak gatal sambil tersenyum dengan canggung.

Episodes
1 Eps. 1 — Bertemu Kembali
2 Eps. 2 — Agam dan Keyla
3 Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4 Eps. 4 — Masa Lalu
5 Eps. 5 — Tempat Tinggal
6 Eps. 6 — Kekayaan
7 Eps. 7 — Semalam Berdua
8 Eps. 8 — Sarapan Pagi
9 Eps. 9 — Pilihan Keyla
10 Eps. 10 — Salah Tingkah
11 Eps. 11 — Rasa Kesal
12 Eps. 12 — Penthouse Mewah
13 Eps. 13 — Keheningan Malam
14 Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15 Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16 Eps. 16 — Roti Sobek
17 Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18 Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19 Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20 Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21 Eps. 21 — Lipstik Bibir
22 Eps. 22 — Devan
23 Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24 Eps. 24 — Untaian Takdir
25 Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26 Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27 Eps. 27 — Pakaian Keyla
28 Eps. 28 — Vila Pantai
29 Eps. 29 — Masak Bersama
30 Eps. 30 — Pak Harris
31 Eps. 31 — Menikmati Sunset
32 Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33 Eps. 33 — Bibir Merah
34 Eps. 34 — Pantai Malam
35 Eps. 35 — Jaga Hati
36 Eps. 36 — Bayangan Cinta
37 Eps. 37 — Gelap Malam
38 Eps. 38 — Kota Tua
39 Eps. 39 — Gadis Kecil
40 Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41 Eps. 41 — Permintaan Kecil
42 Eps. 42 — Perubahan
43 Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44 Eps. 44 — Pakai Jilbab
45 Eps. 45 — Anting Biru
46 Eps. 46 — Kebenaran
47 Eps. 47 — Kejujuran
48 Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49 Eps. 49 — Jamuan Sore
50 Eps. 50 — Tanda Merah
51 Eps. 51 — Obrolan Malam
52 Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53 Eps. 53 — Kondisi Mertua
54 Eps. 54 — Rumah Mertua
55 Eps. 55 — Kamar Keyla
56 Eps. 56 — Cara Lain
57 Eps. 57 — Tanpa Celah
58 Eps. 58 — Niat Belajar
59 Eps. 59 — Reaksi Mual
60 Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61 Eps. 61 — Suami Posesif
62 Eps. 62 — Rasa Donat
63 Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64 Eps. 64 — Debaran Perasaan
65 Eps. 65 — Pemeriksaan
66 Eps. 66 — Permintaan Kerja
67 Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68 Eps. 68 — Kabar Zahra
69 Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70 Eps. 70 — Acara Pernikahan
71 Eps. 71 — Ucapan Lembut
72 Eps. 72 — Traktiran
73 Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74 Eps. 74 — Ritme Waktu
75 Eps. 75 — Keseharian Keyla
76 Eps. 76 — Semuanya Datang
77 Eps. 77 — Berakhir Indah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Eps. 1 — Bertemu Kembali
2
Eps. 2 — Agam dan Keyla
3
Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4
Eps. 4 — Masa Lalu
5
Eps. 5 — Tempat Tinggal
6
Eps. 6 — Kekayaan
7
Eps. 7 — Semalam Berdua
8
Eps. 8 — Sarapan Pagi
9
Eps. 9 — Pilihan Keyla
10
Eps. 10 — Salah Tingkah
11
Eps. 11 — Rasa Kesal
12
Eps. 12 — Penthouse Mewah
13
Eps. 13 — Keheningan Malam
14
Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15
Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16
Eps. 16 — Roti Sobek
17
Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18
Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19
Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20
Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21
Eps. 21 — Lipstik Bibir
22
Eps. 22 — Devan
23
Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24
Eps. 24 — Untaian Takdir
25
Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26
Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27
Eps. 27 — Pakaian Keyla
28
Eps. 28 — Vila Pantai
29
Eps. 29 — Masak Bersama
30
Eps. 30 — Pak Harris
31
Eps. 31 — Menikmati Sunset
32
Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33
Eps. 33 — Bibir Merah
34
Eps. 34 — Pantai Malam
35
Eps. 35 — Jaga Hati
36
Eps. 36 — Bayangan Cinta
37
Eps. 37 — Gelap Malam
38
Eps. 38 — Kota Tua
39
Eps. 39 — Gadis Kecil
40
Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41
Eps. 41 — Permintaan Kecil
42
Eps. 42 — Perubahan
43
Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44
Eps. 44 — Pakai Jilbab
45
Eps. 45 — Anting Biru
46
Eps. 46 — Kebenaran
47
Eps. 47 — Kejujuran
48
Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49
Eps. 49 — Jamuan Sore
50
Eps. 50 — Tanda Merah
51
Eps. 51 — Obrolan Malam
52
Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53
Eps. 53 — Kondisi Mertua
54
Eps. 54 — Rumah Mertua
55
Eps. 55 — Kamar Keyla
56
Eps. 56 — Cara Lain
57
Eps. 57 — Tanpa Celah
58
Eps. 58 — Niat Belajar
59
Eps. 59 — Reaksi Mual
60
Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61
Eps. 61 — Suami Posesif
62
Eps. 62 — Rasa Donat
63
Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64
Eps. 64 — Debaran Perasaan
65
Eps. 65 — Pemeriksaan
66
Eps. 66 — Permintaan Kerja
67
Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68
Eps. 68 — Kabar Zahra
69
Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70
Eps. 70 — Acara Pernikahan
71
Eps. 71 — Ucapan Lembut
72
Eps. 72 — Traktiran
73
Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74
Eps. 74 — Ritme Waktu
75
Eps. 75 — Keseharian Keyla
76
Eps. 76 — Semuanya Datang
77
Eps. 77 — Berakhir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!