Eps. 2 — Agam dan Keyla

Keyla menikahi seorang pria bernama Agam di usia 21 tahun, seingatnya suaminya itu dulu bekerja sebagai OB (Office boy). Keyla akui suaminya itu sangat tampan, pernikahan mereka cukup bahagia meski tidak kaya.

Melihat Agam kembali dan kini menjadi seorang CEO, Keyla hampir tidak percaya meski yang ditatapnya sekarang adalah wajah suaminya yang dulu.

Di waktu yang sama saat Keyla menatapnya, Agam juga ikut menoleh kepadanya. Seharusnya kedatangan ia ke kantor selalu membuat pegawainya menunduk tetapi kali ini ada seseorang yang berani menatapnya secara langsung.

Ketika sepasang mata abu-abu itu tertuju pada Keyla, kelopak mata Agam membesar, ia juga sama terkejutnya ketika melihat gadis itu.

"Psstt, Keyla, tundukkan kepalamu..." Sekar berbisik pelan di samping Keyla, menyikut perutnya.

Bisikan Sekar langsung membuat Keyla tersadar lalu buru-buru mengalihkan pandangannya sekaligus menundukkan kepalanya.

"Dia ternyata bekerja disini, ini benar-benar menarik..." Agam tertawa kecil, ia memilih untuk melanjutkan langkahnya namun ketika mendekati meja resepsionis pria itu sempat membisikkan sesuatu pada karyawannya sebelum menaiki lift.

Barulah saat Agam benar-benar telah pergi, karyawan lain bisa bernafas dengan lega, dihadapan Agam, mereka tidak berani menatapnya bahkan bernafas pun mereka harus berhati-hati dalam melakukannya.

"Ini benar-benar keren, Key, dia sangat tampan sekali..." Sekar mencubit pipinya, memastikan bahwa semua ini bukan mimpi. "Kau lihat tadi bukan, matanya, hidungnya, rambutnya, Kya... Aku pasti sudah menemukan pangeranku."

"Kau menyukainya, Sekar?" Zahra tersenyum tipis, ia sudah biasa melihat banyak gadis yang jatuh hati pada ketampanan CEO perusahannya itu.

"Tentu saja, dia itu pangeran, Zah, kau tau dia seperti di novel-novel, laki-laki bad boy..." Sekar bereaksi histeris.

Zahra hanya tertawa kecil, ia kemudian menoleh ke arah Keyla untuk menunggu reaksinya tetapi gadis itu justru malah terlihat bengong.

"Kei, kau tidak apa?" Tanya Zahra yang sukses membuat lamunan Keyla terpecah.

"Ah, maaf, aku tidak apa-apa..."

"Oh aku tahu ini, kau juga terpana pada ketampanan CEO kita, ya? Ayo mengaku, tenang saja, kita bisa bersaing sehat mulai sekarang..." Sekar menimpali dengan tawanya yang khas.

"Aku tidak menyukainya, Sekar." Keyla memutar matanya dengan malas.

"Oh ya, sulit mempercayai kata-katamu saat kau memandang wajahnya tanpa berkedip..."

"Benarkah, apakah itu benar Key?" Zahra terkejut lalu menoleh pada sahabatnya.

"Tentu saja benar." Sekar justru yang menimpali. "Dia bahkan tidak menunduk saat dia turun dari mobil, aku tahu Keyla sangat-sangat terpana saat itu, seperti seseorang yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama, iya kan? Bener kan? Betul dong..." Goda Sekar.

Sekar dan Zahra serempak tertawa.

"Kau jangan menuduh yang tidak-tidak, Sekar." Keyla mendengus pelan sebelum menyentil kening Sekar yang membuatnya meringis kesakitan.

"Aku tidak menuduh, aku hanya menyampaikan apa yang kulihat barusan..." Sekar menggosok keningnya yang mulai terasa sakit.

Zahra tertawa kecil, ia kemudian mengajak keduanya ke lift dan kembali bekerja sesudah acara penyambutan Agam. Letak meja kerja ketiganya berada di lantai lima belas.

Hal yang sama juga dilakukan oleh karyawan lain, mereka telah kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.

Zahra memang paling tua di antara Keyla dan Sekar, usianya sekitar dua puluh tujuh tahun, Keyla dua puluh empat tahun dan terakhir Sekar yang paling muda berusia 23 tahun.

Alasan ketiganya cukup dekat karena mereka berada dalam bagian pekerjaan yang sama, tepatnya di bagian Designer grafis.

Zahra adalah yang bertanggung jawab atas bagian tersebut sekaligus orang yang mengajari Keyla dan Sekar saat training ketika mereka baru masuk. Bisa dibilang dia adalah senior Keyla dan Sekar dalam pekerjaan.

Keyla tidak membantah perintah Zahra begitu juga dengan Sekar, ketiganya kemudian memasuki lift.

***

"Keyla, ada panggilan dari Tuan Agam untukmu, katanya kau harus ke lantai teratas sekarang." Sebelum Keyla menaiki lift, seorang gadis yang bekerja di resepsionis menyampaikan pesan Agam sebelumnya.

"Eh, aku?" Keyla menunjuk dirinya.

"Iya, itu perintah Tuan Agam beberapa saat yang lalu..." Resepsionis itu mengangguk pelan.

"Wow, itu keren sekali Key, kau di panggil Tuan Agam secara langsung..." Sekar terkejut dan takjub.

Reaksi Sekar kontras dengan wajah Keyla yang sedikit tegang, ia mempunyai firasat buruk mengenai ini.

"Jarang sekali Tuan Agam memanggil pegawainya secara langsung seperti ini, Tuan Agam pasti mempunyai sesuatu untukmu Key..." Zahra tersenyum lembut, ia juga tampak berpikir positif.

"Aku sepertinya tidak yakin dengan itu..." Keyla tersenyum tipis.

Keyla, Sekar, dan Zahra kemudian menaiki lift, ketika berada di lantai lima Zahra dan Sekar harus kembali ke tempat kerjanya sementara Keyla terus di dalam lift sampai lantai teratas.

Ting!

Pintu lift terbuka, Keyla menelan ludah, ini baru pertama kali ia menginjakkan kaki di lantai teratas gedung tempat bekerjanya. Gadis itu sedikit gugup ketika melangkahkan kakinya.

"Permisi, namaku Keyla, Tuan Agam memanggilku sebelumnya kesini..." Keyla menghampiri seorang resepsionis yang ada di depan ruangan Agam.

Resepsionis itu mendongak menatap Keyla, dia adalah seorang perempuan, dari nama yang tertera di seragamnya tertulis Linda.

"Tuan Agam sudah memberitahukan sebelumnya, kau boleh masuk ke dalam sekarang."

Keyla meneguk ludah sebelum mengangguk pelan, entah kenapa ia merasa gugup saat harus bertemu Agam kembali.

Keyla dengan pelan-pelan membuka pintu ruangan itu, jantungnya semakin berdebar ketika menyadari ia harus bertemu seseorang yang tidak mau ia temui. "Permisi, saya Keyla, meminta izin untuk masuk..."

Pandangan pertama Keyla saat pertama kali ke dalam ruangan tersebut ia melihat seorang laki-laki yang sedang mengetik di laptopnya. Kedatangannya sempat terlambat tersadari orang itu tetapi akhirnya Agam melihatnya.

"Duduk." Agam berkata datar.

Keyla mengangguk, ia duduk di kursi tepat didepan mejanya Agam.

"Namamu Keyla bukan?"

"Iya, Pak."

"Apa kau mengenalku?"

Keyla mengerutkan dahi, sepertinya Agam masih belum mengenalnya dengan pasti atau ia takut salah mengenali orang?

'Bagus...' Gumam Keyla dalam hati.

"Tidak, Pak." Ucap Keyla setelahnya.

Ucapan Keyla membuat Agam tertawa kecil. "Aku hanya becanda, Key, aku tidak menduga kau akan berbohong identitasmu padaku."

Mata Keyla terbuka lebar namun ia tetap berkata hal yang sama. "Aku memang tidak mengenali, Bapak, kecuali jika tadi temanku menjelaskannya padaku."

Keyla berpikir untuk mengelabuhi laki-laki itu, ia tidak ingin Agam mengenalinya setelah sekian lama.

Agam terkekeh, ia tidak menjawab tetapi bangkit dari kursinya. Laki-laki itu berjalan memutari kursi yang diduduki Keyla.

"Tiga tahun lalu, aku mempunyai seorang istri yang kabur entah kemana, dia menghilang bagai hantu dan pergi begitu saja tanpa jejak... " Agam berdiri di depan Keyla lalu mengangkat dagu gadis itu pelan hingga ia menatap wajahnya. "Bukankah begitu, istriku?"

Keyla menepis tangan Agam, sorot matanya berubah menjadi dingin. "Aku tidak ingat diriku sudah menikah, aku bahkan menganggap diriku masih singel, Tuan Agam."

Agam tertawa kecil. "Kau banyak sekali berubah Key, kau terlihat lebih cantik di banding tiga tahun lalu, apalagi ini, gaya rambutmu yang terurai panjang."

Keyla mendengus, ia bangkit dari duduknya dan bersiap pergi, tetapi sebelum ia melangkahkan kakinya lebih jauh tangannya tiba-tiba di tarik oleh Agam hingga gadis itu jatuh dalam pelukannya.

"Agam lepaskan!" Keyla berujar protes, ia berusaha mendorong tubuh Agam tetapi tenaga laki-laki itu terlalu kuat untuknya.

"Sebentar, aku ingin memelukmu lebih lama..."

"Kau tidak boleh memeluk orang lain dengan cara paksa seperti ini, aku akan melaporkan hal ini pada polisi atas kasus pelecehan." Ancam Keyla.

"Oh, silahkan, aku hanya tertawa lucu ketika seorang suami tidak boleh memeluk istri sendiri..."

Keyla mematung, benar juga, meski ia meninggalkan Agam karena pria itu selingkuh namun kenyataannya keduanya masih memiliki hubungan suami istri.

Keyla memutar otaknya lalu mencubit perut laki-laki itu hingga Agam terpaksa melepaskan pelukannya.

"Aku keliru menyimpulkan semuanya, kau ternyata telah jauh berubah Key, sikapmu jadi galak seperti ini..." Agam meringis menahan sakit di perutnya, Keyla benar-benar mencubitnya sangat keras.

Episodes
1 Eps. 1 — Bertemu Kembali
2 Eps. 2 — Agam dan Keyla
3 Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4 Eps. 4 — Masa Lalu
5 Eps. 5 — Tempat Tinggal
6 Eps. 6 — Kekayaan
7 Eps. 7 — Semalam Berdua
8 Eps. 8 — Sarapan Pagi
9 Eps. 9 — Pilihan Keyla
10 Eps. 10 — Salah Tingkah
11 Eps. 11 — Rasa Kesal
12 Eps. 12 — Penthouse Mewah
13 Eps. 13 — Keheningan Malam
14 Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15 Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16 Eps. 16 — Roti Sobek
17 Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18 Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19 Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20 Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21 Eps. 21 — Lipstik Bibir
22 Eps. 22 — Devan
23 Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24 Eps. 24 — Untaian Takdir
25 Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26 Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27 Eps. 27 — Pakaian Keyla
28 Eps. 28 — Vila Pantai
29 Eps. 29 — Masak Bersama
30 Eps. 30 — Pak Harris
31 Eps. 31 — Menikmati Sunset
32 Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33 Eps. 33 — Bibir Merah
34 Eps. 34 — Pantai Malam
35 Eps. 35 — Jaga Hati
36 Eps. 36 — Bayangan Cinta
37 Eps. 37 — Gelap Malam
38 Eps. 38 — Kota Tua
39 Eps. 39 — Gadis Kecil
40 Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41 Eps. 41 — Permintaan Kecil
42 Eps. 42 — Perubahan
43 Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44 Eps. 44 — Pakai Jilbab
45 Eps. 45 — Anting Biru
46 Eps. 46 — Kebenaran
47 Eps. 47 — Kejujuran
48 Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49 Eps. 49 — Jamuan Sore
50 Eps. 50 — Tanda Merah
51 Eps. 51 — Obrolan Malam
52 Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53 Eps. 53 — Kondisi Mertua
54 Eps. 54 — Rumah Mertua
55 Eps. 55 — Kamar Keyla
56 Eps. 56 — Cara Lain
57 Eps. 57 — Tanpa Celah
58 Eps. 58 — Niat Belajar
59 Eps. 59 — Reaksi Mual
60 Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61 Eps. 61 — Suami Posesif
62 Eps. 62 — Rasa Donat
63 Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64 Eps. 64 — Debaran Perasaan
65 Eps. 65 — Pemeriksaan
66 Eps. 66 — Permintaan Kerja
67 Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68 Eps. 68 — Kabar Zahra
69 Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70 Eps. 70 — Acara Pernikahan
71 Eps. 71 — Ucapan Lembut
72 Eps. 72 — Traktiran
73 Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74 Eps. 74 — Ritme Waktu
75 Eps. 75 — Keseharian Keyla
76 Eps. 76 — Semuanya Datang
77 Eps. 77 — Berakhir Indah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Eps. 1 — Bertemu Kembali
2
Eps. 2 — Agam dan Keyla
3
Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4
Eps. 4 — Masa Lalu
5
Eps. 5 — Tempat Tinggal
6
Eps. 6 — Kekayaan
7
Eps. 7 — Semalam Berdua
8
Eps. 8 — Sarapan Pagi
9
Eps. 9 — Pilihan Keyla
10
Eps. 10 — Salah Tingkah
11
Eps. 11 — Rasa Kesal
12
Eps. 12 — Penthouse Mewah
13
Eps. 13 — Keheningan Malam
14
Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15
Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16
Eps. 16 — Roti Sobek
17
Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18
Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19
Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20
Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21
Eps. 21 — Lipstik Bibir
22
Eps. 22 — Devan
23
Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24
Eps. 24 — Untaian Takdir
25
Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26
Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27
Eps. 27 — Pakaian Keyla
28
Eps. 28 — Vila Pantai
29
Eps. 29 — Masak Bersama
30
Eps. 30 — Pak Harris
31
Eps. 31 — Menikmati Sunset
32
Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33
Eps. 33 — Bibir Merah
34
Eps. 34 — Pantai Malam
35
Eps. 35 — Jaga Hati
36
Eps. 36 — Bayangan Cinta
37
Eps. 37 — Gelap Malam
38
Eps. 38 — Kota Tua
39
Eps. 39 — Gadis Kecil
40
Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41
Eps. 41 — Permintaan Kecil
42
Eps. 42 — Perubahan
43
Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44
Eps. 44 — Pakai Jilbab
45
Eps. 45 — Anting Biru
46
Eps. 46 — Kebenaran
47
Eps. 47 — Kejujuran
48
Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49
Eps. 49 — Jamuan Sore
50
Eps. 50 — Tanda Merah
51
Eps. 51 — Obrolan Malam
52
Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53
Eps. 53 — Kondisi Mertua
54
Eps. 54 — Rumah Mertua
55
Eps. 55 — Kamar Keyla
56
Eps. 56 — Cara Lain
57
Eps. 57 — Tanpa Celah
58
Eps. 58 — Niat Belajar
59
Eps. 59 — Reaksi Mual
60
Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61
Eps. 61 — Suami Posesif
62
Eps. 62 — Rasa Donat
63
Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64
Eps. 64 — Debaran Perasaan
65
Eps. 65 — Pemeriksaan
66
Eps. 66 — Permintaan Kerja
67
Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68
Eps. 68 — Kabar Zahra
69
Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70
Eps. 70 — Acara Pernikahan
71
Eps. 71 — Ucapan Lembut
72
Eps. 72 — Traktiran
73
Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74
Eps. 74 — Ritme Waktu
75
Eps. 75 — Keseharian Keyla
76
Eps. 76 — Semuanya Datang
77
Eps. 77 — Berakhir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!