Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla

"Sudah selesai?"

Agam yang semenjak tadi bergelayut manja memeluk istrinya harus terhenti ketika mendengar suara Keyla yang mematikan kompor listrik, menandakan gadis itu sudah selesai memasak.

Keyla mengangguk pelan, ia berkacak pinggang serta merasa bangga melihat beberapa hidangan yang baru saja dia buat.

"Ini kepiting rebus kesukaanmu, udang saus tiram, sup jagung, dan cobek ikan." Keyla menunjuk makan-makanan itu dengan jarinya agar Agam mengetahuinya.

Kepala Agam yang saat itu masih di pundak Keyla hanya mengangguk kecil, ia mengecup pipi Keyla sebelum tersenyum. "Terimakasih, aku jadi ingat kalau kamu pintar memasak..."

"Bantu bawa semua ini ke meja makan." Keyla menunjuk semua masakannya.

Agam mengangguk, ia melepaskan pelukannya lalu membantu Keyla membawa semua masakan itu.

"Maaf aku hanya memasak sedikit." Ucap Keyla ketika semua masakan sudah dihidangkan di meja makan.

"Ini lebih dari cukup, kan hanya kita berdua yang makan."

"Itu juga yang aku pikirkan tadi saat masak." Keyla menarik salah satu kursi dan duduk di atasnya.

Agam memilih duduk di samping Keyla alih-alih duduk berhadapan dengan istrinya itu, Keyla mengambil piring dan nasi namun Agam tidak melakukan hal yang sama.

"Kau tidak makan?" Keyla mengerutkan dahinya heran.

"Makan, sepiring berdua." Agam menunjuk piring yang sedang di pegang Keyla.

"Kau sudah besar Agam, tidak malu disuapi terus." Keyla menggerutu, "Kalau semua karyawan kantor mengetahui bahwa CEO mereka masih disuapi ketika makan, apa pandangan mereka kepadamu."

"Aku tidak perduli pandangan orang lain, mereka tak membiayai hidupku."

"Mau yang mana, kesukaan kita kan beda?" Keyla menunjuk menu masakannya dengan sendok yang ia pegang.

"Yang mana aja, asal kamu suka, maka aku juga akan suka."

Keyla akhirnya memilih masakan pertama yaitu kepiting rebus yang sudah dilumuri bumbu, Agam sangat menyukainya, satu suapan kemudian mendarat di mulut pria itu.

"Ini sangat-sangat lezat, bagaimana kau bisa memasaknya seenak ini.. Seperti masakan Mommy dulu..." Mata Agam membulat sesudah satu suapan jatuh ke lidahnya.

Keyla merasa senang Agam menyukainya, ia sempat khawatir masakannya tidak cocok dengan lidah pria kaya itu.

"Aku selalu belajar memasak setiap ada kesempatan, syukurlah kalau kamu suka." Ucap keyla. "Kau harus menghabiskan semuanya, sayang kalau di buang. Udah capek-capek masak."

"Kalau seenak ini, justru aneh kalau tidak habis."

Keyla menyunggingkan senyum, ia juga memasukan masakan lain ke dalam piringnya seperti udang dan sup jagung. Sama seperti sebelum-sebelumnya, ia akan menyuapi Agam dan dirinya secara bergantian.

"Kapan aku pulang?" Tanya Keyla disela menyuapi Agam.

"Pulang? Kemana?"

"Ke rumahmu, semua pakaianku ada di sana?"

"Oh." Agam memangut-mangut kepalanya. Ia pikir Keyla ingin pindah ke kontrakannya yang dulu. "Ternyata kamu sudah menganggap rumahku sebagai tempat tinggalmu."

Keyla memutar matanya malas. "Memang kalau aku pindah kau akan membiarkanku pergi?"

Agam nyengir, tentu saja ia akan melarangnya. Agam akan melakukan berbagai cara agar Keyla tidak pindah.

"Jadi kapan kita ke sana?" Keyla kembali bertanya, Agam belum menjawab inti pertanyaannya.

"Kamu mau tinggal dimana? Di rumah atau di penthouse ini?"

"Kalau itu..." Keyla berpikir sejenak, kalau di Mension Agam, tempat tinggal kediaman itu cukup besar dan terlalu luas menurutnya, belum lagi ada banyak maid di sana yang membuat Keyla tidak terlalu nyaman. "Aku terserah padamu saja, tapi kalau menurutku, aku lebih betah disini." Jawab Keyla.

Agam mengangguk. "Kalau begitu kita tinggal disini, masalah pakaianmu nanti aku suruh orang di sana untuk membawakannya."

Keyla mengangguk, ia kemudian memberikan suapan terakhir pada Agam, sesudah makanan mereka habis, Keyla lalu mengambil piring dan mangkuk-mangkuk sebelum ditumpukkan menjadi satu, Keyla kemudian membawanya ke wastafel untuk dicuci.

"Butuh bantuan?" Tanya Agam.

"Tidak perlu, anggap saja ini biaya aku bisa tinggal disini."

Agam terkekeh, pria itu kemudian pergi ke kamarnya untuk mengambil laptop sebelum kemudian duduk di sofa ruang tengah, dalam waktu sepersekian detik, Agam sudah terhanyut dalam pekerjaannya.

Tak lama kemudian Keyla duduk di samping pria itu setelah aktivitas mencuci piringnya selesai, Keyla mengerutkan dahi saat melihat Agam kembali bekerja.

"Ini hari libur dan kau masih bekerja?" Tanya Keyla setengah heran dan setengah iba.

"Sabtu atau minggu sistem perusahaan terus bekerja, aku harus mengawasi dan membenarkan jika ada yang salah." Jawab Agam tanpa menoleh pada Keyla.

Mulut Keyla membentuk huruf 'O' sambil memangut-mangut kepalanya, meski ia tidak terlalu mengerti sepenuhnya.

"Besok aku akan pergi." Ucap Keyla dikala suasana hening kecuali suara ketikan laptop Agam.

"Bersama Zahra lagi?" Agam lagi-lagi tidak menoleh.

"Ya, bersama Sekar juga." Keyla mengangguk. Keyla tidak menyampaikan ia bekerja paruh waktu pada Agam, alasan utamanya karena ini bukan urusan pria itu.

Sekar dan Zahra memang akan datang ke restoran tempat bekerja Keyla untuk melihat sahabatnya itu bekerja. Bagi Sekar, ini adalah acara weekend mereka.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa kenal Zahra?" Keyla bertanya, ia jadi teringat beberapa hari lalu keduanya bertemu dan terlihat akrab.

Gerakan tangan Agam terhenti sesaat ketika Keyla bertanya seperti itu, "Aku kenal dia lewat sebuah masalah."

"Masalah? Aku tidak mengerti?"

"Sebaiknya memang tidak perlu mengerti." Agam tersenyum tipis.

Keyla merasa penasaran tetapi egonya untuk tidak terlihat tertarik di depan Agam membuatnya tidak bertanya lebih jauh. Merasa tidak perlu ada yang dibicarakan lagi dan Agam tengah sibuk dengan pekerjaannya, Keyla bangkit dan hendak ke kamarnya.

"Mau kemana?" Tanya Agam sambil menggenggam tangan Keyla yang hendak pergi.

"Ke kamar."

"Temani aku disini." Ucap Agam sambil menepuk sofa. "Ada televisi, nyalain aja kalau bosen."

"Nanti ngeganggu."

"Enggak, tenang aja."

Keyla terdiam sebentar sebelum akhirnya duduk kembali, Agam tersenyum lalu merapatkan duduknya di samping gadis itu sebelum menyandarkan kepala dipundaknya.

"Katanya kerja..."

"Ini lagi kerja." Agam mengecup pipi gadis itu. "Sambil bermanja-manja."

"Nanti lehernya sakit."

"Gapapa, tinggal ke dokter."

Keyla memutar matanya malas, ia memilih mengambil remote dan menyalakan televisi, Keyla beberapa kali memindahkan saluran, mencari acara yang seru ditonton.

"Oh, ini drakor..." Gumam Keyla saat salurannya televisinya jatuh ke film yang tokoh-tokoh di dalamnya berwajah sipit, putih, dan tampan, jelas kalau mereka bukan bagian dari bangsa negaranya.

"Kau suka film-film korea?" Agam cukup terkejut dengan fakta ini.

"Enggak, cuma Sekar aja yang suka."

Biarpun berkata demikian, Keyla tetap menonton film drakor itu sampai setengah jam lamanya.

"Pantas saja Sekar suka ngobrolin mereka, ternyata semua pamerannya ganteng-ganteng kayak gini." Keyla berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.

"Tetep aja, gantengan aku." Celetuk Agam disampingnya.

Mendengar itu Keyla menahan tawanya yang sukses membuat wajah Agam cemberut.

"Kenapa tertawa, aku berbicara fakta." Agam menaikan alisnya, menatap Keyla.

"Aku hanya tertawa karena kau terlalu percaya diri."

"Aku cukup yakin dengan ketampananku, Key kalau tidak, gak mungkin aku bisa membuat gadis bernama Keyla Arselia jatuh cinta padaku..." Agam merekahkan senyuman mautnya.

Keyla terbatuk-batuk, wajahnya seketika memerah dan sedikit tersipu. Keyla tidak menduga Agam akan langsung menyerangnya.

Episodes
1 Eps. 1 — Bertemu Kembali
2 Eps. 2 — Agam dan Keyla
3 Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4 Eps. 4 — Masa Lalu
5 Eps. 5 — Tempat Tinggal
6 Eps. 6 — Kekayaan
7 Eps. 7 — Semalam Berdua
8 Eps. 8 — Sarapan Pagi
9 Eps. 9 — Pilihan Keyla
10 Eps. 10 — Salah Tingkah
11 Eps. 11 — Rasa Kesal
12 Eps. 12 — Penthouse Mewah
13 Eps. 13 — Keheningan Malam
14 Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15 Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16 Eps. 16 — Roti Sobek
17 Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18 Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19 Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20 Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21 Eps. 21 — Lipstik Bibir
22 Eps. 22 — Devan
23 Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24 Eps. 24 — Untaian Takdir
25 Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26 Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27 Eps. 27 — Pakaian Keyla
28 Eps. 28 — Vila Pantai
29 Eps. 29 — Masak Bersama
30 Eps. 30 — Pak Harris
31 Eps. 31 — Menikmati Sunset
32 Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33 Eps. 33 — Bibir Merah
34 Eps. 34 — Pantai Malam
35 Eps. 35 — Jaga Hati
36 Eps. 36 — Bayangan Cinta
37 Eps. 37 — Gelap Malam
38 Eps. 38 — Kota Tua
39 Eps. 39 — Gadis Kecil
40 Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41 Eps. 41 — Permintaan Kecil
42 Eps. 42 — Perubahan
43 Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44 Eps. 44 — Pakai Jilbab
45 Eps. 45 — Anting Biru
46 Eps. 46 — Kebenaran
47 Eps. 47 — Kejujuran
48 Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49 Eps. 49 — Jamuan Sore
50 Eps. 50 — Tanda Merah
51 Eps. 51 — Obrolan Malam
52 Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53 Eps. 53 — Kondisi Mertua
54 Eps. 54 — Rumah Mertua
55 Eps. 55 — Kamar Keyla
56 Eps. 56 — Cara Lain
57 Eps. 57 — Tanpa Celah
58 Eps. 58 — Niat Belajar
59 Eps. 59 — Reaksi Mual
60 Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61 Eps. 61 — Suami Posesif
62 Eps. 62 — Rasa Donat
63 Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64 Eps. 64 — Debaran Perasaan
65 Eps. 65 — Pemeriksaan
66 Eps. 66 — Permintaan Kerja
67 Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68 Eps. 68 — Kabar Zahra
69 Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70 Eps. 70 — Acara Pernikahan
71 Eps. 71 — Ucapan Lembut
72 Eps. 72 — Traktiran
73 Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74 Eps. 74 — Ritme Waktu
75 Eps. 75 — Keseharian Keyla
76 Eps. 76 — Semuanya Datang
77 Eps. 77 — Berakhir Indah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Eps. 1 — Bertemu Kembali
2
Eps. 2 — Agam dan Keyla
3
Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4
Eps. 4 — Masa Lalu
5
Eps. 5 — Tempat Tinggal
6
Eps. 6 — Kekayaan
7
Eps. 7 — Semalam Berdua
8
Eps. 8 — Sarapan Pagi
9
Eps. 9 — Pilihan Keyla
10
Eps. 10 — Salah Tingkah
11
Eps. 11 — Rasa Kesal
12
Eps. 12 — Penthouse Mewah
13
Eps. 13 — Keheningan Malam
14
Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15
Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16
Eps. 16 — Roti Sobek
17
Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18
Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19
Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20
Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21
Eps. 21 — Lipstik Bibir
22
Eps. 22 — Devan
23
Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24
Eps. 24 — Untaian Takdir
25
Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26
Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27
Eps. 27 — Pakaian Keyla
28
Eps. 28 — Vila Pantai
29
Eps. 29 — Masak Bersama
30
Eps. 30 — Pak Harris
31
Eps. 31 — Menikmati Sunset
32
Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33
Eps. 33 — Bibir Merah
34
Eps. 34 — Pantai Malam
35
Eps. 35 — Jaga Hati
36
Eps. 36 — Bayangan Cinta
37
Eps. 37 — Gelap Malam
38
Eps. 38 — Kota Tua
39
Eps. 39 — Gadis Kecil
40
Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41
Eps. 41 — Permintaan Kecil
42
Eps. 42 — Perubahan
43
Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44
Eps. 44 — Pakai Jilbab
45
Eps. 45 — Anting Biru
46
Eps. 46 — Kebenaran
47
Eps. 47 — Kejujuran
48
Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49
Eps. 49 — Jamuan Sore
50
Eps. 50 — Tanda Merah
51
Eps. 51 — Obrolan Malam
52
Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53
Eps. 53 — Kondisi Mertua
54
Eps. 54 — Rumah Mertua
55
Eps. 55 — Kamar Keyla
56
Eps. 56 — Cara Lain
57
Eps. 57 — Tanpa Celah
58
Eps. 58 — Niat Belajar
59
Eps. 59 — Reaksi Mual
60
Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61
Eps. 61 — Suami Posesif
62
Eps. 62 — Rasa Donat
63
Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64
Eps. 64 — Debaran Perasaan
65
Eps. 65 — Pemeriksaan
66
Eps. 66 — Permintaan Kerja
67
Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68
Eps. 68 — Kabar Zahra
69
Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70
Eps. 70 — Acara Pernikahan
71
Eps. 71 — Ucapan Lembut
72
Eps. 72 — Traktiran
73
Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74
Eps. 74 — Ritme Waktu
75
Eps. 75 — Keseharian Keyla
76
Eps. 76 — Semuanya Datang
77
Eps. 77 — Berakhir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!