Eps. 16 — Roti Sobek

"Saya pikir Pak Wirya sudah pergi?" Ucap Keyla saat di dekat pria paruh baya tersebut.

"Tidak Non, kalau Nona Keyla udah saya antar, berarti itu tanggung jawab saya sampai Nona Keyla kembali ke rumah Tuan Agam."

Keyla menggaruk pipinya, bingung harus menjawabnya seperti apa, karena hari sudah siang ia kemudian meminta Pak Wirya untuk diantarkan kembali ke penthouse.

***

Keyla baru membuka pintu saat ia dikejutkan dengan penampilan Agam yang baru saja keluar dari kamarnya. Agam sudah terbangun namun kini penampilan pria itu sedang bertelanjang dada, rambutnya masih basah menunjukkan kalau dia baru saja mandi.

Tatapan Keyla beralih ke dada bidang Agam sebelum jatuh ke perut pria itu, ia melihat roti sobek Agam yang terbentuk dengan begitu sempurna.

Agam yang baru tersadar dengan kedatangan Keyla segera mengulas senyum apalagi saat menemukan gadis itu terpana dengan tubuhnya.

"Aku cukup percaya diri pada otot tubuhku, tapi tidak seharusnya kau memandangnya tanpa berkedip seperti itu, Key?" Goda Agam dengan senyuman khasnya.

Keyla tersadar dengan apa yang ia lakukan, gadis itu batuk pelan. "Aku, aku ingin ke toilet dulu..."

Ketika Keyla berjalan melewati Agam, pria itu tentu saja tidak tinggal diam dan langsung menarik tangan Keyla dengan lembut, Agam bergerak memeluk sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggang istrinya tersebut.

Keyla kaget apalagi Agam langsung mengunci tubuhnya agar tidak bisa menjauh, kini kedua tubuh mereka saling berdekatan.

"Kalau kau mau, kau bisa menatapnya sepuasnya..." Agam mengedipkan salah satu matanya.

"A-aku tidak mengerti apa yang kau katakan?" Ucap Keyla gugup.

"Kau bisa memandang tubuhku selama yang kau mau, itu maksudku." Goda Agam.

"Aku tidak paham..." Wajah Keyla merona, ia sebisa mungkin menatap mata Agam namun pandangannya selalu saja jatuh ke perut sixpack pria itu.

Agam terkekeh, ia sangat terhibur melihat Keyla salah tingkah seperti ini, membuatnya ingin menggoda istrinya tersebut lebih jauh.

"Aku ingin ke toilet Agam, apa aku harus mencubitmu lagi agar mau melepaskanku?" Keyla tidak bisa diposisi ini terus pikirnya, jantungnya tak karuan berdebar saat bersama pria itu.

Agam tersenyum mengejek dan malah justru memperat pelukannya, "Kau tampak cantik memakai baju itu." Tatapan Agam tertuju pada pakaian Keyla, pakaian yang ia belikan sebelumnya.

"Ya, ini sangat cocok, aku juga menyukainya." Keyla menatap dada bidang Agam sekilas sebelum mengalihkan pandangannya. "Apa kau tidak berniat memakai baju?"

"Kenapa? Kau tidak tahan dengan pesona tubuhku."

"Siapa yang terpesona, aku hanya tidak nyaman kau tidak memakai apapun." Sahut Keyla berusaha tetap cuek.

"Hm? Gadis pembohong, I like it..." Agam tertawa kecil sebelum mencium bibir Keyla.

Mata Keyla terbelalak sesaat, ia ingin protes namun ciuman Agam yang penuh kelembutan membuatnya terhanyut.

Keyla memukul pelan dada Agam berulang kali saat nafasnya mulai menipis, pria itu untungnya mengerti dan segera menjauhkan bibirnya.

Keyla bernafas dengan terengah-engah, Agam tersenyum lalu menempelkan keningnya dengan dahi Keyla hingga membuat hidung keduanya bersentuhan.

"Aku ingin ke toilet..." Lirih Keyla, wajahnya sudah lama merona.

Kali ini Agam tidak mencegahnya, ia melepaskan kedua tangannya yang masih melingkar di pinggang Keyla. Sebelum Keyla pergi, Agam mengecup pipi Keyla sekali lagi.

"Itu untuk bagian penutup..." Agam terkekeh.

Keyla tersipu lalu buru-buru berlari ke toilet, ia langsung membasuh wajahnya di wastafel sebelum memandang dirinya ke arah cermin besar.

"Keyla, Keyla... Kenapa kau selalu tergoda oleh buaiannya..." Keyla menepuk pipinya berulang kali, lagi-lagi ia gagal untuk menjaga jarak dengan Agam.

Keyla menenangkan jantungnya yang semenjak tadi terus berdebar ketika di dekat Agam, apakah dirinya masih menyukai Agam meski ia melihat suaminya itu berpelukan dengan wanita lain tiga tahun lalu? Apakah dirinya masih cinta, mempunyai perasaan?

Keyla menggelengkan kepala sambil membuang pikiran itu, apapun dan bagaimanapun dirinya harus ingat kalau Agam telah mengkhianatinya.

Tapi...

Keyla menatap bayangan dirinya di cermin lalu menyentuh bibir yang dari tadi bersentuhan dengan bibir Agam, seulas senyuman terukir secara refleks oleh bibirnya.

"Kenapa aku jadi seperti ini?" Keyla merasa frustasi, pikirannya mungkin menolak Agam tapi tidak dengan perasaannya.

Keyla segera merapihkan pakaiannya ketika sudah terlalu lama di toilet, bisa-bisa Agam mencurigainya yang berujung ia akan di goda kembali.

"Pokoknya aku harus lebih dingin pada dia!" Tekad Keyla untuk mempersiapkan sikapnya ketika berhadapan dengan Agam nanti.

Saat Keyla keluar dari toilet, ternyata Agam sudah tidak terlihat lagi. Keyla menaikan salah satu alisnya, ia mencoba mencari keberadaan pria itu di tengah rumah, dapur, atau kamar Agam namun laki-laki itu tidak ada.

"Apa Agam pergi?" Keyla kebingungan.

Keyla mengangkat bahu, kenapa dia tiba-tiba mencari keberadaan Agam, seharusnya kepergian laki-laki itu adalah yang menenangkan baginya.

Keyla merebahkan tubuhnya di ranjang dengan bagian telapak kaki masih menyentuh lantai, tiba-tiba matanya merasa berat, mungkin karena ia semalaman bergadang sampai tengah malam menemani Agam yang bekerja.

Keyla menguap sebelum akhirnya memejamkan mata, beberapa menit kemudian gadis itu tertidur.

***

Keyla mengerjapkan matanya berulang kali, sepertinya ia tertidur tadi, terlihat dari jendela kamarnya dimana sinar cahaya matahari sudah berubah warna kejinggaan, hari sudah sore.

Keyla beringsut bangkit namun tubuhnya terasa berat, ia kemudian menyadari ada tangan yang kini sedang melingkar di perutnya. Mata Keyla melebar sebelum membalikan tubuhnya, ia terkejut ternyata Agam yang memeluknya.

"Kau sudah bangun?" Agam membuka matanya saat merasakan pergerakan Keyla.

"Sejak kapan kau disini... Dan kenapa kau tidur di kamarku?"

"Aku tidak ingat bilang bahwa ini kamarmu, Key..." Agam tersenyum hangat, "Melihat kau tadi tertidur, aku juga jadi merasa ngantuk."

Keyla memutar matanya malas, ia langsung bangkit dari tempat tidurnya.

"Kemana?" Tanya Agam.

"Mandi, ini sudah sore, aku juga ingin memasak dan makan." Sahut Keyla.

"Bisa buatkan masakan kesukaanku?"

"Memang apa?" Keyla menatap sepasang mata abu-abu Agam.

"Kau seharusnya masih bisa mengingatnya, apa kau lupa?" Agam menaikan alisnya.

Keyla menghela nafas sebelum mengangguk kecil, sebagai seseorang yang dekat lama dengan Agam tentu saja Keyla mengetahuinya, Keyla bertanya karena ingin memastikannya mengingat pria itu sekarang sudah jadi sangat kaya raya, siapa tahu selera makannya berubah.

Keyla terlebih dulu membersihkan dirinya sebelum berkutat di dapur, ia menggunakan celemek yang tersedia lalu mengikat rambut panjangnya dengan gaya ponytail.

Keyla memasak sambil bersenandung bahkan bernyanyi, membuat Agam yang duduk di sofa ruang tengah tersenyum melihat tingkah istrinya.

Agam menghampiri Keyla lalu memeluk gadis itu dari belakang, Keyla terkejut sampai-sampai ia hampir menumpahkan masakan yang baru saja selesai.

"Kau terlihat begitu asik memasak, hm?" Agam menaruh dagunya di pundak Keyla.

"Agam, kau membuat jantungku ingin berhenti, hampir saja kau menumpahkan masakanku tadi." Keyla memukul tangan Agam yang ada di perutnya.

Agam terkekeh, tapi ia tidak melepaskan pelukan itu.

"Agam, lepaskan, aku sedang memasak!" Keyla merasa kesal.

"Tidak apa, aku tidak akan mengganggumu."

"Kau mengangguku, kau tidak lihat gerakanku jadi terhambat...." Keyla memutar matanya malas.

Agam pura-pura tidak mendengar perkataan tersebut, Keyla menghela nafas panjang, pada akhirnya ia memilih melanjutkan masakannya kembali meski Agam masih memeluknya.

Episodes
1 Eps. 1 — Bertemu Kembali
2 Eps. 2 — Agam dan Keyla
3 Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4 Eps. 4 — Masa Lalu
5 Eps. 5 — Tempat Tinggal
6 Eps. 6 — Kekayaan
7 Eps. 7 — Semalam Berdua
8 Eps. 8 — Sarapan Pagi
9 Eps. 9 — Pilihan Keyla
10 Eps. 10 — Salah Tingkah
11 Eps. 11 — Rasa Kesal
12 Eps. 12 — Penthouse Mewah
13 Eps. 13 — Keheningan Malam
14 Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15 Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16 Eps. 16 — Roti Sobek
17 Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18 Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19 Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20 Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21 Eps. 21 — Lipstik Bibir
22 Eps. 22 — Devan
23 Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24 Eps. 24 — Untaian Takdir
25 Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26 Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27 Eps. 27 — Pakaian Keyla
28 Eps. 28 — Vila Pantai
29 Eps. 29 — Masak Bersama
30 Eps. 30 — Pak Harris
31 Eps. 31 — Menikmati Sunset
32 Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33 Eps. 33 — Bibir Merah
34 Eps. 34 — Pantai Malam
35 Eps. 35 — Jaga Hati
36 Eps. 36 — Bayangan Cinta
37 Eps. 37 — Gelap Malam
38 Eps. 38 — Kota Tua
39 Eps. 39 — Gadis Kecil
40 Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41 Eps. 41 — Permintaan Kecil
42 Eps. 42 — Perubahan
43 Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44 Eps. 44 — Pakai Jilbab
45 Eps. 45 — Anting Biru
46 Eps. 46 — Kebenaran
47 Eps. 47 — Kejujuran
48 Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49 Eps. 49 — Jamuan Sore
50 Eps. 50 — Tanda Merah
51 Eps. 51 — Obrolan Malam
52 Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53 Eps. 53 — Kondisi Mertua
54 Eps. 54 — Rumah Mertua
55 Eps. 55 — Kamar Keyla
56 Eps. 56 — Cara Lain
57 Eps. 57 — Tanpa Celah
58 Eps. 58 — Niat Belajar
59 Eps. 59 — Reaksi Mual
60 Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61 Eps. 61 — Suami Posesif
62 Eps. 62 — Rasa Donat
63 Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64 Eps. 64 — Debaran Perasaan
65 Eps. 65 — Pemeriksaan
66 Eps. 66 — Permintaan Kerja
67 Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68 Eps. 68 — Kabar Zahra
69 Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70 Eps. 70 — Acara Pernikahan
71 Eps. 71 — Ucapan Lembut
72 Eps. 72 — Traktiran
73 Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74 Eps. 74 — Ritme Waktu
75 Eps. 75 — Keseharian Keyla
76 Eps. 76 — Semuanya Datang
77 Eps. 77 — Berakhir Indah
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Eps. 1 — Bertemu Kembali
2
Eps. 2 — Agam dan Keyla
3
Eps. 3 — Perubahan Dua Sisi
4
Eps. 4 — Masa Lalu
5
Eps. 5 — Tempat Tinggal
6
Eps. 6 — Kekayaan
7
Eps. 7 — Semalam Berdua
8
Eps. 8 — Sarapan Pagi
9
Eps. 9 — Pilihan Keyla
10
Eps. 10 — Salah Tingkah
11
Eps. 11 — Rasa Kesal
12
Eps. 12 — Penthouse Mewah
13
Eps. 13 — Keheningan Malam
14
Eps. 14 — Pekerjaan Sampingan
15
Eps. 15 — Pertemuan Weekend
16
Eps. 16 — Roti Sobek
17
Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla
18
Eps. 18 — Yang Jatuh Cinta
19
Eps. 19 — Obrolan Dengan Sopir Angkot
20
Eps. 20 — Pria Tampan Berjas
21
Eps. 21 — Lipstik Bibir
22
Eps. 22 — Devan
23
Eps. 23 — Masa Lalu Zahra
24
Eps. 24 — Untaian Takdir
25
Eps. 25 — Tanda Tangan Kontrak
26
Eps. 26 — Pesawat Pribadi
27
Eps. 27 — Pakaian Keyla
28
Eps. 28 — Vila Pantai
29
Eps. 29 — Masak Bersama
30
Eps. 30 — Pak Harris
31
Eps. 31 — Menikmati Sunset
32
Eps. 32 — Perasaan Cemburu
33
Eps. 33 — Bibir Merah
34
Eps. 34 — Pantai Malam
35
Eps. 35 — Jaga Hati
36
Eps. 36 — Bayangan Cinta
37
Eps. 37 — Gelap Malam
38
Eps. 38 — Kota Tua
39
Eps. 39 — Gadis Kecil
40
Eps. 40 — Rasa Terimakasih
41
Eps. 41 — Permintaan Kecil
42
Eps. 42 — Perubahan
43
Eps. 43 — Perjodohan Sekar
44
Eps. 44 — Pakai Jilbab
45
Eps. 45 — Anting Biru
46
Eps. 46 — Kebenaran
47
Eps. 47 — Kejujuran
48
Eps. 48 — Pasangan Bahagia
49
Eps. 49 — Jamuan Sore
50
Eps. 50 — Tanda Merah
51
Eps. 51 — Obrolan Malam
52
Eps. 52 — Mengharapkan Bayi
53
Eps. 53 — Kondisi Mertua
54
Eps. 54 — Rumah Mertua
55
Eps. 55 — Kamar Keyla
56
Eps. 56 — Cara Lain
57
Eps. 57 — Tanpa Celah
58
Eps. 58 — Niat Belajar
59
Eps. 59 — Reaksi Mual
60
Eps. 60 — Hasil Kehamilan
61
Eps. 61 — Suami Posesif
62
Eps. 62 — Rasa Donat
63
Eps. 63 — Kebenaran Tersembunyi
64
Eps. 64 — Debaran Perasaan
65
Eps. 65 — Pemeriksaan
66
Eps. 66 — Permintaan Kerja
67
Eps. 67 — Kembali Ke Kantor
68
Eps. 68 — Kabar Zahra
69
Eps. 69 — Keperluan Mendadak
70
Eps. 70 — Acara Pernikahan
71
Eps. 71 — Ucapan Lembut
72
Eps. 72 — Traktiran
73
Eps. 73 — Belanjaan Pakaian
74
Eps. 74 — Ritme Waktu
75
Eps. 75 — Keseharian Keyla
76
Eps. 76 — Semuanya Datang
77
Eps. 77 — Berakhir Indah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!