episode-17

"Sudah, ceraikan saja wanita seperti itu! Kabur dari rumah sampai anakmu meninggal!" sahut ibu mertuaku dengan sengit. Bahkan ia tak menghargai ibuku yang saat ini masih membereskan semua sisa dari fardhu kifayah almarhum anakku.

Mendengar ucapan sang besan, tentu saja hatinya merasa sakit, apalagi aku baru saja melahirkan dan kehilangan anakku.

"Kembalikan anakku dengan cara yang baik, sebagaimana engkau dahulu meminangnya dirumah ini dengan cara yang baik!" sahut ibuku dengan menahan amarahnya. Wajahnya memerah dan hampir saja ia membalas semua kekejaman ibu mertuaku.

"Hendri, ayo pulang! Ibu sudah muak disini terlalu lama! Sudah miskin, rumah juga mirip kandang sapi, tapi belagu!" ucapnya dengan kasar.

"Bu, aku belum selesai dengan Anna, ini urusan kami," sahut suami pertamaku dengan memohon.

"Jika kau tak menceraikannya, maka jangan anggap aku ini ibumu!" hardiknya "Dan jangan harap ibu akan membagi kebun kelapa sawit itu untukmu!" ancamnya dengan tatapan tajam dan sengit, sungguh memuakkan saat aku melihatnya. Itulah selama ini yang ia lakukan padaku diluar sepengetahuan suamiku.

Kulirik adik perempuan bang Hendri yang saat ini juga ikut memandangku sinis. Usianya tak jauh beda denganku, namun sikapnya tak ubah seperti ibunya. Bahkan saat aku tinggal serumah dengannya, ia sering menambahi cucian kotor dengan pakaiannya. Tetapi apapun yang ku lakukan tidak tampak berarti pada mereka yang membenciku.

Aku berdoa semoga saja karma tak menimpanya saat ia menikah nanti dan ibu mertuanya tidak kejam memperlakukannya sama saat ibunya memperlakukanku dengan buruk.

Bang Hendri tak punya piihan, ia akhirnya menuruti sang ibu dan pergi meninggalkanku yang saat ini sedang hancur, namun dengan kepergian mereka dapat mengurangi rasa sakit hatiku.

Ku lihat pandangannya yang tak rela. Ia menyelipkan sesuatu dibawah bantal tanpa sepengetahuan ibu mertuaku, sebelum akhirnya ia benar pergi.

Setelah kepergiannya, ku tarik selembar kertas dibawah bantal yang ia selipkan tadi. Saat ku buka, ku lihat itu satu buah rantai emas dengan liontin berbentuk hati saat permintaanku pasanya ketika tahu sedang mengandung.

Ia berjanji membelikannya untukku, dan tiga bulan yang lalu ia belikan, namun ibu mertuaku marah besar, lalu merampasnya paksa dan memberikannya kepada adik iparku.

Segala cacian dan makian ia tujukan padaku, dan mengatakan jika aku adalah sosok yang merusak kebahagiaan mereka. Sepertinya ia tidak rela jika anaknya menikah dan itu membuatnya harus kehilangan jatah uang dari sang anak yang terbagi dengan memenuhi kebutuhanku.

Aku tak menyangka ia menggantinya lagi dengan diam-diam. Aku menyimpannya, masa bodoh dengan semuanya, anggap saja itu sebagai nafkahku selama ini dan menjadi hakku.

Cintaku telah hilang, dan perasaanku benar-benar hambar terhadapnya.

******

"Bu, aku masih mencintai Anna, aku tidak mau bercerai dengannya," Hendri membantah permintaan sang ibu.

Wanita berhati iblis itu menatap tajam padanya. Rumah panggung dengan dinding papan pohon akasia yang menjadi tempat tinggal mereka menjadi saksi pertengkaran keduanya.

"Apa yang kau harapkan dari wanita pembangkang sepertinya, Hah!" tanyanya dengan sengit. "Kau lihat apa yang dilakukannya? Dia pulang ke pondok ibunya dengan diam-diam dan berjalan kaki sehingga anakmu menjadi korban keegoisannya!" ucap wanita itu dengan segala fitnahnya.

"Anna tidak mungkin pulang tanpa sebab!"

Seketika Wanita itu semakin emosi. Kemarahannya sudah diubun-ubun. "Oh, sudah pinter menjawab kamu, ya? Bagus! Menikah dengannya kamu menjadi anak yang durhaka rupanya!" ucapnya penuh penekanan dengan wajah yang sangat kejam.

Hendri terdiam. Ia menjadi dilema diantara jalan yang harus ia pilih.

"Ingat kamu ya, Hen. Ibu dan adik perempuanmu ini adalah tanggungjawabmu sampai kapanpun!! Maka kamu harus memenuhi kebutuhan kami ketimbang istrimu!" ucapnya dengan sangat berambisi.

"Tapi, Bu,"

"Tidak ada tapi-tapian! Turuti perintah ibu!" hardiknya dengan penuh amarah yang sudah meledak.

Hendri tak dapat berbuat apapun, mungkin ia harus menahan semua keinginannya untuk bersatu dengan sang istri.

*****

Dua bulan kemudian...

Hendri diam-diam datang menghampiri Anna. Ia tak lagi dapat menahan rasa rindunya pada wanita yang masih berstatus istrinya tersebut.

Ia menyelinap mencari sang istri dipondok ibu mertuanya. Tetapi tidak ada. Lalu ia tahu kemana wanita itu berada. Ia berniat pergi menyusuri area lahan kelapa sawit yang berbuah pasir. iya yakin jika wanita itu sedang mencar getah damar bersama ibunya. Lalu ia berniat menyusul ke sana.

Saat ia turun dari dalam pondok, ternyata Anna baru saja pulang dari lahan sawit dengan ember penuh berisi damar dan sayur pucuk paku atau pakis untuk lauk makan mereka siang ini.

"Mengapa datang kemari? Ceraikan aku sekarang juga, aku sudah tak ingin lagi hidup bersamamu," ucap Anna dengan membuang pandangannya pada pria tersebut.

"Tapi, Ann, aku masih mencintaimu, dan aku akan menyewakan rumah untukmu, ataupun kau dapat tinggal dengan ibumu, aku akan membiayai kebutuhanmu," sahutnya.

"Membiayai kebutuhanku?" Anna menoleh pada sosok pria dihadapannya. "Bahkan dua bulan ini kau tidak memberikan atau mengirimkan uang belanja untukku, dan kau mengatakan itu padaku?! Persetan dengan semuanya!" jawab Anna dengan kesal.

"Aku tidak akan menceraikanmu, aku akan menggantung hubungan kita, sampai kau mau kembali lagi padaku!" ancamnya padaku.

"Terserah, aku tak perduli!" sahutku kesal. Selama ini aku selalu tunduk dan patuh pada keluarganya, dan juga dirinya, namun aku tidak mau terus berada dalam injakan mereka.

Ku lihat bang Hendri pergi meninggalkanku dengan penuh kesal, dan aku sudah mati rasa.

Setelah kepergian pria itu. Ku kuatkan hatiku untuk tetap bertahan meski tanpa suami dan aku menganggap diriku seorang janda meski belum ada kata cerai yang terucap dari mulutnya.

Didalam perjalanan menuju pulang, ternyata ibu mertuaku sedang menuju kearah rumahku, dan keduanya bertemu ditengah jalan, tentu saja ini membuatnya amarah wanita kejam itu semakin meledak. Bagaiamana tidak, ia melihat puteranya mengunjungiku secara diam-diam.

"Dasar kamu ya, Hen! Sudah ibu katakan ceraikan wanita tak tahu diuntung itu, tetapi kamu justru mengunjunginya secara diam-diam!" hardiknya dengan kasar. Ia mengeraskan suaranya meskipun tak kan ada yang mendengarnya karena sepanjang jalan hanya ada lahan sawit yang terbentang.

Hendri yang sedang kacau tak memperdulikan ocehan sang ibu. Hatinya yang patah dan juga harus menerima tekanan dari sang ibu membuatnya semakin kacau. Ingin rasanya ia mengakhiri hidupnya, namun akalnya masih waras. Ia mengendarai motornya dengan keceptan yang tinggi dan meninggalkan sang ibu yang masih mengomelinya. Tujuannya adalah warung penyedia minuman keras jenis tuak yang terbuat dari air sari nira yang berasal dari pohon enau. Ia ingin melupakan sejenak semua beban yang dihadapinya saat ini.

Terpopuler

Comments

Neulis Saja

Neulis Saja

kamu masuk perangkap yg satu dan masuk keperangkap berikutnya

2024-09-09

0

Ira Sulastri

Ira Sulastri

Anna dr awal menikah mmg kamu ga ada lihat kl mertua ga setuju kamu menikah dg anak lakinya? Mmg anak laki2 sampai kapan pun akan selalu menjadi milik ibunya tp kl sdh menikah yg ada di prioritaskan antara ibu dan istri untuk nafkah ya di utamakan istri dulu biarpun harus seimbang dg ibunya

2024-06-26

0

V3

V3

si Anna punya Mertua kok gda yg bAik sich semuanya 🤦🤦🤦

2024-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Tuduhan
3 episode-3
4 episode-4
5 episode-5
6 episode-6
7 episode-7
8 episode-8
9 episode-9
10 Hasut
11 sebelas
12 duabelas
13 Tigabelas
14 episode-14
15 episode-15
16 episode-16
17 episode-17
18 episode-18
19 episode-19
20 episode-20
21 Masih Flashback Anna
22 flashback-lagi
23 episode-23
24 episode-24
25 episode-25
26 Masih di Falshback Anna
27 flashback lagi
28 Stay Flashback
29 stay flashback si Anna
30 Masih diflash back dulu
31 Semula
32 Hampa
33 bekerja
34 bekerja-2
35 Bekerja-3
36 kabar
37 Bang Juned
38 Bebanku
39 beban hidup
40 Teror
41 menjemput
42 Kembali
43 Tiba
44 episode-44
45 episode-45
46 episode-46
47 episode-47
48 episode-48
49 episode-49
50 episode-50
51 episode-51
52 episode-52
53 Licik
54 Zubaidah
55 episode-55
56 Playing Victim
57 episode-57
58 episode-58
59 episode-59
60 episode-60
61 episode-61
62 episode-62
63 episode-63
64 episode-64
65 episode-65
66 episode-65
67 episode-67
68 episode-68
69 episode-69
70 episode-70
71 episode-71
72 episode-72
73 episode:73
74 episode-74
75 episode-75
76 episode-76
77 episode-77
78 episode-78
79 Episode-79
80 episode-80
81 episode-81
82 episode-82
83 episode-83
84 episode-84
85 episode-85
86 episode-86
87 episode-87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Awal
2
Tuduhan
3
episode-3
4
episode-4
5
episode-5
6
episode-6
7
episode-7
8
episode-8
9
episode-9
10
Hasut
11
sebelas
12
duabelas
13
Tigabelas
14
episode-14
15
episode-15
16
episode-16
17
episode-17
18
episode-18
19
episode-19
20
episode-20
21
Masih Flashback Anna
22
flashback-lagi
23
episode-23
24
episode-24
25
episode-25
26
Masih di Falshback Anna
27
flashback lagi
28
Stay Flashback
29
stay flashback si Anna
30
Masih diflash back dulu
31
Semula
32
Hampa
33
bekerja
34
bekerja-2
35
Bekerja-3
36
kabar
37
Bang Juned
38
Bebanku
39
beban hidup
40
Teror
41
menjemput
42
Kembali
43
Tiba
44
episode-44
45
episode-45
46
episode-46
47
episode-47
48
episode-48
49
episode-49
50
episode-50
51
episode-51
52
episode-52
53
Licik
54
Zubaidah
55
episode-55
56
Playing Victim
57
episode-57
58
episode-58
59
episode-59
60
episode-60
61
episode-61
62
episode-62
63
episode-63
64
episode-64
65
episode-65
66
episode-65
67
episode-67
68
episode-68
69
episode-69
70
episode-70
71
episode-71
72
episode-72
73
episode:73
74
episode-74
75
episode-75
76
episode-76
77
episode-77
78
episode-78
79
Episode-79
80
episode-80
81
episode-81
82
episode-82
83
episode-83
84
episode-84
85
episode-85
86
episode-86
87
episode-87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!