Aturan

Tuan Wisnu masih termenung di dalam mobilnya, setelah Anna menghubunginya tadi. Namun tiba-tiba ponselnya berdering, ia kemudian mengangkatnya.

“Baiklah, kamu boleh kembali.” Tuan Wisnu mengakhiri panggilannya. Entah siapa, dan apa maksud dari ucapannya dengan orang yang ada di seberang sana.

Matanya terpejam, namum pikirannya melayang jauh, masih tentang Anna.

Maafkan Ayah, Anna. Ayah terpaksa melakukan ini. Semuanya demi kebaikanmu sendiri. Ayah harap, Bayu benar-benar mengubahmu.

Flassback

Saat Bayu menghubungi seseorang waktu itu.

“Hallo, saya berhasil menemukan caranya.” kata Bayu.

“Bagaimana caranya ?”

Orang di seberang telepon yang ternyata adalah Tuan Wisnu.

“Mungkin saya tidak bisa membawa orang-orang yang pernah meninggalkannya. Karena bisa saja akan memperparah luka hatinya, dan itu akan mempersulit kita nantinya”

Tapi saya berjanji akan membawanya nanti setelah hatinya mulai luluh, dan berubah. Serta teka-teki mengenai ini masalah ini terpecahkan.

Janji Bayu dalam hatinya. Sepertinya ia merasa ada keanehan.

“Tapi saya akan membuatnya menyadari sesuatu. Sikap kasarnya, itu harus dihilangkannya lebih dulu. Tanpa harus membuka luka lamanya. Inilah langkah pertama saya.” tambah Bayu lagi.

“Lalu ?” Tuan Wisnu mendengarkan dengan seksama.

“Untuk membuatnya sadar akan sikapnya itu, kita harus membuatnya mengalami sendiri. Bagaimana rasanya menjadi korban kekasaran.”

“Apa maksudmu? Saya tidak ingin Anna terluka.” Tuan Wisnu mulai cemas.

“Jangan khawatir, Tuan. Kita tidak akan menyakitinya. Kita hanya akan membuatnya menahan amarahnya. Jika amarahnya terkendali, saya yakin dia tidak akan sekasar sekarang.” ujar Bayu menjelaskan.

“Oke baiklah. Lalu, bagaimana caranya Anna bisa merasakan itu ?” tanya Tuan Wisnu lagi.

“Begini, cari dari orang yang paling sering dikasarinya.” jawab Bayu.

“Orang yang paling sering ...... ” Tuan Wisnu mencoba mengingat-ingat kembali.

“Pelayan di rumah ?” Tuan Wisnu menebak.

“Iya, benar sekali.” ujar Bayu.

“Maksudnya, kamu ingin Anna menjadi pelayan? Tapi, bagaimana mungkin? Saya yakin Anna tidak mau melakukannya.”

“Dengan sadar, mungkin dia menolak. Tapi jika tanpa sadar, pasti berhasil.” kata Bayu.

“Jelaskan maksudmu?” Tuan Wisnu mulai bingung.

“Begini, Tuan. Anda tahu 'kan dia tidak suka pada saya. Dia juga tidak mempercayai saya. Kita gunakan rasa ketidakpercayaannya untuk membantu. Saya akan menjadi umpan, sementara Anda akan mendorongnya masuk. Setelah dia terperangkap, saya akan lebih mudah mengendalikannya.” jelas Bayu panjang lebar.

“Sedikitnya saya mengerti. Tapi ada juga yang masih belum saya mengerti.”

“Anda tenang saja, serahkan semuanya pada saya. Anda masih mempercayai saya 'kan?” tanya Bayu seraya memastikan.

“Tentu saja. Tapi apa kau yakin ini akan berhasil ?” tanya Tuan Wisnu seraya memastikan lagi.

“Kita berdoa saja, semoga berhasil.”. kata Bayu.

Mereka mengakhiri panggilan teleponnya. Keduanya sama-sama tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Saat itu, Bayu memergoki Anna tengah diam-diam memasuki mobilnya. Ia merasa ada keanehan, hingga setelah Anna keluar dan tak terlihat, Bayu mengecek mobilnya. Dan benar saja, ia menemukan alat penyadap dalam mobil miliknya. Bayu terkekeh geli dengan tingkah Anna. Sebegitu 'kah dirinya, hingga Anna mencurigainya sampai seperti itu.

Sementara saat Tuan Wisnu dan Bayu memasuki mobil, sebelum melajukan mobilnya, Bayu sempat mengirim pesan pada Tuan Wisnu lewat ponselnya. Ia memberi tahu kalau Anna memasang alat penyadap di mobilnya. Juga keberadaan mobil Anna di belakang yang siap mengikuti. Tuan Wisnu bertukar tatap dengan Bayu lewat kaca spion. Ia lalu mengangguk tanda mengerti.

Dan saat adegan di ruang makan, waktu Anna marah hingga sengaja membanting piring ke lantai, Tuan Wisnu ternyata masih di sana. Hanya sembunyi di balik dinding. Dia mengetahui semua perilaku Anna.

Begitupun saat Anna mengikutinya hingga sampai ke hotel. Tuan Wisnu juga tahu. Tentu saja itu karena Bayu yang memberi tahu.

Rupanya, manager hotel juga sengaja dicutikan agar Bayu dapat menggantikannya.

Flashback End

Semuanya termasuk dalam rencana Bayu. Rencana yang sudah disusun dengan matang, dan segala perhitungannya. Tapi dengan bodohnya, Anna benar-benar terpancing.

Tak terasa cairan bening mengalir membasahi pipi Tuan Wisnu, di saat matanya masih terpejam. Ia begitu menyayangi Anna, tapi ia harus tega. Demi kebaikannya nanti.

.

.

Bayu masih tak percaya dengan orang yang berdiri di hadapannya. Dia adalah Anna.

Apa aku bermimpi? Dia benar-benar kembali ?

Keduanya saling beradu pandangan.

Flashback

Anna menutup pintu ruangan Bayu dengan keras. Ia menatap ke arah pintu dengan sorot matanya yang dipenuhi amarah dan kebencian. Dia lalu melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.

Dia menuju lift untuk sampai di lantai tertinggi hotel itu.

Sesampainya di atap, Anna langsung berteriak sekencang-kencangnya untuk meluapkan emosi serta amarahnya.

“Pria Aneh !! Aku benci kamuuuu! Benci, benci, benci !! Awas kau !! Kenapa kamu harus hadir di hidupku? Semuanya kacau, setelah kehadiranmu!” Anna berteriak dengan beberapa kali menghentakkan kakinya.

Beberapa menit kemudian, dia tengah duduk sambil melihat pemandangan kota dari atas. Rambutnya yang terurai diterpa angin, hingga membuatnya beberapa kali menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Namun tak mengurangi kesan cantik pada diri Anna.

Sepertinya energi Anna terkuras habis setelah berteriak tadi. Namun, keadaannya jauh lebih tenang sekarang.

Lama dia terduduk, tak terasa waktu sudah setengah jam ia di sana. Akhirnya Anna memutuskan untuk beranjak berdiri, dia lalu pergi dengan langkah kaki terseret-seret, seolah enggan melangkah. Wajahnya juga nampak lesu tak bersemangat.

Tanpa diketahuinya, ada sepasang mata yang tengah memperhatikannya sedari tadi.

Anna keluar dari hotel, namun saat sampai di pintu gerbang, seseorang memanggilnya.

“Nona Anna ?”

Anna mendongak, menatap orang yang kini berdiri di depannya. Dia nampak asing dengan seseorang di hadapannya itu.

“Iya. Kamu mengenalku ?” tanyanya.

Pria itu tersenyum. “Perkenalkan Nona, saya yang disuruh Tuan Wisnu membawa mobil Anda. Dan dia meminta saya untuk kembali menjemput Anda.” jawab pria itu sopan.

Anna melihat mobilnya yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri.

Ayah benar-benar menyuruh orangnya menjemputku.

“Nona,"

“Iya.” pria itu membangunkan lamunan Anna.

“Silahkan, Nona.” pria itu mempersilahkan Anna untuk menuju mobil, dan Anna menurutinya. Sementara pria itu mengikuti dari belakang.

Apa hanya seperti ini? Akan terlalu mudah bagi pria aneh itu. Pasti dia merasa berkuasa sekarang. Tapi ........ apa aku harus menjadi pelayan juga? Aaaahhh...... sial !

Anna nampak frustasi.

Sampai di depan mobil, pria suruhan Tuan Wisnu membukakan pintu mobil untuk Anna. Tetapi Anna nampak bimbang, ia hanya menatap ke arah pintu mobil yang terbuka.

“Nona,” Lagi-lagi pria itu membangunkan lamunan Anna.

Anna diam sesaat, mencoba berpikir lagi.

“Kau kembalilah. Bilang pada ayahku, aku tetap di sini.” ucapnya. Anna akhirnya membuat keputusan, lalu berbalik dan pergi meninggalkan pria itu yang diam mematung dengan wajah bingungnya.

Anna berjalan memasuki hotel kembali.

Aku pasti benar-benar gila.

batin Anna merutuki dirinya sendiri.

Flashback End

Bayu menampar pipinya sendiri, dan ternyata sakit. Itu artinya ini bukan mimpi. Sementara Anna menatap Bayu sinis.

Dia pasti berpikir aku akan menyerah. Tidak semudah itu, Pria Aneh!

batin Anna.

Sementara batin Bayu.

Ini nyata. Dia benar-benar kembali. Apa rencanaku berhasil?

Bayu berdehem untuk menetralkan suasana. Lalu melampirkan senyum tipisnya.

“Aku kira kamu sudah menyerah.” Bayu memulai obrolan yang pasti berakhir dengan perdebatan.

“Tidak semudah itu.” jawab Anna ketus.

“Itu artinya kamu sudah siap memakai pakaian itu ?” mata Bayu menunjuk ke arah meja.

“Tentu saja.” balas Anna, lalu berjalan ke arah meja dan mengambil pakaian pelayan yang sempat dilemparnya tadi, meskipun enggan. Anna meremas pakaian itu dalam genggamannya. Bayu tersenyum penuh kemenangan. Sementara Anna menatap ke arahnya dengan tajam. Ia lalu berbalik dan bergegas keluar.

Saat Anna baru memegang gagang pintu, ucapan Bayu seketika menghentikannya.

“Dengar, Gadis Kasar! Kamu telah memutuskan untuk tinggal. Itu artinya kamu sudah siap dengan peraturanku.”

ujar Bayu.

Anna memutar tubuhnya menghadap Bayu. “Peraturan apalagi? Kamu jangan main-main denganku! Aku sudah menurutimu untuk menjadi pelayan di sini.” Anna mulai terpancing lagi. Bahkan dia tidak peduli lagi dengan panggilan gadis kasar yang dilontarkan Bayu kepadanya.

Bayu terkekeh, ia lalu berdiri dengan bersandarkan meja. Tangannya menyilang di dada, dengan arah pandangan pada Anna. Sementara Anna tak sabar menunggu jawaban Bayu.

“Dengar, Nona! Aku memang mengizinkanmu di sini, hanya bila kamu menjadi pelayan. Tapi, untuk menjadi pelayan, kamu masih harus mematuhi aturan yang aku buat.”

Anna membuka mulutnya bermaksud menjawab, tapi Bayu tidak memberikan celah untuk Anna menjawabnya.

“Aturan pertama, harus bersikap baik kepada sesama karyawan hotel, juga tamu. Aturan kedua, dilarang meninggalkan hotel kecuali urusan pekerjaan. Atau ..... jika kamu telah menyerah dan memilih untuk pulang, maka aku tidak akan menghalangimu.” ujar Bayu.

“Kau !! Berani ... ” Anna menunjuk ke arah wajah Bayu dengan telunjuknya. Ia mulai tersulut emosi. Namun lagi-lagi Bayu menyela, sebelum banyak kalimat yang keluar dari mulutnya.

“Hei Nona, aku belum selesai bicara.” katanya. Anna langsung menurunkan telunjuknya, tangannya mengepal. Sorot matanya tajam, menatap Bayu penuh kebencian.

Kenapa dia selalu menguji kesabaranku !

“Aturan ketiga, ini yang paling penting. Kamu harus merahasiakan statusmu sebagai anak pemilik hotel ini. Tidak boleh ada yang tahu, selain kau.” Bayu menunjuk Anna. “Dan aku.” ucap Bayu, diikuti dengan senyumannya.

Anna sudah bersiap menjawab, Bayu kembali menghentikannya.

“Ingat! Aturan dibuat untuk ditaati, bukan dilanggar. Jika sampai ada pelanggaran, aku tidak akan mengizinkanmu berada di sini lagi.”

Anna benar-benar kehabisan kata-kata. Bayu selalu menghentikan niatnya berbicara. Kata-kata yang mau diucapkannya seketika menghilang dari kepalanya. Ingin rasanya ia membungkam mulut pria di hadapannya itu.

Apalagi dengan aturan-aturan yang menurutnya, hanya akalannya saja. Anna meremas pakaian yang dipegangnya. Sorot matanya tajam, penuh amarah.

Dia benar-benar menguji kesabaranku !! Apa pun dia lakukan untuk mengusirku dari sini. Itu membuktikan kalau dia memang memiliki niat terselubung. batin Anna

Melihat Anna yang tak berkutik, membuat Bayu menyunggingkan senyuman.

Mungkin perhitunganku salah. Tapi, rencanaku tetap berhasil.

Pandangan mereka saling beradu. Seolah menjadi tanda, genderang perang telah dibunyikan.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Happy reading....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!