Rencana

Di tempatnya, Chef Ina tengah sibuk dengan potong-memotong bahan makanan. Tiba-tiba asistennya datang.

“Maaf Chef, apa kau sedang menyiapkan hidangan untuk tamu VIP kamar 452? tanyanya.

“Iya benar.” Chef Ina menjawab, tanpa menghentikan kegiatannya.

“Baiklah, biar aku saja yang lanjutkan itu.” Asisten Chef Ina menawarkan diri. Ia menunjuk ke arah bahan makanan yang tengah dipotong chefnya.

Chef Ina menghentikan kegiatannya. “Baiklah.” ia lalu beralih menyalakan kompor. Sementara asistennya mengambil alih pekerjaan potong-memotong.

Chef Ina mulai dengan membakar ikan salmon. Tak lupa ia olesi ikan tersebut dengan bumbu racikan yang telah dibuatnya. Aroma semerbak mulai tercium hingga menusuk hidung.

“Oh iya Chef, tadi aku tidak sengaja melihat Pak Bayu dengan seorang wanita.” Asisten Chef Ina memulai obrolan tanpa menghentikan aktifitasnya.

Chef Ina menoleh ke arahnya dan terdiam. Ada keterkejutan di raut wajahnya. Namun ia bersikap tenang dan kembali pada ikan di hadapannya. Beberapa kali dibaliknya agar tidak hangus.

“Wanita? Siapa memangnya?” tanyanya penasaran, namun bersikap seolah tak peduli.

“Ada yang mengatakan kalau itu kekasihnya.” Asisten Chef Ina menjawab. Tapi penuturannya berhasil membuat Chef Ina terkesiap.

“Aku rasa mereka benar. Walau hanya melihat sekilas, tapi aku akui dia cantik dan mempesona. Barang-barang yang dia kenakan itu limited edition, hanya ada beberapa di dunia ini. Dan setahuku itu asli, bukan kw-kw.” Asisten Chef Ina bercerita panjang lebar, ia begitu terpukau dengan Anna. Namun yang diajak bicara hanya diam tak merespon. Ada perasaan berkecamuk dalam hatinya.

“Wajah dan penampilannya, sangat perfect. Aku bahkan tidak melihat kekurangan apa pun dalam dirinya. Sangat serasi dengan Pak Bayu yang tampan, ramah, dan baik hati. Mereka benar-benar cocok.” ucapnya lagi.

Entah perasaan apa, tapi Chef Ina nampak sedih mendengar Pak Bayu sudah memiliki kekasih. Apalagi kekasihnya yang terlihat perfect seperti yang diceritakan asistennya itu. Ia merasa dirinya berbeda jauh dengannya. Benarkah yang dikatakan Bu Laras, jika Chef Ina memang menyukai Bayu.

Kembali ke ruang kerja Bayu.

Anna menghubungi ayahnya.

“Ayah, apa maksud pria aneh itu? Yang dia katakannya padaku, itu bohong 'kan? Iya 'kan Ayah? Ayah tidak akan membiarkan aku jadi pelayan 'kan? Jawab aku, Ayah!”

Sementara Tuan Wisnu masih di dalam mobil menuju perjalanan pulang. Ia menghela napas kasar mendengar sederet pertanyaan Anna padanya.

“Ayah! Kenapa diam?!” Anna nampak frustasi, ia tidak sabar menunggu jawaban ayahnya. Di dalam hati kecilnya, ada perasaan takut. Jika ayahnya akan membenarkan ucapannya.

“Itu semua benar, Sayang.” Tuan Wisnu akhirnya menjawab. Seketika tubuh Anna melemas, mendengar jawaban yang ditakutinya. Tangannya yang memegang ponsel di telinganya seketika juga lemas hingga terayun ke bawah, seperti tak bertulang. Pikirannya terlihat kosong.

Sementara Bayu mengamatinya dari belakang. Seulas senyum muncul dari bibirnya.

Beberapa saat kemudian, Anna tersadar kembali. Ia menempelkan ponselnya pada telinga.

“Kenapa, Ayah?” tanya Anna frustasi.

“Anna, Ayah sudah mempercayakan hotel pada Bayu. Dan apa pun yang dilakukannya, Ayah akan mendukungnya.” ucap Tuan Wisnu. Dia berusaha memberi pengertian kepada putrinya.

“Termasuk menjadikanku pelayan? Ayah bercanda?” Anna benar-benar frustasi. Dia tidak mau menerima semuanya.

Bayu duduk di kursinya dengan menahan senyum dan tawanya. Ia membungkam bibirnya rapat-rapat.

“Ayah rasa alasan Bayu masuk akal.” kata Tuan Wisnu.

“Apanya yang masuk akal? Alasan itu memang sengaja dibuatnya.” Anna menoleh ke arah Bayu sinis. Seketika Bayu memperlihatkan sikap santai dan tenangnya .Meskipun setelah Anna berbalik, ia terkikik geli namun tak mengeluarkan suara.

“Belajarlah, Anna. Ayah yakin kamu bisa melakukannya.” Tuan Wisnu meyakinkan Anna lagi.

“Ayah tidak salah, menyuruhku belajar? Bukankah seharusnya Ayah yang menyuruh orang aneh itu? Suruh dia untuk merubah keputusannya.” Anna tetap bersikeras menolak.

“Anna ....... " belum sempat Tuan Wisnu berbicara, Anna langsung memotong.

“Aku tidak mau, Ayah! Di sini, bosnya itu Ayah. Jangan biarkan pria aneh itu yang mengendalikan Ayah!” Anna melirik Bayu sinis.

“Anna, dengarkan Ayah! Bayu tidak pernah mengendalikan Ayah sedikit pun.” tegas Tuan Wisnu.

“Sudahlah Ayah! Dengan sikap Ayah yang seperti ini, membuktikan kalau Ayah memang dikendalikan.” kata Anna tak mau kalah.

Tuan Wisnu bingung harus mengatakan apalagi, Anna benar-benar keras kepala.

“Sudah cukup! Ayah tahu kamu tidak menyukai Bayu.” kata Tuan Wisnu yang tidak terima Anna menjelekkan Bayu.

“Ayah ... "

“Anna, dengarkan Ayah kali ini!” Tuan Wisnu kini yang memotong ucapan Anna. Sepertinya dia mulai hilang kesabaran. Seketika Anna langsung terdiam.

“Terserah kamu mau menuruti Bayu atau tidak. Dari awal Ayah tidak pernah memaksamu. Kamu sendiri yang bersikeras untuk tinggal. Jika kamu memang menolak, Ayah akan menyuruh orang untuk membawa mobilmu kembali ke sana!” tegas Tuan Wisnu.

“Ayah,”

Tut tut tut

Pak Wisnu memutuskan sambungan teleponnya.

“Aaaargh !!!!” Anna menggeram kesal, melempar ponselnya sendiri. Bayu sendiri terlonjak kaget. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya.

Anna berkacak pinggang dengan satu tangan yang memegangi keningnya. Dia benar-benar frustasi. Napasnya naik turun, dan sorot matanya kini berubah tajam. Ia lalu berbalik menatap Bayu.

Bayu sedikit tegang, tapi ia tetap memperlihatkan senyum di wajah tampannya seolah menunjukkan kemenangan. Ia juga tetap bersikap tenang. Anna lalu mendekatinya beberapa langkah.

“Kau puas !!! Ayahku bahkan tidak mempedulikanku lagi.” Anna berteriak keras. “Dengarkan aku baik-baik !! Aku tidak akan pernah menurutimu !” Anna berucap dengan sangat marah. Ia menunjuk ke wajah Bayu. Dia juga mengucapkan kalimat itu dengan penuh penekanan.

Bayu hanya santai menanggapinya. Sementara Anna langsung berbalik pergi dari ruangan itu. Dia juga menutup pintu dengan sangat keras. Bayu mengangkat bahunya acuh. Ia lalu berdiri dan kembali duduk di tepi meja, tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari pintu. Walaupun Anna sudah menghilang di balik pintu itu.

“Dia benar-benar kasar.” gumamnya dengan kedua sudut bibirnya yang terangkat membentuk senyuman.

“Tapi, apa ini ?” Bayu bersedekap, namun kemudian satu tangannya terangkat. Ia memegang dagu sambil memiringkan kepalanya seraya berpikir.

“Ini tidak masuk dalam perhitunganku. Apa perhitunganku salah? Apa itu artinya rencanaku juga gagal? Haruskah aku memikirkan cara lain lagi ?” Bayu menunduk, lalu mengusap kasar rambutnya di bagian belakang dengan satu tangan, sementara tangan satunya bertumpu pada meja. Dia berdecak kesal.

Namun tba-tiba dia terdiam. “ Tidak!” Bayu mengangkat wajahnya. “Aku tahu gadis itu. Dia tidak akan menyerah begitu saja. Apalagi dia begitu mencurigai aku. Pasti dia kembali. Ya, pasti dia kembali lagi.” Bayu menjentikkan jarinya, dia juga berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

“Baiklah, kita hitung sampai lima. Dalam hitungan kelima, dia pasti akan kembali ke sini.” Bayu memejamkan matanya dan mulai berhitung.

“1.”

“2.”

“3.”

“4.”

“5.” Bayu lalu membuka matanya perlahan, dan ......

Anna masih tak terlihat di ruangan itu.

“Apa aku kurang berhitungnya ?” Bayu berpikir lagi. “Baiklah, kita ulangi lagi.” Bayu mulai berhitung lagi, dan lagi. Entah sampai berapa kali berhitung, namun hasilnya tetap nihil. Posisinya kali ini sudah terduduk di lantai, bersandarkan meja, dengan salah satu kaki ditekuk sementara satunya diluruskan.

Jasnya sudah terlepas, dan kini diletakkan di bahunya. Dasinya juga tidak rapi lagi. Rambutnya apalagi. Lengan kemejanya dililitkan hingga ke siku.

Berhitungnya pun sudah tak bersemangat lagi. Mungkin sudah ada 30 menit dia berhitung, tapi tak membuahkan hasil. Terlihat seperti anak TK yang sedang belajar berhitung. Namun hanya bertahan di angka 1-5 saja.

“5.” Hitungan terakhirnya lagi. Entah sudah berapa kali disebutnya. Bayu ingin membuka matanya, namun ragu-ragu. Ia lalu memantapkan hatinya, dan berharap hasilnya berbeda. Ia membuang napas kasar untuk menghilangkan keraguannya.

Pelan-pelan ia membuka mata, dan ........

Jeng jeng jeng.

Tetap seperti semula, Anna tidak kembali. Sepertinya dia benar-benar sudah pulang.

“Sudah cukup!"

Bayu mendesah dan pasrah. Sepertinya dia memang harus memikirkan cara lain. Bayu mulai bangkit, walau tampak tak bertenaga. Ia meletakkan jasnya pada sandaran kursi, lalu merebahkan tubuhnya di kursi itu. Ia memutar kursinya hingga menghadap jendela, kemudian memejamkan matanya.

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Bayu membuka mata, wajahnya tiba-tiba cerita dan berubah semangat lagi.

Aku yakin kamu pasti kembali.

Bayu memutar kursinya, dan mempersilahkan untuk masuk. Orang itu pun masuk. Seketika, raut wajah Bayu berubah lesu. Orang itu melihat ponsel yang hancur berkeping-keping di lantai. Heran sekaligus bingung, mungkin itulah yang dilihat dari raut wajahnya. Ia lalu mendekati Bayu.

“Maaf, Pak. Tim dekorasinya sudah datang.” Randy melaporkan tugasnya.

Bayu mendesah. “Bisakah kau urus dulu? Aku akan menyusul 10 menit lagi.” pinta Bayu dengan tidak bersemangat.

“Baiklah, Pak. Saya tunggu.” Randy membungkuk, lalu ke luar ruangan. Bayu memutar kursinya dan kembali memejamkan mata.

Beberapa menit kemudian.

Terdengar suara pintu terbuka, juga derap langkah kaki yang mendekati Bayu.

Bayu membuka matanya.

"Kenapa 10 menit rasanya cepat sekali?" keluhnya.

Bayu melihat jam di tangannya. Wajahnya sedikit bingung, dia memincingkan matanya.

Aku rasa, aku tidak salah. Ini baru 5 menit. Bayu kemudian menghela napasnya lagi.

“Sudah kubilang, aku akan datang 10 menit lagi .... ” Bayu mengatakan itu sembari memutar kursinya lagi. Namun betapa terkejutnya dia setelah melihat orang di hadapannya itu.

“Kau ?” Bayu melotot tak percaya, ia meluruskan tubuhnya dan beranjak berdiri.

“Kenapa? Sepertinya kau tidak suka aku kembali.” Anna bersedekap angkuh, dengan tatapan sinisnya.

Apa aku bermimpi? Dia benar-benar kembali ?

Happy reading....

Jangan lupa meninggalkan jejak..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!