"Makan yang banyak, kamu pasti lelah ... Oma tidak tahu kamu sukanya apa, ambil sendiri ya, Sayang."
"Hem, iya makasih, Oma," jawab Shanum mengangguk sopan.
Sambutan keluarga suaminya benar-benar di luar dugaan. Sejak awal datang, Shanum diperlakukan dengan sangat baik. Tidak ada sejarahnya dia diminta menyiapkan menu berbuka puasa, yang ada Shanum terima beres layaknya putri raja.
Hidangan di atas meja juga luar biasa mewah. Hanya demi menyambut Azkara, Opa Mikhail meminta berbuka di rumahnya. Sudah pasti lengkap dengan keluarga kecil Zavia, tinggal menunggu Evan dan Mikhayla yang sedang dalam perjalanan.
Zavia telah mengabari sang mama untuk pulang, akan tetapi mengingat Azkara meminta agar jangan diberitahu lebih dulu terkait Shanum wanita itu agak terlambat. Maklum saja, walau sudah kepala lima, pasangan itu masih sangat romantis.
Terlebih lagi, kemarin malam sempat bertengkar hebat. Kemungkinan besar Papa Evan dan Mama Mikhayla tengah menghabiskan waktu untuk memupuk kembali cinta di antara keduanya dengan berbuka di luar.
Kendati demikian, walau tanpa kehadiran mereka suasana buka bersama di kediaman Opa Mikhail tetap hangat dengan kehadiran Shanum yang hingga detik ini masih begitu mengagumkan di mata mereka.
"Om Azka."
"Iya, Sayang? Kenapa?" sahut Azka sembari menatap wajah keponakannya lekat-lekat.
Agaknya yang kagum dengan sosok Shanum bukan hanya orang dewasa, tapi Aruni ~ putri Zavia juga turut terpesona akan kecantikan dan kelembutan seorang Shanum Qoruta Ayun.
"Onty Shanum cantik banget ya," pujinya sembari begitu hati-hati dan terus menatap kagum ke arah tantenya itu.
"Iya dong, Om jago 'kan cari istri?"
"Iya, jago ... pakek dukun yang kemaren ya, Om?"
"Heeh bocil diem!!" Mata Azkara membulat sempurna tatkala mendengar pertanyaan keponakannya.
Alih-alih takut, Aruni justru terkekeh karena memang mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
"Ha-ha-ha, sama seperti Aruni, Oma juga masih tidak menyangka sebenarnya ... Azkara kenapa tidak bilang kalau sudah punya calon istri, Sayang?" gantian, Oma Zia yang kini memberanikan diri untuk bertanya.
Azkara seketika terdiam, agaknya keraguan mereka akan berlangsung cukup lama sebelum Azka memberikan bukti nyata jika Shanum memang istrinya. Dan juga, pertanyaan yang diberikan Omanya sukses membuat Azkara bingung bagaimana hendak menjawabnya.
"Ehm ...."
"Mungkin takut gagal seperti Nadin waktu itu, Oma," celetuk Zavia turut bicara lantaran sadar sang adik terlihat kebingungan untuk menjawabnya.
"Nah itu dia!!" Azkara membenarkan jawaban Zavia.
Jelas dia belum bersedia jujur dan mengatakan bagaimana kronologi sebenarnya kenapa mereka bisa menikah. Selain karena takut Shanum membongkar kelakuannya yang masuk persis rampok, Azkara juga khawatir pria yang kini fokus dengan ayam goreng mentega itu tersedak.
"Wah, trauma ceritanya, Ka?" sahut Renaga yang juga penasaran tentang adik iparnya.
"Tentu saja, dulu sudah koar-koar bahkan pamer di grup keluarga kalau sudah punya calon istri ... eh tahunya ditikung Om Zain," seloroh Zavia yang kemudian sukses menciptakan gelak tawa di sana.
"Terserah kalian saja lah."
Azkara lebih baik dipermalukan dan keluarganya mengungkit masa lalu dibandingkan harus jujur jika dirinya dianggap berzina.
"Oh iya, ngomong-ngomong soal Nadin ... istrimu juga dari Yogya, 'kan?" tanya Zavia mulai semakin dalam.
"He'em, cuma beda tempatnya."
"Ah iya ... ehm, tadi kak Aga bilang jemput kamu di terminal, kamu naik bus, Ka?" selidik Zavia sembari menatap lekat adiknya.
"Apa? Bus?"
"Iya, Opa, kak Aga yang bilang sama Via tadi," jelas Zavia pada Opa Mikhail yang benar-benar tersedak hanya dengan mendengar hal itu.
Bukan bemaksud merendahkan atau menganggap sepele hal itu, akan tetapi fakta bahwa Azkara pulang dengan naik bus cukup mengejutkan di telinganya. Bukan tanpa alasan, setahu Opa Mikhail, selama hidup Azkara tidak bisa naik Bus antar kota yang jarak tempuhnya lebih dari satu jam.
"Benar begitu, Azka?"
"Iya, kenapa, Opa?"
"Yogya-Jakarta naik bus? Tubuhmu aman?" tanya Opa Mikhail seragu itu menatapnya.
"Iya amanlah, aku duduk di kursi bukan di ban, Opa," jelas Azka dan berakhir lemparan kulit pisang yang mendarat tepat di keningnya.
"Bukan begitu maksud Opa, tapi kamu membawa istrimu dalam keadaan berpuasa naik bus, apa tidak kasihan?"
"Tahu ni Azka, aneh banget ... lagian tumben-tumbenan dia mau naik Bus," tambah Zavia ikut-ikutan.
Azkara yang mulai sebal ditanya ini dan itu mendadak tidak naf-su makan. Sejak tadi ayam goreng mentega kesukaannya terasa hambar begitu saja.
"Sudah-sudah, mau naik bus, naik mobil, naik kereta, naik onta atau naik sapu juga tidak masalah ... terpenting sekarang Azka pulang dalam keadaan selamat, bawa istri di bulan yang penuh berkah dan ini seharusnya kita syukuri, jangan terlalu mempermasalahkan hal semacam itu."
"Ah love you, Oma." Azkara memberikan kecupan jarak jauh pada Oma Zia yang benar-benar bijaksana malam ini.
.
.
Suasana ruang makan kembali lebih tenang selesai Oma Zia menjadi penengah di antara mereka. Dan, di saat tenang-tenangnya, suara seorang wanita disertai suara sepatu menggema dari ruang tengah.
"Hallow penduduk bumi!! I'm coming!!"
Dengan gaya bak istri konglomerat yang tidak pernah merasakan duka dalam dunia, Mikhayla datang dengan mengenakan kacamata hitam yang bertengger di hidung bangirnya.
Tujuan utamanya adalah ruang makan, dia sempat mendapat kabar dari Zavia jika mereka buka bersama di rumah Opa Mikhail karena kebetulan Azkara pulang.
Dan, untuk menyambut putranya itu Mikhayla sampai membawakan beberapa risol mayo yang dia beli dari tempatnya menghabiskan waktu bersama Evan beberapa saat lalu.
"Azkanya Mama mana? Mama kangen, Sayang!!"
Begitu tiba di ruang makan satu-satunya yang menjadi tujuan utama adalah putranya. Setelah sempat uring-uringan bahkan sampai mengira Azkara kecelakaan, jelas Mama Mikhayla memeluk erat putra kesayangannya itu.
"Kamu dari mana saja? Pipinya kok memar begini? Lehernya juga, kenapa?" tanya Mama Mikhayla beruntun dan hal itu sudah menunjukkan seberapa sayang orang tuanya pada Azkara.
"Jatuh, Ma, jangan khawatir," jawab Azkara mencoba menghentikan sang mama karena dia agak malu diperlakukan seperti ini di hadapan sang istri.
"Jatuh? Jatuh dari mana?"
"Ada lah, namanya laki-laki," sahut Azkara tersenyum tipis dan berakhir usapan di puncak kepalanya.
Usai dengan Azkara, barulah Mama Mikhayla duduk di hadapan sang putra dan meraih segelas air karena tenggorokannya terasa kering. Saat tengah minum itulah, wanita itu sadar jika ada orang asing di antara mereka.
"Wah, Mama baru sadar, kita ada tamu rupanya ... teman kamu, Zav?" tanya Mama Mikhayla menatap Zavia karena memang sang putri beberapa kali kerap mengajak sahabatnya untuk ikut berbuka di rumah.
"Bukan, Ma," sahut Azka dan Mama Mikhayla menggangguk pelan.
"Oh, terus siapa?"
"Istri Azka, Ma."
Ppffffftt
"Ays Mama!!" teriak Azkara mundur seketika tatkala merasakan hujan dadakan yang berasal dari hadapannya.
.
.
- To Be Continued -
...Hallow, maaf telat ... Author agak sibuk di khayangan😚 Satu eps lagi Author usahakan, tapi kalau nggak kekejer lanjut besok ya🤗 Mohon dimengerti, love you semua❣️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Galih Pratama Zhaqi
🤣🤣🤣🤣 maaf ya thor aku lambat bacanya soal bc crta Azka, Zain d Ganeeta jg mau satu2 tp seru smua jd gntian2 bcnya 🤭
2025-01-20
0
Ma Malikha
oooo Aruni anaknya Zavia...
baru ngeh lg kaaan karna baca..
di Aneeet panggilnya tante siih yaaa
2024-11-17
0
galaxi
1keluarga kompak tdk percaya 😂😂😂
2025-01-07
0