BAB 17 - First Impressions

"Makan yang banyak, kamu pasti lelah ... Oma tidak tahu kamu sukanya apa, ambil sendiri ya, Sayang."

"Hem, iya makasih, Oma," jawab Shanum mengangguk sopan.

Sambutan keluarga suaminya benar-benar di luar dugaan. Sejak awal datang, Shanum diperlakukan dengan sangat baik. Tidak ada sejarahnya dia diminta menyiapkan menu berbuka puasa, yang ada Shanum terima beres layaknya putri raja.

Hidangan di atas meja juga luar biasa mewah. Hanya demi menyambut Azkara, Opa Mikhail meminta berbuka di rumahnya. Sudah pasti lengkap dengan keluarga kecil Zavia, tinggal menunggu Evan dan Mikhayla yang sedang dalam perjalanan.

Zavia telah mengabari sang mama untuk pulang, akan tetapi mengingat Azkara meminta agar jangan diberitahu lebih dulu terkait Shanum wanita itu agak terlambat. Maklum saja, walau sudah kepala lima, pasangan itu masih sangat romantis.

Terlebih lagi, kemarin malam sempat bertengkar hebat. Kemungkinan besar Papa Evan dan Mama Mikhayla tengah menghabiskan waktu untuk memupuk kembali cinta di antara keduanya dengan berbuka di luar.

Kendati demikian, walau tanpa kehadiran mereka suasana buka bersama di kediaman Opa Mikhail tetap hangat dengan kehadiran Shanum yang hingga detik ini masih begitu mengagumkan di mata mereka.

"Om Azka."

"Iya, Sayang? Kenapa?" sahut Azka sembari menatap wajah keponakannya lekat-lekat.

Agaknya yang kagum dengan sosok Shanum bukan hanya orang dewasa, tapi Aruni ~ putri Zavia juga turut terpesona akan kecantikan dan kelembutan seorang Shanum Qoruta Ayun.

"Onty Shanum cantik banget ya," pujinya sembari begitu hati-hati dan terus menatap kagum ke arah tantenya itu.

"Iya dong, Om jago 'kan cari istri?"

"Iya, jago ... pakek dukun yang kemaren ya, Om?"

"Heeh bocil diem!!" Mata Azkara membulat sempurna tatkala mendengar pertanyaan keponakannya.

Alih-alih takut, Aruni justru terkekeh karena memang mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya.

"Ha-ha-ha, sama seperti Aruni, Oma juga masih tidak menyangka sebenarnya ... Azkara kenapa tidak bilang kalau sudah punya calon istri, Sayang?" gantian, Oma Zia yang kini memberanikan diri untuk bertanya.

Azkara seketika terdiam, agaknya keraguan mereka akan berlangsung cukup lama sebelum Azka memberikan bukti nyata jika Shanum memang istrinya. Dan juga, pertanyaan yang diberikan Omanya sukses membuat Azkara bingung bagaimana hendak menjawabnya.

"Ehm ...."

"Mungkin takut gagal seperti Nadin waktu itu, Oma," celetuk Zavia turut bicara lantaran sadar sang adik terlihat kebingungan untuk menjawabnya.

"Nah itu dia!!" Azkara membenarkan jawaban Zavia.

Jelas dia belum bersedia jujur dan mengatakan bagaimana kronologi sebenarnya kenapa mereka bisa menikah. Selain karena takut Shanum membongkar kelakuannya yang masuk persis rampok, Azkara juga khawatir pria yang kini fokus dengan ayam goreng mentega itu tersedak.

"Wah, trauma ceritanya, Ka?" sahut Renaga yang juga penasaran tentang adik iparnya.

"Tentu saja, dulu sudah koar-koar bahkan pamer di grup keluarga kalau sudah punya calon istri ... eh tahunya ditikung Om Zain," seloroh Zavia yang kemudian sukses menciptakan gelak tawa di sana.

"Terserah kalian saja lah."

Azkara lebih baik dipermalukan dan keluarganya mengungkit masa lalu dibandingkan harus jujur jika dirinya dianggap berzina.

"Oh iya, ngomong-ngomong soal Nadin ... istrimu juga dari Yogya, 'kan?" tanya Zavia mulai semakin dalam.

"He'em, cuma beda tempatnya."

"Ah iya ... ehm, tadi kak Aga bilang jemput kamu di terminal, kamu naik bus, Ka?" selidik Zavia sembari menatap lekat adiknya.

"Apa? Bus?"

"Iya, Opa, kak Aga yang bilang sama Via tadi," jelas Zavia pada Opa Mikhail yang benar-benar tersedak hanya dengan mendengar hal itu.

Bukan bemaksud merendahkan atau menganggap sepele hal itu, akan tetapi fakta bahwa Azkara pulang dengan naik bus cukup mengejutkan di telinganya. Bukan tanpa alasan, setahu Opa Mikhail, selama hidup Azkara tidak bisa naik Bus antar kota yang jarak tempuhnya lebih dari satu jam.

"Benar begitu, Azka?"

"Iya, kenapa, Opa?"

"Yogya-Jakarta naik bus? Tubuhmu aman?" tanya Opa Mikhail seragu itu menatapnya.

"Iya amanlah, aku duduk di kursi bukan di ban, Opa," jelas Azka dan berakhir lemparan kulit pisang yang mendarat tepat di keningnya.

"Bukan begitu maksud Opa, tapi kamu membawa istrimu dalam keadaan berpuasa naik bus, apa tidak kasihan?"

"Tahu ni Azka, aneh banget ... lagian tumben-tumbenan dia mau naik Bus," tambah Zavia ikut-ikutan.

Azkara yang mulai sebal ditanya ini dan itu mendadak tidak naf-su makan. Sejak tadi ayam goreng mentega kesukaannya terasa hambar begitu saja.

"Sudah-sudah, mau naik bus, naik mobil, naik kereta, naik onta atau naik sapu juga tidak masalah ... terpenting sekarang Azka pulang dalam keadaan selamat, bawa istri di bulan yang penuh berkah dan ini seharusnya kita syukuri, jangan terlalu mempermasalahkan hal semacam itu."

"Ah love you, Oma." Azkara memberikan kecupan jarak jauh pada Oma Zia yang benar-benar bijaksana malam ini.

.

.

Suasana ruang makan kembali lebih tenang selesai Oma Zia menjadi penengah di antara mereka. Dan, di saat tenang-tenangnya, suara seorang wanita disertai suara sepatu menggema dari ruang tengah.

"Hallow penduduk bumi!! I'm coming!!"

Dengan gaya bak istri konglomerat yang tidak pernah merasakan duka dalam dunia, Mikhayla datang dengan mengenakan kacamata hitam yang bertengger di hidung bangirnya.

Tujuan utamanya adalah ruang makan, dia sempat mendapat kabar dari Zavia jika mereka buka bersama di rumah Opa Mikhail karena kebetulan Azkara pulang.

Dan, untuk menyambut putranya itu Mikhayla sampai membawakan beberapa risol mayo yang dia beli dari tempatnya menghabiskan waktu bersama Evan beberapa saat lalu.

"Azkanya Mama mana? Mama kangen, Sayang!!"

Begitu tiba di ruang makan satu-satunya yang menjadi tujuan utama adalah putranya. Setelah sempat uring-uringan bahkan sampai mengira Azkara kecelakaan, jelas Mama Mikhayla memeluk erat putra kesayangannya itu.

"Kamu dari mana saja? Pipinya kok memar begini? Lehernya juga, kenapa?" tanya Mama Mikhayla beruntun dan hal itu sudah menunjukkan seberapa sayang orang tuanya pada Azkara.

"Jatuh, Ma, jangan khawatir," jawab Azkara mencoba menghentikan sang mama karena dia agak malu diperlakukan seperti ini di hadapan sang istri.

"Jatuh? Jatuh dari mana?"

"Ada lah, namanya laki-laki," sahut Azkara tersenyum tipis dan berakhir usapan di puncak kepalanya.

Usai dengan Azkara, barulah Mama Mikhayla duduk di hadapan sang putra dan meraih segelas air karena tenggorokannya terasa kering. Saat tengah minum itulah, wanita itu sadar jika ada orang asing di antara mereka.

"Wah, Mama baru sadar, kita ada tamu rupanya ... teman kamu, Zav?" tanya Mama Mikhayla menatap Zavia karena memang sang putri beberapa kali kerap mengajak sahabatnya untuk ikut berbuka di rumah.

"Bukan, Ma," sahut Azka dan Mama Mikhayla menggangguk pelan.

"Oh, terus siapa?"

"Istri Azka, Ma."

Ppffffftt

"Ays Mama!!" teriak Azkara mundur seketika tatkala merasakan hujan dadakan yang berasal dari hadapannya.

.

.

- To Be Continued -

...Hallow, maaf telat ... Author agak sibuk di khayangan😚 Satu eps lagi Author usahakan, tapi kalau nggak kekejer lanjut besok ya🤗 Mohon dimengerti, love you semua❣️...

Terpopuler

Comments

Ety Nadhif

Ety Nadhif

mama mikayla apa kbrnya ,,,azka aja umurnya dah 28 brti mmh mikayla udah 50 lebih yh

2024-05-03

0

enungdedy

enungdedy

oh iya baru inget ini azkara yg patah hati krn nadin ditikung zain...😂😂

2024-05-01

0

Miryam Toressy

Miryam Toressy

Ha ha ha ha ngga nyangka ya,, Azka pulang bawa menantu, csntik pula .. 😀😀😀

2024-04-23

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
119 BAB 118 - Tidak Ramah
120 BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121 BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122 BAB 121 - Sombong Sekali
123 BAB 122 - Sang Pendosa
124 BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125 BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
Episodes

Updated 125 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)
119
BAB 118 - Tidak Ramah
120
BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121
BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122
BAB 121 - Sombong Sekali
123
BAB 122 - Sang Pendosa
124
BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125
BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!