BAB 19 - Qadarullah

Azkara ketar-ketir, mimpi buruknya benar menjadi kenyataan. Sejak awal inilah yang dia takutkan, saat dimana anggota keluarga minta penjelasan dari Shanum secara langsung.

"Shanum," panggil Mama Mikhayla lagi.

Masih dengan tatapan yang mengintimidasi Azkara, tapi berusaha menenangkan Shanum bahwa semua akan baik-baik saja.

Shanum menatap ke arah sang suami yang masih berusaha memohon melalui tatapannya. Azka menggigit bibir, tangannya berusaha meraih jemari Shanum tapi lagi-lagi dia urungkan tatkala Mikhayla berdehem cukup keras.

"Aku bingung hendak memulainya dari mana, tapi ...."

"Mampush, bilang saja lupa saking singkatnya, Shanum!! Jangan ceritakan kronologinya sejak awal kumohon!!" Azkara menunduk, di detik-detik terakhir dia masih berusaha menjerit dalam hati dengan harapan sang istri akan mendengarnya.

"Aku dan mas Azka memang tidak memiliki hubungan apa-apa awalnya, jadi wajar saja jika tidak bercerita sama sekali, Ma," lanjut Shanum yang akhirnya berhasil membuat Azkara bernapas lega.

"Ehm begitu," sahut Mama Mikhayla sembari mengangguk pelan. "Lalu apa alasan yang membuat kalian yakin untuk menikah?"

"Semua ini terjadi begitu saja, Qadarullah Allah menjawab doaku setelah penantian cukup lama," jelas Shanum dan kali ini hati Azkara bergetar dibuatnya.

"Doa?" tanya Mama Mikhayla mengerutkan dahi seketika.

Shanum mengangguk. "Benar, Ma," jawabnya tidak seratus persen berbohong.

Lagi dan lagi Shanum menganggap semua yang terjadi adalah takdir baik untuknya. Saking berserah diri dan besar harapan Shanum tentang sosok pendamping, beberapa kali memang dia sempat melangitkan doa agar diberikan jodoh dengan cara apapun, selagi baik di mata-Nya.

"Mungkin karena aku tidak meminta dengan spesifik, aku hanya berserah diri dengan jodoh pilihan-Nya ... sampai tepat di malam lailatul qadar, Mas Azka datang ke rumah dan aku anggap sebagai jawaban atas doa-doaku."

"Singkat cerita kami akhirnya menikah atas persetujuan Abi walau belum lama saling mengenal," lanjut Shanum lagi yang sukses membuat seisi ruang makan terkesima.

Tidak ada sebuah kebohongan di sana, tapi bahasanya begitu diperhalus sampai membuat yang mendengar benar-benar terkecoh.

"Wow, Azka keren ... jadi kau pamit ke Yogya waktu itu hanya untuk melamarnya?" tanya Renaga berdecak kagum menatap adik iparnya.

Merasa memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri, Azkara mengangguk demi ambil aman dan ya, anggukannya berakhir tepukan tangan dari kakak kandungnya.

"Ya ampun manisnya, pasti niat awal iseng-iseng 'kan, Ka?" Zavia yang sejak tadi gemas sendiri ikut meramaikan suasana, sementara Azkara hanya tersenyum tipis tanpa suara.

"Bisa jadi, sejak dulu Azka 'kan begitu."

"Begitu? Begitu bagaimana, Ga?" timpal Mama Mikhayla turut penasaran dengan maksud menantunya.

"Dia tu si paling spontan, Ma, jadi apa yang terbesit dalam pikirannya akan dia lakukan detik itu juga!!"

"Benar, waktu itu Mama ingat, 'kan dia bilang pengen ke Thailand, detik itu dia bilang detik itu juga dia beli tiketnya!!" seru Zavia menceritakan kebiasaan Azkara yang memang kerap dadakan.

"Sama satu lagi, Mama ingat ayam Opa yang paling gede itu?"

"Hem, kenapa tuh?"

"Dia bilang ayam itu berisik dan lebih baik dijadikan sate. Aku pikir cuma bercanda, tapi malamnya ayam itu beneran udah jadi sate sampai Opa demam tinggi waktu itu." Tak tanggung-tanggung, Zavia bahkan membuka kelakuan aneh yang dilakukan Azkara.

Dan, kebetulan dibahas korbannya turut angkat bicara. Opa Mikhail tidak membantah fakta bahwa Azkara memang kerap bertindak semaunya dan memang tidak dapat ditebak secara logika.

"Semua itu benar adanya, Azkara ini apa ya? Opa juga bingung menjelaskannya, mungkin karena Evan terbiasa memberikan apa yang dia mau, jadi ya dia juga semaunya saja tanpa pikir panjang ... dalam masalah ini, kemungkinan besar juga begitu."

"Aku setuju sama Opa, bisa jadi tiba-tiba terbesit keinginan untuk menikah dan kebetulan ada targetnya ... ini Azka, Ma, hidup sesuai mood jadi ya wajar saja," jelas Renaga yang agaknya tak heran lagi akan kelakuan adik iparnya.

"Ah iya-iya, Mama lupa hidup Azka memang sesuai mood."

Azka yang mendengar hal itu hanya mengullum senyum. Sungguh luar biasa power seorang Shanum, sebuah cerita yang kejadiannya begitu mengerikan dapat dikemas menjadi sesuatu yang manis dan amat mengesankan.

Padahal, orang-orang di sini bukan orang biasa. Akan tetapi, Shanum mampu melindunginya dan hal itu adalah sesuatu yang wajib Azkara syukuri tentu saja.

.

.

Selesai buka bersama di kediaman Opa Mikhail, Azkara membawa istrinya pulang dengan perasaan tenang. Tidak lagi ada kekhawatiran karena sang istri sudah melindunginya di hadapan keluarga walau di pertemuan pertama Shanum diintimidasi hingga tidak bisa berbuat apa-apa.

Buka bersama namanya, tapi pulangnya di atas jam sembilan malam karena mereka harus ikut aturan yang punya rumah. Yakni, shalat berjamaah di rumah dengan Renaga sebagai imam lantaran malam ini cuaca tidak mendukung untuk ke masjid.

Begitu memasuki rumah utama, Azkara menghela napas lega. Tanpa beban dan yang ada di otak Azkara saat ini tidak jauh-jauh dari ranjang. Maklum, sewaktu di Yogya dia sama sekali tidak berani berkutik mengingat keadaan di kamar sang istri tidak memungkinkan.

"Azkara."

"Hem? Iya, Pa?" Azka menoleh, panggilan Papa Evan seketika menghentikan langkahnya.

Padahal, mereka kini sudah mendekati tangga. Di luar dugaan papanya justru menahan langkah Azkara.

"Kenapa?"

"Ikut papa," titah Papa Evan melirik ruang kerja dan berhasil membuat jantung Azkara kembali berdegub tak karu-karuan.

"Kenapa lagi? Apa yang terjadi, bukankah semuanya sudah jelas?" Sungguh Azkara bingung sendiri, terlebih lagi wajah sang papa terlihat datar seolah marah padanya.

"Azka sana ikut, mau dibeliin rumah kayaknya," bisik Mama Mikhayla kemudian berlalu ke kamar meninggalkan Azkara dan Shanum yang kini sama bingungnya.

"Kamu duluan ... kalau aku terlalu lama. Jangan tidur dulu, tunggu aku mau ya," pinta Azkara sontak membuat senyum Shanum terbit di sana.

Jika biasanya seorang suami akan meminta istrinya tidur lebih dulu, Azkara justru berbeda. Tanpa malu ataupun ragu, dengan jelas dia meminta agar Shanum bersedia menunggu.

"Iya, Mas, mau," jawab Shanum disertai anggukan pelan yang terlihat begitu menggemaskan di mata Azkara.

Dia berlalu meninggalkan Shanum dengan langkah cepat. Akan tetapi, baru saja Shanum melanjutkan langkahnya, Azkara kembali datang dan membuat wanita itu mengerutkan dahi.

"Kenapa? Tidak jadi?" tanya Shanum menatap wajah suami bingung sendiri.

Tanpa aba-aba, Azkara mengikis jarak dan kembali mengecup bibir sang istri sekilas. "Biar kuat jawab pertanyaan papa ... kamu pintar soalnya," pungkas Azkara meninggalkan Shanum dengan melangkah mundur hingga dari kejauhan mereka tetap saling bertatap-tatapan.

"Aku rasa kamu bahkan lebih pintar dalam segalanya, Mas," gumam Shanum menatap sebuah lemari kaca yang berisikan piala dan medali atas nama Azka Wilantara dari berbagai cabang lomba di sebelah kirinya.

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Neng Ima Hidayat Mbp

Neng Ima Hidayat Mbp

Masya Allah Tabarakallah.Azka mendapatkan jodoh yg begitu luar biasanya.tapi inget Azka,kamu boleh berfikir keluarga mu bisa terkesima dengan penjelasan Shanum, tidak dengan papa Evan...Singa itu akan Tau yg sebenarnya terjadi...Mafia bawah tanah aja kalah sama papa Evan mah...Menyala papa Evan ku🔥

2024-04-07

64

Isyraeni Nursyam

Isyraeni Nursyam

cerita kakaknya azkara di novel apa yah???jadi penasaran pen baca🤭

2024-05-08

0

Nendah Wenda

Nendah Wenda

Alhamdulillah Azka dapat jodoh yang jauh lebih baik

2024-04-28

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
119 BAB 118 - Tidak Ramah
120 BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121 BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122 BAB 121 - Sombong Sekali
123 BAB 122 - Sang Pendosa
124 BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125 BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
126 BAB 125 - Tabur Tuai
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)
119
BAB 118 - Tidak Ramah
120
BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121
BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122
BAB 121 - Sombong Sekali
123
BAB 122 - Sang Pendosa
124
BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125
BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
126
BAB 125 - Tabur Tuai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!