BAB 05 - Dia Halal Bagiku

Shanum tidak menjawab, dia masih terpaku bingung karena hingga detik ini Azkara masih setia dengan posisi yang sama, tidur sembari menggenggam tangannya.

"Tuh? Nggak bisa jawab, 'kan?" Sabila tersenyum miring, dia merasa berhasil membuat Shanum semakin tertekan.

Padahal, Shanum tidak menjawab bukan karena tidak bisa, tapi tidak mau karena merasa percuma berdebat dengan seorang Sabila. Sebagaimana yang Shanum ketahui, di mata pembencinya dia tetap akan terlihat hina.

"Dulu gaya pacarannya gini ya, Kak? Atau lebih?"

"Eeuugh berisik!!" Ucapan Sabila terpotong tatkala Azkara yang tadi terlelap kini mengangkat kepalanya.

Wajah ngantuk dan suara serak Azkara sukses membuat yang di depannya berdebar tak karuan. Tidak bisa Sabila tampik, wajah kakak iparnya sangat tampan.

Hidung bangir, alis tebal dan rahangnya begitu tegas. Terlebih lagi, kini wajahnya sudah semakin bersih, definisi sempurna dan karena hal itu Sabila sampai tidak berkedip.

Azka menatap datar ke arah wanita tak seberapa yang kini duduk di depannya. Sesaat, tak lebih dari tiga detik sebelum kemudian beralih menatap ke arah istrinya.

"Sayang maaf, aku ketiduran," ujar Azkara sesantai itu dan lagi membuat Shanum ketar-ketir.

Sayang, dengan sangat jelas Azkara meloloskan kalimat itu. Tidak di hadapan Shanum seorang, tapi ada Sabila yang dia ketahui sebagai adik Shanum. Jika dilihat sekilas, dapat Azka simpulkan mereka tidak sedarah karena tidak ada mirip-miripnya.

"Iya, cuci muka dulu, Mas, biar nggak ngantuk," titah Shanum berusaha menghindari tatapan sang suami dan menarik tangannya segera.

Azka sudah terbangun, tapi tangan Shanum masih dia genggam juga. Begitu diperintahkan, Azka menurut dan segera menuju kamar kecil di belakang. Sebenarnya Shanum bermaksud menemani, tapi Azkara dengan lembut menolak dan meminta istrinya tetap di sana.

Melihat kesempatan itulah, Sabila lagi-lagi menyerang Shanum setelah sebelumnya sempat terhenti akibat ulah Azkara.

"Kalian manis juga ternyata ... sudah berapa lama pacarannya?"

Lagi, Sabila melontarkan pertanyaan yang membuat Shanum muak sekali. Jika boleh jujur, salah-satu alasan kenapa dia ingin menemani Azka ke belakang sebenarnya ingin menghindari Sabila.

Karena jika berdekatan, Sabila terus-terusan mencari perkara. Shanum bukannya tidak berani, sejak remaja dia sudah terbiasa dengan sikap Sabila dan setiap kali dia bertindak, Sabila akan menangis dan merasa tersakiti hingga Shanum yang dipaksa meminta maaf.

"Jika pertanyaanmu masih tentang itu saja, maka lebih baik diam, Sabila."

"Apa salahnya? Kita saudara, Abi bilang kita harus saling berbagi layaknya suadara kandung ... aku penasaran dengan percintaan kakakku yang katanya solehah ini."

Shanum melayangkan tatapan super tajam ke arah Sabila yang kini seolah sengaja memancing emosinya. Shanum sejak tadi sudah sabar, dan jelas tidak bisa diam begitu saja.

"Seingatku, abi selalu berusaha mencari uang halal untuk membesarkan kita," ucap Shanum sejenak terhenti untuk kemudian melanjutkannya lagi. "Tapi kenapa kapasitas otakmu secetek ini ya? Sesulit itu kah memahami bahasa manusia?"

Deg

Mata Sabila membulat sempurna tatkala mendengar pertanyaan Shanum. Rahangnya mengeras bahkan giginya bergemelutuk saking marahnya.

"Maksudmu aku bodoh?!"

"Aku tidak bilang, tapi kalau sadar ya bagus."

"Kurang ajar!! Kam_" Di tengah percekcokan itu, Azkara muncul dengan wajah yang terlihat lebih segar.

Tidak hanya wajah, tapi pria itu tampak sengaja membasahi rambutnya. Seolah sudah terbiasa, mereka bisa terlihat berpura-pura damai dan berhenti bertikai begitu ada yang datang.

Sabila kembali duduk manis di tempat, sementara Shanum memang sejak tadi tidak berpindah dari tempatnya.

"Kalian kenapa?" tanya Azka menatap kedua wanita itu bergantian.

Walau sebenarnya dia bukan termasuk tipe yang ingin tahu urusan orang lain, tapi saat ini yang bertikai adalah istrinya dan jelas menjadi urusan Azkara.

"Ah tidak, aku hanya tanya berapa lama kalian pacaran ... tapi ternyata Kak Shanum marah, padahal aku tidak bermaksud lain," jelas Sabila yang juga tetap berani bersilat lidah.

Jelas-jelas yang memulai perkara adalah dirinya, tapi di hadapan Azka Sabila justru berlagak bahwa Shanum sekasar itu padanya.

"Soal itu, kami memang tidak pacaran." Tanpa ditanya, Azka menjelaskan dan caranya bicara terlihat seakan bersahabat hingga membuat Sabila salah kaprah.

"Oh iya? Tapi aku lihat kamu sangat dekat dengan kakakku, rasanya mustahil tidak pacaran tapi tidur sambil cium tangan seperti tadi." Seolah tak puas karena menyerang Shanum, kini Sabila berusaha menyerang Azkara.

Tentu saja hal ini menarik bagi Azkara. Menghadapi manusia sejenis Sabila sangatlah mudah, kecil baginya.

"Memangnya kenapa?" tanya Azka menaikkan satu alisnya, tak lupa tersenyum miring lantaran tertantang untuk menuai keributan bersama adik iparnya. "Walau memang tidak pacaran, tapi sekarang dia istriku, hakku, halal bagiku jadi terserah aku ... mau kucium tangannya atau kucip-pok sambil tidur juga tidak dosa, kenapa kamu yang sewot? Iri?"

"Mas!!"

Bukan main terkejutnya Shanum begitu mendengar pertanyaan yang lolos dari bibir Azkara. Agaknya bukan hanya Sabila yang terserang mentalnya, tapi Shanum yang merupakan istrinya sampai gelabakan dan wajahnya seketika memerah.

Shanum menunduk dalam, dia sungguh shock dan tidak habis pikir. Padahal, selama bicara dengannya setelah akad Azkara sangat sopan, tampak hati-hati dan lembut sekali.

Anehnya, begitu bicara pada Sabila mulutnya bahkan lebih pedas dari kaum hawa sampai-sampai lawannya ciut dan tidak berani mengatakan apa-apa.

.

.

Diamnya Sabila ternyata berlanjut cukup lama, hingga setelah abinya kut bergabung Sabila masih diam saja. Menikmati makan sahur dengan tangan gemetar karena baru saja mendapat lawan yang seimbang setelah selama ini selalu menang.

Hendak mengadu juga percuma, abinya terlihat akrab dengan Azkara sementara Umi Martika tidak ikut sahur dengan alasan sakit kepala. Tinggal lah kini Sabila yang merasa bak orang asing di sana.

"Makan yang banyak ... semoga masakan Shanum sesuai dengan seleramu," ucap sang mertua yang kemudian Azkara angguki.

"Suka, Abi, lebih enak dari masakan Mama," puji Azkara sama sekali tidak berbohong, masakan Shanum sangat memanjakan lidahnya sejak suapan pertama.

Caranya makan benar-benar seperti anak manis, rapi dan besar kemungkinan bukan orang sembarangan.

Kiyai Habsyi tersenyum, semalam memang dia sempat murka pada pemuda ini. Akan tetapi, sejak Azkara begitu tegas menyambut uluran tangannya sebagai wali Shanum, hati pria itu dapat menangkap kebaikan di balik mata bening Azkara. "Alhamdulilah jika suka, Shanum belajar masak dari kecil ... uminya dulu juru masak di pesantren, Abi jatuh cinta sama masakannya dulu baru sama orangnya."

"Sama, Abi, aku juga," sahut Azkara menganguk-angguk tanpa mendengar dengan lebih teliti ucapan mertuanya.

Terlalu fokus menikmat cita rasa dari masakan istrinya, Azkara hanya mendengar sekilas pembicaraan sang mertua dan sebenarnya memang belum memungkinkan untuk diajak bicara.

"Sama?" tanya Kiyai Habsyi mengerutkan dahi.

"Iya sama."

"Kalau boleh tahu, sejak kapan kamu mencintai putriku?"

Uhuk!!

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Desy Puspita

Desy Puspita

Evan : Nak, mulut papa tidak begitu🤧

2024-04-02

94

Nendah Wenda

Nendah Wenda

makanya dengerin yang benar Azka Luh sabila salah cari lawan Azka paling tengil di keluarga nya

2024-04-28

0

Yang Lin

Yang Lin

emakmu cuma jago marah marah ya azkaa papa keyvan doang yg bisa bikin emak mu anteng...

2024-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!