BAB 20 - Pertama Dan Terakhir

Faktanya, kecupan sekilas yang dia dapatkan dari sang istri tidak benar-benar berhasil membuat Azkara tenang. Beberapa saat di awal memang berhasil, tapi begitu berdiri tepat di hadapan Papa Evan, Azkara tetap ciut juga.

"Mau menjelaskan sendiri atau papa yang bertanya?"

Gleg

Azkara menelan salivanya pahit, pertanyaan pembuka yang terlontar dari bibir sang papa terdengar amat mengerikan. Padahal hanya pertanyaan biasa, tapi untuk saat ini pertanyaan tersebut terdengar menakutkan.

Susana ruang kerja papanya sudah begitu mencekam, ditambah raut wajah yang punya ruangan tak kalah seram. Jadi jangan tanya kenapa bulu kuduk Azkara sampai meremang.

"Ehm, kau bisu, Ka?"

"Ti-tidak, Pa."

"Kalau begitu bicara, istrimu saja mampu menjelaskan di depan keluarga ... kenapa kau kalah?" tanya Papa Evan sembari mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja.

Mengikuti pergerakan jarum jam yang lagi-lagi terdengar menakutkan di telinga Azkara. "Jelaskan apa lagi, Pa? Bukankah Shanum sudah menjelaskan secara rincinya?"

Berlagak santai walau hatinya tak karu-karuan, Azkara berusaha mengimbangi sang papa walau memang hingga detik ini belum pernah bisa.

Saat ini saja, begitu mendengar jawaban putranya pria itu berdecih dan sukses membuat Azkara makin ketar-ketir. "Mungkin karena aku tidak meminta dengan spesifik, aku hanya berserah diri dengan jodoh pilihan-Nya ... sampai tepat di malam lailatul qadar, Mas Azka datang ke rumah dan aku anggap sebagai jawaban atas doa-doaku."

"Singkat cerita kami akhirnya menikah atas persetujuan Abi walau belum lama saling mengenal."

Lagi, perasaan Azkara makin tidak bisa diutarakan tatkala papanya mengulangi ucapan Shanum di ruang makan. Sembari menatap nanar tanpa arah, dan senyum tipis di wajahnya.

"Atas persetujuan Abi, kami menikah walau belum lama mengenal," ulang Papa Evan seolah tengah menganalisis makna dari ucapan menantunya.

"Iya, memang benar Abi yang menyetujui kami untuk menikah, Pa," sahut Azka masih memberanikan diri untuk bicara.

"Ha-ha-ha ... disetujui menikah, dipaksa atau terpaksa menikah?" tanya Papa Evan kembali melayangkan tatapan tak terbaca ke arah putranya.

"Di-dipaksa, Pa." Azkara menyerah kalah, ini adalah akhir dari usahanya berlagak santai.

"Dipaksa?"

"Hem, dipaksa."

"Siapa yang memaksa?" tanya Papa Evan lagi sembari terus memainkan jemari di atas meja.

Layaknya tengah mewawancarai anak TK demi mencari kejelasannya. Satu keluarga besar mungkin bisa terkecoh, tapi tidak dengannya. Mau sehalus apapun Shanum menyampaikan, Papa Evan tetap mampu menarik inti dari masalah itu sesungguhnya.

"Katakan saja, Papa hanya bertanya."

"Orang-orang di sana," jawab Azka lagi, sadar jika memang tidak ada apa-apanya pria itu memilih untuk mengakui apa yang terjadi sebenarnya.

Tanpa ditanya lagi, Azka menceritakan kronologi lengkap sejak awal hingga pada akhirnya terpaksa menikahi Shanum malam itu.

Merasa percuma jika masih ditutup-tutupi dan diperhalus dengan cara apapun di hadapan Papa Evan, Azka dengan polosnya mengakui tindakannya dari A sampai Z. Termasuk saat dia mengancam Shanum dengan bellati di ambang pintu hingga berakhir masuk ke dalam kamar.

.

.

"Sudah kuduga," gumam Papa Evan di akhir setelah mendengar pengakuan gila dari putranya.

Papa Evan memijat pangkal hidungnya. Bukan terkejut, tapi hanya tidak habis pikir. "Azkara ...."

"Iya, Pa? Kenapa?"

"Kau belum lupa empat aturan utama sebagai pria yang Papa ajarkan bukan?" tanya pria menatap putranya dalam-dalam.

"Ingat," jawab Azkara dengan begitu mantap.

"Oh iya? Coba sebutkan."

"Jangan memanfaatkan kelemahan perempuan."

"Hem, lalu?"

"Jangan semena-mena pada perempuan."

"Lanjut?"

"Jangan kasar pada perempuan."

"Satu lagi," sahut Papa Evan sekali lagi.

"Jangan pernah sekalipun menyakiti perempuan karena harga diri seorang pria akan jatuh saat dia menyakiti perempuan," ungkap Azkara tanpa keraguan karena keempat hal terebut memang sudah hapal di luar kepalanya.

"Bagus!! Kau masih ingat rupanya," puji Papa Evan seketika berhasil membuat Azkara tersenyum tipis.

Bangga? Tentu saja, pujian papanya adalah sesuatu yang langka. Dan, kini Azkara mendapat pujian yang belum apa-apa sudah membuatnya besar kepala.

Merasa papanya tidak marah, Azkara seketika menghela napas lega. Di luar dugaan, pria itu beranjak dari kursi kebanggaannya dan datang untuk mendaratkan bogem mentah tepat di wajah sang putra hingga terhuyung dibuatnya.

"Papa?" Azkara menatap ke arah sang papa tak percaya.

Pukulan yang diberikan bukan bercanda, tapi berkali lipat lebih dari dari pukulan musuhnya. Azkara gemetar tatkala Papa Evan mendekat dan meraih kerah kemejanya.

"Dimana otakmu sampai berani mengancam seorang perempuan, Azkara?!!" tanya Papa Evan dengan wajah merah padam lantaran menahan amarah.

Membayangkan bagaimana Azkara mengancam nyawa Shanum dengan bellati super tajam yang selalu Azkara asah jika hendak dibawa itu, Papa Evan benar-benar naik pitam.

"Aku tidak sampai menyakitinya, Pa sumpah!! Aku cuma menakut-nakuti saja, itu juga terpaksa karena jika tidak dengan begitu Erlangga dan teman-temannya bisa membunuhku!!"

"Ada saja alasanmu, minta tolong baik-baik apa susahnya?" tanya Papa Evan gemas sendiri, ingin memukul lagi tapi memar lama di wajah putranya masih ada.

"Sudah kukatakan terdesak, Papa mana sempat minta tolong baik-baik ... yang ada di suruh nunggu abinya pulang," jelas Azka sangat masuk akal yang membuat Evan menyerah.

Dia melepaskan cengkramannya, sedikit kasar tapi tidak bermaksud menyakiti. "Pertama dan terakhir, jangan coba-coba menyakiti istrimu lagi," tegas Papa Evan yang seketika Azkara angguki.

"Keluar sana!!"

Tidak ingin semakin emosi, pria itu meminta Azkara untuk segera pergi dari hadapannya. Sepeninggal Azkara pergi, Evan kembali menghempaskan tubuhnya di kursi sembari memejamkan mata dan mengusap wajahnya kasar.

"Beruntung saja putri Habsyi yang kau temui Azkara ... kalau orang lain, bisa jadi sudah dirajam," gumam pria itu menarik napas dalam-dalam sebelum kemudian dia hembuskan secara perlahan.

.

.

- To Be Continued -

...Hallow, maaf terlambat🔥 Selamat hari senin, jan lupa lempar vote-nya buat Azkara ya penduduk bumi 🔥...

...Sesuai janji, hari ini Author akan up 3, tunggu untuk siang dan sore ya pemirsa😚...

Terpopuler

Comments

🍾⃝ͩѵᷞɪͧɴᷠᴀͣ ɴᴀѵɪɴᴀ

🍾⃝ͩѵᷞɪͧɴᷠᴀͣ ɴᴀѵɪɴᴀ

wahhhhh Azka kena bogem😂🤣
ingat semua poin yang disebutkan tadi lalu knpa dia sampai mengancam😂😂😂 gak habis pikir juga sama Azkara.. mgkin karena terdesak itu...
hmmm disini kayaknya event kenal banget sama sosok ayah syanum...
atau mgkin mereka beneran berteman .. mudah mudahan gitu yaaa jadi hubungan 2keluarga akan semakin baik lagi...
apakah akan diadakan pesta buat azkara dan syanum 🤔🤔🤔 masa iya gada pesta .. gak bisa pamer dong di azkara🤣🤣😂😂

2024-04-08

53

Sutiah

Sutiah

waah...rupa"nya papa Evan kenal baik sm Abi Habsy mertuanya Azka,pantas sj waktu awal Abi Habsy ketemu Azka waktu itu beliau merasa gk asing 🤔

2024-05-06

0

Nur Haida

Nur Haida

apa papa Azka mengenal Abi shanum..atw dia sdh menyelidiki dr sebelum Azka plg k rmh

2024-05-15

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
119 BAB 118 - Tidak Ramah
120 BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121 BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122 BAB 121 - Sombong Sekali
123 BAB 122 - Sang Pendosa
124 BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125 BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
126 BAB 125 - Tabur Tuai
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)
119
BAB 118 - Tidak Ramah
120
BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121
BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122
BAB 121 - Sombong Sekali
123
BAB 122 - Sang Pendosa
124
BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125
BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
126
BAB 125 - Tabur Tuai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!