BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum

Tidak ada penantian yang sia-sia, dan tidak ada pula usaha yang percuma. Setelah tadi siang merengek lantaran lapar sampai mengeluh sakit semuanya, Azkara berhasil mengalahkan nafsu-nya dengan dukungan Shanum.

Jika di rumah dia akan menyerah dan memilih buka diam-diam, hari ini tidak bisa. Bukan hanya karena Azkara yang tidak berani bertindak sejauh itu, tapi Shanum juga mengawasinya dengan begitu ketat.

Bukan karena tidak percaya, tapi memang seharian ini kemanapun Azka pergi dia ikuti demi memastikan sang suami tidak pingsan tentu saja.

Masih beberapa menit lagi, hidangan berbuka sudah siap di meja. Dan sejak Shanum menyiapkannya dia sudah duduk manis di meja makan demi menemani istrinya.

Sebenarnya Azkara heran, kenapa yang mengerjakan semua adalah istrinya. Sementara ibu mertua dan adik iparnya hanya berleha-leha di ruang tengah. Di antara mereka juga tidak begitu banyak komunikasi, benar-benar seadanya dan seperti hidup sendiri.

Kendati demikian Azkara tidak begitu peduli. Dengan begitu, maka alasannya untuk membawa pergi Shanum sudah paling tepat. Pun dengan sikap mereka yang begitu jelas menguntungkan Azkara lantaran bisa bebas berdua dengan sang istri, singkatnya tidak ada drama canggung karena kehadiran keluarga istrinya.

Sejenak meninggalkan tentang hal itu, Azka kini kembali memandangi menu berbuka puasa yang luar biasa menggoda imannya. Mungkin karena perjuangan hari ini luar biasa, jadi tidak heran hanya melihat es buah di hadapannya Azkara seperti tidak minum setahun lamanya.

Belum lagi, berbagai jenis takjil yang tadi sore sempat mereka beli, sungguh Azkara tak kuasa menahan lebih lama lagi. Semua yang ada di depannya seolah berteriak memanggil hingga Azkara tanpa sadar hendak meraih salah-satu di antaranya.

"Eeeh, Mas, belum!!" ucap Shanum panik sembari menahan pergelangan tangan suaminya.

Azkara yang sadar jika dirinya telah mempermalukan diri sendiri seketika mengatupkan bibir dan berpikir keras hendak beralasan apa kali ini. "Ada nyamuk, mau kuusir," elaknya terlihat serius hingga Shanum menghela napas lega.

"Kirain lupa."

Shanum yang memiliki hati sebening embun dan belum mengenal Azkara lebih dalam percaya-percaya saja akan penjelasan sang suami. Bermodal wajah serius dan cara bicara yang tetap berkharisma, Azkara kembali berhasil mempertahankan wibawanya.

Padahal, memang beberapa saat lalu tangannya sontak meraih risol mayo yang luar biasa menggugah selera di hadapannya. Entah iman Azka terlalu lemah, atau pesona risol mayo itu terlalu menggoda, dia tidak tahu juga.

"Memalukan ... come on, Azkara, itu cuma risol astaga."

Azkara mengutuk dirinya sendiri, dia juga tidak mengerti kenapa sampai sebegininya. Beruntung saja istrinya tidak bermental pengejek, jika tidak mungkin hal ini akan menjadi cerita hingga tahun berikutnya.

"Shanum ...." Suara sang mertua menelisik indera pendengaran Azkara, begitu juga dengan langkah kakinya.

"Iya, Abi."

Shanum menoleh, melihat ke arah sumber suara yang tadi mencarinya.

"Azkara mana?"

"Ini ada," jawab Shanum menunjuk sang suami yang juga tengah menoleh ke arah Kiyai Habsyi.

Pria itu menghela napas panjang, dia telah mencari Azkara di depan sejak beberapa saat lalu. "Sudah siap?"

"Siap? Siap apa, Bi?" Azkara mengerutkan dahi. Dia hendak ingin menjawab siap karena memang menu berbuka sudah dihidangkan, akan tetapi khawatir salah kaprah dan lagi-lagi membuat malu diri sendiri.

"Sepuluh menit lagi Azan, ayo ikut Abi ke masjid."

"What? Kenapa harus?"

Pertanyaan itu seketika terlontar di dalam hati Azkara. Dia bingung kenapa harus diajak ke masjid padahal mereka sudah siap untuk berbuka. Akan tetapi, Azkara yang agaknya mulai mengerti peran mertuanya di tempat ini segera beranjak walau dengan berat hati.

"Oh iya, Abi, sudah siap."

Begitu mendengar kata siap dari sang menantu, Kiyai Habsyi segera berlalu lebih dulu ke depan. Sementara Azkara yang tampak keberatan hatinya mau tidak mau harus mau.

Sudah sabar menunggu sejak tadi, di penghujung waktu malah diminta ke masjid. Kecewa berat awalnya, momen buka bersama pertama kali seketika gagal dan tergantikan berbuka dengan jamaah di masjid.

"Yang ikhlas, Mas ... Abi ngajak ngejar pahala, jangan cemberut," tegur Shanum selembut itu tatkala sadar wajah Azkara berubah datar.

"Ikhlas, ini aku senyum," sahut Azka memberikan senyum terbaik untuk sang istri sebelum berlalu.

Senyum yang secara tak sengaja juga disaksikan oleh Sabila. Lagi dan lagi, dia terpesona dengan senyum Azkara yang mungkin hanya akan terlihat di hadapan Shanum.

Terbukti jelas ketika Azkara melewatinya, senyum itu tak lagi ada. Tergantikan dengan tatapan sinis dan wajah super datar yang sama sekali tidak bersahabat, mirisnya tatapan itu juga tidak lebih dari dua detik.

"Ehm, kita bukanya apa?" tanya Sabila menghampiri Shanum dan berlagak santai walau barusan dibuat tersinggung dengan sikap Azkara.

Tanpa menjawab, Shanum rasa Sabila bisa melihat sendiri. "Loh? Kenapa nggak dibikinin kolak yang aku minta kemarin?" tanya Sabila tampak kecewa melihat menu berbuka kali ini tidak sesuai seleranya.

"Mas Azka tidak mau kolak, bosan katanya."

"Wah, jadi mentang-mentang punya suami gitu ya? Sesayang itu sama suaminya?" tanya Sabila menatap sinis Shanum yang terlihat santai di hadapannya.

"Dia suamiku, Sabila, sayang bangetlah." Jawaban Shanum tetap lembut, tapi nada bicaranya sengaja ditekan hingga membuat Sabila sebal lahir batin.

.

.

"Dia suamiku, Sabila, sayang bangetlah."

Singkat, padat dan sukses membuat Azkara salah tingkah. Sejak pertama kali meninggalkan rumah, sampai kini pulang pengakuan Shanum yang tak sengaja dia dengar sebelum pergi masih terus terngiang.

Bahkan, sebelum shalat Azkara sampai istighfar berkali-kali demi bisa khusyu. Rasa lapar dan hausnya seketika terganti, bahkan kurma yang diberikan mertuanya terasa kalah manis.

Entah itu hanya sebuah kebohongan demi membuat Sabila panas hati, Azkara tidak peduli. Yang jelas, dia sudah mendengar kata-kata itu dari bibir Shanum secara langsung.

Hingga ketika memasuki kediaman sang mertua, jantung Azkara berdebar tak karu-karuan. Hal itu terjadi saat dia belum bertemu Shanum, jelas saja ketika tiba di kamar beda lagi.

Begitu masuk kamar, Shanum baru saja beranjak dari atas sajadah. Masih menggunakan mukena dan memang secantik itu di matanya.

"Assalamualaikum, Mas."

Saking terpesonanya, Azkara sampai kebingungan hendak menyapa hingga Shanum yang menyapa lebih dulu.

Semakin gugup lagi, ketika Shanum mendekat dan mengulurkan tangannya. Demi Tuhan, hal kecil semacam ini adalah impian Azkara beberapa tahun lalu, jelas ketika benar-benar terjadi dirinya sampai kaku.

Cup

Shanum hanya mencium punggung tangannya, tapi jantung Azkara sama sekali tidak bisa diajak kerja sama. Tubuhnya bahkan terasa panas, dan jiwa yang memang kerap bertindak di luar kendali juga tidak bisa menahan diri. Tanpa sadar Azka sudah mengikis jarak dan membalas tindakan Shanum setelahnya.

Bukan kening, bukan pipi, apalagi tangan, melainkan bibir dan hal itu sukses membuat mata Shanum membulat sempurna.

"Begini, 'kan cara mainnya?" tanya Azkara mengusap bibir Shanum yang sejak tadi siang dia inginkan.

"Hah?" Shanum masih betah dengan posisinya dan berusaha memahami maksud Azkara.

"Aku lihat orang-orang begitu, kalau istrinya cium tangan suaminya cium bibir."

"Bu-bukannya kening ya?"

"Oh iya? Setahuku bibir," jelas Azka tak mau kalah, sementara Shanum yang sudah telanjur malu dan terkejut dengan tindakan sang suami hanya diam saja. "Ya, Tuhan ... aku pikir tadi siang dia bercanda."

.

.

- To Be Continued -

...Azka : Finally, aku berbuka well ... ini menu buka puasa yang aku cari-cari. ...

Semangat puasanya penduduk bumi😚

Terpopuler

Comments

Nur rochman

Nur rochman

Ya Alloh Azka ada aja akalmu masak nyamuk d8jadikan alasan bukannya lalat ya yg dekati makanan /Grin//Grin/
Alhamdulillah puasanya berhasil meskipun banyak drama, untung shanum wanita yg mempunyai kesabaran seluas samudra /Heart/
Memang benar kamu harus bawa shanum pergi dari rumah yg toxic, cuma Abinya aj yg baik.
sabila kamu & ibumu gak bisa semena2 lagi sama shanum ada Azka yg akan balas semua kejahatanmu /Drowsy//Panic/

2024-04-05

60

Ma Em

Ma Em

Azkara membuat Shanum salah tingkah orang biasanya cium kening eh Azka malah cium bibir ya otomatis Shanum kagetlah

2024-05-07

0

Retno Anggiri Milagros Excellent

Retno Anggiri Milagros Excellent

MasyaAllah Suami yang luar biasa . kalau yang biasa kening .. hehe 🤭😂

2024-05-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
119 BAB 118 - Tidak Ramah
120 BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121 BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122 BAB 121 - Sombong Sekali
123 BAB 122 - Sang Pendosa
124 BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125 BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
126 BAB 125 - Tabur Tuai
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)
119
BAB 118 - Tidak Ramah
120
BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121
BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122
BAB 121 - Sombong Sekali
123
BAB 122 - Sang Pendosa
124
BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125
BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
126
BAB 125 - Tabur Tuai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!