BAB 02 - Mahar Tak Biasa

Satu tamparan mendarat tepat di wajah Shanum. Bukan dari Kiyai Habsyi, melainkan Umi Martika, ibu tirinya. Saking kuatnya, Shanum sampai terhuyung dan kepalanya terasa sedikit pening. Dan hal itu tertangkap jelas oleh Azkara yang berada tak jauh darinya.

"Penjelasan kamu bilang? Penjelasan apa?!!"

"Dia terluka, sejak tadi Shanum juga langsung keluar dan baru masuk untuk memberinya minum ... Shanum cuma menunggu Abi pulang, dan_"

Plak!!

Tamparan kedua mendarat tak kalah sempurna. Kiyai Habsyi juga sudah diam saja tatkala sang istri menyakiti putrinya. Dia tidak lagi bisa berkata-kata, untuk melindungi Shanum juga tidak bisa.

Merasa suaminya tidak membela Shanum, saat itulah wanita itu kembali bermaksud mendaratkan tamparan untuk ketiga kalinya. Namun, yang kali ini gagal lantaran tangan Umi Martika dicekal dengan begitu kuat oleh pria asing yang diduga menjadi malapetaka di dalam rumahnya.

"Berhenti menyakitinya, dia tidak bersalah dan yang dia katakan memang benar benar adanya!!" tegas Azkara sebagai bentuk pembelaan dirinya sekaligus.

Namun, alih-alih berhasil, sikapnya yang spontan melindungi Shanum membuat mereka semakin curiga. Terlebih lagi, adik tiri Shanum yang sejak tadi menikmati penyiksaan di hadapannya.

"Abi lihat, laki-laki itu membela Kak Shanum, ini sudah pertanda jika mereka memang berzina!!" tuduh Sabila, wanita cantik yang usianya tak begitu jauh dari Shanum.

Mendengar ucapan adik tirinya, Shanum jelas tak terima dan maju demi mengklarifikasi kekeliruan yang terjadi. Dalam keadaan ini, Shanum memang yakin jika dia terpojok, mana mungkin adik serta ibu tirinya akan berada di pihaknya.

Bertahun-tahun menjatuhkan Shanum, tapi selalu gagal dan mungkin mereka pikir ini adalah saatnya. "Demi Allah, Abi ... Shanum tidak melakukan hal-hal yang mereka tuduhkan!!"

Saat ini hanya abinya yang bisa diharapkan. Shanum mencoba meyakinkan hati abinya, tapi sayang karena mungkin telanjur malu, pria itu kini hanya bisa terdiam membisu.

"Halah, yang namanya maling mana mau ngaku!!" tandas Umi Martika bersedekap dada dan terus melayangkan tatapan tajam ke arah Shanum.

"Benar, Abi, aku yakin mereka memang sudah mengenal sejak lama ... alasannya saja di Yaman kuliah, bisa jadi kerjaannya menghabiskan waktu dengan pacarnya ini," ungkap Sabila turut membenarkan.

Shanum yang dituduh sedemikian rupa jelas tidak terima-terima saja. Dia berusaha membela diri, tidak hanya sendiri melainkan Azka juga ikut memberikan penjelasan berdasarkan versinya.

Namun, tidak peduli sekuat apapun mereka membela diri, perbuatannya telanjur mencoreng nama baik keluarga dan warga kampung yang tidak ingin sial mendesak Kiyai Habsyi untuk menikahkan putrinya dengan pria yang mereka yakini sebagai kekasih Shanum.

"Maafkan Abi, Shanum ... ini semua pilihanmu, dan Abi anggap ini adalah akhir dari pinangan Gus Faaz." Tentang percaya atau tidaknya, dari hati kecil Kiyai Habsyi dia percaya jika putrinya tidak sehina itu.

Akan tetapi, demi menghargai tradisi orang-orang di sini dimana akan mendapat kesialan jika sampai tidak dinikahkan, terpaksa dengan berat hati dia mengambil keputusan tersebut.

"Apa?" Mata Shanun membulat begitu mendengar keputusan abinya.

"Abi rasa kamu tidak tuli, renungi kesalahanmu dan kau!! Malam ini juga pertanggung jawabkan perbuatanmu." Suara Kiyai Habsyi beralih pada Azkara yang sejak tadi tengah memahami keadaan.

Dalam keramaian Azkara berpikir, agaknya dia telah membuat kesalahan besar. Walau memang tidak secara nyata menyakiti fisik, tapi yang dia lakukan telah merusak mental dan impian seseorang.

Sebelum berlalu pergi meninggalkan Shanum yang ada di sana, Azkara sempat menghela napas panjang dan melontarkan kata maaf yang begitu pelan, nyaris tidak terdengar.

"Apa yang kau lakukan, Azkara ... dia calon istri orang, Bodoh."

Azkara terus menerus mengutuk dirinya. Dalam sekejab, dunia Azkara dibuat jungkir balik. Siang ke Yogya untuk memenuhi ajakan Erlangga, salah-satu teman dekat yang ternyata menjadi pengkhianat untuk untuk duel di lapangan terbuka pada malam harinya.

Siapa sangka, setelah Azkara datang nyatanya Erlangga membawa banyak pasukan dan rata-rata orang terdekat Azkara di masa lalu.

Terlalu gila sewaktu remaja, Azkara mendapat pengkhianatan seiring dengan dirinya yang kian dewasa. Kesibukan Azkara sebagai CEO Kv Corp yang merupakan perusahaan sang papa membuatnya terpaksa membagi waktu hingga tidak bisa terlalu banyak bersenang-senang.

Naas, hal itu dianggap sebagai pelanggaran oleh beberapa anggotanya yang lain dan pertemanan Azka mulai terpecah belah.

Puncaknya malam ini, Azkara berakhir di hadapan orang banyak yang tidak bisa dia lawan. Sebenarnya bisa saja jika Azkara ingin melakukan kekerasan, akan tetapi dia khawatir setelah kepergiannya Shanum akan terus dipandang hina dan diperlakukan buruk oleh anggota keluarganya.

.

.

Tanpa diberikan kesempatan untuk menghubungi orangtua lebih dulu, Azkara benar-benar dipaksa harus tunduk. Dia hanya diizinkan ganti baju, Kiyai Habsyi masih baik dan meminjamkan pakaian untuk calon menantunya itu.

"Maharnya ada?" tanya seorang pria berwajah lebih teduh yang membuat Azka tidak setakut itu.

"Mahar?"

Matilah Azkara, saat ini dompetnya tidak ada begitu juga ponsel karena kemungkinan besar hilang sewaktu dia berusaha melarikan diri. Azkara menatap ke arah Shanum dan wanita itu sepertinya tidak ada solusi.

"Semampumu saja," ucapnya kemudian.

Semampunya? Jujur saja jika diizinkan membawa Shanum baik-baik dan pernikahan direncanakan dengan sedikit waras, berapapun yang Shanum minta Azkara mampu berikan.

Akan tetapi, berhubung saat ini keadaan terdesak jelas tidak bisa. Azkara masih berusaha, dia merogoh saku celana dan mata pria itu berbinar begitu merasakan ada sesuatu di sakunya.

"Adanya segini," ucap Azkara memperlihatkan beberapa lembar uang kertas yang membuat beberapa orang di sana tak kuasa menahan tawa, sudah pasti tawa menghina.

Dua lembar pecahan dua puluh ribu, selembar sepuluh ribu dan 5 lembar pecahan lima ribu, pas 75.000 rupiah.

Situasi sedang serius-seriusnya, tapi melihat mahar yang mampu diberikan pengantin pria bahkan tidak cukup untuk sekali ke pasar. Jelas saja hal itu sukses membuat cibiran semakin membabi-buta untuk Shanum.

Kendati demikian, Shanum sama sekali tidak mempermasalahkan itu. Sewaktu ditanya, apa bersedia diberikan mahar dengan jumlah tersebut, dengan tegas Shanum menjawab. "Ikhlas, Ustad."

Begitu kata ikhlas terlontar dari bibir Shanum, maka detik itu juga prosesi akad nikah berlangsung. Jujur saja rasa gugup Azkara telah berkurang, mungkin karena sudah terbiasa mendengar teman dekat ataupun keluarganya menjalani prosesi akad nikah, maka dari itu dia berusaha santai saja agar tidak belibet kalau kata mamanya.

Melihat calon mertuanya menarik napas, Azka spontan melakukannya. Tangannya semakin erat, sebentar lagi dia akan menerima tugas yang luar biasa berat.

"Ankahtuka wa zawwajtuka makhtubataka binti Shanum Qoruta Ayun alal mahri 75.000,- hallan."

Deg

"Abi sebentar!!"

"Hem? Ada apa, Shanum?" Azkara yang panas dingin pasca mendengar sighat akad dengan bagasa Arab tersebut, tapi justru Shanum yang menyela.

"Sebentar, izinkan aku bertanya padanya."

"Silakan."

Shanum menoleh, menatap ke arah Azkara yang tampak bingung karenanya.

"Maaf, apa kamu bisa menjawabnya?" tanya Shanum masih terus menatap ragu ke arah Azkara, tapi dengan tegas pria itu menjawab.

"Mampu!! Silakan ulangi, Pak Kiyai," pinta Azkara dengan penuh keyakinan walau sebenarnya lupa-lupa ingat.

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

SaYu

SaYu

Panggilannya begitu terhormat dan syahdu....Ummi....tapi kenapa sikap dan sifatnya melebihi iblis ya....Istri seorang Kyai kok gak ada lembutnya ....syukurlah nanti bawa pergi jauh aja shanum nya Az....

2024-04-01

79

Sutiah

Sutiah

hai thor assalamualaikum salam kenal yaa 🙏, pas lg nyari" cerita yg seru kebetulan nemu nih karyanya othor jd semangat deh buat bacanya ☺️

2024-05-05

0

Arumi Kais

Arumi Kais

ada hikmah di balik kejadian dn musibah di pertemukan tnpa sengaja oleh takdir berjodoh, dgn keridhaan atas restu Allah SWT. smga shanum slalu Istiqomah di jln Allah SWT, slm support sehat slalu kak, author ❤️ 💪

2024-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
119 BAB 118 - Tidak Ramah
120 BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121 BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122 BAB 121 - Sombong Sekali
123 BAB 122 - Sang Pendosa
124 BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125 BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
Episodes

Updated 125 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)
119
BAB 118 - Tidak Ramah
120
BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121
BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122
BAB 121 - Sombong Sekali
123
BAB 122 - Sang Pendosa
124
BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125
BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!