BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama

Azkara tidak bercanda dengan setiap tindakannya. Tanpa peduli cibiran dari orang-orang di sekeliling mereka, Azkara santai saja. Bagi yang tidak mengetahui bagaimana hebohnya kejadian semalam, mungkin akan mengira jika mereka adalah pasangan yang sudah saling melengkapi sejak lama.

Karena memang kegiatan bonceng depan biasanya dilakukan oleh professional dan tidak sembarangan orang bersedia. Kebanyakan mungkin akan malu, dan Azka tidak terlihat begitu. Yang ada Shanum dibuat memerah, sepanjang perjalanan dia hanya menunduk dengan bibir komat-kamit dan berharap tidak akan terlalu banyak yang melihat mereka.

"Ini rumah sakitnya?" tanya Azka menatap sekeliling.

Rasanya dia sudah begitu pelan, tapi entah kenapa rasanya cepat sekali sampai ke tujuan. Entah karena jaraknya yang memang terlalu dekat, atau dirinya kurang lambat, Azkara tidak tahu juga.

"Iya, ayo masuk ... kalau agak siangan ramai, Mas."

Azkara manggut-manggut, siapapn tahu jika sudah agak siang maka pasien akan semakin bertambah. Hal semacam itu bukan hal asing baginya, walau dia bukan tim medis ataupun berkecimpung di dunia kesehatan, tapi Mamanya kerap berbagi cerita setiap pulang kerja.

Begitu masuk, Azkara didampingi sang istri yang memposisikan diri layaknya wali. Semua Shanum lakukan sendiri dan Azkara hanya diminta duduk manis dan menunggu dipanggil untuk ditangani.

"Tunggu ya, Mas," pinta Shanum setelah kembali duduk di sebelahnya dan kini hanya Azkara angguki.

Sebenarnya luka semacam itu kecil bagi Azkara. Di sudah memastikan ketika mandi dan ya, hanya sebuah kecil yang tidak lebih dari tiga senti. Walau memang terasa sakit dan mengeluarkan darah yang cukup banyak, tapi bagi Azkara hal semacam itu sudah biasa dan nanti akan sembuh dengan sendirinya.

Akan tetapi, mengingat sang istri sampai seniat ini demi mengajaknya ke rumah sakit, Azkara menghargai hal itu. Dia cukup sabar menanti dipanggil, mata pria itu masih fokus melihat-lihat pasien lain yang menunggu di sana.

Beberapa saat mengelilingkan pandangan, perhatian Azkara tertuju pada pasangan yang duduk tak jauh dari mereka. Padahal hal semacam ini sudah biasa di mata Azkara, seorang wanita hamil yang tengah dielus perutnya oleh sang suami sangatlah familiar di mata Azkara.

Sayangnya, si suami dari wanita itu salah paham dan sengaja berpindah posisi dan mengalangi istrinya agar tidak bisa dilihat hingga membuat Azkara refleks mengumpat. "Dih? Santai kali."

Sembari berucap pelan, Azkara bergeser dan merangkul pundak sang istri sebagai penegasan jika dia juga punya. Tindakan spontan sukses membuat Shanum berdegub tak karu-karuan.

Bagaimana tidak? Sewaktu awal duduk di sini mereka masih berjarak. Kini, Azkara tiba-tiba mendekat dan merangkul pundaknya. Tak hanya itu, Shanum juga merasakan usapan lembut yang Azka berikan.

"Mas," panggil Shanum mendongak lantaran bingung kenapa sang suami seketika mendekatinya.

"Hem? Kenapa?"

"Aku yang seharusnya tanya, kamu kenapa?"

Azkara berdehem, berusaha menutupi kegugupannya. "Tidak," jawabnya bingung sendiri.

"Num, ini masih lama ya?" Tidak ingin terlalu kentara gugupnya, Azkara mengalihkan pembicaraan.

Masih setia merangkul sang istri tentu saja. Sengaja dia lakukan karena kalau dilepas, maka pria yang tadi melayangkan tatapan tajam ke arahnya akan merasa menang.

Shanum yang sejak tadi fokus dengan ponselnya sama sekali tidak menduga jika ada niat terselubung dibalik rangkulan tersebut. "Bentar lagi, sabar ya."

Walau tidak tahu kapan pastinya, tapi yang bisa Shanum lakukan saat ini hanya itu, sabar. Azkara menghela napas panjang, dia kembali berusaha mencari cara untuk menghilangkan kecanggungan di antara mereka.

"Shanum, boleh aku pinjam handphone kamu?" Setelah sempat bingung hendak bagaimana, perhatian Azkara tertuju pada ponsel yang ada di tangan istrinya.

"Boleh, nih."

Kebetulan belum dimasukkan ke dalam tas, begitu Azkara meminta tanpa basa-basi Shanum memberikannya. Sedikit pun tidak ada kekhawatiran dalam diri Shanum.

"Serius boleh?" Azka mengerutkan dahi, jujur saja dia masih agak tidak menyangka Shanum memberikannya begitu saja.

"Iya boleh."

Mendapat izin sang istri, jelas Azkara tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Tadi malam dia bahkan tidak diizinkan menghubungi keluarganya, dan pagi ini Shanum berbaik hati memberikan ponselnya tanpa curiga.

Walau terkesan santai dan tidak peduli dengan pandangan orang, tapi sejak tadi malam ada satu hal yang cukup mengusik pikiran Azkara, kekhawatiran mamanya.

"Hallo, Ma."

Mata Shanum mengerjap pelan begitu sang suami memulai pembicaraan. Sebelumnya Azka memang tidak bilang, dan Shanum juga tidak bertanya siapa yang hendak dia hubungi.

Tidak banyak yang Azka katakan, dia hanya mengatakan tentang keadaannya dan meminta sang mama untuk tidak khawatir.

"Iya, secepatnya Azka pulang ... jangan nangis, Azka tidak segila itu, Ma."

"Azka?"

Azka, dia menyebut dirinya Azka tatkala bicara dengan mamanya. Kesan pertama yang melekat dalam benak Shanum jelas saja pria itu anak manja. Tanpa sadar hal itu berhasil membuat sudut bibir Shanum tertarik membentuk bulan sabit. Cara bicaranya juga sangat berbeda, entah bagaimana sosok Azka sebenarnya, hingga detik ini Shanum masih dibuat bertanya-tanya.

Selama Azkara bicara, Shanum hanya diam dan mendengarkan dengan seksama. Hanya saja, sejak tadi Shanum terus menatap wajah Azkara yang sesekali tertawa hingga matanya mengecil saking lucunya.

"Ha-ha-ha ... Mama mau oleh-oleh apa memangnya?" tanya Azkara dengan tangan tak bisa diam dan kini memainkan ujung hijab sang istri.

Sesaat, kegiatannya itu terhenti dan kini menatap balik Shanum yang sejak tadi melihatnya hingga wanita itu menunduk seketika.

"Aman, Azka sudah siapkan oleh-oleh buat Mama ... dijamin tidak akan mengecewakan seperti kemarin," ucap Azkara penuh keyakinan sembari terus menatap wajah ayu nan meneduhkan yang kini tengah menundukkan pandangan.

.

.

Selesai bicara pada sang mama Azkara mengembalikan ponsel sang istri. Wajahnya kembali seperti Azkara yang Shanum lihat selama beberapa jam terakhir.

"Sudah?"

"Hem sudah, thanks ya," ucap Azkara layaknya bicara pada teman sebaya.

Shanum mengangguk, lagi-lagi suasana seolah canggung. Azkara tidak membahas pernikahan di telepon, dan hal itu cukup mengusik pikiran Shanum.

Berbagai dugaan mulai bermunculan di benaknya. Apa mungkin Azkara tidak menganggap pernikahan mereka? Apa nanti Azka akan pulang tanpa dirinya? Dan apa mungkin takdir akan sebercanda ini padanya? Sungguh, pikiran Shanum sudah sejauh itu.

"Ehm ... Shanum."

"Iya, Mas?" Shanum mendongak, saking dalamnya dia melamun sampai tidak sadar Azkara sejak tadi memanggilnya.

Pria itu tersenyum tipis, mungkin di mata Azkara Shanum terlalu lucu saja. Entah dari mana asal keberanian Azkara, dia meraih jemari Shanum hingga mata wanita itu membulat seketika "Besok ikut aku pulang mau ya?"

.

.

- To Be Continued -

...Hallow, maaf terlambat😚 Jan lupa sajennya ❣️...

Terpopuler

Comments

jawiwetan

jawiwetan

cocok biar mama kaget anak mama yg bandel tp penyayang ini nikah dadakan dg anak ustat jebolan luar negri pula...om zain om zeshan buruan kita punya mangsa baru ayo kumpul semua kita buat mati kutu azka gantian...

2024-04-04

71

Erna Susanti

Erna Susanti

Azka pulang bawa oleh2 spesial, mantu speck bidadari😍😍

2024-05-09

2

nue21

nue21

hore ketemu mamer/Smile//Smile/

2024-05-14

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!