BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara

"Pulang?" Khawatir salah dengar, Shanum bertanya sekali lagi. tersebut.

"Iya pulang, Mama sudah menunggu soalnya," jawab Azkara seketika membuat jantung Shanum berdebar tak karu-karuan.

Setelah sebelumnya dia diserbu sekian banyak kekhawatiran tentang Azkara, kini dengan begitu tegas pria itu mengajak pulang untuk dibawa ke hadapan mamanya.

"Atau belum siap?"

"Hah? Si-siap kok, Mas, aku siap," jawab Shanum sedikit gelagapan.

Bukannya belum siap, hanya saja Shanum masih terkejut hingga otaknya butuh waktu untuk berpikir jernih. Jika ditanya mau atau tidaknya ikut suami, jelas saja mau. Sejak dahulu Shanum sudah tegaskan andai sudah menikah satu-satunya tempat pulang ya suami.

Kemanapun suami dia akan ikut. Sejak dahulu cita-cita Shanum memang mengabdi sebagai seorang istri untuk suaminya. Sederhana, tapi Shanum tidak hanya bertopang dagu dan menunggu pinangan dari pria yang menginginkannya.

Shanum berusaha sangat keras, ikhtiarnya tidak main-main. Dia belajar dengan begitu giat demi meraih beasiswa hingga S2 di Yaman. Semua dia lakukan karena tidak ingin membebani abinya mengingat Sabila dengan egoisnya memilih Fakultas Kedokteran di Universitas Swasta yang biayanya cukup fantastis, dan berakhir gagal di tahun ketiga.

Hingga setelah menyelesaikan pendidikannya Gus Faaz datang meminang. Cita-cita Shanum untuk mengabdikan hidupnya sebagai seorang istri hampir terwujud tiga bulan lagi. Akan tetapi, Sang Pemilik Skenario berkehendak lain.

Keinginan Shanum dipercepat, dia ditempatkan sebagai istri dari seorang pria yang sejak awal datang membuat darah Shanum berdesir hebat. Pria menakutkan dan menganggumkan dalam satu waktu, tapi Shanum menerima dengan ikhlas takdirnya itu.

Tidak peduli siapa orangnya, saat ini niat Shanum hanya ingin sakinah bersama jodoh yang dikirimkan untuknya.

"Okay ... intinya mau, 'kan?"

"Iya mau." Shanum mengangguk pelan seraya mengulas senyum teduh ke arah Azkara.

"Keberatan tidak hatinya?" tanya Azka lagi tanpa mengalihkan pandangan dari mata indah sang istri.

"Tidak, Mas, tidak sama sekali."

"Good girl, aku suka cewek penurut," ucapnya sembari mengedipkan mata dan mulai berani mengusap puncak kepala Shanum.

Mungkin terbiasa memberikan sentuhan, sejak tadi Shanum sudah beberapa kali dibuat berdebar dengan tindakan tangan Azkara.

Hingga setelah Azkara berlalu masuk saat gilirannya sudah tiba, Shanum masih terus terbayang akan hal itu. Lagi dan lagi, Azkara mampu membuatnya tersenyum tanpa usaha, dada wanita itu berdebar tak karuan bahkan untuk membenarkan hijab yang agak sedikit turun akibat ulah sang suami Shanum tidak mampu lagi.

Setelah cukup Shanum menunggu, Azkara baru keluar dengan perban dikakinya sudah diganti. Wajahnya juga terlihat lesu, mungkin karena menahan sakit.

"Mas, sudah?"

"Ehm." Azkara menggigit bibir dan mengangguk pelan hingga membuat Shanum salah paham.

"Kenapa? Sakit banget ya?"

"Lumayan," jawabnya tampak sekali menahan sakit hingga Shanum semakin curiga.

"Muka kamu sampai begitu, kenapa bisa sangat sakit? Bukankah seharusnya nanti rasa sakitnya baru terasa?"

"Tidak dibius," jawab Azka sontak membuat Shanum merasa ngilu karena di matanya luka Azkara cukup parah.

"Apa? Kenapa tidak? Apa dokt_"

"Aku yang minta."

Sempat heran pada dokter yang menangani, kini Shanum lebih heran lagi tatkala sang suami dengan tegas mengakui jika dia sendiri yang meminta.

Santai sekali Azkara bicara, setelahnya dia juga terlihat baik-baik saja. Entah rasa sakit itu dianggap nikmat atau bagaimana, sungguh Shanum tidak mengerti.

.

.

"Masih kuat bawa motornya?" tanya Shanum agak ragu jika lagi-lagi Azka yang berkendara.

"Kuat, Shanum kuat ... ayo cepat naik." Azkara sampai menghela napas panjang.

Sekhawatir itu istrinya, padahal yang dia alami memang luka kecil. Azkara meminta Shanum untuk naik segera, dan kali ini mereka berboncengan dengan versi normal, tapi tetap saja ada ribetnya.

"Roknya coba lihat dulu nanti kamu kejengkang aku bisa dicincang," cerocos Azkara panjang lebar dan masih menoleh demi memastikan rok istrinya tidak membahayakan.

"Sudah, Mas, aman kok."

"Pegangan," titah Azka sekali lagi dan untuk yang kali ini Shanum sedikit ragu.

Dia tak segera mengikuti kata Azkara, hingga detik ini Shanum hanya berani memegang ujung kemeja sang suami.

"Apa ngaruhnya, pegangan tuh begini." Tak hanya sekadar berucap, tapi Azkara juga menuntun tangan kanan Shanum untuk melingkar di perutnya.

Sepanjang perjalanan, Shanum hanya diam. Sementara Azkara berkendara dengan tenang sembari sesekali mencuri pandang wajah sang istri lewat kaca spion yang sengaja dia arahkan untuk menangkap wajahnya.

Masih terasa mimpi bagi Azkara. Setelah dibuat patah sepatah-patahnya oleh berita kematian Megumi tiga bulan lalu, Tuhan seolah menghibur hatinya yang sempat gelap tanpa harapan.

Lama sekali Azkara pandangi, pandangannya tidak lagi fokus. Beruntung saja jalanan memang sepi, Azkara berperang dengan logika dan segala sesuatu dalam pikirannya.

Hingga, lamunan itu baru buyar tatkala Shanum menepuk pundaknya lebih keras. "Kenapa? Sendal kamu jatuh?"

"Bukan, Mas," jawab Shanum sedikit lelah karena sudah lebih dari lima kali dia berusaha menghentikan Azkara.

"Terus kenapa?"

"Kamu kelewatan ... seharusnya kita belok di sana," jelas Shanum menunjuk jauh ke arah sana.

"Oh iya?"

"Iya, buruan putar balik."

"Okay, gampang kalau cuma putar bal_" Ucapannya terhenti, bersamaan dengan motor yang juga mendadak mati.

"Kenapa, Mas?"

"Mati, kenapa kira-kira?"

Shanum memijat pangkal hidungnya. Dia terlihat bingung, karena di sekitaran sini tidak ada bengkel dan memang penyakit motor tuanya adalah mendadak mati begini.

"Ya ampun kenapa harus kumat di saat begini," gumam Shanum mendadak turun dan dari gelagatnya, Azkara paham apa yang tengah terjadi dengan mereka.

"Motornya sudah biasa begini?"

"Iya, duh kenapa lagi ya?" Shanum mengerutkan dahi, dia tampak frustrasi.

Berbeda dengan Azkara yang terlihat benar-benar santai. Mengikuti langkah Shanum, dia turun. Shanum pikir, Azkara turun akan memeriksa motornya, tapi ternyata lain cerita.

"Bengkel dimana?"

"Jauh, Mas, dekat rumah baru ada."

"Ya sudah, kita dorong saja," ucapnya gampang sekali dan membuat Shanum lemas lebih dulu.

"Ya Allah, Mas. Capek, jalan ke sana tu jauh. Kamu apa tidak bisa periksa dulu keadaan motornya?"

Azkara menatap wajah sang istri yang terlihat begitu kusut seolah tidak punya jalan lain. "Mana bisa, aku buta otomotif ... yang ada makin rusak nanti," akunya lagi-lagi membuat Shanum memejamkan mata.

"Sini naik." Sembari menarik pergelangan tangan Shanum, dia memerintahkan sang istri untuk naik.

"Naik? Terus kamunya gimana?"

"Aku yang dorong, kamu capek jalan, 'kan?" Azkara memberikan penawaran menarik, tapi Shanum mana tega mengingat keadaan suaminya.

"Aku jalan saja kalau begitu," ucap Shanum menentukan keputusan pada akhirnya.

Keputusan yang sukses membuat Azkara mengullum senyum sembari mencuri pandang ke arah Shanum yang kini juga berjalan di sebelahnya. "Kita sahabat mulai sekarang, Thanks, Bro," batin Azkara menatap motor butut tersebut.

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

wibowo andhika

wibowo andhika

papa Evan anaknya kenapa pinter bgtt modus sihh,,aku jadi ragu Azka itu beneran anak papa Evan apa bukan,,soalnya beda jauh bgtt sifatnya sama bapaknya 🤣🤣🤣🤣kayanya kebanyakan Gen papa Khail makanya si Azka begitu sifatnya 😆😆😆😆

2024-04-04

76

love and life

love and life

apa cuma saya,yg dari judul nya,udh berfikiran,aska mengajak shanum sahabatan duli😂😂😂

2024-04-25

0

Ririn Satkwantono

Ririn Satkwantono

ku kira td... judulnya sahabatan... itu utk shanum.. eeh trnyta utk motor butut🤭🤭

2024-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
119 BAB 118 - Tidak Ramah
120 BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121 BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122 BAB 121 - Sombong Sekali
123 BAB 122 - Sang Pendosa
124 BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125 BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
Episodes

Updated 125 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)
119
BAB 118 - Tidak Ramah
120
BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121
BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122
BAB 121 - Sombong Sekali
123
BAB 122 - Sang Pendosa
124
BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125
BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!