BAB 06 - Pemandangan Pagi

Azka sampai tersedak, beruntung saja Shanum cepat tanggap dan memberikan segelas air untuk sang suami. Terlalu fokus menikmati makanan yang disajikan istrinya, Azkara sampai terlena dan berakhir membuat telinganya tidak berfungsi secara sempurna.

"Ha-ha-ha Abi bercanda, jangan dipikirkan." Melihat reaksi Azkara yang sampai memerah, Kiyai Habsyi memakluminya.

Tanpa perlu dijelaskan, pria itu tahu Azka tidak memiliki jawaban. "Lanjutkan makanmu, Abi sudah selesai."

Azkara mengangguk pelan, kenikmatan makan sahurnya sudah buyar. Setelah sempat batuk sampai pria itu mendorong piringnya, tapi Shanum secepat mungkin menahan pergerakannya.

"Habiskan," titah Shanum tetap lembut, memang tidak banyak akan tetapi belum habis semua.

"Kenyang."

Azka tetaplah Azka, di manapun dia akan tetap sama. Jika suasana hatinya sudah tidak ingin, maka hendak dipaksakan juga tidak bisa. Dia juga terlalu banyak minum, perutnya terasa penuh hingga dengan berat hati dia menolak permintaan Shanum.

Tanpa terduga, Shanum justru memindahkan makanan yang masih tersisa di piring Azka ke piringnya. Tindakan itu sukses membuat Azkara menganga, karena seumur hidup baru kali ini sisa makanannya ditampung seorang wanita selain mamanya.

"Kenapa kamu makan? Itu bekasku."

"Mubazir, biar aku saja yang makan," jawab Shanum tanpa menatap ke arah Azkara yang masih terkesima akibat tindakan istrinya.

Sungguh, dia benar-benar tidak habis pikir kenapa bisa wanita yang duduk di sebelahnya itu bisa menikmati makanan yang sempat dia makan. Padahal, kakak kandungnya saja jijik bahkan sendok bekas Azka saja langsung diganti.

Cukup lama Azka memandangi Shanum sembari bertopang dagu dan itu tanpa sadarnya. Otaknya tengah memikirkan banyak hal, terbuat dari apa hati wanita ini? Kenapa dia mau? Bagaimana perasaannya? Apa dia tidak takut padaku? Dan lainnya.

Akan tetapi, di mata Sabila justru berbeda. Dari sudut pandangnya Azkara yang begitu justru seolah tengah memerhatikan Shanum. Semakin lama dia lihat, ternyata Sabila merasa kesal sendiri hingga mengakhiri sahurnya sesegera mungkin.

Sementara di sisi lain, Shanum yang diperhatikan sama sekali tidak sadar. Dia hanya fokus menelan semua makanan yang ada di piringnya. Maklum saja, porsinya bertambah dan untuk memasukkan semuanya butuh waktu.

Hingga hampir menjelang imsak, Azkara mendesak untuk mengakhirinya segera.

"Iya, Mas iya, ini sudah."

"Kamu makannya lama banget, kaya keong," protes Azkara sembari memandangi Shanum yang baru saja selesai menenggak segelas air di tangannya.

Pandai sekali Azkara protes, padahal lama juga karena menghabiskan sisa makanannya. Sahur Shanum kali ini terasa berbeda, jika biasanya beres-beres sendiri kali ini ada Azkara yang sebenarnya dikatakan tidak berguna salah.

Akan tetapi dikatakan berguna juga tidak. Piring kotor yang dia bawa pecah, air kobokan tumpah kemana-mana, lantai basah dan ya, pekerjaan Shanum justru dua kali lebih banyak.

"Maaf, piringnya licin."

"Tidak apa, biar aku yang bereskan ... kamu duluan gosok gigi, sekalian wudhu biar ikut ke masjid sama Abi." Bukan karena kehadiran Azka semakin merepotkan, akan tetapi Shanum memerintahkannya hanya untuk kebaikan.

"Masjid?" Azkara mengerutkan dahi, untuk bagian ini dia agak malas juga mengingat tadi malam membuat geger dengan kasusnya.

"Iya, atau masih sakit kakinya?" tanya Shanum menatap wajah sang suami.

Tatapan itu penuh makna di mata Azkara, sejenak dia terpikir kenapa harus malu sementara dirinya tidak salah. "Tidak lagi, aku akan ikut Abi ke masjid," pungkasnya kemudian berlalu meninggalkan Shanum.

Lagi, Shanum dibuat bingung dengan sikap dan caranya bicara. Terlebih lagi mengingat bagaimana Azkara yang sok-sok'an bisa membantu tapi jadinya membuat kericuhan dan polosnya minta maaf, sungguh perpaduan yang unik dan berbanding terbalik dengan sikapnya sewaktu menghadapi Sabila, apalagi pertama kali masuk rumah.

"Kamu siapa sebenarnya?" gumam Shanum sembari mengeringkan lantai yang tadi sempat basah.

Belum kering bibir Shanum, yang dipikirkan kini sudah kembali dengan wajah paniknya. "Kenapa, Mas?"

"Sikat giginya yang mana?"

Shanum menepuk dahinya, sungguh dia lupa dan begitu mendengar pertanyaan Azkara, Shanum berlalu ke kamar segera.

Meninggalkan Azkara yang kini gigit jari dan mengira-ngira, sikat gigi yang tadi dia pakai milik istrinya atau siapa? Niatnya datang hanya untuk bertanya sikat gigi Shanum yang mana, akan tetapi karena malu Azkara mengubah pertanyaannya.

"Ini, Mas," ucap Shanum menyodorkan sikat gigi beserta handuk yang membuat Azkara lagi-lagi mengerutkan dahi.

"Handuk buat apa?"

"Barangkali mau mandi."

"Tidak mau, dingin-dingin begini mandi ... beku darahku nanti," jawabnya hanya menerima sikat gigi yang Shanum berikan.

Kalimat yang Azka lontarkan agak banyak, Shanum tersenyum simpul tatkala Azkara pergi. "Lebay sekali, preman takut air, dia anak mama atau bagaimana aslinya?"

.

.

Sementara menunggu azan subuh dan panggilan sang mertua, Azkara duduk manis di tepian ranjang sembari memandang penampilannya di kaca lemari kayu milik Shanum.

Sesekali Azkara tersenyum kecut, berusaha memahami apa yang tengah terjadi. Melihatnya menggunakan pakaian sang mertua seketika dia tertawa geli, entah kenapa terbayang reaksi orang-orang rumah andai melihat keadaannya dengan baju koko dan sarung ala pria tua itu.

"Aku jadi seperti Opa ... kurang perutnya saja, kalau ditambah bantal pas_"

Ceklek

Sadar jika pintu kamar terbuka, seketika Azkara diam. Jelas dia tidak bersedia tertangkap basah tengah berbicara sendiri layaknya orang gila.

Kembali berlagak dingin di hadapan Shanum, padahal aslinya berdebar hebat lantaran melihat sang istri yang masuk dengan bathrobe dan rambut berbalut handuk kecil.

Sama sekali tidak Azkara duga jika dia akan menyaksikan pemandangan semacam itu beberapa menit sebelum subuh. Walau sebenarnya belum terlalu terbuka, tapi karena sepanjang malam yang dia lihat sangat tertutup jelas Azkara terkejut.

"Loh? Belum pergi?" tanya Shanum yang juga terkejut melihat sang suami masih di sini.

Dia kira, setelah tadi diberikan baju Azkara akan segera pergi untuk menunaikan shalat fardu, nyatanya masih berdiam diri di kamar lebih dulu.

"Belum, kata Abi tunggu dulu," jawab Azkara menundukkan pandangannya.

Aroma bunga yang menguar dari tubuh sang istri menelisik indera penciuman Azkara.

"Ehem, kamu mandi?" tanya Azkara basa-basi, padahal sudah jelas di depan mata.

"Iya, Mas, gerah soalnya."

"Oh." Hanya oh yang Azka berikan sebagai jawaban, wajahnya masih menunduk bahkan tidak berani untuk mencuri pandang.

Lama sekali rasanya perputaran jarum jam. Sang mertua juga tak kunjung memanggil, sementara Azkara sudah gerah di sini. Hendak keluar sebelum dipanggil khawatir istrinya salah paham, tapi jika tidak keluar juga serba salah.

"Azka ...."

"Huft, akhirnya ... I-iya, Bi!" sahut Azka sontak berdiri dan tanpa pamit berlari keluar kamar meninggalkan Shanum.

Istrinya hanya ganti baju, itu juga tidak menggoda akan tetapi Azka seketika menjadi cupu. Sayangnya, setelah susah payah menghindari sang istri, Azkara melupakan pecinya.

"Ays lupa lagi!! Ambil tidak ya?" Langkah Azkara ragu, tapi di tengah keraguannya suara lembut itu memaksa Azka untuk berbalik.

Dengan langkah pelan, Azka kembali ke kamar dan ya, kali ini dengan jelas Azkara melihat rambut panjang Shanum yang masih lembab tergerai begitu indah.

"Pecinya ketinggalan, rambut kamu agak panjang nanti ganggu shalatnya," jelas Shanum dan hanya mampu Azkara angguki perlahan.

Lidahnya mendadak kaku, tidak ingin lebih gila lagi, Azkara kembali menghampiri sang mertua sembari membatin. "Cantik banget anjim!!"

.

.

- To Be Continued -

...Azka : Mau bilang makasih sama penduduk bumi❣️...

Terpopuler

Comments

👁️‍🗨️eHa🦄

👁️‍🗨️eHa🦄

azka beruntung ahirnya dapat juga isteri yg saleha lg cantik.ini ga bakalan ada yg nikung lg🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣sudah sah soalnya.

2024-04-02

75

cilla

cilla

apa cuma aku yang salah kala shanum qurota ayun itu cwek yang azka cr tau melalui cakra hehehe lupa2 ingat sih kisah azka inget sama kisah sean dulu lucu

2024-05-17

0

@bimara Zyann

@bimara Zyann

indah pada waktunya ya ka...g p2 dulu ditikung ma om zain...sekarang dapat istri speak bidadari surga juga...

2024-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Namanya Azkara
2 BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3 BAB 03 - Suami Sungguhan?
4 BAB 04 - First Time
5 BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6 BAB 06 - Pemandangan Pagi
7 BAB 07 - Aku Buta Huruf
8 BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9 BAB 09 - Sangat Peka
10 BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11 BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12 BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13 BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14 BAB 14 - Jangan Memancingku
15 BAB 15 - Dia dari Surga?
16 BAB 16 - April Mop?
17 BAB 17 - First Impressions
18 BAB 18 - Katakan Saja
19 BAB 19 - Qadarullah
20 BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21 BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22 BAB 22 - Bawel
23 BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24 BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25 BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26 BAB 26 - You're The First
27 BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28 BAB 28 - Bukan Bayi!!
29 BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30 BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31 BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32 BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33 BAB 33 - Shanum, Istriku.
34 BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35 BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36 BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37 BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38 BAB 38 - Tak Terungkap
39 BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40 BAB 40 - Janji ~ Shanum
41 BAB 41 - Pergilah.
42 BAB 42 - Kamu Membenciku?
43 BAB 43 - Harus Pindah
44 BAB 44 - Tanam Tomat
45 BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46 BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47 BAB 47 - Telanjur Malu
48 BAB 48 - Potong Religius
49 BAB 49 - Anda Mencintainya?
50 BAB 50 - Terbawa Mimpi
51 BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52 BAB 52 - Janji ~ Azkara
53 BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54 BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55 BAB 55 - Kampungan
56 BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57 BAB 57 - Hargai Usahanya
58 BAB 58 - Kamu Bahagia?
59 BAB 59 - Hukum Aku
60 BAB 60 - Satu Sama
61 BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62 BAB 62 - Biarkan Saja
63 BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64 BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65 BAB 65 - Marah Padaku
66 BAB 66 - Salah Sasaran
67 BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68 BAB 68 - Segampang Itu
69 BAB 69 - Hari H (Happy)
70 BAB 70 - Curahan Hati Abi
71 BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72 BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73 BAB 73 - Ngelunjak
74 BAB 74 - Tak Tertolong
75 BAB 75 - Bebas
76 BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77 BAB 77 - Aku Datang • Saka
78 BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79 BAB 79 - Terlalu Aneh
80 BAB 80 - Couvade Syndrome?
81 BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82 BAB 82 - Ujian/Azab?
83 BAB 83 - Kangen
84 BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85 BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86 BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87 BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88 BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89 BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90 BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91 BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92 BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93 BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94 BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95 BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96 BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97 BAB 97 - Tentang Ikhlas
98 BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99 BAB 99 - My Heaven
100 BAB 100 - Terlalu Nyata
101 BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102 BAB 102 - Ketakutan Azkara
103 BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104 BAB 104 - Risih ~ Azkara
105 BAB 105 - Tidak Di-ACC
106 BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107 BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108 BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109 BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110 BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111 BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112 Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113 BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114 BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115 BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116 BAB 115 - Tergores Sembilu
117 BAB 116 - Sudah Selesai?
118 BAB 117 - Janji (Lagi)
119 BAB 118 - Tidak Ramah
120 BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121 BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122 BAB 121 - Sombong Sekali
123 BAB 122 - Sang Pendosa
124 BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125 BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
126 BAB 125 - Tabur Tuai
Episodes

Updated 126 Episodes

1
BAB 01 - Namanya Azkara
2
BAB 02 - Mahar Tak Biasa
3
BAB 03 - Suami Sungguhan?
4
BAB 04 - First Time
5
BAB 05 - Dia Halal Bagiku
6
BAB 06 - Pemandangan Pagi
7
BAB 07 - Aku Buta Huruf
8
BAB 08 - Takdir Huruf Ba
9
BAB 09 - Sangat Peka
10
BAB 10 - Oleh-Oleh Buat Mama
11
BAB 11 - Kita Sahabat ~ Azkara
12
BAB 12 - Mau Berbuka Apa?
13
BAB 13 - Sayang Bangetlah ~ Shanum
14
BAB 14 - Jangan Memancingku
15
BAB 15 - Dia dari Surga?
16
BAB 16 - April Mop?
17
BAB 17 - First Impressions
18
BAB 18 - Katakan Saja
19
BAB 19 - Qadarullah
20
BAB 20 - Pertama Dan Terakhir
21
BAB 21 - Thanks Ya, Cantik.
22
BAB 22 - Bawel
23
BAB 23 - Tidur Jam Berapa
24
BAB 24 - 7 Hari 7 Malam
25
BAB 25 - Sempurnakan Aku ~ Shanum
26
BAB 26 - You're The First
27
BAB 27 - Istriku Yang Cantik
28
BAB 28 - Bukan Bayi!!
29
BAB 29 - Mas Sayang Aku?
30
BAB 30 - Dia Yang Tak Sama
31
BAB 31 - Aku Sudah Menikah ~ Azkara
32
BAB 32 - Mas Bukan Nabi
33
BAB 33 - Shanum, Istriku.
34
BAB 34 - Kejutan Di Hari Raya
35
BAB 35 - Obatnya Cuma Satu ~ Azkara
36
BAB 36 - Jangan Meragukan Tuhan
37
BAB 37 - Di Bawah Kemilau Senja
38
BAB 38 - Tak Terungkap
39
BAB 39 - Debu di Padang Pasir
40
BAB 40 - Janji ~ Shanum
41
BAB 41 - Pergilah.
42
BAB 42 - Kamu Membenciku?
43
BAB 43 - Harus Pindah
44
BAB 44 - Tanam Tomat
45
BAB 45 - Cantikan Yang Ini
46
BAB 46 - Megumi Namanya ~ Azkara
47
BAB 47 - Telanjur Malu
48
BAB 48 - Potong Religius
49
BAB 49 - Anda Mencintainya?
50
BAB 50 - Terbawa Mimpi
51
BAB 51 - Aku Tidak Terbiasa
52
BAB 52 - Janji ~ Azkara
53
BAB 53 - Lebih Masuk Akal
54
BAB 54 - Azkara Itu Penyayang
55
BAB 55 - Kampungan
56
BAB 56 - Amit-Amit • Azkara
57
BAB 57 - Hargai Usahanya
58
BAB 58 - Kamu Bahagia?
59
BAB 59 - Hukum Aku
60
BAB 60 - Satu Sama
61
BAB 61 - Aku Lapar ~ Azkara
62
BAB 62 - Biarkan Saja
63
BAB 63 - Sayangnya Mas • Azkara
64
BAB 64 - Allah Sebaik-Baiknya Pelindung
65
BAB 65 - Marah Padaku
66
BAB 66 - Salah Sasaran
67
BAB 67 - Aku Mencintainya, Setengah Mati.
68
BAB 68 - Segampang Itu
69
BAB 69 - Hari H (Happy)
70
BAB 70 - Curahan Hati Abi
71
BAB 71 - Tidak Pernah Terencana
72
BAB 72 - Deritanya Dibuat Sendiri
73
BAB 73 - Ngelunjak
74
BAB 74 - Tak Tertolong
75
BAB 75 - Bebas
76
BAB 76 - Hanya Ingin Membahagiakanmu ~ Azkara
77
BAB 77 - Aku Datang • Saka
78
BAB 78 - Sama Iyanya ~ Asraf
79
BAB 79 - Terlalu Aneh
80
BAB 80 - Couvade Syndrome?
81
BAB 81 - Hijrah Itu Mudah, Tapi Yang Sulit Istiqomah.
82
BAB 82 - Ujian/Azab?
83
BAB 83 - Kangen
84
BAB 84 - Aku Mau Bicara • Azkara
85
BAB 85 - Aku Selalu Mencintaimu, Shanum.
86
BAB 86 - Aku Tahu Dia Dimana ~ Saka
87
BAB 87 - Pendosa ~ Azkara
88
BAB 88 - Aku di Sini, Untukmu.
89
BAB 89 - Tidak Jadi Duda.
90
BAB 90 - Ikhtiar Sama-Sama
91
BAB 91 - Pikirkan Nasibmu - Papa Evan
92
BAB 92 - Aku Tidak Peduli ~ Shanum
93
BAB 93 - Tidak Kurestui - Azkara
94
BAB 94 - Tak Tepat Waktu ~ Shanum
95
BAB 95 - Dia Perlu Tahu ~ Saka
96
BAB 96 - Biarlah Seperti Ini ~ Azkara
97
BAB 97 - Tentang Ikhlas
98
BAB 98 - Bukan Azka Wilantara
99
BAB 99 - My Heaven
100
BAB 100 - Terlalu Nyata
101
BAB 101 - Berkatmu ~ Shanum
102
BAB 102 - Ketakutan Azkara
103
BAB 103 - Maaf ~ Azkara
104
BAB 104 - Risih ~ Azkara
105
BAB 105 - Tidak Di-ACC
106
BAB 106 - Marahnya Sungguhan? ~ Shanum
107
BAB 107 - Ngidam/Nyiksa?
108
BAB 108 - Sangsi - Hudzai
109
BAB 109 - Secinta Itu ~ Azkara
110
BAB 110 - Pakmil Meresahkan.
111
BAB 111 - 22 Minggu Lagi - Azkara
112
Promo Karya Baru - Istri Kecil Sang Direktur
113
BAB 112 - Seperti Anak Bawang.
114
BAB 113 - Untaian Doa Asraf
115
BAB 114 - Pesan Terakhir Azkara
116
BAB 115 - Tergores Sembilu
117
BAB 116 - Sudah Selesai?
118
BAB 117 - Janji (Lagi)
119
BAB 118 - Tidak Ramah
120
BAB 119 - Kangen Banget (Shanum)
121
BAB 120 - Seperti Permintaannya ~ Pak Akmal
122
BAB 121 - Sombong Sekali
123
BAB 122 - Sang Pendosa
124
BAB 123 - Sedikit Tentang Arga
125
BAB 124 - Air Mata Sang Pendosa
126
BAB 125 - Tabur Tuai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!