History Of Love Princess Yueyin

History Of Love Princess Yueyin

Prologue

Secerah matahari kau hadir menyinari bumi, memberikan cahaya kehidupan yang menghangatkan tubuh. Hari berganti cuaca berbeda namun perasaan tetap sama, sakit yang lalu terasa jelas jika di ingat.

"Aku tidak menyetujui pernikahan kalian."

"Aster alangkah baiknya kita putuskan hubungan ini."

Perkataan itu terus terngiang-ngiang di kepala ku, semua kekejaman hadir di kehidupan. Hujaman cemoohan tentang harga diri ku yang di nilai sangat rendah oleh mereka. Tak pantas bersanding dengan seorang laki-laki kaya dari kalangan atas. Pantas saja orang biasa seperti ku terbuang dengan cepat.

Aku mengambil satu gelas sampanye lalu meneguk dengan cepat, samar-samar melihat pasangan yang tengah bercumbu di sebuah bar. Miris sekali, gadis yang baru saja di tinggal laki-lakinya seperti ini melihat pemandangan itu. Alih-alih berniat melampiaskan kesedihan aku malah di marahi oleh sahabat ku yang bekerja sebagai bartender disana.

"Aster! Kamu gila ya? Sampai kapan akan disini? Ini sudah lewat jam 11 malam! Lebih baik pulang dan tidur sajalah!" Ocehnya.

Aku mendengarnya dengan jelas hanya pandangan buram dan senyuman tipis sebagai balasan. Tidak perduli ini sudah jam berapa, yang terpenting aku tidak ingin pulang dan meratapi nasib menyedihkan.

"Aster! Kalau kau tidak mau pulang, sebaiknya jangan minum terlalu banyak! Selain bon yang akan membengkak merugikan uang ku kau juga bisa dalam bahaya!" Kesalnya.

Habislah sudah, sepertinya sahabat ku benar-benar terlihat marah. Ya sudahlah lebih baik aku pulang saja ke rumah. Aku meletakkan gelas di atas meja bar kemudian membalikkan tubuh melangkah menjauh dari keramaian itu.

"Hati-hati!" Teriaknya.

Aku melambaikan tangan dengan membelakangi dirinya, desak-desakan orang yang sedang menari karena musik di bar membuat ku sesak. Setelah berhasil aku mencari supermarket yang masih buka untuk membeli sebotol air putih dan meredakan mabuk ku. Jam segini sangat bahaya jika aku menaiki taksi palsu.

Pandangan ku sangat buram, supermarket terletak di ujung seberang jalan sana. Terpaksa aku melewati jalan raya.

TIN!!!

BRAK!!

Saat melewati jalan raya tidak di sangka aku melanggar lampu lalu lintas tanpa sadar. Sebuah mobil pribadi menabrak diri ku dan kemudian aku terhempas ke aspal. Pandangan terakhir tertuju kepada orang yang hendak menyelamatkan ku, aku melihat telapak tangan ku di penuhi darah kemudian mata mulai menutup perlahan.

"Kasihan sekali nasibnya."

"Bagaimana kalau kita tukar takdirnya?"

"Apa kamu gila?"

Terdengar percakapan seseorang, aku mulai membuka mata perlahan kemudian mendapati kedua perempuan yang tengah memakai baju jaman dahulu yaitu hanfu. Mereka sedang bicara dan tampaknya itu tentang diri ku.

"Dia sadar." Ucap salah satunya sambil menyenggol bahu lawan bicara.

"Shut…jadi bagaimana?" Tanyanya.

"Sudahlah, kirim saja dia ke tempat itu." Jawab satunya.

"Kau yakin?"

"Permisi, aku ada dimana?" Tanya ku dengan suara yang serak, setelah menoleh aku melihat cermin.

Ternyata aku memakai baju yang sama seperti mereka, hanya saja berwarna putih dan tampak usang.

"Kamu sekarang sedang berada di ambang kematian." Jawabnya.

Jantung ku berdebar karena panik, mati? Apakah karena di tabrak mobil malam itu aku jadi kehilangan nyawa? Menyedihkan, ternyata aku memanglah gadis yang malang.

"Sudah cepat kirim dia!" Perintah salah satunya.

"Hei ingat ya, kamu harus berterima kasih pada kami karena telah menolong mu dan memberikan kehidupan baru." Katanya.

Dia menendang tubuh ku kemudian aku terjatuh ke dalam lubang besar berwarna biru keputihan. Belum sempat bertanya siapa mereka dan apa yang mereka inginkan, aku sudah kehilangan keseimbangan dan terjatuh kesebuah tempat.

BRUK!

"Putri! Cepat selamatkan putri!" Teriak mereka.

Lagi-lagi aku melihat darah, kali ini darah yang mengalir dari kepala dan darah di dinding kamar. Apalagi masalah yang sudah aku perbuat dan dimana aku berada sekarang?

Sosok laki-laki tua menopang tubuh ku kemudian meletakkannya di atas kasur dan mengobati luka di kepala ku. Aku melirik dua pelayan yang memperhatikan ku dengan ekspresi khawatir. Siapa mereka?

"Pak tua, dimana aku dan siapa kalian?" Tanya ku.

"Putri yueyin, kamu tidak bisa menghindari pernikahan jadi berhentilah untuk bunuh diri." Jawabnya.

Apa pernikahan dan bunuh diri? Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa mereka memanggil ku putri. Sambil berpikir tiba-tiba aku merasakan sakit yang luar biasa di kepala, aku berteriak histeris dan membuat mereka semua khawatir.

Lambat laun aku mendapatkan ingatan lama, sosok putri Yueyin he yang mendapatkan prilaku buruk dari ratu atau ibu suri kerajaan barat, sedangkan satu-satunya orang yang berada di pihaknya hanya kaisar baru yaitu kakak angkatnya yuwen. Yueyin hendak di nikahi dengan salah satu pangeran kerajaan timur namun ia menolaki pernikahan itu dengan niat bunuh diri.

"Putri anda tidak apa-apa?" Tanya salah satu pelayan.

"Aku baik-baik saja." Jawab ku.

Ternyata ini yang di maksud oleh kedua perempuan itu, aku di berikan kehidupan baru. Yang benar saja kenapa aku malah kembali ke masa lampau, tapi setidaknya aku tidak bertemu dengan laki-laki brengs*k itu lagi! Disini lebih baik, aku akan memulai kisah baru.

"Karena putri sudah baikan saya akan pergi dulu." Kata laki-laki tua yang berkerja sebagai tabib.

Aku melihat dia pergi detik kemudian dia bersujud di lantai dan suara Kasim terdengar seperti memberitahukan bahwa ada seseorang yang datang.

"Kaisar mengunjungi kediaman putri Yueyin!" Teriak Kasim.

"Salam hormat hamba pada kaisar."

"Yuer kamu baik-baik saja?" Tanyanya dengan sikap perhatian, dia menyentuh wajah ku dengan kedua tangannya.

Aku menjauhkan kedua tangan itu kemudian menatapnya lekat, kedua bola matanya sangat jernih dan hidungnya sangat lancip. Beginikah wajah kaisar kerajaan barat dulu? Tampan sekali tidak sia-sia aku hidup disini bisa mendapatkan pemandangan laki-laki tampan.

"Aku baik-baik saja." Jawab ku.

"Tabib! Apa yang terjadi pada yuer?! Kenapa dia terlihat berbeda!" Tanya kaisar Yuwen.

"Yang mulia kaisar, sepertinya putri Yue kehilangan sedikit ingatannya mungkin karena itu dia terlihat berbeda di mata kaisar." Jelas tabib.

"Bagaimana bisa, apa kalian berdua tidak menjaga yuer?" Tanya Yuwen kepada kedua pelayan.

Sontak kedua pelayan itu bersujud dan meminta maaf pada kaisar, segitu takutnya mereka pada kaisar. Menurut jaman dahulu memang hukuman ternilai sangat kejam. Enak sekali jadi kaisar bisa di hormati semua orang.

"Maafkan kami kaisar! Kami lalai menjaga putri Yue." Ucap mereka serentak.

Aku menghela nafas panjang, sudah seperti drama saja. Sedikit bosan melihat mereka, aku ingin keluar dan berjalan-jalan melihat kediaman ini.

"Yuer kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Yuwen.

"Tidak, hanya saja aku sedikit bosan, bolehkah aku pergi keluar?" Aku balik bertanya.

Kaisar Yuwen mengangguk dia mengantarkan ku pergi keluar kemudian mengajak ku jalan-jalan ke sebuah taman. Disana kami bercerita panjang tentang keseharian putri Yueyin dan kaisar Yuwen dulunya. Ternyata mereka berasal dari orang tua yang berbeda hanya saja aku di angkat menjadi anggota kerajaan karena kaisar terdahulu sudah berjanji untuk menjadikan ku satu-satunya putri di kerajaan barat pada ayah. Dan sebab itulah hanya aku yang hendak di nikahkan, karena satu-satunya putri dari kerajaan ini.

"Yuer, jika kamu tidak ingin menikah aku tidak akan memaksa mu." Ucap kaisar Yuwen.

Terpopuler

Comments

AYU DANI

AYU DANI

nyimak

2021-07-14

0

Irfan

Irfan

penasarang

2021-01-30

0

🥰🥰❤️❤️❤️🥰🥰

🥰🥰❤️❤️❤️🥰🥰

menarik semangat Thor

2020-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!