"ada apa? Kenapa kamu terkejut?" Tanya ku.
"Tidak ada nona, kalau boleh tahu apakah nona sudah lama tinggal di desa itu? Dan apakah pekerjaan nona disana?" Dia balik bertanya.
Kepala ku terasa pusing memikirkan alasan apa untuk menjawab pertanyaan dia, tidak mungkin aku bilang bahwa aku seorang putri kerajaan yang kabur dari istana, dan tidak mungkin aku bilang linshi adalah suami ku yang mungkin akan membuat hubungan kami semakin menjauh.
"Uhm, aku seorang anak pedagang biasa. Aku memiliki seorang ayah yang bisa di bilang sedikit kaya, tapi dia sibuk dengan istri barunya. Jadilah aku kembali ke desa ini tempat dimana ibu ku di besarkan." Jawab ku setelah berhasil mengarang cerita.
"Ternyata kisah nona sedikit menyedihkan, tetap semangat nona anda pasti bisa melewati semua masalah itu." Kata dia berusaha menyemangati ku.
"Iya terima kasih, ke depannya bisakah kamu memanggil nama ku saja?" Tanya ku.
"Kedengarannya kurang sopan." Jawab dia.
"Tidak masalah! Ku lihat lagi sepertinya kita seumuran, panggil nama saja." Senyum ku.
"Baiklah meiyi."
Setelah memakan bubur mianju mengucapkan banyak kata terima kasih dan berpamit pulang, sebelum itu dia tidak sengaja menjatuhkan sebuah giok berwarna putih. Aku mengambilnya untung saja tidak pecah.
"Mianju, barang mu terjatuh." Panggil ku.
Sontak mianju mengambil gioknya dengan cepat seperti barang itu sangat berharga dan tidak boleh di sentuh siapapun. Dia mengucapkan terima kasih lalu benar-benar pergi dari sana. Sedangkan aku pergi berbelanja untuk persediaan makanan.
Sementara itu disisi lain, kaisar telah mengetahui pergerakan ibu suri untuk membuntutinya. Dan mujing mengetahui bahwa Mentri keuangan berkhianat dengan memberitahukan pergerakan keuangan keuangan kaisar di sebuah desa. Mau tidak mau mujing harus membunuh pasukan itu di bantu dengan Linshi.
Saat pasukan itu berhasil mendapatkan bukti dan info dari mentri keuangan istana. Linshi membeset leher pengawal itu hingga tewas lalu membawanya pergi untuk membuang mayatnya. Sementara itu mujing membersihkan semua jejak pembunuhan dan menemui kaisar Yuwen.
"Lapor kaisar, baru saja kami mendapatkan kabar bahwa Mentri keuangan telah berkhianat. Linshi sudah membereskan semua masalah, hanya saja sepertinya mulut Mentri susah di bunuh." Mujing memberikan laporan.
"Kurang ajar! Berani-beraninya dia mengkhianati ku!" Kaisar terlihat geram.
Mereka menuju kediaman Mentri keuangan lalu bertemu dengan orangnya. Kaisar Yuwen menatap tajam Mentri lalu menggertak meja karena emosi. Disana terlihat ekspresi Mentri terkejut serta perasaannya tidak tenang karena takut di hukum oleh kaisar.
"K-kaisar…ada apa datang kemari?" Tanya dia.
"Kenapa kau pura-pura tidak tahu? Kau telah mengkhianati ku, berani-beraninya membuka mulut pada bawahan ibu suri!" Marah kaisar Yuwen.
"Kaisar itu tidak seperti yang anda pikir, saya hanya memberi laporan keuangan saja." Jelasnya.
Kaisar sudah geram akan sifat sekutunya yang mengingkari janji, ia menggambil pedang mujing lalu mengarahkannya ke kepala Mentri.
"Kaisar mohon jangan bunuh saya, ada dua anak dan istri yang harus saya urus." Mohonnya.
"Sejak kau masuk ke dalam istana, itu artinya kau bersedia mengabdikan jiwa dan raga mu pada negara, jika kau berkhianat maka nyawa mu adalah jawabannya." Kata kaisar.
Cratt! Sekali melayangkan pedang dengan cepat, Mentri itu telah tewas dengan keadaan kepala terpisah dari tubuh. Darah berserakan dimana-mana sedang kaisar menyuruh mujing membereskan semua dan memalsukan kematian dengan hilangnya Mentri keuangan.
Keadaan pun terbalik, ibu suri tidak mendapatkan bukti bahwa putranya bersalah. Sedangkan peramal itu di buat pusing karena pengawal serta Mentri keuangan hilang di waktu bersamaan, dia yakin semua hal pasti ada hubungannya.
"Mentri keuangan hilang bersama dengan pengawal mu, tidaklah itu hal yang wajar?" Tanya peramal.
"Jangan tuduh hal yang tidak-tidak pada putra ku, aku harus mencari hal yang sebenarnya terjadi tanpa hasutan dari siapapun." Jawab ibu suri.
Aku yueyin sedang mencoba memasak sendiri, hanya beberapa resep yang ku tahu di zaman modern. Aku mencoba menggoreng ayam serta membuat kuah sup sebagai pelengkap. Waktu terus berlalu tibalah sepi di sore hari.
Duduk di antara dua batu menatap langit sendu sambil mengunyah apel di tangan. Bersandar lalu memejamkan mata sesekali. Menghela nafas karena merasa bosan.
"Oh iya! Ini saatnya berlatih, aku harus mencoba kekuatan gelang ajaib agar bisa menggunakannya." Ujar ku.
Jika saat itu dia terkendali tanpa aku inginkan, bagaimana jika aku berkonsentrasi untuk melakukan apapun setelah mengaktifkan cahaya dari gelang?
"Lalu bagaimana cara mengaktifkan cahayanya." Bingung ku.
Aku memejamkan mata, mengosongkan pikiran lalu berusaha mengendalikan cahaya gelang itu. Sesuai perkiraan ku, gelang itu kembali mengeluarkan cahaya hijau, saat aku membuka mata semuanya kembali seperti semula.
Pandangan ku berubah menjadi warna hijau, sedikit warna yang persis aslinya di mata ku. Mata berwarna hitam berubah menjadi hijau seketika saat gelang itu di aktifkan. Aku mulai mengangkat ke dua tangan ku lalu mengarahkannya ke pohon.
Ada tumbuhan rambat yang mengikat pohon itu hingga menjalar sampai ke pucuknya. Aku pun tersenyum lalu mencoba hal lain seperti menyentuh tanah. Tumbuhan herbal tumbuh dari tanah yang ku sentuh, ini sangat hebat dan menakjubkan.
Setelah mencoba di batang pohon dan tanah, aku berlari ke arah kolam untuk mencobanya di air. Jongkok sambil menarik pakaian ku yang menyentuh tanah lalu mengulurkan tangan untuk memasukan ke dalam air.
Srttt~
Sebuah tumbuhan menjalar ke seluruh sisi air, ada pula bunga teratai yang timbul dari sana. Gelang ini memang sangat ajaib, aku di berkahi karena gelang ini. Saat itu aku mengeluarkan kekuatan berwarna hijau dan menyerang siluman tua, bisakah ku lakukan lagi.
"Nona meiyi." Terdengar suara seseorang.
Aku terkejut lalu mengarahkan tangan ku ke arah orang itu hingga ia terpental karena kekuatan yang aku miliki. Merasa khawatir cahaya hijau itu menghilang dari tubuh ku, mata juga sudah kembali seperti semula.
"Mianju!" Panik ku.
Aku menopang tubuhnya dan berusaha membantu ia berdiri, sepertinya serangan itu sangat kuat. Membuat mianju kesakitan karena ulah ku. Dia memegang dadanya kemudian meringis kesakitan.
"Nona meiyi, kamu memiliki kekuatan apa? Apa yang kamu gunakan untuk menyerang ku?" Tanya mianju.
"Ah! Aku tidak bermaksud seperti itu..aku tidak sengaja..anu..gelang ku ini.. berasal dari keluarga ku, ini sebuah peninggalan." Jelas ku dengan terbata-bata.
"Nona meiyi, sebaiknya anda lebih hati-hati menggunakannya." Jelas mianju.
"Kamu tahu tentang gelang ini?" Tanya ku.
"Aku tidak tahu, tapi jika kamu mau tau, kita bisa pergi ke perpustakaan umum di kota." Jawab mianju.
"Tapi, aku tidak bisa keluar dari sini." Ucap ku dengan murung.
"Kenapa?" Tanya mianju.
"Ayah ku melarang, karena di luar sana akan ada banyak orang yang mencari ku dan berniat untuk melukai aku." Aku menjawab pertanyaan mianju.
Jangan lupa tekan tombol 👍 dan masukan ke list favorit kalian ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Susan Elga Pontoh
lanjut
2022-05-20
0
she1209
semangat thor 😍😍
2021-03-16
0
(❁´◡`❁)
next aku tunggu Thor
2020-08-22
1