Secerah matahari kau hadir menyinari bumi, memberikan cahaya kehidupan yang menghangatkan tubuh. Hari berganti cuaca berbeda namun perasaan tetap sama, sakit yang lalu terasa jelas jika di ingat.
"Aku tidak menyetujui pernikahan kalian."
"Aster alangkah baiknya kita putuskan hubungan ini."
Perkataan itu terus terngiang-ngiang di kepala ku, semua kekejaman hadir di kehidupan. Hujaman cemoohan tentang harga diri ku yang di nilai sangat rendah oleh mereka. Tak pantas bersanding dengan seorang laki-laki kaya dari kalangan atas. Pantas saja orang biasa seperti ku terbuang dengan cepat.
Aku mengambil satu gelas sampanye lalu meneguk dengan cepat, samar-samar melihat pasangan yang tengah bercumbu di sebuah bar. Miris sekali, gadis yang baru saja di tinggal laki-lakinya seperti ini melihat pemandangan itu. Alih-alih berniat melampiaskan kesedihan aku malah di marahi oleh sahabat ku yang bekerja sebagai bartender disana.
"Aster! Kamu gila ya? Sampai kapan akan disini? Ini sudah lewat jam 11 malam! Lebih baik pulang dan tidur sajalah!" Ocehnya.
Aku mendengarnya dengan jelas hanya pandangan buram dan senyuman tipis sebagai balasan. Tidak perduli ini sudah jam berapa, yang terpenting aku tidak ingin pulang dan meratapi nasib menyedihkan.
"Aster! Kalau kau tidak mau pulang, sebaiknya jangan minum terlalu banyak! Selain bon yang akan membengkak merugikan uang ku kau juga bisa dalam bahaya!" Kesalnya.
Habislah sudah, sepertinya sahabat ku benar-benar terlihat marah. Ya sudahlah lebih baik aku pulang saja ke rumah. Aku meletakkan gelas di atas meja bar kemudian membalikkan tubuh melangkah menjauh dari keramaian itu.
"Hati-hati!" Teriaknya.
Aku melambaikan tangan dengan membelakangi dirinya, desak-desakan orang yang sedang menari karena musik di bar membuat ku sesak. Setelah berhasil aku mencari supermarket yang masih buka untuk membeli sebotol air putih dan meredakan mabuk ku. Jam segini sangat bahaya jika aku menaiki taksi palsu.
Pandangan ku sangat buram, supermarket terletak di ujung seberang jalan sana. Terpaksa aku melewati jalan raya.
TIN!!!
BRAK!!
Saat melewati jalan raya tidak di sangka aku melanggar lampu lalu lintas tanpa sadar. Sebuah mobil pribadi menabrak diri ku dan kemudian aku terhempas ke aspal. Pandangan terakhir tertuju kepada orang yang hendak menyelamatkan ku, aku melihat telapak tangan ku di penuhi darah kemudian mata mulai menutup perlahan.
"Kasihan sekali nasibnya."
"Bagaimana kalau kita tukar takdirnya?"
"Apa kamu gila?"
Terdengar percakapan seseorang, aku mulai membuka mata perlahan kemudian mendapati kedua perempuan yang tengah memakai baju jaman dahulu yaitu hanfu. Mereka sedang bicara dan tampaknya itu tentang diri ku.
"Dia sadar." Ucap salah satunya sambil menyenggol bahu lawan bicara.
"Shut…jadi bagaimana?" Tanyanya.
"Sudahlah, kirim saja dia ke tempat itu." Jawab satunya.
"Kau yakin?"
"Permisi, aku ada dimana?" Tanya ku dengan suara yang serak, setelah menoleh aku melihat cermin.
Ternyata aku memakai baju yang sama seperti mereka, hanya saja berwarna putih dan tampak usang.
"Kamu sekarang sedang berada di ambang kematian." Jawabnya.
Jantung ku berdebar karena panik, mati? Apakah karena di tabrak mobil malam itu aku jadi kehilangan nyawa? Menyedihkan, ternyata aku memanglah gadis yang malang.
"Sudah cepat kirim dia!" Perintah salah satunya.
"Hei ingat ya, kamu harus berterima kasih pada kami karena telah menolong mu dan memberikan kehidupan baru." Katanya.
Dia menendang tubuh ku kemudian aku terjatuh ke dalam lubang besar berwarna biru keputihan. Belum sempat bertanya siapa mereka dan apa yang mereka inginkan, aku sudah kehilangan keseimbangan dan terjatuh kesebuah tempat.
BRUK!
"Putri! Cepat selamatkan putri!" Teriak mereka.
Lagi-lagi aku melihat darah, kali ini darah yang mengalir dari kepala dan darah di dinding kamar. Apalagi masalah yang sudah aku perbuat dan dimana aku berada sekarang?
Sosok laki-laki tua menopang tubuh ku kemudian meletakkannya di atas kasur dan mengobati luka di kepala ku. Aku melirik dua pelayan yang memperhatikan ku dengan ekspresi khawatir. Siapa mereka?
"Pak tua, dimana aku dan siapa kalian?" Tanya ku.
"Putri yueyin, kamu tidak bisa menghindari pernikahan jadi berhentilah untuk bunuh diri." Jawabnya.
Apa pernikahan dan bunuh diri? Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa mereka memanggil ku putri. Sambil berpikir tiba-tiba aku merasakan sakit yang luar biasa di kepala, aku berteriak histeris dan membuat mereka semua khawatir.
Lambat laun aku mendapatkan ingatan lama, sosok putri Yueyin he yang mendapatkan prilaku buruk dari ratu atau ibu suri kerajaan barat, sedangkan satu-satunya orang yang berada di pihaknya hanya kaisar baru yaitu kakak angkatnya yuwen. Yueyin hendak di nikahi dengan salah satu pangeran kerajaan timur namun ia menolaki pernikahan itu dengan niat bunuh diri.
"Putri anda tidak apa-apa?" Tanya salah satu pelayan.
"Aku baik-baik saja." Jawab ku.
Ternyata ini yang di maksud oleh kedua perempuan itu, aku di berikan kehidupan baru. Yang benar saja kenapa aku malah kembali ke masa lampau, tapi setidaknya aku tidak bertemu dengan laki-laki brengs*k itu lagi! Disini lebih baik, aku akan memulai kisah baru.
"Karena putri sudah baikan saya akan pergi dulu." Kata laki-laki tua yang berkerja sebagai tabib.
Aku melihat dia pergi detik kemudian dia bersujud di lantai dan suara Kasim terdengar seperti memberitahukan bahwa ada seseorang yang datang.
"Kaisar mengunjungi kediaman putri Yueyin!" Teriak Kasim.
"Salam hormat hamba pada kaisar."
"Yuer kamu baik-baik saja?" Tanyanya dengan sikap perhatian, dia menyentuh wajah ku dengan kedua tangannya.
Aku menjauhkan kedua tangan itu kemudian menatapnya lekat, kedua bola matanya sangat jernih dan hidungnya sangat lancip. Beginikah wajah kaisar kerajaan barat dulu? Tampan sekali tidak sia-sia aku hidup disini bisa mendapatkan pemandangan laki-laki tampan.
"Aku baik-baik saja." Jawab ku.
"Tabib! Apa yang terjadi pada yuer?! Kenapa dia terlihat berbeda!" Tanya kaisar Yuwen.
"Yang mulia kaisar, sepertinya putri Yue kehilangan sedikit ingatannya mungkin karena itu dia terlihat berbeda di mata kaisar." Jelas tabib.
"Bagaimana bisa, apa kalian berdua tidak menjaga yuer?" Tanya Yuwen kepada kedua pelayan.
Sontak kedua pelayan itu bersujud dan meminta maaf pada kaisar, segitu takutnya mereka pada kaisar. Menurut jaman dahulu memang hukuman ternilai sangat kejam. Enak sekali jadi kaisar bisa di hormati semua orang.
"Maafkan kami kaisar! Kami lalai menjaga putri Yue." Ucap mereka serentak.
Aku menghela nafas panjang, sudah seperti drama saja. Sedikit bosan melihat mereka, aku ingin keluar dan berjalan-jalan melihat kediaman ini.
"Yuer kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Yuwen.
"Tidak, hanya saja aku sedikit bosan, bolehkah aku pergi keluar?" Aku balik bertanya.
Kaisar Yuwen mengangguk dia mengantarkan ku pergi keluar kemudian mengajak ku jalan-jalan ke sebuah taman. Disana kami bercerita panjang tentang keseharian putri Yueyin dan kaisar Yuwen dulunya. Ternyata mereka berasal dari orang tua yang berbeda hanya saja aku di angkat menjadi anggota kerajaan karena kaisar terdahulu sudah berjanji untuk menjadikan ku satu-satunya putri di kerajaan barat pada ayah. Dan sebab itulah hanya aku yang hendak di nikahkan, karena satu-satunya putri dari kerajaan ini.
"Yuer, jika kamu tidak ingin menikah aku tidak akan memaksa mu." Ucap kaisar Yuwen.
"Yuer, jika kamu tidak ingin menikah aku tidak akan memaksa mu." Ucap kaisar Yuwen.
Aku meliriknya dia menatap ku dengan ekspresi sedih, kaisar yuwen ini tampaknya sangat menyayangi adik angkatnya. Senangnya, bolehkah aku ajak dia berkencan? Haha, ingat kamu sekarang adalah yueyin! Jangan berpikir yang macam-macam.
Kaisar Yuwen terlihat bingung saat melihat ku yang tertangkap menatapnya sembari tersenyum-senyum. Aku memainkan ujung rambut ku kemudian sedikit memutar bola mata dan mengalihkan pandangan. Tapi, di kehidupan yang lalu aku tidak mendapatkan kebahagiaan, bolehkah aku sedikit bersenang-senang? Haha! Bodohnya kamu yueyin, seharusnya memanfaatkan kehidupan ini untuk menikmati wajah tampan laki-laki disini.
"Kekeke…aiyoo.." aku tercengir seperti kuda.
"Yuer ada apa dengan mu? Sepertinya ada yang salah?" Tanya kaisar yuwen.
"Ah. Maaf kaisar, yue bersikap tidak sopan begini." Jawab ku.
Mana bisa tidak gila seperti ini, bahkan wajah kaisar Yuwen lebih tampan dari pada si brengs*k itu. Aku benar-benar harus memanfaatkan kehidupan kali ini.
"Tidak masalah, jika terjadi sesuatu harap kamu katakan pada ku. Sedikit banyaknya aku pasti membantu." Tutur kaisar Yuwen.
Dengarlah kata-kata manisnya itu, sangat cocok pada wajah tampannya. Jika dia hadir di dunia modern pasti akan di gilai banyak wanita. Aku mengangguk pelan kemudian kembali menatap taman sekitar.
Diam-diam dia menarik jemari ku lalu menggenggamnya erat. Kaisar Yuwen tersenyum dan jantung ku berdegup kencang. Jangan-jangan ada sesuatu hubungan? Atau kaisar ini telah jatuh cinta pada ku? Aih~
Kecantikan ku memang tidak pernah pudar, tapi mana boleh satu kerajaan menjadi pasangan. Di tambah lagi kaisar ini satu-satunya keturunan kerajaan barat, sedangkan aku hanya gadis biasa yang di angkat menjadi putri, nasib kerajaan barat memang berada di ujung tanduk.
"Aku akan membawa mu pergi jika tidak ingin menikah." Ucap kaisar Yuwen.
"Eh? Kemana kita akan pergi kaisar?" Tanya ku.
"Pergilah besok ke pelabuhan kita akan bertemu disana." Jawab kaisar Yuwen.
"Baiklah." Aku tersenyum.
Kasim datang menjemput kaisar serta ada beberapa pelayan di sampingnya, sepertinya kaisar sedang menyelesaikan banyak masalah. Apakah keputusan membawa ku pergi adalah sebuah pilihan yang baik? Kaisar ini tidak bisa membedakan mana pekerjaan dan cinta. Tapi tidak apa, seperti itu lebih baik dari pada si brengs*k yang mengutamakan pekerjaan dan statusnya hingga membuang ku seperti sampah.
"Putri Yueyin, hari sudah semakin larut apakah anda tidak berniat membersihkan tubuh?" Tanya pelayan ku.
"Oh, jam segini sudah membersihkan tubuh?" Tanya ku setelah berpikir bahwa langit masih terlihat seperti pagi hari, mungkin memang budaya mereka berbeda dengan budaya dunia ku.
Aku mengikuti kedua pelayan itu, satunya menyiapkan air bunga dan satunya lagi menyiapkan pakaian ku. Di pikir lagi aku belum berkenalan dengan mereka, setelah memasuki tabung air mandi aku melirik mereka berdua. Tiba-tiba saja mereka menundukkan kepala, apakah tatapan aku sangat seram?
"Hei, siapa nama kalian?" Tanya ku.
Mereka mendongakan kepalanya kemudian berlutut sambil memperkenalkan diri mereka masing-masing. Perempuan yang rambutnya di kuncir satu kebelakang adalah yiyi sedangkan rambut yang di kuncir dua seperti bola bernama zizi. Nama yang unik untuk satu pasang gadis kembar.
"Perkenalkan nama saya zizi, putri bisa memanggil saya dua huruf di belakang." Ucap gadis dengan dua kuncir seperti bola di kepalanya.
"Saya yiyi, jika putri ingin memanggil kami berdua sekaligus, anda bisa memanggil kami dengan sebutan YiZi maka kami akan langsung menemui putri." Ujar yiyi.
Sebenarnya sedikit repot dalam penyebutan nama mereka, tapi cukup unik karena nama mereka sangat singkat dan mengulang huruf yang sama. Selanjutnya aku akan menggunakan mereka sebagai orang kepercayaan.
"Baiklah, YiZi kedepannya aku percaya pada kalian, ngomong-ngomong apa keahlian kalian? Para pelayan pasti mempunyai satu keunggulan." Jelas ku.
Yiyi berdiri lalu bercerita tentang keahliannya di bidang seni beladiri. Sembari membasuh tubuhku dengan air yang di penuhi kelopak bunga mawar, aku mendengarkan mereka bercerita.
"Saya bisa melakukan banyak jurus seni beladiri, dan saya ahli menggunakan pedang." Jelas Yiyi.
"Saya hanya pandai menenun kain, tapi saya pandai bersilat lidah putri. Saya juga memiliki sedikit akal dan ide bagus jika putri ingin meminta saran." Jelas Zizi.
Baiklah dengan ini aku bisa membedakan sikap mereka berdua, yiyi memiliki keberanian yang besar dan pemberani sedangkan zizi sepertinya gadis yang kalem dan memiliki otak cerdik. Keduanya kolaborasi yang bagus untuk menjadi bawahan ku.
"Aku sedikit melupakan masa lalu, bisakah kalian bercerita pada ku tentang kerajaan barat dulu?" Tanya ku.
"Jika masalah sejarah dan kisah saya serahkan pada zizi, dia lebih paham putri." Jawab yiyi.
"Baiklah, saya akan menceritakannya putri, apa saya harus menceritakan bagaimana kisah putri juga?" Tanya Zizi.
"Tentu saja, ceritakan semuanya." Kata ku.
Zizi mulai bercerita tentang bagaimana bisa kerajaan barat berdiri karena seorang pemimpinnya yang menggilai banyak wanita. Kerajaan barat dan timur dulunya adalah negara yang satu hingga suatu hari konflik besar hadir dan terjadilah pemecahan daerah antara timur dan barat.
Hal itu terjadi karena penyebab kematian selir kaisar timur yang merupakan adik dari kaisar kerajaan barat. Sejak itu permusuhan pun di mulai, namun kembali meredam ketika kaisar timur menyerahkan salah satu saudaranya kepada kaisar barat setelah insiden 'pemerkosaan' yang di lakukan oleh kaisar barat sendiri.
Dan saudara kaisar timur itu adalah ratu atau ibu suri kerajaan barat sekarang. Perjalanannya menuju jabatan tertinggi itu memakan waktu yang lama, setelah melahirkan putra mahkota Yuwen dia berencana membunuh kaisar barat dan memusnahkan semua anak-anak selirnya. Hingga yang tersisa hanyalah anaknya sendiri. Ratu barat mengendalikan kerajaan itu dengan tangannya sendiri di bantu dengan putranya yang menjabat sebagai kaisar, tidak tahu apa yang sedang di rencanakan ratu hingga dia berniat mengirimkan putri yueyin sebagai alasan perdamaian dan bantuan pangan pokok.
"Lalu bagaimana dengan cerita ku?"
Putri yueyin adalah anak dari salah satu prajurit kebanggaan kaisar barat, saat menikah dan mempunyai putri kaisar berjanji menjadikan yueyin seorang putri kerajaan karena jasa ayahnya. Di ingat lagi bahwa bayi perempuan sangat jarang di lahirkan oleh selirnya dan lambat laun semua para bayi kerajaan mati tanpa sebab.
"Begitulah putri, hanya itu yang saya tahu." Jelas Zizi.
"Baiklah terima kasih, yiyi tolong ambilkan pakaian ku kemari." Suruh ku.
Aku mengambil kain putih untuk menutupi tubuh ku kemudian berjalan memasuki kamar dan berpakaian di dalam sana. Sementara Zizi dan yiyi berada di luar aku mendengar suara berisik dari jendela.
Hanya memakai setengah set pakaian, aku berjalan mendekati jendela sambil menyilangkan kedua tangan di dada.
CKLEK!
jendela itu terbuka sendiri dan menampilkan sosok laki-laki memakai pakaian serba hitam serta wajahnya di tutupi dengan topeng seram. Membuat ku takut ketika dia memegang pedang dan melirik ku.
"Huaaaa! Penjahat!!!" Teriak ku.
Sepertinya dia panik dan langsung melompat ke dalam kamar, karena takut aku memanjat kasur lalu bersembunyi di balik selimut. Laki-laki itu membuka topengnya dan terlihatlah sosok wajah asli laki-laki itu.
"Putri Yue! Ini aku mujing!" Katanya.
Pintu terdobrak yiyi berlari memasuki lalu mengacungkan pedangnya ke arah laki-laki itu, setelah melihat bahwa laki-laki itu adalah sosok yang ia kenal, yiyi menyimpan pedangnya lagi.
"Apa-apaan kamu! Membuat putri kaget saja!" Marah yiyi.
Mujing tertawa canggung karena merasa tidak enak membuat diri ku kaget, tunggu aku sama sekali tidak mengenal dia! Berani-beraninya memasuki kamar ku.
"Siapa kamu! Kenapa memasuki kamar ku sesuka mu?!" Tanya ku dengan nada tinggi.
"Yi, ada apa dengan putri, kenapa dia tidak mengingat ku?" Tanya mujing.
"Putri mengalami kecelakaan kecil sehingga melupakan beberapa ingatan." Jelas yiyi.
"Benarkah?! Jadi putri melupakan ku?" Panik mujing.
"Jangan berisik, cepat jelaskan saja siapa kamu!" Aku menyuruhnya untuk cepat memperkenalkan diri.
"Putri ini aku mujing, pengawal pribadi mu! Aish aku tidak tahu kalau putri mengalami kecelakaan, itu karena si ratu jahat yang memberi ku tugas keluar." Bisik mujing.
"Tugas apa yang di berikan ratu pada mu?" Tanya yiyi.
"Aku tidak bisa menjelaskannya, tapi yang pasti ini tidak ada sangkut pautnya dengan kalian. Tenang saja putri, aku sudah berjanji pada kaisar Yuwen untuk melindungi putri meski melawan takdir dan mengorbankan nyawa ku!" Jelas mujing dengan percaya diri.
Ternyata dia salah satu kenalan ku, pengawal pribadi yang di berikan khusus kaisar Yuwen untuk ku. Karena dia masih berstatus pengawal kerajaan, ratu juga tidak segan-segan menggunakan jasanya tapi sepertinya mujing bukan tipe seorang pengkhianat dia sudah berjanji kepada kaisar Yuwen untuk melindungi ku, semoga saja kesetiaan dia itu nyata.
Ternyata dia salah satu kenalan ku, pengawal pribadi yang di berikan khusus kaisar Yuwen untuk ku. Karena dia masih berstatus pengawal kerajaan, ratu juga tidak segan-segan menggunakan jasanya tapi sepertinya mujing bukan tipe seorang pengkhianat dia sudah berjanji kepada kaisar Yuwen untuk melindungi ku, semoga saja kesetiaan dia itu nyata.
"Lalu kenapa kamu tetap disini? Cepat keluar!" Suruh ku sambil menatapnya jengkel, bagaimana tidak kesal seorang putri sedang memakai baju lalu pengawal pribadinya tiba-tiba masuk, jika ku ceritakan pada kaisar yuewen aku bertaruh kepala mujing akan di penggal.
Tapi aku tidak sesadis itu, setelah menyuruh mujing keluar yiyi menendang bokongnya lalu menyeret ia keluar dari kamar. Aku bergidik geli melihat kelakuan mereka, sudah lama sekali tidak ada canda tawa di kehidupan ku, kali ini aku kembali mendapatkannya.
Pakaian sudah terpakai rapi, Zizi membantu ku menggunakan riasan kepala, meski wajah berubah aku tetap cantik di tubuh ini. Cermin menampilkan diri ku yang tersenyum menatap diri sendiri.
"Zizi besok aku akan pergi, apakah kamu tahu letak pelabuhan daerah ini?" Tanya ku.
"Pelabuhan ada di daerah miao putri harus menunggangi kuda atau kereta karena itu terlalu jauh." Jawab Zizi.
"Kalau begitu siapkan kuda untuk ku besok, jangan sampai ibu suri tahu." Aku berdiri kemudian membuka jendela kamar, hari sudah mulai menggelap, kelelawar berterbangan mencari makanan buah di pohon.
Satu ekor terjatuh akibat anak panah yang menusuk tubuhnya, ia terjatuh tepat di luar kamar dengan cepat aku berlari melihat kelelawar yang telah mati. Ujung anak panah itu terikat sebuah surat dan kain, sepertinya ada seseorang yang sengaja mengirimnya.
"Sebuah surat?" gumam ku.
Aku membuka surat lalu membacanya, ternyata itu surat yang sengaja di kirimkan kaisar Yuwen. Disana ia mengatakan bahwa aku harus pergi di pagi hari agar ibu suri tidak mengetahui rencana kami, sedangkan kaisar Yuwen akan menyusul setelah pekerjaannya selesai.
"Putri sebenarnya kemana Anda akan pergi?" Tanya Zizi.
"Pelankan suara mu, ini adalah rahasia ku bersama kaisar Yuwen. Harap kamu jangan memberi tahukan siapapun." Ucap ku sambil menatapnya tajam.
"Zizi tidak akan berani mengatakan pada siapapun." Zizi membungkuk kemudian aku kembali memasuki kamar.
Setelah memutuskan untuk tidur samar-samar aku mendengar pembicaraan mereka bertiga di depan sana. Alih-alih menjaga kediaman ku mereka malah bergosip tentang diriku.
Mereka berkata bahwa aku telah berubah menjadi sosok yang kuat dan memiliki tekat, bukan seperti putri Yueyin sebelumnya yang selalu menurut tanpa pamrih. Di pikir lagi sepertinya mereka bertiga ini dulunya tidak terlalu akrab pada putri Yueyin, setelah kejadian itu mereka mengakrabkan diri. Apa yang ada di benak mereka? Sedang merencanakan sesuatu atau mereka di tugaskan kaisar Yuwen untuk lebih memperhatikan diriku.
Apapun itu akan terjawab suatu saat nanti, aku hanya perlu menguji kesetiaan mereka. Waktu pun berlalu langit seperti mesin pemutar waktu berjalan dengan cepat, cahaya matahari terbenam ke arah barat kemudian kembali terbit ke arah timur.
Suara kicauan burung kenari yang merdu di lengkapi suara kokok ayam kampung di kediaman putri Yueyin yang kecil. Aku membuka jendela melihat langit yang masih kelabu. Segera mempersiapkan diri kemudian menemui Zizi, dengan wajah sembabnya dia menunjukkan dimana kuda tersebut.
Sebelum pergi aku sempat melirik Yiyi dan mujing yang masih tertidur pulas di kursi, sedangkan Zizi menuntunku ke sebuah tempat.
"Putri pakailah topeng, ini akan membantu mu merahasiakan identitas kerajaan." Ujar Zizi menyerahkan sebuah topeng khusus yang di buatnya.
Aku tidak begitu yakin dengan pendapat Zizi, topeng ini mungkin akan menutupi identitas ku dan wajah tetapi kesan topeng ini memiliki kualitas yang sempurna. Berbentuk antena kupu-kupu berwarna emas cantik sekali.
"Terima kasih Zi, aku harap kamu merahasiakan kepergian ku." Aku memohon.
"Putri anda tidak perlu khawatir, kaisar sendiri yang berkata bahwa kami harus melindungi putri Yueyin." Senyum Zi.
Aku tersenyum legah, kali ini Zizi menjadi satu orang yang telah ku percayai. Dia sudah lulus tes pengujian ku, semoga aku bisa memegang kata-katanya. Zizi melepaskan ikatan kuda, kemudian aku menunggangi kuda itu dengan cepat hingga tiba ke sebuah pelabuhan.
Di sebuah pelabuhan aku melihat para warga sedang berjalan kesana-kemari mengangkut barang, ada juga yang mengantarkan kepergian keluarganya. Setelah turun dari kuda dan menunggu di depan pelabuhan, seseorang menghampiri ku.
"Putri Yueyin." Panggilnya.
"Siapa kamu?" Tanya ku pada laki-laki yang memakai pakaian biasa. Tidak ada tanda bahwa dia seseorang berasal dari keluarga berkelas.
"Perkenalkan saya, linshi. Kaisar Yuwen memerintahkan saya untuk mengantarkan putri ke kota sebelah sementara dia akan menyusul setelah tugasnya selesai." Jawabnya.
"Baiklah, aku akan mengikuti mu." Ujar ku.
"Mari putri saya tunjukan jalannya." Dia menuntunku kemana arah kami akan pergi.
Selama kami menaiki kapal, menuju sebuah daerah yang masih terletak di kawasan kerajaan barat. Aku duduk di ujung buntut kapal sembari melihat air jernih laut kecil yang kami lewati. Ada anak ikan berenang-renang di bawahnya, suasana ini sangat menyegarkan mata ketimbang di perkotaan yang selalu di penuhi keramaian.
"Putri kita sudah tiba di dermaga berikutnya. Mari pergi ke tempat yang telah di tentukan kaisar." Ucap linshi.
Setelah kami sampai di dermaga kota sebelah, linshi memesan sebuah kereta kuda untuk mengantarkan kami kesebuah tempat. Sesampainya disana aku melihat sebuah kediaman yang sangat rapi, sengaja di buat untuk seseorang dan mungkin orang itu adalah aku.
Kami memasuki kediaman itu bersama-sama, aku melirik sekitar menatap pohon-pohon rindang yang rimbun. Suara air bergemercik dari tuangan wadah kendi di kolam membuat kediaman itu terdengar ramai.
"Putri bisa menunggu kaisar disini sampai dia tiba, saya akan menjaga sekitar dan akan memberi kabar sekitarnya kaisar sudah sampai." Jelas linshi.
"Iya, terima kasih linshi kamu telah membantu ku." Senyum ku sebentar.
Linshi mengangguk kemudian aku memasuki sebuah ruangan tak lain adalah rumah itu sendiri. Disana terdapat banyak lukisan, juga beberapa patung hewan. Aku menyentuh patung itu kemudian melihatnya secara teliti, ini memang benar persis seperti di museum. Suatu keajaiban aku bisa hidup di kerajaan barat.
Menurut dokter Shu pada saat zaman kerajaan barat dan timur sebuah tumbuhan herbal yang mengkhasiatkan obat dapat di temukan dengan mudah, namun pada saat itu belum banyak orang-orang yang pandai mengelolanya. Sayangnya aku berada di kerajaan barat, bukan berarti tidak ada tanaman herbal di kerajaan barat hanya saja kerajaan timur terkenal dengan pertaniannya sehingga banyak di jumpai bermacam-macam tumbuhan termasuk herbal.
Angin berhembus kencang hingga membasuh wajah ku, aku berdiri tepat di depan jendela sembari melihat kearah luar. Bosan sekali hidup tanpa pekerjaan, di waktu seperti ini biasanya aku sibuk membantu dokter Shu. Ya tentu saja karena aku bekerja sebagai asisten pribadi seorang dokter.
"Putri Yueyin, kaisar Yuwen telah tiba!" Teriak linshi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!