"Bahaya!!" Teriak linshi sontak membuat kami kaget.
Aku dan kaisar segera keluar lalu melihat linshi yang sedang berteriak sambil menunjuk sebuah ruangan yang mungkin itu adalah tempat pemandian.
"Ada apa?" Tanya ku.
"Air tidak mengalir! Itu tandanya kita tidak bisa mandi! Bagaimana ini aku harus segera membersihkan tubuh!" Jawab linshi.
"Membuat kaget! Bisakah kamu tidak membuat kehebohan? Tinggal tunggu saja sebentar lagi. Mungkin airnya akan mengalir, atau tidak kamu mandi saja bersama ikan-ikan di kolam itu." Tunjuk kaisar Yuwen.
"Gila kamu! Mana mungkin aku mandi di kolam, bisa amis tubuh ku." Kesal linshi.
"Hari sudah akan terlihat gelap, tidak apa-apa menunggu sampai airnya mengalir?" Tanya ku.
"Mana mungkin, jika hari sudah mulai gelap dan air tidak kunjung mengalir dimana kita akan membersihkan tubuh? Aku tidak bisa!" Bantah linshi.
"Linshi! Kamu seorang laki-laki hanya seperti itu saja di pikirkan sampai mau mati!" Marah kaisar Yuwen.
"Aku tidak bisa! Tidak mau mandi di malam hari!!!" Rengek linshi seperti anak kecil yang ingin di turuti kehendaknya.
"Bagaimana ini, aku tahu dimana tempat air mengalir kaisar." Ujar ku.
"Dimana itu?" Sahut linshi.
"Setengah perjalanan kesini aku melihat sungai, hanya saja kita tidak membawa pakaian. Bagaimana caranya?" Bingung ku.
"Kamu pergi dengan terburu-buru, sehingga melupakan barang yang ingin kamu bawa. Untungnya aku menyuruh yiyi untuk segera menyiapkannya sebelum aku menyusul kalian tadi." Kata kaisar.
"Haih, hanya pakaian. Apa susahnya memakai pakaian itu lagi." Dengus linshi.
Aku melihatnya sinis, kali ini perkataannya sedikit menyinggung. Linshi ini ternyata memiliki lidah yang tajam, sehingga mempunyai kesan laki-laki menjengkelkan wajar saja kaisar mudah marah padanya.
"Tidak usah banyak bicara, cepat ambil barang itu kemari linshi." Perintah kaisar.
"Aku? Kenapa tidak kalian saja." Bantah linshi.
Ingin sekali ku tarik bibirnya kemudian ku ikat dengan karet berwarna coklat yang mempunyai bau busuk. Biar dia tahu bahwa perkataan itu harus selalu di jaga.
"Apa gunanya kamu seorang bawahan! Cepat ambilkan." Suruh kaisar Yuwen.
"Heh baiklah-baiklah." Kata linshi kemudian pergi.
Bicara dengan linshi sebaiknya harus mengatur nafas teratur dan sering mengelus dada arti menyabari diri sendiri. Emosi tidak dapat menyelesaikan masalah dengannya, setelah dia kembali kami menunggangi kuda kemudian menuju sungai itu.
"Siapa yang duluan?" Tanya linshi.
"Perempuan lebih dulu." Jawab kaisar Yuwen.
"Aku lebih dulu?" Tanya ku.
Kaisar Yuwen mengangguk, baiklah sekarang aku harus mandi di sungai dengan penjagaan dua laki-laki ini. Untungnya ada ruang di belakang batu besar sehingga menutupi diri ku. Selama mandi aku mendengar linshi bersenandung, tiba-tiba kain putih terbang ke arah ku dan menutupi permukaan air yang menampilkan tubuh ku.
"Ah benar-benar! Siapa yang mengintip dia sih!" Kesal linshi.
Kaisar Yuwen dan linshi kembali berdebat, yah sedari tadi mereka terus bertengkar kecil seingat ku memang seperti itu sejak dulu. Meski berteman mereka kadang tak akur seperti tom and Jerry dan tiba waktunya akan berkerja sama jika ada masalah yang mengancam mereka.
Setelah mandi aku memakai baju yang di bawakan kaisar Yuwen. Menaiki tangga menuju daratan lalu melihat kaisar Yuwen dan linshi duduk bersantai di bawah pohon.
"Aku sudah siapa selanjutnya?" Tanya ku.
"Sana!" Kaisar menendang bokong linshi lalu ia terdorong kedepan hampir menabrak diri ku.
"Biasa saja! Jangan menendang ku." Kesal linshi.
"Kamu yang sibuk ingin mengajak kesini! Tiba disini kamu malah bermalas-malasan." Oceh kaisar Yuwen.
"Sudahlah, apa yang ingin di perdebatkan? Tidak ada gunanya, linshi cepat kesana." Suruh ku.
Linshi turun memasuki sungai sedangkan aku duduk di samping kaisar yang sedang bersandar di pohon. Angin sore berhembus kencang membuat sensasi dingin di kulit wajah, sangat segar.
Tidak ada percakapan di antara kami, kaisar hanya bersandar di pohon sambil memejamkan matanya. Tapi aku masih berpikir bagaimana caranya dia pergi ketempat ini tanpa sepengetahuan ibu suri? Tidak adakah orang yang mencari kami? Kaisar mengambil resiko yang tinggi.
"Kenapa, ada yang salah dari wajah ku? Kenapa kamu terus menatap ku dari tadi." Tanya kaisar.
Aku memutar tubuh ku, menatap wajahnya tenang. Ku lirik linshi yang belum selesai membersihkan diri. Kemudian melanjutkan dialog percakapan ku. Kaisar membuka matanya kemudian membalas tatapan ku.
"Kaisar, apakah ibu suri tidak mencari kita? Bukankah ini sebuah pelanggaran?" Tanya ku.
"Aku sudah memanipulasi semuanya, kamu bisa hidup dengan layak disini. Hiduplah dengan tenang." Kaisar menjawab ku dengan senyuman.
"Tapi…bagaimana kaisar bisa kesini? Bukankah itu akan menimbulkan kecurigaan?" Tanya ku lagi.
"Oh ya, aku lupa sesuatu yang harus ku bicarakan. Sebenarnya esok aku akan pergi ke kota lain, aku berangkat lebih awal supaya bisa mengunjungi mu." Jelas kaisar.
"Maksud kaisar, anda membohongi ibu suri dengan pekerjaan? Kemudian menghampiri daerah ini sebelum bertugas?" Bingung ku.
Kaisar mengangguk dia mencubit pipi ku lalu kembali bersandar. Rasanya sedikit perih tentu karena cubitan dari kaisar, aku mengusap pipi ku kemudian bersandar di dada bidang kaisar Yuwen.
"Bukankah sudah ku bilang, hiduplah dengan tenang disini. Jangan memikirkan soal kerajaan lagi." Gumam kaisar Yuwen.
"Baiklah, saya mengerti.." sahut ku kemudian ikut menutup mata.
Tak lama kemudian linshi naik ke daratan kemudian melihat kami tertidur di balik pohon. Dia melempar batu kerikil yang membuat ku bangun dan menatap kaisar.
"Linshi apa-apaan kamu." Ujar ku kemudian membangunkan kaisar.
"Kaisar…" panggil ku sambil mengguncang tubuhnya.
Kaisar terbangun kemudian menatap kami berdua, terlihat disana matanya tampak sayu. Aku yakin dia sangat kelelahan, terus bekerja dan melakukan perjalanan demi tugasnya sebagai kaisar.
Melihat linshi telah selesai, kaisar yuwen berniat untuk membersihkan tubuhnya. Tapi sebelum itu dia mencari pakaian gantinya untuk di bawa.
"Hati-hati tangganya licin." Kata linshi sambil mengalihkan pandangannya.
Kaisar Yuwen hanya tersenyum tipis, walau pun mereka sering bertengkar tidak bisa di pungkiri bahwa mereka masih perduli satu sama lain. Awalnya aku sempat berpikir bahwa linshi penyuka sesama jenis, namun ku pikir lagi mungkin itu adalah rasa persaudaraan yang timbul akibat lama berteman.
"Ah putri Yueyin." Sapa linshi kemudian duduk di samping ku.
Aku meliriknya, dia laki-laki pertama yang ku jumpai dengan wajah cantiknya. Mata yang berwarna coklat muda di bagian dalam itu terlihat indah, bibirnya juga terlihat tipis seperti perempuan. Sangat cantik, pikir ku.
"Jelas kamu kenal siapa aku sebelumnya, kenapa kamu memanggil ku putri?" Tanya ku.
"Derajat kita sekarang berbeda, sudah selayaknya aku bersikap seperti ini. Mohon di mengerti putri Yueyin." Jawab linshi.
Perkataan Linshi mengingatkan aku pada suatu hal, ingat pada ingatan lama yang bercerita tentang kematian adik linshi yang di sebabkan kebakaran kediaman keluarga song, apa yang terjadi aku tidak tahu pasti. Tapi yang jelas, sejak itu hubungan kami menjadi renggang, keluarga song yang tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak ada lagi harga dirinya, menyebabkan linshi menjadi seorang pengawal pribadi kaisar Yuwen demi melanjutkan hidupnya.
"Satu apel, dua Yuan." Ucap seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Yoni Hartati
lanjut thor semangat
2020-08-08
4
Mellimell399
lanjut Thor
2020-08-07
3