Episode 15

"P-pangeran Wenhua?!" Siluman tua terkejut.

Mendengar ucapan siluman tua dan takut yueyin mendengarnya ia pun mencekik siluman tua dan mengancam akan membunuhnya.

"Aku sudah berbaik hati hari itu tidak membunuh mu, kali ini jika kamu tidak memberitahu penawar racun itu maka aku akan benar-benar membunuh mu." Kata pangeran Wenhua yang menyembunyikan nama aslinya.

"Aku benar-benar tidak memiliki penawarnya, bunga yuanwei bisa menyembuhkan kebutaan gadis itu secara perlahan." Kata siluman tua.

Pangeran Wenhua melepas cekikan tangannya di leher siluman tua, dia menatap tajam siluman tua sambil berbisik di telinganya.

"Pergilah, jangan sampai aku bertemu dengan mu lagi dan jangan pernah mengganggu gadis itu." Bisik pangeran wenhua.

Siluman tua pergi terbirit-birit sementara pangeran Wenhua melihat kondisi Yueyin yang kehilangan indra pengelihatannya, Yueyin terlihat menangis karena dia tidak bisa melihat apapun. Duduk di atas tanah dan meringkuk ketakutan. Pangeran Wenhua datang lalu membantunya berdiri.

"Mianju apa siluman tua itu memberikan penawarnya?" Tanya Yueyin.

"Tidak." Jawab Mianju.

Yueyin terlihat sedih dan frustasi dia sangat kesal dan amat membenci siluman tua itu karena sudah membuatnya menjadi seperti itu.

"Aku tidak ingin buta…hiks…" tangis Yueyin.

"Tenanglah nona Meiyi, saya akan mencari cara untuk mengembalikan Indra pengelihatan mu." Ucap mianju menenangkan Yueyin.

Mereka kembali ke rumah tepat langit sudah menghitam, disana sudah ada feibao yang menunggu sambil menggendong kucing miliknya.

"Panger—" ucapan feibao terhenti ketika pangeran wenhua menyuruhnya diam.

Pangeran wenhua menaruh jari telunjuk di depan bibirnya, mengisyaratkan bahwa feibao tidak boleh memanggilnya dengan nama asli ataupun dengan sebutan pangeran di hadapan Yueyin.

"Ada apa?" Tanya Yueyin.

"Tidak ada hanya teman ku." Jawab mianju.

Pangeran wenhua menarik tangan feibao lalu mengajak dia pergi dari sana agar yueyin atau pun nona meiyi tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Pangeran ada apa ini?" Tanya feibao.

"Sekarang dan kedepannya kamu harus memanggil ku dengan sebutan mianju." Jawab pangeran wenhua.

"Aku tahu maksud pangeran demi menyembunyikan identitas asli, tapi kenapa sampai kucing ku ada di tangan gadis itu?" Tanya feibao lagi.

"Apa kau tega membiarkan dia sendiri dalam keadaan seperti itu? Lagi pula ketika kita kembali ke istana aku akan mengganti bintang peliharaan mu." Jelas pangeran wenhua.

"Tapi pangeran, anchi—"

"Feibao kau seorang lelaki, seharusnya mencintai perempuan bukan hewan. Cepat pergi dari sini aku akan segera kembali." Pangeran Wenhua memotong pembicaraannya.

Pangeran Wenhua menggendong anchi si kucing hitam lalu membawanya ke sisi yueyin, sedangkan feibao hanya bisa memendam rasa kesalnya.

"Dasar aneh! Ketika tidak memakai topeng pangeran terlihat dingin pada gadis itu, tapi berbanding terbalik ketika ia memakai topeng. Pangeran aku harap kamu tidak lupa janji mu kepada kaisar setelah kembali ke istana." Gumam feibao.

"Nona meiyi, ini sudah larut malam. Maaf aku tidak bisa menemani mu, besok aku akan mencari cara agar bisa menyembuhkan racun itu." Kata mianju.

"Baik, maaf juga sudah merepotkan mu dan terima kasih atas hari ini." Senyum Yueyin.

Mereka berpisah disana, Yueyin merasa kalau mianju sudah benar-benar pergi. Dia pun meraba sekitar untuk membantu arahnya berjalan, tiba-tiba anchi mengeong dengan maksud menunjukkan arah menggunakan suaranya. Dengan suara itu Yueyin sedikit terbantu dimana letak kamar tidurnya.

Sementara itu di sisi lain, Wenhua sedang dalam perjalanan pulang. Membuka topengnya lalu menghela nafasnya panjang, apa yang membuatnya bertahan di daerah barat? Selain rasa bersalah pada Meiyi, Wenhua juga sangat kecewa ternyata dia salah mengira bahwa Meiyi putri dari kerajaan timur.

Meski ternyata dugaan itu benar, tapi ia tidak mendapatkan banyak bukti. Kaisar sangat ahli menutupi masalah, dan sengaja menarik linshi agak tidak ada seorang pun yang curiga.

Khakkkk!

Teriakan elang menggema di atas langit, dia terbang mengejar pangeran Wenhua lalu hinggap di atas punggungnya. Cengkraman elang itu terdapat sebuah gulungan kain yang berisikan kertas surat dari kerajaan timur. Tidak lain surat dari permaisuri kerjaan timur yang bernotaben sebagai bibi dari pangeran wenhua.

"Wenhua, sudah saatnya kau pulang. Keadaan disini semakin kacau dan tak tentu arah rencana." Tulis permaisuri kerajaan timur.

Wenhua mengerjapkan matanya sekali lalu memasukkan surat itu ke dalam kantung di balik lengannya. Dia menerbangkan burung elang itu kemudian segera menuju penginapan yang ia tinggali bersama feibao.

"Bagaimana pangeran? Kita harus segera pulang. Jika tidak kaisar akan marah, anda tidak menepati janji. Dan keluarga Lin mungkin akan kecewa." Ujar feibao.

"Beri aku waktu tiga hari lagi. Setelah itu mari kita kembali ke istana." Balas Wenhua dengan tenang kemudian ia memasuki kamarnya dan mencari brankas.

Brankas itu peninggalan ibunya, dia membuka dengan perlahan. Disana ada pakaian peninggalan serta buku catatan ibunya. Ibu Wenhua bernama Ruyi seorang kultivasi cantik tingkat tinggi yang meninggal bersama permaisuri sebelumnya di sebuah tepi jurang.

Sebagaian orang berpersepsi bahwa kematian itu di rencanakan oleh permaisuri sendiri, sedangkan sisanya berkata bahwa ibu wenhua lah yang berniat jahat untuk membunuh permaisuri tetapi dirinya juga tersiram kesialan hingga harus terjun bersama.

Semasa hidupnya ruyi di kenal sebagai wanita yang berbudi baik, tapi sejak saat itu namanya menjadi buruk. Demi keadilan, Wenhua ingin memperbaiki nama ibunya yang telah tiada, tetapi dia belum cukup mendapatkan bukti. Satu-satunya cara hanya dengan merebut posisi putra mahkota dan menjadi kaisar timur.

"Yuanwei." Gumam wenhua sambil membaca buku catatan ibunya.

Tertulis disana bahwa bunga Yuanwei sulit di dapatkan hanya ada satu cara yang bisa di lakukan. Yaitu menciptakan sendiri dengan kekuatan bunga ajaib, melalui benang merah dan air. Mau tidak mau Wenhua harus mencoba membicarakan hal ini kepada Yueyin demi keselamatan dirinya sendiri.

Tek! Tek!

Suara ketukan dari jendela, jantung wenhua tiba-tiba berdegup. Dia melirik keluar lalu membuka jendelanya, saat di buka tidak ada siapapun di balik jendela itu.

Dia pun hendak menutup jendela, akan tetapi saat ia menunduk tak sengaja melihat sebatang bunga Yuanwei berwarna kuning kehijauan seperti matahari tergeletak di atas lantai. Wenhua pun terheran, ia mencocokan bunga dengan gambaran di catatan, dan ternyata benar adanya. Bunga itu memang bernama Yuanwei.

Siluman tua berlari kencang, sebagai permintaan maaf karena sudah mengganggu pangeran wenhua dan melukai Yueyin. Tiba-tiba di setengah jalan dia di hentikan dengan sosok berjubah hitam.

"Kau berkhianat siluman tua." Ucapnya.

"Kau membohongi ku, kau bilang bisa mengembalikan kecantikan ku bila mendapatkan gelang itu, dan ternyata hanya bisa di aktifkan gadis perawan! Kau hanya menjadikan ku sebagai umpan!" Kesal siluman tua.

Pria berjubah hitam tersenyum menyeringai, setengah wajahnya tak tampak. Ia pun menyerang siluman tua hingga tewas, sebelum mati. Siluman tua sempat menarik giok kerajaan yang bertuliskan kerajaan timur, karena kesal laki-laki itu menarik giok dengan paksa.

"Ini salah mu karena telah menggagalkan rencana ku." Seringainya.

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Wah musuh dalam selimut nya Wenhua itu....

2021-02-06

0

Yoni Hartati

Yoni Hartati

siapa pria itu ?


lanjut semangat

2020-08-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!