Chapter 11

Ucapan yang menohok dari Xera membuat putra mahkota semakin marah karena emosi, tapi dia tidak bisa melakukan apapun saat ini. Dia kembali ke kursinya, Xera tersenyum penuh kemenangan karena saat ini dekrit pernikahannya sudah dibatalkan.

"Maaf untuk hari ini, aku benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus aku katakan." Tunduk Xera pada kaisar Zero yang hendak masuk kedalam kereta kudanya.

"......" Kaisar tidak mengatakan apapun, dia pergi dengan begitu saja. Xera menghela nafas berat, dia membalikkan tubuhnya dan terkejut melihat kakek dan ayahnya yang sedang menatap Xera penuh pertanyaan.

"Ahh kakek, ayah..." Senyum Xera, dia menggandeng lengan mereka berdua, eskpresi wajahnya berubah manja sekarang.

"Katakan, sejak kapan kau dan kaisar menjalin kasih?" Tanya Hector, dia begitu tegas sekarang.

"Kakek, aku..... sebenarnya aku dan kaisar baru mengenal tadi pagi, sungguh. Kami tidak benar-benar sepasang kekasih." Bisik Xera pada mereka berdua, ketiganya masuk kedalam kereta kuda yang sama.

"Apa? sungguh? lalu ini apa?" Heran Duke Fedro dengan menyentuh mantel milik kaisar, Xera menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dia melarang ku untuk memakai gaun ini didepannya, mantel yang biasa aku pakai sudah aku buang karena para bandit sialan itu." Jelas Xera.

"Ayah sudah menyelidiki mengenai para bandit yang mencelakai mu tadi, salah satu dari mereka sudah berhasil ditangkap dan sekarang sudah di penjara bawah tanah kediaman kita." Jelas Duke Fedro.

"Benarkah? cepat sekali tertangkap nya." Kaget Xera, dia tidak meragukan lagi kekuatan militer ayah dan juga kakeknya, mereka berdua benar-benar hebat.

"Xera, raja mungkin sedikit tak senang dengan kejadian ini. Kami juga sempat berselisih tadi, karena itulah jika terjadi sesuatu pada mu segera hubungi ayah dan kakek mu ya." Senyum Fedro.

"Tentu saja." Angguk Xera yang tersenyum lebar.

•••

"Xaveria Samborada Fedro? dia anak satu-satunya Duke Fedro ya...."

"Benar yang mulia, namun desas-desus mengenai dirinya tidak mencerminkan adanya kebaikan. Dia memiliki sikap yang buruk."

"Ethel, kau jangan menilai seseorang hanya karena rumor. Bukankah kau melihatnya sendiri bagaimana dia bertarung tadi?" Tanya kaisar dengan santai.

"Tapi yang mulia, dia bertarung hanya dengan mengandalkan belati saja, dia bahkan tidak mengeluarkan sihirnya. Dia benar-benar tidak berbakat dalam hal sihir, anda jangan sampai tergoda hanya karena wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang seksi."

"Katakan sekali lagi, apa yang baru saja katakan diakhir?" Tanya sang kaisar, hal itu membuat Ethel terdiam dengan telinga yang memerah.

"Kau benar-benar sialan, Ethel! kau menyuruhku untuk tidak tergoda padanya tapi kau sendiri? lihatlah wajah memalukan ini astaga...."

"Ini diluar kehendak saya yang mulia."

Kaisar diam membisu, dia teringat akan kejadian didalam kereta. Goncangan didalam kereta membuat gerakan tubuh Xera terlihat aneh bagi kaisar, goncangan itu membuat dada Xera terus bergerak-gerak dengan menggoda.

"Apa kau terbiasa memakai gaun seperti ini?" Tanya kaisar yang nampak memalingkan wajahnya ke arah samping.

"Ahh ini, tidak. Ini pertama kalinya, bukankah dress-nya sangat cantik? lihatlah, bukankah aku terlihat seksi?" Tanya Xera yang memutar dirinya didepan kaisar sekaligus mempromosikan desain bajunya, siapa tahu kerajaan tetangga mau memesan gaun pada tokoknya.

Namun, goncangan yang kuat membuat keseimbangan tubuh Xera goyah, Xera jatuh dia atas tubuh kaisar. Ah maksudnya bagian dada Xera yang besar dan padat menempel di wajah kaisar dan menimpanya dengan kencang.

"Astaga, maafkan saya yang mulia. Apa anda baik-baik saja?" Tanya Xera, dia melihat ekspresi kaisar yang diam seperti nya dia begitu shock, wajahnya pucat, darah keluar dari hidungnya.

"Yang mulia!!!!" Pekik Xera, dia khawatir dan panik sekarang.

Jika mengingat hal ini, kaisar langsung Prustasi dan mengusap wajahnya secara kasar. Tubuhnya begitu panas, gairahnya tiba-tiba muncul padahal biasanya dia tidak pernah tertarik pada wanita manapun.

Tapi sekarang nampak berbeda, dia tergoda oleh tubuh seksi Xera dan juga aroma tubuhnya yang memabukkan.

•••

"Ahh lelah sekali...." Xera merebahkan tubuhnya diatas ranjang, dia baru saja selesai mandi dan bersiap untuk tidur. Namun, Xera teringat sesuatu. Dengan cepat, Xera beranjak dari tempatnya dan berjalan kearah meja kerjanya.

Di sana banyak sekali tumpukan kertas, semua itu pesanan yang masuk dan juga biaya yang sudah masuk. Padahal, dia baru mengeluarkan produk nya tadi siang, dan sekarang sudah terjual habis bahkan banyak pesanan yang belum di buat.

"Keuntungannya sangat besar, aku tidak tahu jika barang-barang ini akan habis secepat ini." Gumam Xera yang tersenyum lebar.

Saat Xera sedang sibuk untuk menandatangani semua kertas itu, Xera merasakan kedatangan seseorang yang memiliki aura gelap. Dengan cepat Xera menyembunyikan dirinya menggunakan sihir, sehingga Xera bisa bergerak dengan leluasa tanpa terlihat oleh mereka.

"Dimana wanita itu?"

Xera menaikkan sebelah alisnya penuh keheranan, mereka orang-orang yang berpakaian hitam, tangan mereka membawa pedang dan ada energi kegelapan dalam tubuhnya.

"Disini ada aroma yang mulia, apa yang harus kita lakukan?" Heran salah satu dari mereka.

"Kita harus segera menyelesaikan tugas ini, bunuh wanita itu dan kita akan kembali ke tempat kita." Tegasnya.

"Baik, mungkin dia ada dikamar mandi."

Xera terkejut mendengar perkataan mereka yang ternyata datang untuk membunuhnya, dengan cepat Xera melumpuhkan mereka menggunakan sihir sehingga kini mereka tidak bisa bergerak bebas.

"Siapa yang sudah menyuruh kalian untuk datang kesini?" Tanya Xera, sorot matanya sangat tajam dan berubah merah gelap.

"Kau? bagaimana kau...?? bukankah kau tidak memiliki sihir?" Heran mereka.

"Cepat jawab aku! siapa yang sudah mengirim kalian!" Marah Xera, dia sangat penasaran.

"Yang jelas, dia bukan orang lemah seperti anda." Sinis nya, Xera terkekeh. Dengan cepat Xera mengeluarkan belati nya dan mulai menyayat wajah mereka satu persatu hingga terdengar suara teriakan mereka yang menyakitkan, Xera menyiksa mereka sampai puas.

Hingga akhirnya, mereka berteriak agar Xera membunuhnya saja tapi Xera tetaplah Xera. Dia lebih suka bermain-main dari pada langsung ke inti, mereka mati karena kehabisan darah dan juga karena rasa sakitnya yang sudah tidak mereka tahan lagi.

Setelah dirasa cukup bermain, Xera memanggil Syua dan Amy, mereka datang dengan ekspresi wajah yang penuh keterkejutan.

"Nona, apa yang terjadi?" Pekik mereka berdua.

"Mereka datang untuk membunuh ku, segera bersihkan para sampah dan mayatnya dibakar saja." Jelas Xera yang masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dari percikan darah.

"Nona sangat mengerikan." Takut Amy.

"Kau benar, semakin hari sikap nona semakin bengis!" Merinding Syua.

"Sudahlah, sebaiknya kita segera bersihkan para mayat ini sebelum nona keluar dari dalam kamar mandi."

"Iya..."

••••

"Xera, dekrit kerajaan sudah datang."

"Benarkah?"

Xera terlihat begitu antusias, Duke Fedro segera memberikan sebuah gulungan kertas yang berisi surat pembatalan pernikahan Xera dan putra mahkota, Xera sangat senang sekali karena akhirnya dia bisa bebas.

Mungkin sekarang ada seseorang yang sedang merayakan kebahagiaan nya juga, dia adalah Tansy dan Melinda, mereka menganggap Xera sebagai wanita yang bodoh karena telah melepaskan putra mahkota.

Terpopuler

Comments

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-05-16

0

Ivan Fadilah Fadilah

Ivan Fadilah Fadilah

semangat

2024-05-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!