Chapter 4

Sore ini, Xera melihat-lihat para pelayan. Mereka semua nampak menundukkan kepalanya dalam-dalam, mereka takut jika Xera akan melampiaskan rasa kesalnya pada mereka seperti biasa.

"Kau yang rambutnya dikepang, kemarilah." Panggil Xera, dia wanita yang kemaren memakaikan mantel padanya dan juga tadi. Hal kecil yang tidak mungkin dilakukan oleh semua pelayan yang takut padanya.

"I-iya nona." Takutnya.

"Siapa nama mu?" Tanya Xera, wanita didepannya sangat kecil namun begitu lucu dan manis.

"S-saya Syua nona." Tunduk nya ketakutan, tangannya bahkan sampai bergetar. Xera tahu itu!

"Syua? baiklah, mulai sekarang kau akan menjadi pelayan pribadi ku. Dan kau, siapa nama mu?" Tanya Xera pada seorang wanita yang sejak tadi duduk di belakang para pelayan yang lain, dia berambut lepek dan sedikit gendut namun tidak bisa di katakan gendut juga, tubuhnya hanya berisi jika di bandingkan dengan pelayan yang lain.

"S-saya... Saya... Saya...." Takutnya, wajahnya pucat, keringat mulai membasahi wajahnya.

"Bicaralah perlahan-lahan." Ucap Xera dengan helaan nafasnya, namun Xera sedikit menurunkan nada suaranya.

"S-saya A-amy nona." Balasnya.

"Baiklah Amy, mulai sekarang kau dan Syua akan menjadi pelayan pribadi ku. Yang lainnya, kalian boleh pergi." Perintah Xera, sehingga pelayan lain langsung bubar dan pergi meninggalkan kamar Xera.

Kini, yang tersisa hanya Xera dan dua pelayannya saja.

"Kalian takut padaku?" Tanya Xera yang berjalan mendekati jendela, Xera berdiri disana sehingga rambut panjangnya yang hitam panjang berkibar karena diterpa angin sore.

"T-tidak nona." Kompak mereka berdua.

"Mulai sekarang biasakan untuk terbiasa berada didekat ku, karena untuk kedepannya kalian akan menjadi orang kepercayaan ku juga." Jelas Xera.

"B-baik nona."

"Kalau begitu, apa kalian tahu dimana kediaman nyonya Armelle dan tuan Fidell sekarang?" Tanya Xera pada mereka berdua.

"Ehh, untuk apa nona mencari tahu tentang mereka? mereka berdua adalah bangsawan yang sudah hancur karena putra mereka melakukan kudeta terhadap putra mahkota, sehingga mereka diasingkan di tempat yang terpencil." Jelas Emy panjang lebar, hal itu membuat Xera tersenyum karena menurut buku yang dia baca, Emy sangat pintar meskipun dia seorang pelayan.

"Aku akan memberitahu kalian jika kalian mempertemukan aku dengannya, bagaimana?" Tanya Xera yang nampak serius.

"Baiklah nona." Angguk mereka berdua.

"Kalau begitu, apakah tempatnya jauh atau dekat? jika dekat, kita berangkat sekarang tapi jika jauh kita berangkat besok saja." Tanya Xera yang begitu penasaran, dia ingin memancing Syua.

"Ehh, itu... Dekat nona, jika anda melewati portal. Tapi sangat jauh jika anda menggunakan kereta kuda." Jelas Amy.

"Sayang sekali aku bodoh dan tidak berguna, baiklah kita berangkat saja besok." Angguk Xera, hal itu membuat Syua mendongakkan kepalanya.

"Nona, jika anda ingin pergi saya bisa membukakan portal untuk anda, asalkan nona tidak memberitahu hal ini pada siapapun." Jelas Syua dengan pelan.

"Benarkah? kau bisa melakukannya? kau sungguh hebat Syua!!" Senang Xera pada Syua yang nampak terkejut, Xera terlihat tulus memujinya.

"Terimakasih nona." Tunduk nya dengan malu.

Xera segera bersiap, begitu pun dengan dua pelayan nya. Sebelum itu, Amy sudah memberi tahu pada pelayan lain untuk mengatakan pada Duke Fedro agar tidak mengganggu Xera yang sedang istirahat dikamar.

Cahaya terang di depannya membuat Xera berbinar senang, ini pertama kalinya Xera melihat sebuah portal dan rasanya benar-benar aneh.

"Mari nona." Ajak Syua dan Xera hanya mengangguk.

Mereka mulai menghilang dibalik cahaya terang itu, hingga saat membuka mata Xera melihat sebuah pasar yang ramai, ahh maksudnya ramai dalam artian sangat berantakan sekali. Mereka nampak menyedihkan, sangat kurus dan kotor.

"Apakah kerajaan tidak memberikan bantuan makanan disini?" Tanya Xera yang merasa iba, orang-orang disana terlihat memakan tanah liat karena kelaparan.

"Itu, saya tidak tahu nona. Namun, menurut info yang saya dengar, kerajaan sengaja tidak memberikan bantuan di desa ini karena tempat ini memang dikhususkan untuk para pengkhianat yang mendapatkan hukuman." Jelas Amy.

"Aku mengerti..." Angguk Xera, mereka mengabaikan orang-orang yang menatap mereka dengan tatapan yang aneh, hingga akhirnya salah satu dari mereka memegang tangan Xera dan tersenyum aneh padanya.

"Gadis cantik, apa kau juga dihukum oleh yang mulia raja? kemarilah, jika kau mau menjadi wanita ku maka aku ak.... Akhhhhh!!!"

Laki-laki jelek dan kotor itu langsung jatuh tersungkur karena tendangan yang dilakukan oleh Amy, Syua langsung mengelap tangan Xera menggunakan sapu tangan.

"Menjijikkan." Ucap Xera dengan sorot mata yang datar, hal itu membuat sang laki-laki ketakutan. Ekspresi wajah Xera benar-benar seram, dia seperti seorang iblis.

"I-iblis!! tolong ada iblis.....!!" Takutnya yang pergi dengan ketakutan, Xera menghela nafas berat. Dia menatap Amy dan Syua yang sedang memperhatikan keadaan sekitar.

"Apa aku terlihat seperti iblis?" Tanya Xera.

"Ah itu,..... Benar nona." Angguk mereka dengan jujur, Xera tersentak mendengarnya.

"Setidaknya berbohong lah untuk menyenangkan hatiku! benar-benar menyebalkan." Cemberut Xera yang pergi begitu saja, Amy dan Syua saling pandang sebelum akhirnya terkekeh. Mereka berdua mengejar Xera yang pergi menjauh dari sana, hingga akhirnya mereka berhenti didepan sebuah rumah yang hampir roboh, terlihat kosong dan tak berpenghuni.

"Apakah benar ini rumahnya?" Tanya Xera pada Amy.

"Benar nona." Angguk Amy.

Syua segera mengetuk pintu, terbukalah pintu tersebut dan memperlihatkan seorang wanita setengah baya yang berpenampilan lusuh namun tak dapat Xera pungkiri bahwa sebenarnya wanita didepannya begitu anggun dan cantik.

"Ahh nona?" Kagetnya, dia benar-benar terkejut dengan kedatangan Xera di tempat seperti ini.

"Siapa sayang?" Tanya seorang laki-laki dari dalam, dia keluar dan terkejut juga melihat sosok Xera yang ada didepan pintu.

"Apa kalian tidak mau mempersilahkan aku untuk masuk?" Tanya Xera heran.

"Itu, tapi didalam tidak layak untuk anda masuki nona." Tunduk wanita itu dengan jujur, Xera menghela nafas panjang dia segera masuk tanpa menghiraukan ucapannya tadi.

Xera duduk disalah satu tempat duduk yang ada disana, meskipun terlihat lusuh dan usang namun rumah yang mereka tempati masih layak dan yang terpenting sangat bersih.

"Apa yang nona muda Fedro inginkan sehingga rela menemui kami ditempat yang lusuh seperti ini?" Tanya Fidell, suami dari Armelle.

"Tuan Fidell, saya menginginkan jasa untuk menjadi pelatih saya." Jelas Xera secara langsung, bahkan tanpa basa-basi.

"Apa? pelatih? jangan bercanda nona, bukankah anda tahu bahwa sudah kehilangan kemampuan saya dan sihir saya pun sudah hilang." Jelas Fidell yang nampak marah, hal itu membuat Xera menatapnya datar sehingga Fidell langsung diam membisu.

"Aliran sihirmu hanya disumbat, kau tidak benar-benar kehilangannya. Aku bisa membantumu mengembalikan sihirmu lagi, asalkan kau mau menjadi tutorku." Jelas Xera dengan yakin.

"Benarkah? apa benar dengan apa yang anda katakan ini nona? sihir saya bisa kembali?" Tanya Fidell dengan begitu semangat.

"Ya." Angguk Xera, dia membaca dibuku semalam bahwa nanti akan ada seseorang yang mencari Fidell untuk menjadi rekannya, Fidell memiliki ambisi yang kuat untuk membalas dendam pada kerajaan, karena itulah Xera segera mengambil kesempatan ini untuk menjadikannya sebagai bawahan.

Xera akan menarik orang-orang yang telah dibuang dan di sia-siakan oleh orang-orang karena kesalahannya, dengan begitu Xera bisa dengan mudah mengambil kepercayaan mereka.

Terpopuler

Comments

Retno Palupi

Retno Palupi

cerdas jg xera

2024-05-16

0

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-05-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!