20. Mundur Lebih Dulu Dari Perjanjian.

Di Coffee Shop, ponsel Dokter Ramdan berdering. Lelaki itu memeriksa ID pemanggil dilayar dan gegas dia mengangkat panggilan.

"Ya, Dokter Toni. Apa kabar, Dok?"

"......."

"Jadi Anda minta saya mengoperasi pasien ini?"

Dokter Ramdan mengangguk-anggukan kepalanya mendengarkan Dokter Toni bicara di dalam sambungan.

"Namanya siapa tadi?" tanya Dokter Ramdan.

Matanya menyipit, bibirnya menipis. Dunia sungguh sempit, dirinya diminta untuk mengoperasi pasien yang ternyata orang yang sedang dibahas oleh dirinya dan juga keempat temannya.

"Nathan Adhitama, benar kan?"

Entah apa yang dikatakan Dokter Toni pada Dokter Ramdan dalam saluran telepon. Namun nama yang disebut Dokter Ramdan mampu membuat mata semua orang yang sedang berkumpul mengerjap kaget.

"Baik, Dok. Besok saya akan luangkan jadwal untuk Pak Nathan, baik... iya Dok, selamat sore."

Tuttttt...

Panggilan terputus.

"Ada apa Dokter Ramdan?" tanya Fatir penasaran karena dalam obrolan Dokter Ramdan membawa-bawa nama Nathan.

"Begini..." Lalu Dokter Ramdan menceritakan tentang penyakit Nathan dan tentang operasi.

"Aku sih udah lama tau tentang sakit di kepalanya, dia yang bilang padaku. Kasihan kan, makanya aku pengen bantu dia. Jadi, apa keputusan Dokter Ramdan? Kamu bersedia membantu, Dok?"

"Baiklah saya setuju, saya akan bantu Nathan."

"Oke!" serentak semuanya.

"Meskipun Wina bakalan marah, Dokter nggak akan mundur kan?" Fatir menyipitkan matanya curiga.

"Kalian juga harus mulai membujuk istri-istri kalian jadi pas waktunya Wina marah padaku karena mengetahui aku telah membantu Nathan, setidaknya istri-istri kalian nggak ikutan ngamuk juga. Ck!" Dokter Ramdan berdecak.

"Sip!"

.

.

.

Esoknya....

Di Mansion, Arkan telaten mengurusi Belvina. Dari menyuapi bubur serta hal-hal remeh seperti mengikat rambut dan lainnya.

"Kamu sudah bisa bicara lancar?" tanya Arkan pada istrinya itu.

"Sudah, nama kamu siapa?" tanya Belvina.

"Arkan, aku suamimu. Kita menikah sudah enam tahun lamanya, punya anak juga. Nanti saja aku cerita lebih banyak, sekarang kamu jangan banyak pikiran. Fokusnya hanya untuk pulih, ya." Arkan mengelus rambut halus sang istri yang baru saja dicuci oleh salah satu pengurus di rumah.

"Apa kamu mencintaiku? Kita saling mencintai?" tanya Belvina dengan tatapan mata kosong karena tidak ada sedikit ingatan pun di kepalanya.

"Tentu saja, aku sangat mencintaimu. Dan juga kita berdua benar-benar saling mencintai." Arkan tersenyum lebar terlihat sangat tampan, lelaki itu maju mengecup kening istrinya.

"Hm," Belvina hanya bergumam, anehnya tidak ada debar dalam hatinya untuk lelaki yang berstatus suami dan bahkan saat Arkan menempelkan bibir lembut pada keningnya tak ada riak gairah sedikit pun yang mampu memacu detak jantungnya.

"Kamu istirahat ya, sebentar lagi Dokter akan datang."

Belvina mengangguk pelan, Arkan membantu istrinya berbaring lalu menyelimuti tubuh Belvina.

"Sayang, aku keluar dulu ya."

Hanya anggukan kecil yang menjadi jawaban.

Arkan bangkit dari pinggir ranjang, berjalan keluar untuk menemui Asha yang sejak semalam tidak terlihat. Bahkan kedua anaknya pun tidak nampak, atau mungkin dirinya lah yang terlalu sibuk mengurus Belvina sampai melupakan kehadiran mereka.

Tok

Tok

"Sha! Apa anak-anak bersamamu?"

Tak lama pintu kamar Asha terbuka, muncul wajah kedua anaknya yang sudah siap dengan pakaian sekolah.

"Daddy, udah sibuknya?" tanya Devano.

"Kata siapa Daddy sibuk?" tanya Arkan.

"Kata Mommy."

"Mommy dimana?"

"Ada di dalam lagi siap-siap, tadi Mommy bilang jangan ganggu Daddy. Mommy bentar lagi antar kami ke sekolah, Dad." Jawab Devano.

"Oh iya, udah waktunya sekolah ya. Vana sama Vano udah sarapan?"

"Udah... Daddy udah sarapan?" tanya balik Devano.

"Belum, tapi sekarang mau sarapan. Daddy antar sampai mobil, yuk. Panggil dulu Mommy kalian."

Devano mengangguk, sedangkan Devana sejak tadi hanya diam seraya menghela nafas pelan.

"Ada apa incess Daddy? Kenapa wajahnya murung gini?" Arkan berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan wajah sang putri.

"Di cekolah ada anak nacal Daddy... Dia seling cenggol Vana." Adu anak itu.

"Terus?"

"Vana kecel! Vana ndak buat calah tapi dia jahat mulu..." bibir gadis kecil itu manyun.

"Siapa namanya?"

"Andlea, caudara kembal nya Andlew... Vana cuka Andlew, dia anak baik tapi Vana ndak cuka Andlea... dia jahat!"

Asha bergabung dengan mereka dengan tangan yang menuntun Devano, "Ayo berangkat."

"Aku antar sampai depan ya Mommy, sini anak-anak pegang tangan Daddy."

Devano melepaskan tangan Asha dan mengaitkan tangannya pada Arkan, begitu pun Devana.

Asha lalu mengikuti Arkan dan anak-anak berjalan di belakang mereka.

Setelah anak-anak naik ke dalam mobil, Arkan berbalik pada Asha.

"Maaf, semalaman aku sibuk di kamar Belvina. Kamu marah padaku?"

Kening Asha mengernyit, kenapa dia harus marah? Baginya pertanyaan yang diajukan Arkan adalah pertanyaan konyol.

"Kenapa aku harus marah padamu?" tanya Asha.

"Karena... emm..." Arkan malah kelimpungan menjawab.

"Nanti kita bicarakan tentang kelanjutan hidup kita semua ke depannya, bukankah setelah istrimu bangun aku harus segera pergi dari rumah? Itu sudah tertulis dalam surat perjanjian kita, bukan?" Asha mengingatkan.

"Sha..."

"Aku akan baik-baik saja, bahkan aku sudah membeli rumah untukku dan Devano untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu Belvina bangun. Kita sudah sepakat! Setelah aku mengantar anak-anak ke sekolah... aku akan memeriksa rumahku, mumpung Belvina belum tau keberadaan ku. Aku nggak ingin ada kesalahpahaman nantinya diantara kita semua."

Setelah mengatakannya, Asha membuka pintu mobil lalu masuk. Mobil yang dibawa sopir pribadi, melaju meninggalkan Mansion megah milik Arkan.

Tatapan Arkan sulit diartikan, dilema melanda hati lelaki itu.

Di dalam mobil pun pikiran Asha sedikit terganggu karena memikirkan nasibnya dan juga nasib anaknya.

'Semua ini hanyalah palsu. Aku harus sadar diri dan mundur lebih dulu dari perjanjian. Aku akan selalu mendoakan kebahagiaan mu, Arkan. Maafkan aku jika nanti harus memisahkan Devana dan Devano, meskipun ini akan terasa berat bagiku juga.'

Terpopuler

Comments

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

Arkan mulai bingung sama perasaan nya

2024-04-08

4

Yunia Afida

Yunia Afida

hati arkan mulai ada asha ni

2024-04-08

1

Yunia Afida

Yunia Afida

nah itu tar ketuker rohnya

2024-04-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Diceraikan.
2 2. Terbakar.
3 3. Belvina Asli Tertidur Seperti Snow White.
4 4. Aku Tidak Mengkhianati Istriku.
5 5. Bisa Babak Belur Dihajar Emak-Emak.
6 6. Bukan Anak Tiri Tapi Anak Kandung.
7 7. Membiarkan Asha Tetap Membenci Mantan Suaminya.
8 8. Itu Bukan Sebuah Ciuman!
9 9. Malam Pertunangan.
10 10. Rencana Asha dan Arkan.
11 11. Se-egois itu Dirinya.
12 12. Kamu Wanita Tercantik Malam Ini.
13 13. Kita Bongkar Siapa Sebenarnya Aurel.
14 14. Kau Hanyalah Imitasi, Bukan Berlian Asli.
15 15. Wajah Anak Kecil Yang Mirip.
16 16. Insting Dan Naluri Seorang Ayah.
17 17. Berikan Aku Waktu Lagi.
18 18. Menunggu Keputusan Dokter Ramdan.
19 19. Akhirnya Belvina Membuka Matanya.
20 20. Mundur Lebih Dulu Dari Perjanjian.
21 21. Apa Itu Sebuah Pengkhianatan?
22 22. Perpisahan Tetaplah Perpisahan.
23 23. Dear... My Love.
24 24. Asha Dan Devano Adalah Milikku.
25 25. Tidak Akan Menyerah.
26 26. Sifat Asli Belvina Sangat Angkuh.
27 27. Terkikis Habis Oleh Cinta Baru.
28 28. Cemburu Menguasai Hatinya.
29 29. Aku Tahu Batasanku.
30 30. Memerankan Perannya Masing-Masing.
31 31. Kenapa Aku Berpikir Selvina Adalah Belvina?
32 32. Apa Aku Harus Membunuh Nathan?
33 33. Vana Dana Vano Dibawa Pergi.
34 34. Tidak Sia-Sia Menghasut Putrinya.
35 35. Memprioritaskan Istri dan Putrinya.
36 36. Menyangkut Keselamatan Mantan Istri.
37 37. Suami Kontrak.
38 38. Seolah Telah Kehilangan Jiwanya.
39 39. Rasaku Untukmu Sudah Tak Lagi Sama.
40 40. Kapan Aku Mengkhianati Mu?
41 41. Selvina Telah Hancur.
42 42. Kabar Duka.
43 43. Ayah Kandung Vana.
44 44. Dia Adalah Kekasihku.
45 45. Wanita-Ku Malah Bersandiwara.
46 46. Menjadi Lelaki Penggoda.
47 47. Kegaduhan.
48 48. Aku Benar-benar Sepenuhnya Cinta.
Episodes

Updated 48 Episodes

1
1. Diceraikan.
2
2. Terbakar.
3
3. Belvina Asli Tertidur Seperti Snow White.
4
4. Aku Tidak Mengkhianati Istriku.
5
5. Bisa Babak Belur Dihajar Emak-Emak.
6
6. Bukan Anak Tiri Tapi Anak Kandung.
7
7. Membiarkan Asha Tetap Membenci Mantan Suaminya.
8
8. Itu Bukan Sebuah Ciuman!
9
9. Malam Pertunangan.
10
10. Rencana Asha dan Arkan.
11
11. Se-egois itu Dirinya.
12
12. Kamu Wanita Tercantik Malam Ini.
13
13. Kita Bongkar Siapa Sebenarnya Aurel.
14
14. Kau Hanyalah Imitasi, Bukan Berlian Asli.
15
15. Wajah Anak Kecil Yang Mirip.
16
16. Insting Dan Naluri Seorang Ayah.
17
17. Berikan Aku Waktu Lagi.
18
18. Menunggu Keputusan Dokter Ramdan.
19
19. Akhirnya Belvina Membuka Matanya.
20
20. Mundur Lebih Dulu Dari Perjanjian.
21
21. Apa Itu Sebuah Pengkhianatan?
22
22. Perpisahan Tetaplah Perpisahan.
23
23. Dear... My Love.
24
24. Asha Dan Devano Adalah Milikku.
25
25. Tidak Akan Menyerah.
26
26. Sifat Asli Belvina Sangat Angkuh.
27
27. Terkikis Habis Oleh Cinta Baru.
28
28. Cemburu Menguasai Hatinya.
29
29. Aku Tahu Batasanku.
30
30. Memerankan Perannya Masing-Masing.
31
31. Kenapa Aku Berpikir Selvina Adalah Belvina?
32
32. Apa Aku Harus Membunuh Nathan?
33
33. Vana Dana Vano Dibawa Pergi.
34
34. Tidak Sia-Sia Menghasut Putrinya.
35
35. Memprioritaskan Istri dan Putrinya.
36
36. Menyangkut Keselamatan Mantan Istri.
37
37. Suami Kontrak.
38
38. Seolah Telah Kehilangan Jiwanya.
39
39. Rasaku Untukmu Sudah Tak Lagi Sama.
40
40. Kapan Aku Mengkhianati Mu?
41
41. Selvina Telah Hancur.
42
42. Kabar Duka.
43
43. Ayah Kandung Vana.
44
44. Dia Adalah Kekasihku.
45
45. Wanita-Ku Malah Bersandiwara.
46
46. Menjadi Lelaki Penggoda.
47
47. Kegaduhan.
48
48. Aku Benar-benar Sepenuhnya Cinta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!