13. Kita Bongkar Siapa Sebenarnya Aurel.

Nathan tentu saja menyadari perubahan dalam tubuh Asha, lelaki itu merasakan tubuh Asha bergetar. Senyum tipis terbit di bibirnya, reaksi itu lah yang ditunggu Nathan.

"Apa Anda tidak keterlaluan, Tuan Nathan? Di malam pertunanganmu, Anda malah menggoda wanita lain bahkan istri dari seseorang. Harusnya Anda mengatakan itu pada pasangan Anda, Tuan. Padahal Nona Audrey terlihat sangat cantik, melebihi diriku. Sepertinya Anda adalah tipe lelaki yang tidak merasa puas dengan satu wanita," Asha berwajah dingin, rasa apapun yang sempat terpancing kini teredam oleh rasa bencinya pada Nathan.

Nathan mendengus mendengar Asha memuji kecantikan Audrey, jika hanya cantik diluar untuk apa. Dia juga tau Asha sedang menyindirnya sebagai lelaki pemain wanita.

Tak ingin menanggapi omongan Asha, Nathan malah semakin mengeratkan rangkulannya di pinggang wanita itu.

"Ah!" dada Asha bertubrukan dengan dada Nathan, lelaki itu malah melebarkan senyum berwajah tanpa dosa.

Asha masih saja dibuat terkejut dengan tindakan Nathan, dia sudah tau Nathan seorang laki-laki bajiingan tapi ternyata Nathan memang se-brengsek itu. Baru saja lelaki itu bertunangan dengan Aurel, bahkan demi Aurel Nathan begitu tega meninggalkan dirinya. Kini hanya dipancing sedikit saja, Nathan sudah cepat menempel padanya.

'Kau memang lelaki murahan dan bajinngan, Nathan!' rutuk Asha dalam hatinya.

Kejadian itu pun tak luput dari penglihatan Arkan yang berdansa dengan Aurel, dia tetap menjaga jarak bahkan hanya menempelkan telapak tangan mereka. Rahang Arkan mengeras menyadari tindakan kurang ajaar Nathan pada Asha, tapi itu adalah rencana mereka jadi dia hanya bisa melihat tanpa menginterupsi.

"Bang, istrimu tidak akan dimakan tunanganku. Hargai lah aku pasangan dansa-mu, kamu yang tadi mengajakku lebih dulu," Aurel berwajah kesal karena terus diacuhkan Arkan.

Akhirnya mata Arkan menoleh menatap tajam Aurel, yang ditatap menjadi salah tingkah. Tadinya Aurel ingin marah tapi melihat wajah dingin Arkan dia akhirnya menutup mulutnya.

"Apa kau tau, Audrey? Kalau balasan untukmu karena dulu menabrak istriku masih membayangi mu." Arkan berkata dengan santai namun menusuk.

"Apa maksud Abang, aku udah terbukti tidak bersalah. Apa lagi yang Bang Arkan inginkan?!" geram Aurel, sumbu emosinya sangat pendek jadi mudah tersulut api.

"Ka-u akan menyesali semua perbuatan mu pada istriku, Audrey. Kau harus menderita seperti istriku!" balas Arkan menekan kata-katanya.

"Perkataan mu semakin ngawur saja! Istrimu bahkan terlihat sehat dan hidup bahagia denganmu! Apanya yang menderita?! Sudahlah, aku muak terus kamu salahkan padahal pelakunya bukan aku," Aurel menyentak genggaman tangannya dari telapak tangan Arkan, lalu berbalik badan berniat pergi dari lantai dansa meskipun musik dari piano belum berakhir.

Namun Arkan tidak membiarkan nya, dia kembali menarik lengan Aurel hingga tubuh wanita itu kembali berbalik menghadap Arkan. Arkan kembali membimbing Aurel untuk berdansa, laki-laki itu hanya tidak ingin perdebatan mereka disadari oleh orang lain.

"Aurel..." panggil Arkan menyebut nama asli Aurel.

Deg.

Jantung Aurel serasa diremas kuat, wajah wanita itu seketika pucat pasi. Kedua tangannya yang berada dalam genggam Arkan bergetar hebat, tubuhnya terasa melayang. Jika saja Arkan tidak menahan kuat telapak tangannya, sudah dipastikan tubuh Aurel akan luruh ke lantai.

"Aurel... kau hanyalah Audrey palsu. Kalian berdua adalah adik-kakak satu Ayah, berbeda usia satu tahun. Saat Audrey asli masih bayi, Ayahmu berkhianat dari istri pertamanya dan lahirlah wanita tidak tahu malu sepertimu dari rahim wanita pelakor. Kau disembunyikan karena Ayahmu takut keluarga Abimanyu mengetahui perselingkuhan Ayahmu, hingga akhirnya... 20 tahun lalu Ayah dan Ibumu menukarmu dengan Audrey asli. True?" Arkan tersenyum devil, suhu udara seketika beku dirasakan oleh Aurel. Meskipun suhu terasa dingin namun telapak tangan Aurel sudah berkeringat karena ketakutan.

Aurel baru saja ingin mengatakan sesuatu tetapi musik kedua telah usai.

Arkan melepaskan pegangannya dari tangan Aurel, tanpa bicara apapun lagi lelaki itu berbalik pergi berjalan menuju Asha. "Selesai, ayo sayang."

"Terima kasih untuk dansanya, Tuan Nathan." Asha berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman kuat Nathan namun sia-sia, lelaki itu bergeming.

"Tuan Nathan, jangan mencoba memancing amarah saya. Anda ingin membuat keributan seperti tadi? Cepat lepaskan tangan istri ku!" ancam Arkan.

"Apa dia benar-benar istrimu?" Nathan tersenyum sinis, tapi akhirnya dia melepaskan Asha.

"Ayo pergi!" Arkan menyatukan tangannya dengan Asha, lalu melenggang pergi meninggalkan Nathan dengan mata elangnya menatap kepergian mereka.

Setelah berjalan agak jauh dari Nathan, Asha melepaskan tangannya dari genggaman Arkan.

"Sepertinya misi kita telah berhasil, dia cepat tertarik padaku. Sungguh mengejutkan, apa dia memang se-brengseek ini atau memang dia benar-benar mengenaliku sebagai Asha. Baguslah, mari kita mulai permainan kita." Asha menghela nafas pelan.

"Aku juga sudah membongkar identitas asli Aurel, dia terlihat sangat ketakutan." Balas Arkan.

"Mari mulai, segera play rekaman tentang semua kebusukan Ayahku dan Ibu tiriku. Kita bongkar siapa sebenarnya Aurel yang mereka kira adalah aku."

Arkan menelepon suruhan nya, tak lama di layar LCD proyektor yang memang berada disana menampilkan sebuah rekaman video dan juga foto-foto dari masa lalu Aurel dan juga foto-foto dari Audrey asli.

"Tidak...!!! Matikan rekaman itu! Siapa yang melakukan nya! Matikan...!" histeris Amara, Ibu tiri Asha.

Wajah dari keluarga Abimanyu seketika pias, karena mereka juga terlibat. Kakek Haris Abimanyu, membeliakkan matanya tak percaya dengan fakta yang terpampang di depan nya.

Wajah terkejut juga terlihat di keluarga Adhitama, terutama Kakek Farid yang nampak murka karena telah tertipu.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***