14. Kau Hanyalah Imitasi, Bukan Berlian Asli.

Kakek Farid maju mendekati Kakek Haris Abimanyu, lelaki tua itu menyangka jika Haris juga telah menipunya.

"Jelaskan padaku, Haris! Apa maksud semua ini? Kau ingin mencurangi perjanjian kita dan malah menikahkan cucuku dengan cucu palsu? Dimana cucu aslimu, Audrey? Jangan membuatku mengingkari janji pada mendiang istrimu, aku sudah berjanji pada Halimah!"

Ya... di masa muda mereka, Kakek Farid dan Kakek Haris selalu berduel karena memperebutkan mendiang Nenek Halimah, istri dari Kakek Haris. Lalu Kakek lah yang akhirnya memenangkan pertarungan karena Nenek Halimah lebih memilih menikah dengan Kakek Haris. Meski begitu, cinta Kakek Farid tetaplah untuk Nenek Halimah.

Nenek Halimah sakit keras dengan penyakit leukimia di usianya ke 50 tahun, sebelum Nenek Halimah meninggal dunia Kakek Farid berjanji akan turut menjaga putri Nenek Halimah dengan menjodohkan anak-anak mereka.

Namun sayang, putri Nenek Halimah yaitu Ibu kandung Asha menolak perjodohan dan memilih Damar dan akhirnya menikah setelah Nenek Halimah meninggal. Sayangnya satu tahun menikah, Damar berkhianat dengan Amara sekertaris di Perusahaan yang dikenalkan oleh istri Paman angkat Asha.

Rencana yang sudah direncakan sang Paman angkat, istrinya juga Amara untuk menjerat Damar Ayah kandung Asha pun berhasil. Ibu kandung Asha dan Asha dibuang dan diusir dari kehidupan mereka. Para penjahat itu bergembira karena berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Bahkan karena perjodohan antara putri Nenek Halimah dan putra Kakek Farid gagal, Kakek Haris menerima ajuan perjanjian perjodohan untuk cucu-cucu mereka dengan catatan cucu Kakek Haris harus menikah dengan cucu pertama dari Kakek Farid yakni Nathan.

Kembali ke masa kini, Kakek Farid masih menatap tajam ke arah Kakek Haris.

"Aku juga sangat terkejut, Farid! Kau pikir ini adalah rencanaku!"

Lalu Kakek Haris menatap menantunya, Damar. "Siapa gadis yang menyamar menjadi cucuku, Damar...! Dimana cucuku, Audrey! Hah!"

Damar tidak bisa menjawab, dia ketakutan karena ternyata rencana yang sudah disusun rapi puluhan tahun karena keinginan istri keduanya malah terbongkar saat ini.

"Ayah mertua, a-ku... Audrey sebenarnya..." Damar bicara gagap.

"Audrey sudah meninggal karena sakit saat kecil, karena perjanjian antara Anda dan Tuan Farid untuk menjodohkan cucu kalian. Kami akhirnya mengadopsi anak dari panti asuhan dan menjadikan nya pengganti Audrey." Potong Amara, Ibu tiri Asha.

Semua orang terperangah mendengar penuturan Amara, bahkan Asha dan Arkan saling berpandangan. Sungguh wanita iblis! Anak kandung sendiri, Aurel dibilang adalah anak adopsi.

Amara melirik suaminya, memberi kode agar Damar bisa membantunya berbohong.

"Cucuku meninggal karena sakit? Apa maksud kalian!?" Kakek Haris memegangi dadanya yang tiba-tiba kesakitan. "Arggh... da-da ku...."

"Papa!" teriak Peter, Paman angkat Asha, "Jangan dibahas dulu, ayo kita bawa Papa ku ke rumah sakit!"

Untuk berkelit, Peter sengaja bertingkah histeris dan akhirnya Kakek Haris dibawa pergi dari tempat pertunangan.

Asha ingin mengejar, dia khawatir dengan Kakek kandungnya karena bagaimana pun Kakeknya itu sudah tertipu bukan sengaja menelantarkan dirinya dan ibunya.

Lengan Asha ditahan, "Jangan sekarang, identitas mu akan terbongkar. Nyawamu akan terancam oleh kegilaan seorang wanita licik seperti Amara ibu tirimu dan kekejaman Paman angkat mu akan sangat membahayakan. Apalagi saat ini dia sedang terpojok, bahkan masih bisa berkelit disaat rahasia busuk mereka sudah terbongkar. Kau harus hati-hati."

"Tapi Kakek..."

"Aku akan menelepon suruhan ku yang menyamar di kediaman Abimanyu, kita tunggu kabar Kakekmu." Ujar Arkan.

"Aku cemas mereka melakukan sesuatu pada Kakek, Arkan." Raut wajah Asha sarat kekhawatiran.

"Aku tau, tapi saat ini kita hanya bisa menunggu dulu informasi tentang keadaan Kakek Haris. Ingat, Sha... bukan hanya tentang nyawamu, ada nyawa Devano yang harus kita lindungi." Arkan terus mengingatkan Asha dampak yang terjadi jika Asha tidak sabar.

"Baiklah, segera hubungi orang suruhan mu di kediaman Abimanyu." Kata Asha akhirnya.

Di ruangan ballroom, situasi masih memanas setelah kepergian keluarga Abimanyu. Kakek Farid yang menuntut jawaban, menatap Damar.

"Damar, jelaskan apa maksud dari istrimu ini? Kenapa kalian mengadopsi gadis lain untuk dijadikan pengganti Audrey asli, jika memang cucu Haris sudah meninggal kenapa kalian tidak jujur saja! Kalian mencoba menipuku!"

"Ayah, sabar." Papa Nathan mendekati sang Ayah, mengelus lengan lelaki tua itu karena tidak ingin sesuatu terjadi pada Ayahnya seperti yang terjadi pada Kakek Haris.

"Kalau begitu, kau tuntut jawaban dari mereka!" titah Kakek Farid pada putra pertamanya itu.

"Ya, Ayah. Duduklah," Papa Nathan membantu Kakek Farid duduk.

"Kami meminta menjelaskannya hanya antar keluarga, disini kita menjadi tontonan para tamu undangan Tuan Farid." Jawab Damar, agar bisa mempunyai waktu membuat alasan-alasan dan merekayasa fakta kembali.

"Ayah, yang dikatakan Tuan Damar benar. Kita masih menjadi tontonan semua orang yang bukan bagian dari keluarga kita." Papa Nathan setuju dengan perkataan Damar.

"Baik, kita selesaikan acara ini. Aku akan pergi lebih dulu! Aku tunggu penjelasan mu, Damar!"

Setelahnya Kakek Farid pun pergi ditemani keluarga Adhitama lainnya.

MC acara pun meminta maaf dengan kejadian yang baru saja terjadi, dan meminta tamu undangan untuk menikmati jamuan setelahnya mempersilahkan tamu untuk pergi.

Setelah tamu menyantap jamuan dan akhirnya pergi, baru lah Nathan mendekati Aurel yang sejak tadi duduk dengan gelisah.

"Jadi kamu adalah Audrey palsu, pantas saja sejak aku akan ditunangkan dengan mu 7 tahun lalu aku merasa tidak cocok dengan mu. Mungkin ini lah jawabannya, dulu aku lebih memilih Asha. Kau hanyalah imitasi, bukan berlian asli." Setelahnya Nathan pergi karena Asha wanita yang dia incar pun sudah tidak berada disana.

Malam yang seharusnya menjadi acara bahagia untuk dua keluarga, berakhir dengan kekacauan yang dipersiapkan oleh Arkan dan Asha. Kemenangan pertama bagi keduanya, membuat goncangan besar dalam ikatan yang baru saja terjalin.

.

.

Di kediaman Max, di atas peraduan dua insan yang sudah berikrar janji pernikahan lima tahun lalu sedang saling membelit. Seperti yang di inginkan Max, istrinya kini sedang berpacu liarrr di atas tubuh telanjaang nya. Lelaki itu menggeram merasakan gerakan demi gerakan dari Tiara, malam ini istrinya itu berubah menjadi koboi liarr yang mampu memuaskan hasrat dan gairah Maxime.

"Honey! Fast... fast lagi... yah... ahhhhh...."

Tiara tersenyum, malam ini dia benar-benar ingin memuaskan suaminya agar Max selalu menginginkan nya dan terjauh dari godaan wanita lain. Sungguh sial baginya, kenapa ada wajah setampan suaminya yang membuat para wanita diluar sana selalu ingin merebut suaminya darinya.

"Ahhhhhh...." Max mengeraaang.

"Bangg... akuhhh lepasin yahh... nggak kuat lagi..." Tiara sudah berada di puncak tertinggi sebelum merasakan nikmatnya surga dunia.

"Barengan sayang....." Max pun tak sanggup lagi menahan gejolak untuk segera menuntaskan.

Keduanya melenguhhh bersamaan, tubuh Tiara terjatuh di atas tubuh suaminya. Max mendekap sayang istrinya, mengelus punggung berkeringat wanita itu.

"Aku mencintaimu, istriku..."

"Aku juga mencintaimu suamiku... semoga benih mu segera tumbuh di rahimku."

Selalu itu doa dan harapan dari Tiara yang tak pernah terputus, dia hanya menginginkan anak dari suaminya.

.

.

Di kediaman Emilio pun hal yang sama terjadi, dua orang yang sama-sama berlibidoo tinggi itu tak pernah melepaskan kesempatan untuk melakukannya.

"Hhhh... ahhhhh... Lion... punyamu semakin hari semakin besar ya sayang... setiap melakukannya aku selalu puas..." tetap seperti dulu, Divya selalu memanggil suaminya itu dengan panggilan semaunya.

"Benarkah... hhh... " Emilio menghentakkan miliknya semakin dalam karena bangga.

"Kau terbaik..." racau Divya karena kenikmataan itu sudah datang berada diujung batas dan akan segera terlepas.

Emilio semakin mempercepat gerakan menghujam nya di bawah sana, tak lama keduanya pun mendapatkan pelepasan nya.

"Ahhhh... luar biasa! Menyala Om-ku...!!!" masih sempat Divya bercanda ditengah kepuasan nya.

Emilio terkekeh, sungguh dunia yang indah yang ia jalani bersama Divya selama belasan tahun ini setelah badai menghujam mereka berdua karena telah dikhianati oleh mantan pasangan masing-masing.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***